Dengan ini ;
2
KATA PENGANTAR
penyunting
3
DAFTAR ISI
COVER 1
Lembar Pengesahan 2
Kata Pengantar 3
Daftar Isi 4
BAB I : Pendahuluan 5
Latar Belakang 5
Ruang Lingkup 9
Tujuan 10
Landasan Hukum dan Acuan 10
Istilah dan Definisi 11
BAB II : Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan 12
Persyaratan 12
Pengendalian dokumen 14
Pengendalian rekaman 18
BAB III : Tanggung Jawab Management 19
Komitmen pelanggan 19
Fokus pelanggan 19
Kebijakan mutu 19
Perencanaan 20
Tanggung Jawab dan Wewenang 20
BAB IV : Tinjauan manajemen 24
BAB V : Management Sumber Daya manusia 25
Penyediaan Sumber Daya Manusia 25
Management Sumber Daya Manusia 25
BAB VI : Penyelenggaraan Pelayanan 27
Upaya Kesehatan Masyarakat Klinik 27
Pemantauan dan Pengukuran 28
Lingkup Kegiatan 25
Upaya Kesehatan Perorangan Klinik 31
BAB VII : Monitoring dan Evaluasi 39
BAB VIII : Penutup 40
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.1 Latar belakang
Pengukuran keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan adanya indikator –
indikator yang terkait kesehatan, meliputi indikator derajat kesehatan, upaya kesehatan serta
sumber daya kesehatan. Secara khusus di Kota Malang, dalam RPJMD Tahun 2015-2019
disebutkan bahwa visi pembangunan Kota Malang sampai dengan Tahun 2019 adalah
Terwujudnya Kota Malang sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan
Bermoral. Kota Malang yang sehat ditandai dengan derajat kesehatan masyarakat dan
kesadaran untuk berperilaku hidup sehat yang tinggi. Oleh karena itulah Klinik Hamid Rusdi
selaku Unit Pelaksana Teknis merupakan salah satu ujung tombak dalam melaksanakan
pembangunan di bidang kesehatan.
Untuk mencapai visi tersebut, disusunlah Pedoman Mutu Klinik Hamid Rusdi. Pedoman
Mutu adalah suatu dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam maupun ke luar
tentang sistem manajemen mutu. Pedoman mutu digunakan untuk mengkomunikasikan
kebijakan dan indikator mutu kepada seluruh karyawan Klinik, menggambarkan keterkaitannya
dengan prosedur sistem mutu yang terdokumentasi serta memuat berbagai data dan informasi
tentang sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan. di Klinik Hamid Rusdi
Kota Malang untuk mencapai target mutu yang telah ditentukan. Pedoman mutu disusun,
ditetapkan, dan dipelihara oleh seluruh organ Klinik Hamid Rusdi. Pedoman Mutu
1. Profil Organisasi
a. Gambaran umum Klinik Hamid Rusdi
Klinik Hamid Rusdi Kota Malang berlokasi di JL. Hamid Rusdi No. 45 Kecamatan Blimbing
Kota Malang dengan dengan luas wilayah 597,088 Ha.
Klinik Hamid Rusdi merupakan Klinik Rawat Jalan yang ditetapkan berdasar Surat
Keputusan Walikota Malang Nomor 188.45/41/417.111/2011 Tahun 2011 tentang Penetapan
Klinik dengan tempat perawatan di Kota Malang.
Klinik Hamid Rusdi sebagai Klinik Rawat Jalan mempunyai 6 Unit Pelayanan yaitu
pelayanan administrasi dan menejemen, pelayanan pemeriksaan umum, pelayanan KIB / KIA,
pelayanan kesehatann gigi dan mulut, pelayanan gawat darurat(ruang Tindakan), pelayanan
kefarmasian. Pada pelayanan administrasi yang dilengkapi dengan ruang penyimpanan buku
rekam medik, terdiri dari 2 orang staf yang melayani pasien datang dan sebagai pengambil
buku rekam medik dan mengantarkan ke poli yang di tuju. Pada pelayanan pemeriksaan umum,
Pelayanan KIB / KIA terdiri dari 2 orang bidan, di dalamnya terdapat 1 tempat tidur periksa..
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan fasilitas 1 dental unit dan 1 orang dokter gigi.
Pelayanan kefarmasian terdiri dari pelayanan obat dan gudang obat yang terdiri dari 1 orang
apoteker, dan 2 orang asisten apoteker.
