Anda di halaman 1dari 68

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

KAJIAN PERESEPAN PENYAKIT ASAM URAT (gout)

DI APOTEK KIMIA FARMA No. 1, No. 345, dan No. 364

PERIDODE JANUARI 2020

Disusun Oleh :

Lulu Shibrina Universitas Padjajaran Bandung

I Gede Harry Sudarsana Institut Sains dan Teknologi Jakarta

Wilda Harmita Institut Sains dan Teknologi Jakarta

Mikrozia Institut Sains dan Teknologi Jakarta

Nurbaity Octavianah Institut Sains dan Teknologi Jakarta

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

JANUARI

2020

i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Khusus Praktek Kerja Profesi Apoteker di
Apotek Kimia Farma yang berjudul “Analisis Resep Penyakit Asam Urat di
Apotek Kimia Farma”. Laporna ini diajukan untuk memenuhi tugas terkait
dengan pelaksanaan PKPA di Apotek Kimia Farma periode Januari 2020.
Laporan ini berisi tentang analisis peresepan obat asam urat di beberapa
apotek kimia farma yang meliputi aspek administratif, farmasetis, klinis, analisis
DRP, dan Pelayanan Informasi Obat (PIO).
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, namun
berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak kekurangan
tersebut dapat diatasi. Kami berharap laporan tugas khusus ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca dan kami sangat terbuka akan kritik dan saran yang
diberikan agar ke depannya tidak ada lagi kekurangan dan kekeliruan dalam
penyusunan laporan ini.
Kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta. Penulis menyampaikan
permohonan maaf atas kesalahan dan kekurangan yang ada. Dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kemajuan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang farmasi.

Jakarta, Januari 2020

Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................ii


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1 Pengertian Asam Urat .......................................................................... 4
2.2 Sifat dan Struktur Kimia Asam Urat .................................................... 5
2.3 Ciri-Ciri Asam Urat.............................................................................. 6
2.4 Macam-Macam Pemeriksaan Asam Urat............................................. 6
2.5 Penyebab Asam urat............................................................................. 7
2.6 Faktor Resiko Asam Urat..................................................................... 8
2.7 Gejala Klinis Asam Urat ...................................................................... 9
2.8 Jalur Terjadinya Asam Urat ................................................................. 9
2.9 Pengobatan dan Pencegahan Asam Urat ............................................ 11
2.9.1 Pencegahan Asam urat ........................................................... 11
2.9.2 Pengobatan Asam urat............................................................ 12
BAB III METODE ........................................................................................................ 21
3.1 Metode Pelaksanaan........................................................................... 21
3.2 Lokasi dan Waktu............................................................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................21
4.1 Analisis Resep Apotek Kimia Farma No.1 Garuda..............................21
4.2 Analisis Resep Apotek Kimia Farma No.345 Tebet ............................35
4.3 Analisis Resep Apotek Kimia Farma No.364 Santa.............................45
BAB V KESIMPULAN........................................................................................61

vi
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 62

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam urat sudah dikenal sejak 2 abad yang lalu dan salah satu penyakit
tertua yang dikenal manusia. Penyakit ini juga disebut "penyakit para raja"
karena penyakit ini diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dan
minuman yang enak-enak. Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan
gizi di Indonesia adalah penyakit asam urat. Asam urat sering dialami oleh banyak
orang sekarang ini. Bahkan, orang-orang yang masih tergolong muda juga sering
ditimpa penyakit ini.
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.
Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi
disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan
jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan
nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya
perlu pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat
adalah asam yang berbentuk kristalkristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen
asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-
kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden) Jadi asam urat merupakan
hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap
orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal
dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain
yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen
senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari
makanan hanya sekitar 15 persen.
Konsumsi purin tinggi merupakan salah satu faktor penyebab dari hiperurisemia.
Sejauh ini kebiasaan makan masyarakat Bali faktanya sering dari

1
sumber makanan tinggi purin seperti lawar babi yang diolah dari daging
babi, betutu ayam atau itik, pepes ayam atau babi, sate babi, babi guling.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun poin-poin yang
akan dibahas dalam laporan ini, tersusun dalam rumusan masalah berikut :
1. Bagaimana analisis resep obat asam urat dari segi administratif?
2. Bagaimana analisis resep obat asam urat dari segi farmasetis?
3. Bagaimana analisis resep obat asam urat dari segi klinis?
4. Bagaimana analisis Drug Related Problems (DRP) pada resep obat asam urat
yang ada di apotek?
5. Bagaimana pelayanan informasi obat (PIO) yang diberikan terkait peresepan
obat asam urat yang ada di apotek?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya laporan ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan umum dari tugas ini yaitu untuk mengumpulkan dan mengkaji
informasi terkait peresepan obat asam urat yang ada di Apotek Kimia Farma No.1
(Garuda), 345 (Tebet), 364 (Santa)

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari tugas khusus ini antara lain untuk :
a. Mengetahui jenis obat-obatan yang diresepkan di Apotek Kimia Farma No.1
(Garuda), 345 (Tebet), 364 (Santa), untuk pasien dengan penyakit asam urat.
b. Mengkaji peresepan obat asam urat di Apotek Kimia Farma No.1 (Garuda),
345 (Tebet), 364 (Santa), dari segi kelengkapan adminsitratif, farmasetis, dan
klinis.

2
c. Mengkaji peresepan obat asam urat di Apotek Kimia Farma No.1 (Garuda),
345 (Tebet), 364 (Santa), terkait dengan adanya Drug Related Problems
(DRP) pada resep.
d. Mengkaji informasi apa saja yang disampaikan pada proses Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di Apotek Kimia Farma No.1 (Garuda), 345 (Tebet),
364 (Santa), terkait dengan peresepan obat asam urat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asam Urat


Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan
hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah
satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara
alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari
sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun
hewan (daging, jeroan, ikan sarden) (festy.p 2009).
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari
metabolisme atau pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan
antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam
darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat
mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam
darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan
(Andry 2009).
Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan urin.
Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2 mg/dl
sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl (Astuty 2014).
Asam urat atau uric acid adalah asam hasil metabolisme protein berupa
asam-asam inti yang terdapat dalam inti sel. Setelah mengalami berbagai macam
proses biokimia akan menjadi oksida purin. Purin sendiri merupakan salah satu
turunan asam amino. Oksida purin ini dimetabolisme lagi oleh suatu enzim dan
menghasilkan asam urat. Jadi asam urat adalah hasil akhir dari metabolisme tubuh
dari bahan purin.

4
2.2 Sifat dan Struktur Kimia Asam Urat
Asam urat merupakan asam lemah dengan pKa 5,8. Asam urat cenderung
berada di cairan plasma ekstraselular. Sehingga membentuk ion urat pada pH 7,4.
ion urat mudah disaring dari plasma. Kadar asam urat di darah tergantung usia dan
jenis kelamin. Kadar asam urat akan meningkat dengan bertambahnya usia dan
gangguan fungsi ginjal (Mansur, 2015). Di bawah mikroskop kristal urat
menyerupai jarum-jarum renik yang tajam, berwarna putih, dan berbau busuk.

Gambar 2.1 Struktur kimia asam urat

Metabolisme asam urat diawali dengan pembentukan asam urat dalam


darah juga dapat meningkat yang disebabkan oleh factor dari luar tertama
makanan dan minuman yang merangsang pembentukan asam urat. Adanya
gangguan dalam proses ekskresi dalam tubuh akan menyebabkan penumpukan
asam urat di dalam ginjal dan persendian. Jalur kompleks pembentukan asam urat
dimulai dari ribose 5-phosphate, suatu pentose yang berasal dari glycidic
metabolism, dirubah menjadi PRPP (phosphoribosyl pyrophosphate) dan
kemudian phosphoribosilamine, lalu ditransformasi menjadi inosine
monophosphate(IMP). Dari senyawa perantara yang berasal dari
adenosinemonophosphate (AMP) dan guanosine monophosphate (GMP),
purinicnucleotides digunakan untuk sintesis DNA dan RNA, serta inosine yang
kemudian akan mengalami degradasi menjadi hypoxanthine, xanthine dan
akhirnya menjadi uric acid (Musfira et,al2014).

5
2.3 Ciri-Ciri Asam Urat
Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association yang
menetapkan kriteria diagnostik untuk asam urat adalah :
1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
2. Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi
dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
3. Lebih dari sekali mengalami serangan artthritis akut.
4. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari.
5. Oligorthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4).
6. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang.
7. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau
membengkak.
8. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama.
9. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki).
10. Thopus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago
artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
11. Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL).
12. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).
13. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
14. Ketika terjadi serangan arthritis akut, penderita diberikan terapi untuk
mengurangi peradangannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat
analgesikatau NSAID, kortikosteroid, tirah baring, atau dengan pemberian
kolkisin.
15. Setelah serangan akut berakhir, terapi ditujukan untuk menurunkan kadar
asam urat dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kolkisin
atau obat yang memacu pembuangan asam urat lewat ginjal (misal
probenesid) atau obat yang menghambat pembentukan asam urat (misal
allopurinol).
2.4 Macam-Macam Pemeriksaan Asam Urat
Macam-macam pemeriksaan asam urat diantaranya yaitu :
1. Pemeriksaan Holistik

6
Pemeriksaan holistik adalah pemeriksaan yang menyeluruh dimana
pemeriksaan dilakukan dari kapan terjadinya nyeri, bagaimanam dapat
terjadinya nyeri. Setelah itu dilihat riwayat kesehatan, baru di tegakkan
diagnosis (Diantari. 2012).
2. Pemeriksaan Enzimatis
Pemeriksaan enzimatis adalah pemeriksaan asam urat dengan prinsip uric –
acid yang bereaksi dengan urease membentuk reaksi H2O2 dibawah katalisis
peroksiadase dengan 3,5 didorohydroksibensensulforic acid dan 4
aminophenazone memberikan reaksi warna violet dengan indikator
Quinollmine (Astawan, 2015).

2.5 Penyebab Asam urat


Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit /
penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi
pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik
dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam
urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat
menyebabkan hiperuricemia.
3. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat
sepertiaspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid
dan etambutol.
4. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah
jeroan yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.

7
2.6 Faktor Resiko Asam Urat
Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat
adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa. Di dunia, suku bangsa yang
paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang
Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia
prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah
Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi
alkohol. Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut
berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan
laut yang tinggi juga mengakibatkan asam urat. Asupan yang masuk ke tubuh juga
memengaruhi kadar asam urat dalam darah (Rau Elim 2019).
Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi
asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea f ood: udang,
cumi, kerang, kepiting, ikan teri. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium kadar
asam urat terlalu tinggi, kita perlu memperhatikan masalah makanan. Makanan
dan minuman yang selalu dikonsumsi apakah merupakan pemicu asam urat.
Pada orang gemuk, asam urat biasanya naik sedangkan pengeluarannya
sedikit. Maka untuk keamanan, orang biasanya dianjurkan menurunkan berat
badan. Yang paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam
darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal, karena
saringannya akan tersumbat. Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak
munculnya batu ginjal, atau akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal. Asam urat
pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam
urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner.
Karena itu, siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk
menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-organ tubuh yang lain
(Festy,P 2009).

8
2.7 Gejala Klinis Asam Urat
Pada umumnya lokasi munculnya serangan rasa nyeri, bengkak, merah,
panas bila diraba, dan terganggunya fungsi sendi hanya pada satu tempat, yakni
pada pangkal ibu jari kaki (70-80%). Meskipun demikian serangan ini bisa juga
terjadi pada persendian lain seperti pergelangan kaki, punggung kaki, lutut, siku,
pergelangan tangan, tangan atau jari tangan. Selain pada sendi, serangan bisa juga
terjadi pada jaringan dalam yakni ginjal, yang kemudian menyebabkan munculnya
penyakit kencing batu.
Pada tahap yang lebih parah (timbunan kristal urat atau tophi semakin
banyak) selain bisa menyebabkan hancurnya struktur sendi juga bisa merusak
struktur jaringan di bawah kulit. Tophi tampak seperti benjolan kecil berwarna
pucat yang muncul pada daun telinga, bagian punggung lengan, bagian samping
mangkok sendi lutut, dan pada tendon achilles. Bila kadar asam urat darah tidak
terkontrol, tophi bisa makin membesar dan menyebabkan kerusakan sendi serta
koreng. Koreng yang muncul bisa mengeluarkan cairan kental sperti kapur yang
mengandung kristal MSU (monosodium urat monohidrat). Umumnya tophi
muncul pada tahap kronik, yakni bila penderita telah menderita rematik gout lebih
dari sepuluh tahun dan tidak mendapat pengobatan yang baik sehingga kadar
asam urat darahnya sering dalam kondisi tinggi.