5
jalan. Sedangkan pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Data Demografi
Batas wilayah kerja Klinik Hamid Rusdi:
K : Kerjasama
2. Kebijakan Mutu
1. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam berpola hidup bersih dan
sehat
2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien
3. Berupaya meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan
6
3. Proses Pelayanan ( Proses Bisnis )
ALUR PELAYANAN KLINIK HAMID RUSDI
MUTU PENGENDA
PENGENDA KOMUNIKA TINJAUAN
PEDOMA LIAN
LIAN SI MENEJEME
N MUTU DOKUMEN
REKAMAN
INTERNAL N
PASIEN DATANG
UNIT
PENDAFTARA
N
POLI
POLI POLI Ruang KLINIK
UMUM
POLI GIGI SANITASI
SPESIALIS
KIA/KB tindakan JIWA
UNIT
INPUT LABORATORIUM
OUTPUT
PERSYARATAN
PELANGGAN
KEPUASAN
GIZI PELANGGAN
UNIT OBAT
UNIT KASIR
PASIEN PULANG
KOMPETENSI,
KETERSEDIAAN SURVEY
PENDIDIKAN, AUDIT ANALISA
SUMBER DAYA KEPUASAN
PELATIHAN INTERNAL DATA
PELANGGAN
KETERANGAN :
: ALUR LANGSUNG
: ALUR RUJUKAN INTERNAL
7
1.2 Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup
Pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi Klinik yang meliputi:
persyaratan umum, sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber
daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Klinik, yang meliputi: upaya
kesehatan perorangan.
8
3. Kebijakan
1.3 TUJUAN
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Klinik dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan maupun untuk
upaya kesehatan masyarakat
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
9
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan Nasional.
5. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standart Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2015 tentang Komisi Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah: standar akreditasi
Klinik dan persyaratan ISO 9001:2008
10
BAB II
2.1 Persyaratan
1. Persyaratan Umum
Klinik Hamid Rusdi menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem manajemen
mutu sesuai dengan Standar Akreditasi Klinik. Sistem ini disusun untuk memastikan telah
diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan
kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya Klinik maupun pelayananan klinis, yang
meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan
pelayananan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan
pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan,
verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap
proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan. Manajemen memantau / mengukur / menganalisa
setiap proses / kegiatan dan melakukan tindakan perbaikan. Kegiatan sistem manajemen mutu
menerapkan prinsip manajemen PDCA (Plan – Do – Check – Action) dan pengendalian
proses dilakukan sejak awal. Manajemen mutu PDCA merupakan sistem manajemen mutu
yang berupa siklus dinamis. PDCA adalah proses yang berkesinambungan yang bertujuan
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan memungkinkan perbaikan yang berkelanjutan.
11
a. Menerapkan dan memelihara sistem yang berada dibawah
tanggungjawabnya
b. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisa proses yang
terkait dengan unit masing-masing
c. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta melakukan
perbaikan terus menerus
2. Persyaratan Dokumen
Pedoman ini menjelaskan persyaratan dokumentasi dan pengendaliannya
di dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu Akreditasi di Klinik Hamid Rusdi
1. Kepala Pelayanan Klinik
a. Menetapkan Kebijakan Mutu
b. Mengesahkan Pedoman Mutu dan Standar Operasional Prosedur
2. Penanggungjawab Manajemen Mutu
a. Menetapkan, menerapkan dan memelihara Prosedur Pengendalian
Dokumen dan Prosedur Pengendalian Catatan Mutu
b. Memastikan efektifitas pengendalian Sistem Manajemen Mutu sesuai
persyaratan Akreditasi Klinik.
3. Kepala Administrasi dan Menejemen
a. Menyusun dan mengendalikan Standar Operasional Prosedur dan
dokumen lain yang berkaitan dengan aktivitas yang berada di bawah
tanggung jawabnya, termasuk aktifitas perubahannya
b. Memelihara Catatan Mutu
Klinik Hamid Rusdi menetapkan, memelihara dan mengendalikan semua dokumen
yang dipersyaratkan oleh sistem akreditasi Klinik.
12
b. Tingkat 2
1) Pedoman
Dokumen yang berisi ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan dan dasar untuk menentukan atau melaksanakan
kegiatan.