2.8 Jalur Terjadinya Asam Urat

Gambar 2.2 Jalur terjadinya asam urat

9
Mempelajari jalur asam urat disarankan memahami dahulu komposisi
asam inti dan peristiwa pelepasan (pembongkaran) Nitrogen yang ada dalam
protein. Manusia mengubah nukleosida purin yaitu adenosin dan guanosin melalui
senyawa-senyawa dengan reaksi yang beraneka menjadi produk akhir berupa
asam urat yang diekskresikan bersama urin. Penjelasan singkatnya sebagai
berikut:
Adenosin mengalamideaminasi dengan bantuan enzim adenosindeaminase
menjadi inosin.Inosin difosforilasi oleh enzim nuklesida purin fosforilase menjadi
hipoxantin dan sambil melepaskan ribosa 1-fosfat dan Basa Nitrogen. Selanjutnya
hipoxantin dan guanin membentuk xantin dengan katalisis enzim xantin oksidase.
Xantin selanjutnya menjadi asam urat.
Asam urat terbentuk dari katabolisma basa nitrogen purin yaitu adenin dan
guanin. Ingat masih ada basa nitrogen lain yaitu pirimidin (Timin, Sitosin, dan
Urasil). Asam Urat dikeluarkan melalui atau bersama urin. Jumlah netto asam urat
manusia adalah 400-600 mg dalam 24 jam. Adanya kandungan asam urat di atas
normal (normal wanita 2.5 sampai 7.5 mg/dL atau setara 0.15 sampai 0.45
mmol/L, sedang laki-laki 3 sampai 9 mg/dL atau setara 0.18 sampai 0.54 mmol/L)
mengindikasikan adanya penyakit encok biasa (Penyakit Asam Urat. Istilah klinis
hiperurisemia). Kemungkinan timbulnya penyakit tersebut ada dua sebab yaitu:
1. Adanya peningkatan laju pembentukan asam urat
2. Kerusakan sistem katabolisme tubuh.
Peningkatan kadar asam urat dalam darah akan dideposit pada sendi-sendi.
Ini yang menyebabkan persendian mengalami sakit (kesemutan, linu, atau mati
rasa dan sulit digerakkan karena persendian mengalami arthritis). Obat yang
cocok adalah obat yang dapat menghalangi pembentukan xantin, yaitu obat jenis
alopurinal. Obat ini menghambat biosintesis purin khususnya pada reaksi
perubahan hipoxantin menjadi xantin oleh enzim xantin oksidase. Struktur
molekul obat ini mirip dengan struktur Enzim xantin oksidase sehingga dapat
menyainginya dan menghambat produksi asam urat. Transport lipid dalam
plasma, biosintesis lipid, metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi
lemak dan jaringan lemak, lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup,

10
fungsi lemak tak jenuh, metabolisme, lipoprotein plasma, peranan hati dalam
metabolisme lipid, proses xetogenesis dan terjadinya ketosis, metabolisme
kolesterol.
2.9 Pengobatan dan Pencegahan Asam Urat
Adapun pengobatan dan pencegahan penyakit asam urat yaitu dijelaskan
sebagai berikut :
2.9.1 Pencegahan Asam urat
Ada berbagai langkah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah asam
urat yaitu :
a) Mengatur pola hidup dengan baik dan teratur.
b) Menggurangi kebiasaan buruk yaitu bagi perokok aktif.
c) Menghindari konsumsi yang mengandung lemak jenuh.
d) Jangan mandi pada malam hari.
e) Berolahraga yang rutin minimal 2-3 kali dalam seminggu.

Pencegahan lain yaitu tidak memakan makanan yang terdapat ditabel ini
karena makanan yang ada di dalam tabel mengandung asam urat.

Kadar Purin Per 100


No Nama Makanan Saran
Gram Bm
1. Hati, ginjal, jantung, limpa, 150 -18 mg purin tidak boleh
paru-paru, otak, sarden, kaldu disantap
daging,
2. Daging, ikan, kerang, kacang- 50 - 150 mg purin harus
kacangan, buncis, kembang kol, dibatasi
bayam, asparagus, Melinjo
/emping, daun melinjo, dan
jamur
3. Sayuran, buah-buahan, susu 0 - 15 mg purin Sangat
atau keju, telur, dan serealia disarankan

11
2.9.2 Pengobatan Asam urat
Pengobatan asam urat dibagi menjadi dua yaitu pengobatan secara medis
dengan obat-obatan sintetis dan pengobatan secara tradisional dengan tanaman.

1. Secara Medis
Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan asam urat yaitu :
a. Allopurinol
 Komposisi : tiap tablet menggandung Allopurinol 100 mg
 Indikasi : gout dan hiperurisemia
 Kontraindikasi : alergi dan penyakit hati
 Cara kerja obat : Allopurinol adalah obat penyakit pria yang dapat\
menurunkan kadar asam urat dalam darah. Allopurinol bekerja dengan
menghambat xantin oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah hipoxantin
menjadi xantin, selanjutnya mengubah xantin menjadi asam urat. Dalam
tubuh Allopurinol mengalami metabolisme menjadi oksipurinol yang juga
bekerja sebagai penghambat enzim xantin oksidase. Mekanisme kerja
senyawa ini berdasarkan katabolisme purin dan mengurangi produksi asam
urat, tanpa mengganggu biosintesa purin.
 Dosis
 Dewasa : dosis awal 100 mg sehari dan ditingkatkan setiap minggu
sebesar 10 mg sampai dicapai dosis optimal.
 Dosis maksimal : 800 mg sehari.
 Pasien dengan gangguan ginjal : 100-200 mg sehari.
 Anak 6-10 tahun, bila disertai penyakit kanker : dosis maksimal 300
mg sehari.
 Anak dibawah 6 tahun : dosis maksimal 150 mg sehari, dosis
tergantung individu sebaiknya diminum sesudah makan.

12
b. Prednisone
 Indikasi : Artritis reumatoid, asma bronkhial, lupus eritematosus sistemik,
demam reumatik yang berhubungan dengan karditis.
 Kontra indikasi : Tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, penyakit
infeksi sistemik, gagal ginjal, kronis, uremia, hamil, turberkulosa aktif dan
hipersensitif.
 Dosis : 1-4 tablet 5 mg/hari setelah makan dan sebelum tidur.
 Interaksi obat : Rifampisin, barbiturat.
 Perhatian : Tidak untuk terapi awal artritis reumatoid, dan menyusui
 Efek samping : Mual, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, gelisah, edema,
hipokalemia dan iritasi lambung.

c. Natrium diklofenak
 Pengertian : Natrium diklofenak adalah obat golongan antiinflamasi
nonsteroid yang mempunyai efek antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik.
 Indikasi: untuk penyakit rheumatoid arthritis, osteoasthritis, ankylosing
apondylitis, rematik non artikular, dan serangan akut dari gout.
 Efek samping : gangguan pencernaan, sakit perut, mata terasa pedas,
mengantuk, pusing, sakit kepala, diare, penggunaan jangka panjang
menyebabkan terjadinya anemia sekunder, retensi cairan, dan kenaikan
tekanan darah.
 Mekanisme kerjanya adalah dengan penghambatan sintesa prostaglandin.
Natrium diklofenak diabsorbsi secara cepat dan lengkap setelah pemberian
peroral dan kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 2 - 3 jam. obat ini
99% terikat pada protein plasma. metabolisme sebagian besar terjadi di
dalam hati dan metebolit-metabolitnya diekskresikan dalam urin sebesar
65% dan di dalam empedu sebesar 35%.

13
d. Indomentacin
Indomentacin merupakan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID)
yang digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang dan membantu
meringankan gejala arthritis misalnya osteoarthritis dan rheumatoid arthritis
atau asam urat seperti peradangan, kekakuan, bengkak dan nyeri sendi.
 Sediaan obat yaitu kapsul, suspensi, extended release
 Indikasi : Rheumatoid arthritis sedang hingga parah, Ankylosing
spondylitis sedang hingga parah, Osteoarthritis sedang hingga parah,
Bursitis dan tendintis akut dan Acute gouty arthritis
 Kontra indikasi: Pasien yang hipersensitif terhadap obat ini yaitu asma,
urtikaria dan Pasien yang memiliki riwayat alergi dengan obat NSAID
 Dosis
1) Untuk Acute gouty arthritis
 Dewasa : 50 mg 3 kali sehari.
 Anak-anak diatas usia 15 tahun : dosis didasarkan pada berat
badan dan harus ditentukan oleh dokter.
 Anak-anak dibawah usia 14 tahun : dosis didasarkan pada berat
badan dan harus ditentukan oleh dokter.
2) Untuk bursitis dan tendintis akut
 Dewasa : 75-150 mg per hari, dibagi menjadi 3 atau 4 dosis sama,
selama 1-2 minggu seperti yang ditentukan oleh dokter.
 Anak-anak diatas usia 15 tahun : dosis didasarkan pada berat
badan dan harus ditentukan dokter.
 Anak-anak dibawah usia 14 tahun : dosis didasarkan pada berat
badan dan harus ditentukan dokter.
3) Untuk Ankylosing spondylitis atau Rheumatoid arthritis
 Dewasa : 25 mg 2 atau 3 kali sehari. Dokter mungkin juga
meningkatkan dosis menjadi 25 atau 50 mg per hari, sesuai
kebutuhan. Namun dosis total biasanya tidak lebih dari 200 mg
per hari.

14
 Anak-anak diatas usia 15 tahun : dosis didasarkan pada berat
badan dan harus ditentukan dokter.
 Anak-anak dibawah usia 14 tahun : dosis didasarkan pada berat
badan dan harus ditentukan dokter.

2. Secara Tradisional
Obat yang digunakan untuk mengobati asam urat yaitu :
a. Sirsak dimakan begitu saja atau dijuice, dimakan atau minum tiap hari
b. Daun salam 7 lembar direbus dengan dua gelas air kemudian diminum
pagi dan sore
c. Labu siam diparut kemudian disaring diambil airnya diminum tiap hari.
d. Cuka apel yang sudah jadi dan dicampur madu dengan ukuran satu
sendok madu ditambah 2 sendok makan cuka apel plus air hangat -/ 50 cc
dan diminum selama 1 minggu pagi bangun tidur dan kalau mau tidur
malam.
e. Kentang mentah dan apel malang di juice.
f. Tumbuhan yang tepat untuk pengobatan asam urat adalah Sidaguri atau
Sida rhombifolia L.
 Deskripsi
Di Indonesia tanaman sidaguri belum terlalu banyak
dibudidayakan oleh karenanya tanaman sidaguri masih banyak
tumbuh secara liar di pinggir-pingir jalan, pinggir selokan, pinggir
sungai serta di daerah-daerah ladang yang tak terurus. Proses
regenerasi tanaman sidaguri terjadi secara alami yaitu dengan cara
tumbuh tunas-tunas baru dari kecambah yang dihasilkan tanaman
induknya. Proses regenerasi tanaman sidaguri juga terjadi melalui
bantuan angin yang membawa kecambah-kecambah tsb untuk
tumbuh dan berkembang di tempat lain.
Tanaman daun sidaguri memiliki nama ilmiah (nama latin)
Sida rhombifolia Linn, namun selain nama ilmiah tanaman sidaguri
juga memiliki nama-nama lokal di daerah. Orang Jawa sudah biasa

15
menyebut tanaman ini dengan nama sadagori, sidaguri, otok-otok,
taghuri, sidagori. Di daerah Maluku tanaman ini dikenal dengan
sebutan hutu gamo, bitumu, digo, sosapu. Di daerah Nusa Tenggara
orang lebih mengenalnya dengan nama kahindu, dikira. Masyarakat
Sumatera mengenal tanaman ini dengan sebutan guri, sidaguri, atau
saliguri
 Kandungan kimia
Zat kimia yang terkandung dalam tanaman sidaguri yaitu :
1) Kandungan daun tanaman sidaguri
Pada bagian daun tanaman sidaguri terdapat kandungan alkaloid,
kandungan kalsium oksalat, kandungan tannin, kandungan
saponin, kandungan fenol, asam amino serta terdapat kandungan
minyak atsiri.
2) Kandungan batang tanaman sidaguri
Pada bagian batang tanaman sidaguri ditemukan adanya
kandungan kalsium oksalat serta terdapat kandungan tannin.
3) Kandungan akar tanaman sidaguri
Pada bagian akar tanaman sidaguri ditemukan adanya
kandungan alkaloid, kandungan steroid serta kandungan
ephedrine.
 Manfaat
Sifat-sifat biologi yang dimiliki tanaman sidaguri adalah
tanaman ini mempunyai sifat dan karakteristik sebagai anti radang,
mempunyai sifat anti inflamasi, mempunyai sifat deuretik serta
analgesik. Pada kebiasaan masyarakat dahulu tanaman sidaguri
secara tradisional sering digunakan untuk mengobati berbagai
macam penyakit yang sering diderita oleh masayarakat waktu itu,
seperti untuk mengobati penyakit rematik, demam, disentri, bisul,
ketombe serta membasmi keberadaan cacing kremi di dalam perut.
Namun seiring dengan terjadinya perkembangan jaman pada
masyarakat moderen seperti sekarang ini tanaman sidaguri banyak

16
dimanfaatkan dan dipercaya oleh masyarakat sabagai tanaman obat
tradisional alami yang berkhasiat untuk mengobati keluhan penyakit
asam urat.
 Cara pengolahannya
Siapkan satu batang tanaman sidaguri berikut denga akarnya
(100 gr/tanaman). Cucilah batang dan akar tanaman sidaguri dengan
air bersih sampai batang dan akar yang mau diolah tsb benar-benar
bersih. Kemudian rebuslah batang dan akar dengan air bersih
sebanyak kira-kira 1 liter. Tunggu sampai air rebusan mendidih,
kemudian angkat dan dinginkan ketika air rebusan tersisa menjadi
setengahnya untuk selanjutnya lakukan penyaringan biar ampasnya
terpisah. Untuk menghilangkan rasa air rebusan sidaguri yang agak
langu bisa juga ditambahkan gula pasir atau gula merah secukupnya
sesuai selera. Minumlah secara rutin untuk mendapatkan khasiat dan
manfaat tanaman sidaguri sebagai obat asam urat.

17
BAB III
METODE

3.1 Metode Pelaksanaan


Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas khusus ini diantaranya
sebagai berikut :
1. Mendiskusikan dan meminta izin terkait pengerjaan tugas khusus dari Kimia
Farma Pusat kepada apoteker di apotek terkait untuk mendokumentasikan
beberapa resep yang sesuai dengan topik yang dibahas (asam urat).
2. Mendokumentasikan resep-resep obat yang terkait dengan penyakit asam
urat.
3. Menyusun laporan tugas khusus yang berisi analisis resep obat penyakit asam
urat yang meliputi aspek adminsitratif, farmasetik, klinis, analisis DRP, dan
pelayanan informasi obat (PIO).
4. Menginformasikan dan mengkoordinasikan pengerjaan laporan tugas khusus
kepada apoteker terkait untuk meminta pengesahan pada lembar persetujuan
pembimbing.
5. Mengumpulkan laporan tugas khusus dalam format dokumen hard copy dan
presentasi dalam CD ke Kimia Farma Pusat.