2) Kerangka Acuan Kegiatan
Dokumen yang menguraikan petunjuk dan acuan kerja dalam
melakukan suatu kegiatan
c. Tingkat 3
1) Standar Operasional Prosedur
Dokumen yang menjelaskan petunjuk pelaksanaan aktivitas
d. Tingkat 4
1) Formulir dan Rekaman
Dokumen yang termasuk dalam tingkat empat ini adalah catatan mutu
sebagai bukti pelaksanaan aktivitas. Menetapkan mengendalikan dokumen
yang diperlukan untuk identifikasi, penerbitan, pendistribusian, peninjauan,
perubahan, dan pemusnahan. Menetapkan mengendalikan rekaman untuk
penyimpanan, perlindungan, pengambilan masa simpan dan pemusnahan
catatan mutu.
1. Kebijakan/SK
2. Pedoman/Pedoman Mutu
3. Standard Operasional Prosedur/SOP
4. Rekaman-rekaman
5. Dokumen pendukung/dokumen eksternal
Dokumen sistem manajemen mutu dipastikan terkendali.
13
c) Prosedur Pengendalian Dokumen di FKTP harus ditetapkan oleh Kepala
FKTP yang dijadikan acuan oleh seluruh unit di FKTP.
d) Tujuan Pengendalian Dokumen adalah terkendalinya kerahasiaan dokumen,
proses perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen.
e) Cara pengendalian dokumen diatur dalam prosedur dan dipahami oleh
semua pihak terkait.
f) Prosedur pengendalian dokumen mengatur hal – hal sebagai berikut :
1. Identifikasi Penyusunan/Perubahan Dokumen
2. Penyusunan Dokumen
Kepala Subag Tata Usaha Klinik dan Penanggung jawab UKP bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan identifikasi/perubahan serta penyusunan
dokumen. Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu/
tim akreditasi FKTP dengan mekanisme sebagai berikut:
a) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke
tim mutu/ tim akreditasi,
3. Pengesahan dokumen
4. Penerbitan dokumen
5. Sosialisasi dokumen
14
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk
melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
Kepala FKTP menunjuk salah satu anggota Tim Mutu/ Tim Akreditasi sebagai
Petugas Pengendali Dokumen.
a. Penomoran dokumen
15
7. Penarikan dan Pemusnahan Dokumen yang sudah tidak berlaku.
Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti serta
mengisi format usulan penambahan/ penarikan dokumen.
Penataan Dokumen
16
Revisi atau perubahan dokumen
d. Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal terbit
dokumen terkini(untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)
a. Arsip adalah dokumen berisi informasi historis yang timbul dari kegiatan yang telah
dilaksanakan.
b. Tujuan pengendalian arsip adalah untuk memastikan semua data kegiatan dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk perbaikan.
c. Arsip dipastikan aman, teridentifikasi dengan jelas, dan ditata dengan rapi sehingga
mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan.
d. Arsip yang ada di unit/ Ruangan dikendalikan oleh sekretariat akreditasi.
17
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
18
3.4 Perencanaan
Sasaran Mutu
Wewenang
- Menetapkan visi misi Klinik yang telah disusun bersama
- Menetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan program kesehatan di
Klinik berdasarkan peraturan yang Berlaku.
- Menetapkan aturan dan kebijakan intern Klinik yang tidak bertentangan
dengan aturan diatasnya untuk mendukung pelaksanaan fungsi Klinik.
Tanggung Jawab
- Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pelayanan kesehatan di
Klinik sesuai protap dan profesionalisme
- Bertanggung jawab dalam pengembangan organisasi Klinik
- Bertanggung jawab pada kegiatan manajerial : perencanaan; pelaksanaan
pengawasan, pengendalian, pembinaan dan penilaian program kerja
Klinik.
Tugas
19
- Membuat keputusan operasional untuk implementasi sistem manajemen
mutu
- Bersama seluruh Tim Mutu dan karyawan Klinik mengimplementasikan
sistem manajemen mutu
- Membuat perencanaan terpadu kegiatan maupun program kerja Klinik
serta menyusun rencana evaluasi
- Melakukan pembagian tugas pada staf-nya disesuaikan dengan jenis dan
jumlah tenaga yang diperlukan (menetapkan pelaksana program /
kegiatan berdasarkan kompetensinya dan tugas tambahannya )
- Menjalankan semua kegiatan manajerial Klinik dan kerjasama dengan
lintas sektor terkait.