3.2 Lokasi dan Waktu


Pengkajian dan penyusunan laporan tugas khusus dilakukan selama
Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No.1 (Garuda), 345
(Tebet), 364 (Santa), pada periode Januari 2020, dimulai dari tanggal 6 Januari
hingga 31 Januari 2020.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Resep Apotek Kimia Farma No.1 Garuda


4.1.1 Analisis Resep ke-1
Resep 1

19
a. Kajian Administratif

Komponen Keterangan
Nama dokter dr. Sidharta Salim
SIP dokter Tidak tercantum
Alamat praktik dokter Rumah Sakit Mitra Kelu
No. telepon dokter Tidak tercantum
Subscriptio Salinan resep (iter 1 kali)
Tidak ada paraf dokter
Inscriptio Resep dan salinan resep ditulis pada 5
November 2019
Nama pasien Tn. Jemy Sanjaja
Umur pasien Tidak tercantum
Alamat pasien Jalan Intan 4, No. 147, Sumur Batu
Invocatio Tercantum tanda R/ dan nama obat
Signatura Tercantum aturan pemakaian obat
sesuai dengan resep asli dari dokter
penulis resep

b. Kajian Farmasetik

Komponen Keterangan
Nama obat Tercantum
Bentuk dan kekuatan sediaan obat Tercantum
Jumlah obat Tercantum
Stabilitas dan penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, di
tempat yang sejuk dan kering, serta
terhindar dari paparansinar matahari
langsung
Kompatibilitas Baik

20
c. Kajian Klinis
1. Nama dan Allopurinol tablet 100 mg
Komposisi Obat
Indikasi Untuk hiperurisemia primer dan sekunder (gout)
Kontra indikasi Hipersensitivitas, serangan gout akut, kehamilan,
dan meyusui (kategori C).
Dosis Literatur Dewasa
- Dosis awal : 100 mg/hari, kemudian
disesuaikan menurut konsentrasi serum urat.
- Dosis pemeliharaan :
o Ringan : 100-300 mg/hari.
o Cukup parah : 600 mg/hari.
- Dosis maksimal : 900 mg/hari.
Dosis > 300 mg/hari harus dikonsumsi dalam
dosis terbagi.
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, setelah makan.
Efek Samping pruritus (ruam), demam dan menggigil,
limfadenopati, leukopenia, artralgia,kantuk, mual,
sakit perut, diare, nyeri sendi.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi dosis
maksimum)

21
2. Nama dan Rosufer tablet salut selaput 20 mg
Komposisi Obat (Rosuvastatin 20mg)

Indikasi Pasien dengan hiperkolesterolemia primer atau


dislipidemia campuran (tipe IIb), sebagai terapi
tambahan untuk diet jika respon diet dan
olahraga tidak mencukupi.
Kontra indikasi - Pasien yang hipersensitif dengan obat ini
- Pasien dengan penyakit hati aktif
- Pasien dengan gangguan ginjal berat
- Pasien yang sedang mengkonsumsi
siklosporin dan gemfibrozil
Wanita hamil dan menyusui
Dosis Literatur Dewasa
- Dosis awal : 5-10 mg sekali sehari, dosis
dapat ditingkatkan setiap 4 minggu hingga 20
mg/hari jika perlu.
Dosis maksimum : 40 mg sekali sehari.
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, malam hari.
Efek Samping Pusing, sembelit, mual, muntah, sakit perut,
mialgia, nyeri dada, edema perifer, insomnia,
ruam, peningkatan kadar transaminase serum,
artralgia, astenia.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur (dosis yang telah
ditingkatkan dan tidak melebihi dosis
maksimum)

22
3. Nama dan Micardis tablet 40 mg (Telmisartan 40 mg)
Komposisi Obat
Indikasi Untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi dan gagal jantung kongestif.
Kontra indikasi Hamil, laktasi, gangguan fungsi hati dan ginjal
yang berat, sirosis hati, obstruksi saluran
empedu, intoleransi fruktosa herediter.
Dosis Literatur - Dosis biasa : 20-80 mg sekali sehari. Jika
tekanan darah target tidak tercapai, dosis
telmisartan dapat ditingkatkan hingga dosis
maksimum.
Dosis maksimum : 80 mg sekali sehari.
Dosis Resep 1 kali sehari, setengah tablet, malam hari
Efek Samping Infeksi saluran nafas atas, kecemasan , gangguan
fungsi kelihatan, vertigo, berkeringat banyak,
keram atau nyeri tungkai, nyeri dada dan
punggung.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur

23
4. Nama dan Clast tablet 0,5 mg (Clebopride malate 0,68 mg
Komposisi setara dengan clebopride 0,5 mg)
Obat
Indikasi Untuk pengobatan karena gangguan fungsi
pencernaan, muntah, dan gangguan pencernaan
yang disebabkan oleh beberapa jenis terapi
(pembedahan, kemoterapi dan radioterapi, dll.)
Kontra indikasi Pasien dengan stimulasi mobilitas lambung akan
membahayakan (perdarahan, obstruksi, perforasi).
Pasien dengan diskinesia tardive dan neuroleptik.

Dosis Literatur Dosis : 3 kali sehari, 1 tablet (0,5 mg), dikonsumsi


30 menit sebelum makan.
Dosis Resep 2 kali sehari, 1 tablet, sebelum makan (kalau
kembung).
Efek Samping Dosis besar dapat menyebabkan gejala
ekstrapiramidal yang biasanya menghilang segera
setelah penghentian Clast : mengantuk, ketegangan
payudara, pusing.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : dosis resep lebih rendah dari dosis literatur

24
2. Drug Related Problems (DRP)
Drug Related Problems/Masalah terkait obat didefinisikan sebagai
setiap kondisi dalam penatalaksanaan terapi pasien yang menyebabkan atau
berpotensi menyebabkan tidak tercapainya hasil terapi yang optimal (Furqani,
et al., 2015). Kategori DRP meliputi indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi,
pemilihan obat tidak tepat, interaksi obat, dosis terlalu tinggi (overdose), dosis
terlalu rendah (subterapi), reaksi obat yang tidak dikehendaki(adverse drug
reaction) dan kegagalan dalam menerima obat (Cipole et al., 1998). Pada resep
ini pasien diberikan obat allopurinol 100 mg untuk penyakit gout (asam urat),
rosuvastatin 20 mg untuk hiperlipidemia, telmisartan 40 mg untuk hipertensi,
dan clebopride malate 0,5 mg untuk gejala perut kembung.
1. Indikasi Tanpa Obat
Berdasarkan diagnosis yang ditetapkan oleh dokter, tidak ditemukan adanya
indikasi yang tidak diobati.
2. Obat yang Tidak Tepat
Obat yang diberikan sudah tepat indikasi dan dosis sesuai dengan resep
dokter.
3. Obat Tanpa Indikasi
Obat-obat yang digunakan pada pasien telah sesuai dengan indikasinya.
4. Dosis Terlalu Rendah
Dosis untuk obat Clast (clebopride maleat) pada resep diberikan 1 mg/hari,
sedangkan menurut literatur seharusnya 1,5 mg/hari.
5. Dosis Terlalu Tinggi
Tidak ditemukan adanya obat dengan dosis yang terlalu tinggi.
6. Interaksi Obat
Tidak ditemukan adanya interaksi obat pada resep di atas.
7. Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
Tidak dilakukan pemantauan terhadap kondisi pasien sehingga tidak
diketahui apakah timbul reaksi obat yang tidak dikehendaki.

25
8. Gagal Menerima Obat
Pasien menerima semua obat yang tertera pada resep, namun untuk obat
rosuver 20 mg pasien hanya menerima 50 tablet dari 60 tablet yang
diresepkan oleh dokter. Oleh karena itu pasien mendapat salinan resep untuk
menebus sisa obat.

3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Sebelum melakukan pelayanan informasi obat keapda pasien. Apoteker
harus mengkonfirmasi terlebih dahulu terkait kondisi, gejala, serta informasi apa
saja yang diberikan oleh dokter kepada pasien untuk memastikan bahwa obat
yang diberikan benar obat, dosis, bentuk, cara pemakaian, waktu pemberian, dan
benar pasien. PIO memuat konseling, informasi, dan edukasi kepada pasien terkait
penggunaan obat. Bentuk penggaliannya yaitu dikenal denganThree Prime
Questions kepada pasien yaitu bagaimana penjelasan dokter tentang obat yang
digunakan, bagaimana penjelasan dokter tentang cara pakai obat, serta bagaimana
penjelasan dokter tentang harapan setelah menggunakan obat ini. PIO yang
diberikan berdasarkan resep di atas yaitu :
1) Allopurinol tablet 100 mg : 1 kali sehari, 1 tablet, setelah makan. Konsumsi
pada waktu yang sama setiap harinya, dan jangan menggandakan dosis jika
waktu konsumsi terlewat.
2) Rosuver tablet 20 mg : 1 kali sehari, 1 tablet, pada malam hari, dapat
dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Konsumsi tablet dalam keadaan
utuh. Jangan dipatahkan, dihancurkan, atau dikunyah.
3) Micardis tablet 40 mg : 1 kali sehari, setengah tablet, pada malam hari.
4) Clast tablet 0,5 mg : 2 kali sehari, 1 tablet, 30 menit sebelum makan. Jika
gejala kembung sudah hilang, penggunaan obat dapat dihentikan.

26
4.1.2 Analisis Resep ke-2
Resep 2

27
a. Kajian Administratif

Komponen Keterangan
Nama dokter dr. Mita Afrilia (sesuai jadwal praktek
dokter umum)
SIP dokter Tidak tercantum
Alamat praktik dokter Klinik Pratama Kimia Farma Garuda,
Jalan Garuda No.47, Kemayoran,
Jakarta Pusat
No. telepon dokter (021) 4245 572
Subscriptio Terdapat paraf dokter
Inscriptio Resep ditulis pada 15 Januari 2020
Nama pasien Tn. Tomy Gumelar
Umur pasien Tidak tercantum (keterangan dewasa)
Alamat pasien Tidak tercantum
Invocatio Tercantum tanda R/ dan nama obat
Signatura Tercantum aturan pemakaian obat pada
resep

b. Kajian Farmasetik

Komponen Keterangan
Nama obat Tercantum
Bentuk dan kekuatan sediaan obat Bentuk sediaan obat tidak tercantum
Kekuatan sediaan obat tercantum
Jumlah obat Tercantum
Stabilitas dan penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, di
tempat yang sejuk dan kering, terhindar
dari paparansinar matahari langsung
Kompatibilitas Baik

28
c. Kajian Klinis

1. Nama dan Clast tablet 0,5 mg (Clebopride malate 0,68 mg


Komposisi setara dengan clebopride 0,5 mg)
Obat
Indikasi Untuk pengobatan karena gangguan fungsi
pencernaan, muntah, dan gangguan pencernaan
yang disebabkan oleh beberapa jenis terapi
(pembedahan, kemoterapi dan radioterapi, dll.)
Kontra indikasi Pasien dengan stimulasi mobilitas lambung akan
membahayakan (perdarahan, obstruksi, perforasi).
Pasien dengan diskinesia tardive dan neuroleptik.

Dosis Literatur Dosis : 3 kali sehari, 1 tablet (0,5 mg), dikonsumsi


30 menit sebelum makan.
Dosis Resep 2 kali sehari, 1 tablet, sebelum makan (kalau
kembung).
Efek Samping Dosis besar dapat menyebabkan gejala
ekstrapiramidal yang biasanya menghilang segera
setelah penghentian Clast : mengantuk, ketegangan
payudara, pusing.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : dosis resep lebih rendah dari dosis literatur

29
2. Nama dan Simvastatin tablet 10 mg
Komposisi
Obat
Indikasi Untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah
pada penderita hiperlipidemia.
Kontra indikasi Penyakit hati akut atau peningkatan transaminase
serum persisten yang tidak dapat dijelaskan.
Dosis Literatur Dewasa
- Dosis awal : 10-20 mg sekali sehari.
- Pasien dengan risiko CV tinggi /memerlukan
pengurangan besar kolesterol, dosis awal : 40 mg,
sekali sehari.
- Dosis maksimal 80 mg sekali sehari.
Dikonsumsipada malam hari.
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, malam hari.
Efek Samping Belum ada laporan terkait efek samping.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur

30
3. Nama dan Trimate-E kapsul
Komposisi mengandung :
Obat - Benfotiamine25 mg
- Pyridoxine HCl25mg
- Vitamin B12 50 mg
- Vitamin E 50 mg
Indikasi Mengatasi lesu, lemah, lelah, kurang bersemangat,
penunjang kesehatan pada penyakit infeksi,
neuralgia, neuritis, reumatik, nyeri otot, sakit kepala
dan anemia.
Kontra indikasi Tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki
riwayat hipersensitif terhadap salah satu komposisi
dari Trimate-E.
Dosis Literatur - Dosis : 1 kali sehari, 1 kapsul, dikonsumsi sesudah
atau bersama dengan makanan.
Dosis Resep 1 kali sehari, setengah tablet, malam hari.
Efek Samping Sakit kepala, mual, perut kembung, mulas, sakit
perut, diare/sembelit, ruam kulit.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur

31
4. Nama dan - Piroxicam tablet 10 mg
Komposisi
Obat
Indikasi Osteoarthritis, ankilosa spondili-tis, gangguan mus-
kuloskeletal akut, gout akut, nyeri persendian.
Kontra indikasi Hipersensitivitas (termasuk riwayat asma,
bronkospas-me, polip hidung, rinitis, angioedema,
urtikaria, atau reaksi tipe alergi lainnya) terhadap
piroksikam, aspirin atau NSAID lainnya.
Dosis Literatur - AR, OA, ankilosa spondilitis : 1 x sehari 20 mg
- Gangguan muskoloskeletal akut : 40 mg/hari
dalam dosis tunggal atau terbagi (2 hari) kemudian
1 x sehari 20 mg selama 7-14 hari
- Gout akut : dosis awal 40 mg/hari dalam dosis
tunggal, kemudian 40mg dosis tunggal atau
terbagi selama 4-6 hari. Tidak untuk terapi gout
jangka panjang.
Dosis Resep 2 kali sehari, 1 tablet, setelah makan.
Efek Samping Gangguan lambung, sakit kepala, iritasi dan ulkus
gaster (dosis > 20mg /hari ), eksa-serbasi hipertensi,
hiperkalemia, retensi Na dan cairan, edema,
bronkospasme.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur, dalam dosis terbagi.