Wewenang
Memiliki wewenang penuh untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pengawas internal / wakil manajemen
Tanggung Jawab
Bertanggung jawab untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas implementasi
sistem manajemen mutu
Tugas
20
Melaksanakan pengelolaan obat-obatan
Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh kepala Pelayanan Klinik
sesuai dengan tugas dan fungsinya
Wewenang :
- Menetapkan sasaran mutu setiap unit jejaring yang harus sesuai dengan
kebijakan mutu dan dipastikan terdokumentasi.
- Merencanakan Sistem Manajemen Mutu untuk unit jejaring.
Tanggung Jawab :
21
Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan
harapan sasaran / pasien.
g. Komunikasi Internal
22
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
4.1 Umum
Kepala Pelayanan Klinik Hamid Rusdi dibantu oleh Tim Kendali mutu dan
Koordinator program/pelayanan, meninjau Sistem Manajemen Mutu untuk menjamin
kesinambungan dan keefektifan dalam memenuhi persyaratan akreditasi termasuk
kebijakan dan sasaran mutu Klinik Hamid Rusdi. Tinjauan ini dilakukan minimal 1 bulan
sekali .
A. Masukan Tinjauan
Masukan untuk Tinjauan Manajemen meliputi :
a. Hasil audit internal.
b. Asupan pengguna layanan.
c. Unjuk kerja proses dan kesesuaian pelayanan.
d. Status tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan.
e. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya.
f. Perubahan yang mempunyai pengaruh terhadap Sistem Manajemen Mutu.
g. Rekomendasi untuk peningkatan.
h. Tingkat perkembangan dari Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu.
i. Komplain pelanggan dan evaluasi.
B. Keluaran Tinjauan
Keluaran dari tinjauan manajemen harus memasukkan keputusan & tindakan
untuk :
a. Peningkatan Sistem Manajemen Mutu dan proses yang berkaitan.
b. Peningkatan kualitas pelayanan sesuai dengan keinginan pelanggan.
c. Kebutuhan sumber daya.
Koordinator Tim Kendali Mutu bertanggungjawab untuk menyimpan hasil tinjauan
manajemen.
23
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
1. Umum
Klinik menjamin karyawan yang bekerja di pelayanan Rawat Jalan memiliki
kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman yang
sesuai
24
a. Infrastruktur/ sarana prasarana untuk mendukung pekerjaan dan
mencapai sasaran dan persyaratan produk/ proses dipastikan terpenuhi.
b. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat – alat medis
maupun fasilitas pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik dan
siap dioperasikan.
c. Sarana prasarana baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan
ditindak lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
d. Koordinator Unit bertanggung jawab untuk memastikan kecukupan dan
kelengkapan sarana kerja dan kelaikan kondisi sarana kerja pada bagian
yang dipimpinnya.
4. Lingkungan Kerja
BAB VI
25
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
26
c. Manajemen Resiko dan keselamatan
menentukan masalah/kesenjangan yang terjadi di masyarakat
mengumpulkan bukti-bukti yang nyata
meneliti lingkungan kejadian
mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian
menentukan pemecahan masalah
5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan sasaran kinerja
a. Umum
Semua Pemegang program pelayanan kesehatan masyarakat melakukan
pengukuran dan pemantauan terhadap kegiatannya.
Pemantauan dan pengukuran direncanakan sebelum dilaksanakan.
Data kegiatan dikumpulkan untuk dianalisa.
Hasil pengukuran / pemantauan / analisa dipakai untuk :
a) Membuktikan kesesuaian pelayanan
b) Memastikan kesesuaian sistem mutu
c) Melakukan perbaikan secara terus-menerus
d) Memastikan tercapainya target kinerja UKM yang dinilai dengan SPM dan PKP
Metoda pemantauan / pengukuran / analisa / perbaikan dipastikan sesuai dengan
tujuan.
27
Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan setiap 6
bulan sekali.
Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang akan digunakan
dipastikan ditentukan dalam prosedur internal audit.
Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti ketentuan persyaratan
audit.
Penanggung jawab program yang diperiksa bertanggung jawab untuk menindak -
lanjuti temuan audit pada bagiannya.
Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-tindakan yang telah
diambil.
Hasil tidak lanjut audit internal disampaikan dalam rapat tinjauan manajemen.
3. Pemantauan dan Pengukuran Proses
Metode pemantauan dan pengukuran proses yang digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas sistem mutu dan pelaksanaan kegiatan harus menggunakan metode
yang benar untuk pemantauan.
Metode-metode yang digunakan harus dapat dibuktikan kemampuannya untuk
mencapai hasil yang telah direncanakan.
Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi dan
pencegahannya harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian terhadap
pelaksanaan kegiatan program.