32
d. Drug Related Problems (DRP)
Pada resep ini pasien diberikan obat allopurinol 100 mg untuk penyakit
gout (asam urat), simvastatin10 mg untuk hiperlipidemia, multivitamin
neurodex yang diganti dengan trimate-e karena ketidaktersediaan obat tersebut
di apotek, serta piroxicam 10 mg untuk nyeri pada tulang dan persendian.
1. Indikasi Tanpa Obat
Berdasarkan diagnosis yang ditetapkan oleh dokter, tidak ditemukan adanya
indikasi yang tidak diobati.
2. Obat yang Tidak Tepat
Obat yang diberikan sudah tepat indikasi dan dosis sesuai dengan resep
dokter.
3. Obat Tanpa Indikasi
Obat-obat yang digunakan pada pasien telah sesuai dengan indikasinya.
4. Dosis Terlalu Rendah
Tidak ditemukan adanya obat dengan dosis yang terlalu rendah.
5. Dosis Terlalu Tinggi
Tidak ditemukan adanya obat dengan dosis yang terlalu tinggi.
6. Interaksi Obat
Tidak ditemukan adanya interaksi obat pada resep di atas.
7. Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
Tidak dilakukan pemantauan terhadap kondisi pasien sehingga tidak
diketahui apakah timbul reaksi obat yang tidak dikehendaki.
8. Gagal Menerima Obat
Pasien menerima semua obat yang tertera pada resep, namun untuk resep obat
neurodex diganti dengan multivitamin lain yaitu trimate-e dengan kandungan
dan jumlah yang sama, terdiri dari vitmain B1, B6 dan B12. Hal ini
dikarenakan stok obat neurodex di apotek sedang kosong.

33
e. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Sebelum melakukan pelayanan informasi obat keapda pasien. Apoteker
harus mengkonfirmasi terlebih dahulu terkait kondisi, gejala, serta informasi apa
saja yang diberikan oleh dokter kepada pasien untuk memastikan bahwa obat
yang diberikan benar obat, dosis, bentuk, cara pemakaian, waktu pemberian, dan
benar pasien. PIO memuat konseling, informasi, dan edukasi kepada pasien terkait
penggunaan obat. Bentuk penggaliannya yaitu dikenal denganThree Prime
Questions kepada pasien yaitu bagaimana penjelasan dokter tentang obat yang
digunakan, bagaimana penjelasan dokter tentang cara pakai obat, serta bagaimana
penjelasan dokter tentang harapan setelah menggunakan obat ini. PIO yang
diberikan berdasarkan resep di atas yaitu :
1) Allopurinol tablet 100 mg : 2 kali sehari, 1 tablet, setelah makan. Konsumsi
pada waktu yang sama setiap harinya, dan jangan menggandakan dosis jika
waktu konsumsi terlewat.
2) Simvastatin tablet 10 mg : 1 kali sehari, 1 tablet, pada malam hari, setelah
makan. Hindari makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi.
Konsumsilah obat pada waktu yang sama setiap harinya. Jika lupa
mengonsumsi obat, minum obat segera begitu ingat, dan jangan
menggandakan dosis.
3) Trimate-E kapsul : 1 kali sehari, 1 kapsul, setelah makan.
4) Piroxicam tablet 10 mg : 2 kali sehari, 1 tablet, setelah makan. Gunakan saat
timbul rasa nyeri, apabila rasa nyeri sudah hilang, konsumsi obat dapat
dihentikan.

34
4.2 Analisis KF Analisis Resep Apotek Kimia Farma No. 345 Tebet
4.2.1 Analisis Resep ke- 1

35
a. Skrining Resep
Kategori Keterangan
Persyaratan Nama, SIP, dan alamat dokter Tidak ada sip dan alamat
dokter
administratif
Tanggal penulisan resep Ada
Tanda tangan/paraf dokter Ada
penulis resep
Nama, alamat, umur, jenis Tidak lengkap
kelamin, dan berat badan pasien
Kesesuaian Bentuk dan kekuatan sediaan Ada
farmasetik Stabilitas Tidak ada
Kompatibilitas (ketercampuran Tidak ada
obat)
Pertimbangan Ketepatan indikasi dan dosis Tepat
kinis obat
Aturan, cara, dan lama Ada
penggunaan obat
Duplikasi dan/atau polifarmasi Tidak ada
Reaksi obat yang tidak Tidak diketahui
diinginkan (alergi, efek
samping obat, manifestasi
klinis lain)
Kontraindikasi Tidak diketahui
Interaksi Tidak ada

36
b. Analisa Obat

Nama Obat Ziloric 100 mg TABLET


Komposisi Allupurinol 100 mg
Indikasi Hiperurisemia primer dan sekunder (gout)
Dosis
Dosis konsumsi allopurinol disesuaikan berdasarkan
tujuan penggunaannya. Dosis allopurinol bisa berubah,
sesuai dengan kondisi pasien, dan respons tubuh terhadap
obat.
Berikut adalah dosis allopurinol yang dibagi berdasarkan
tujuan penggunaannya:

 Asam urat atau gout


Untuk dewasa, dosis adalah 100-600 mg dikonsumsi
sebanyak 1-2 kali per hari. Dosis maksimal 900 mg
per hari.
 Batu ginjal
Untuk dewasa, dosis adalah 200-300 mg per hari.
 Kemoterapi
Untuk dewasa, dosis adalah 600-800 mg per hari
dikonsumsi sebanyak 1-2 kali per hari selama 2-3 hari
sebelum menjalani kemoterapi. Untuk anak-anak,
dosisnya 150-300 mg per hari. Dosis maksimal 400
mg per hari.

Mekanisme menurunkan kadar asam urat melalui mekanisme


Kerja penghambat XO, enzim XO ini bekerja dengan
menghambat hipoksantin menjadi xanthine dan
selanjutnya menjadi asam urat
Kontra Indikasi Peyakit hati. Supresi sumsum tulang
Efek Samping Kadang kadang : Trombositopenia, Agranulositosis, &
Anemia aplastik pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal
Interaksi Gunakan hanya ¼ dosis 6 metrkaptopurin atau
aziatioprin bila diberkan bersamaan. Meningkatkan waktu
paruh adrenine arabinoside dalam plasma. Efek obat ini
dikurangi oleh urikosurik & salisilat dosis tinggi

37
Konseling
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada
kemasan allopurinol sebelum mulai mengonsumsinya.
Allopurinol sebaiknya dikonsumsi sesudah makan dan
minumlah cukup air saat menelan tablet ini.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis
dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk selalu
mengonsumsi allopurinol pada jam yang sama setiap hari
agar efeknya terhadap tubuh bisa maksimal.
Jika baru mengalami serangan gout, pastikan gejala seperti
nyeri sendi telah hilang sepenuhnya sebelum mengonsumsi
allopurinol. Hal ini karena allopurinol dapat menyebabkan
serangan gout lebih sering terjadi pada beberapa minggu
pertama penggunaan.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi allopurinol, disarankan
segera melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi
berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan
dan jangan menggandakan dosis.
Biasanya, pengobatan dengan allopurinol dilakukan dalam
jangka panjang agar lebih efektif, yaitu sekitar 2-3 bulan.
Oleh sebab itu, penting untuk minum allopurinol setiap hari
sesuai jangka waktu yang ditetapkan oleh dokter.
Agar hasil maksimal, allopurinol sebaiknya juga
dikombinasikan dengan penerapan gaya hidup sehat,
misalnya dengan banyak minum air mineral, mengonsumsi
makanan sehat dan seimbang, mengurangi konsumsi
minuman beralkohol dan minuman manis, serta menjaga
berat badan sehat.