4. Pemantauan dan Pengukuran Hasil Kegiatan
Pemantauan pelaksanaan kegiatan program dilakukan sesuai prosedur.
Tujuan pemantauan pelaksanaan kegiatan untuk memastikan semua persyaratan
pelaksanaan kegiatan terpenuhi.
Pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah ditentukan.
Catatan hasil pemantauan harus dicatat termasuk petugas yang melaksanakan.
5. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai adalah kegiatan yang kondisinya berada di
luar batas persyaratan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak
terjadi/ terulang pada proses/tahap berikutnya.
Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil harus dicatat
Bilamana kegiatan yang tidak sesuai diperbaiki maka harus dilakukan verifikasi
ulang.
Bilamana kegiatan yang tidak sesuai telah terlanjur diterima oleh sasaran, maka
Klinik harus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk menanggulangi akibat /
potensi akibatnya.
28
6. Analisis Data
Data-data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan baik.
Data dianalisa dengan menggunakan teknik-tehnik yang sesuai, misalkan
menggunakan tehnik statistik.
Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan Pelanggan/penanggung jawab
program untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan
Klinik.
Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
7. Peningkatan berkelanjutan
Seluruh karyawan dan pimpinan Klinik wajib melakukan perbaikan secara terus
menerus terhadap efektivitas sistem mutu sesuai dengan tugas, tanggung jawab
dan wewenangnya.
Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan mutu,
sasaran mutu, hasil audit, analisa data survey kepuasan pelanggan, tindakan
perbaikan dan pencegahan serta Rapat Tinjauan Manajemen
8. Tindakan Korektif
Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan.
Klinik mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab ketidaksesuaian
dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian terulang lagi.
Prosedur perbaikan harus mencakup :
a. Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
b. Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
c. Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d. Merekam hasil tindakan yang diambil.
e. Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
9. Tindakan Preventif
1. Klinik menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan pencegahan
harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2. Prosedur pencegahan harus mencakup
a. Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
b. Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
c. Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
29
d. Merekam hasil tindakan yang diambil.
e. Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
30
3. Pembelian/ pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis
a. Proses pembelian
Pembelian yang dilakukan Klinik Hamid Rusdi dilakukan di bawah
pengawasan dari dinas kesehatan. Pembelian yang dilakukan terkait
dengan operasional Klinik menggunakan dana dana dari BPJS.
b. Verifikasi barang yang dibeli
Klinik Hamid Rusdi memiliki team Sarpras (Sarana dan Prasarana). Team
ini bertugas dan bertanggung jawab memverifikasi semua barang yang
dibeli Klinik, melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan
barang/jasa sesuai dengan ketentuan, menerima hasil pengadaan
barang/jasa setelah melalui pemeriksaan, membuat dan menandatangani
berita acara serah terima hasil pekerjaan.
c. Kontrak dengan Pihak Ketiga
Klinik Hamid Rusdi tidak melakukan kontrak dengan pihak ketiga terkait
dengan pembelian/pengadaan barang di Klinik.
4. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
a. Pengendalian Proses Pelayanan Klinis
Proses pelayanan rawat jalan dipastikan dijalankan secara terkendali.
Pengendalian pelayanan rawat jalan dilaksanakan sesuai perencanaan.
Tiap unit menyediakan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap
tindakan yang dipandang kritis.
SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat
melaksanakan proses pelayanan sesuai yang direncanakan.
Peralatan yang diperlukan untuk proses pelayanan rawat jalan dipastikan
tersedia dan memenuhi persyaratan.
b. Validasi Proses Pelayanan
31
Semua tahap – tahap pelayanan rawat jalan harus dipastikan diberikan
identifikasi secara jelas.
Semua catatan medis pasien dan catatan lain yang terkait dengan pelayanan
rawat jalan harus dipastikan diberikan identifikasi secara jelas.
Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak-
sesuaian yang tidak diinginkan.
Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang
dipersyaratkan oleh pelanggan maka identifikasi wajib dilaksanakan
berdasarkan persyaratan yang diminta pelanggan pada semua tahapan
d. Hak dan Kewajiban Pasien
Hak dan kewajiban pasien harus mudah dipahami dan dimengerti
pasien
Hak dan kewajiban pasien dengan mudah bisa diketahui dan dibaca
pasien
Hak dan kewajiban pasien bisa di letakkan di loket/tempat lain yang
mudah dibaca oleh pasien
Petugas memberitahu adanya hak dan kewajiban pasien melalui
penyuluhan
e. Pemeliharaan Barang Milik Pelanggan
Barang milik pelanggan adalah barang-barang yang bukan milik Klinik yang
berada di wilayah tanggung jawab Klinik
Barang milik pelanggan harus ditangani dengan hati- hati untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
Semua fungsi/ pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dengan penggunaan, penyimpanan, pemeriksaan barang milik pelanggan
harus melakukan identifikasi, verifikasi, melindungi dan mengamankan
barang-barang milik pelanggan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
Yang termasuk barang milik pelanggan adalah Kartu Status Pasien/Rekam
Medik Pasien, dll
f. Manajemen Resiko dan Keselamatan Pasien
32
Team harus melakukan pelaporan dan pencatatan bila ada insiden kejadian
yang dialami pasien dengan baik agar kejadian tersebut tidak terulang kembali
Team harus melaporkan semua insiden kepada tim manajemen mutu dan
kepala Pelayanan Klinik
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien
a. Penilaian Indikator Kinerja Klinis
INDIKATOR MUTU DAN KINERJA KLINIK HAMID RUSDI 2019
UKP
Dalam penilaian indikator pelayanan klinis beberapa hal perlu diperhatikan,yaitu: bahwa
indikator yang digunakan memang dapat diukur dengan cara pengukuran tertentu, hasil
pengukurannya reliable dan valid, serta relevan untuk digunakan.
Penilaian indikator pelayanan klinis dilakukan setiap 6 bulan sekali, dilakukan evaluasi
setiap bulan dan ditindak lanjuti
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
33
Hasil analisa dilaporkan ke Kepala Pelayanan Klinik untuk dievaluasi dan
didiskusikan dengan unit terkait untuk mencegah kejadian terulang kembali
Setiap terjadi Insiden harus tercatat
d. Analisis dan Tindak Lanjut
Setiap kejadian harus dapat dianalisa penyebabnya dan dicatat dalam buku
laporan KTD, KTC, KPC dan KNC/ buku ketidaksesuaian dalam pelayanan
Rencana tindak lanjut penanganan KTD, KTC, KPC atau KNC yang telah
disepakati harus dicatat dan dievaluasi
e. Penerapan Manajemen Resiko
Manajemen risiko meliputi ancaman dan peluang (maksimalisasi peluang,
minimalisasi ancaman, dan meningkatkan kepuasan dan hasil)
Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang logis dan sistematis untuk
meningkatkan kinerja yang efektif dan efisien
Manajemen risiko mensyaratkan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan
Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang seimbang antara biaya untuk
mengatasi risiko (dan meningkatkan peluang perbaikan) dengan manfaat yang
diperoleh
6. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan
a. Umum
1. Kepuasan Pelanggan
34
Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja sistem
mutu serta mengetahui apakah persyaratan pelanggan telah dipenuhi.
Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi yang
diperoleh dipastikan tertuang dalam prosedur.
2. Audit Internal
35
4. Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
Data-data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan baik.
Data dianalisa dengan menggunakan teknik-tehnik yang sesuai, misalkan
menggunakan tehnik statistik.
Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan Pelanggan/koordinator unit
untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan Klinik.
Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
e. Peningkatan berkelanjutan
36
f. Tindakan Perbaikan/Korektif
37
BAB VII
Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap indikator mutu yang telah di tetapkan
dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dalam program kerja dari masing-
masing unit, serta membahas upaya perbaikan dan tindak lanjut yang di lakukan pada rapat
mutu dan rapat tinjauan manajemen .
38
BAB VII
PENUTUP
Demikian pedoman mutu dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Pelayanan Klinik untuk
dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem
serta tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang
telah diberikan.
Bagi kami, apabila Klinik Hamid Rusdi lolos dalam Akreditasi dan mendapat Sertifikasi
Akreditasi, bukan merupakan hasil akhir dari proses implementasi mutu, tetapi merupakan awal
dari penerapan kualitas secara sistematis dan terorganisir karena Total Sistem Mutu terdiri dari
aspek pelaksanaan implementasi sistem kualitas dan peningkatan kualitas secara terus
menerus
Harapan kami komitmen yang sudah terbentuk tetap terjaga dan tetap kokoh sehingga
improvement learning selalu berjalan untuk memenuhi tuntutan konsumen global.
39
HISTORIS PERUBAHAN
Isi Perubahan
No Tanggal Berlaku
Dahulu Sekarang
40