Perhatian HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hati-hati pada pasien


dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, Jangan diberikan
pada keadaan gout akut, kehamilan dan meyusui. Kategori
kehamilan: C

38
4.2.2 Analisis Resep ke-2

39
a. Skrining resep

Kategori Keterangan
Persyaratan Nama, SIP, dan alamat dokter Tidak ada sip dan alamat
dokter
administratif
Tanggal penulisan resep Ada
Tanda tangan/paraf dokter Ada
penulis resep
Nama, alamat, umur, jenis Tidak lengkap
kelamin, dan berat badan pasien
Kesesuaian Bentuk dan kekuatan sediaan Ada
farmasetik Stabilitas Tidak ada
Kompatibilitas (ketercampuran Tidak ada
obat)
Pertimbangan Ketepatan indikasi dan dosis Tepat
kinis obat
Aturan, cara, dan lama Ada
penggunaan obat
Duplikasi dan/atau polifarmasi Tidak ada
Reaksi obat yang tidak Tidak diketahui
diinginkan (alergi, efek
samping obat, manifestasi
klinis lain)
Kontraindikasi Tidak diketahui
Interaksi Tidak ada

40
b. Analisa Obat
1. Ziloric 100 mg TABLET
Nama Obat Ziloric 100 mg TABLET
Komposisi Allupurinol 100 mg
Indikasi Hiperurisemia primer dan sekunder (gout)
Dosis
Dosis konsumsi allopurinol disesuaikan berdasarkan
tujuan penggunaannya. Dosis allopurinol bisa berubah,
sesuai dengan kondisi pasien, dan respons tubuh terhadap
obat.
Berikut adalah dosis allopurinol yang dibagi berdasarkan
tujuan penggunaannya:

 Asam urat atau gout


Untuk dewasa, dosis adalah 100-600 mg dikonsumsi
sebanyak 1-2 kali per hari. Dosis maksimal 900 mg
per hari.
 Batu ginjal
Untuk dewasa, dosis adalah 200-300 mg per hari.
 Kemoterapi
Untuk dewasa, dosis adalah 600-800 mg per hari
dikonsumsi sebanyak 1-2 kali per hari selama 2-3 hari
sebelum menjalani kemoterapi. Untuk anak-anak,
dosisnya 150-300 mg per hari. Dosis maksimal 400
mg per hari.

Mekanisme menurunkan kadar asam urat melalui mekanisme


Kerja penghambat XO, enzim XO ini bekerja dengan
menghambat hipoksantin menjadi xanthine dan
selanjutnya menjadi asam urat
Kontra Indikasi Peyakit hati. Supresi sumsum tulang
Efek Samping Kadang kadang : Trombositopenia, Agranulositosis, &
Anemia aplastik pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal
Interaksi Gunakan hanya ¼ dosis 6 metrkaptopurin atau
aziatioprin bila diberkan bersamaan. Meningkatkan waktu
paruh adrenine arabinoside dalam plasma. Efek obat ini
dikurangi oleh urikosurik & salisilat dosis tinggi

41
Konseling
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada
kemasan allopurinol sebelum mulai mengonsumsinya.
Allopurinol sebaiknya dikonsumsi sesudah makan dan
minumlah cukup air saat menelan tablet ini.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis
dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk selalu
mengonsumsi allopurinol pada jam yang sama setiap hari
agar efeknya terhadap tubuh bisa maksimal.
Jika baru mengalami serangan gout, pastikan gejala seperti
nyeri sendi telah hilang sepenuhnya sebelum mengonsumsi
allopurinol. Hal ini karena allopurinol dapat menyebabkan
serangan gout lebih sering terjadi pada beberapa minggu
pertama penggunaan.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi allopurinol, disarankan
segera melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi
berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan
dan jangan menggandakan dosis.
Biasanya, pengobatan dengan allopurinol dilakukan dalam
jangka panjang agar lebih efektif, yaitu sekitar 2-3 bulan.
Oleh sebab itu, penting untuk minum allopurinol setiap hari
sesuai jangka waktu yang ditetapkan oleh dokter.
Agar hasil maksimal, allopurinol sebaiknya juga
dikombinasikan dengan penerapan gaya hidup sehat,
misalnya dengan banyak minum air mineral, mengonsumsi
makanan sehat dan seimbang, mengurangi konsumsi
minuman beralkohol dan minuman manis, serta menjaga
berat badan sehat.

Perhatian HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hati-hati pada pasien dengan


gangguan fungsi ginjal dan hati, Jangan diberikan pada keadaan gout
akut, kehamilan dan meyusui. Kategori kehamilan: C

42
2. Mefinal 500 mg tab
Nama Obat Mefinal 500 mg tab
Komposisi Asam Mefenamat 500 mg
Indikasi Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada sakit kepala,
sakit gigi, nyeri haid primer, nyeri reumatik, nyeri otot,
dan nyeri paska operasi

Dosis  Dewasa: 500 mg untuk dosis pertama, dilanjutkan


dengan 250 mg tiap 6 jam selama 7 hari.
 Anak-anak 14 tahun ke atas: dosis ditentukan oleh
dokter.

 -300 mg per hari. Dosis maksimal 400 mg per hari.

Mekanisme menurunkan kadar asam urat melalui mekanisme


Kerja penghambat XO, enzim XO ini bekerja dengan
menghambat hipoksantin menjadi xanthine dan
selanjutnya menjadi asam urat
Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap asam mefenamat,
penderita tukak lambung dan usus, gangguan ginjal.
Efek Samping
Hentikan pemakaian obat dan segera kunjungi dokter bila
terjadi efek samping berupa:

 Sesak napas.
 Tubuh bengkak dan cepatnya berat badan
bertambah.
 Gejala anemia.
 Muncul tanda-tanda perdarahan di saluran
pencernaan, seperti tinja berwarna gelap, atau
muntah berdarah.
 Reaksi alergi obat.
 Gejala gagal ginjal akut.
 Gejala gangguan hati, seperti lemas, mual, nyeri
perut atas, gatal, nafsu makan menurun, urine
berwarna gelap, tinja berwarna pucat, dan kulit
serta mata menguning.

43
Interaksi
 Meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna pada
kombinasi dengan antidepresan, aspirin, clopidogrel,
dan kortikosteroid.
 Meningkatnya efek pengenceran darah (antikoagulasi)
pada kombinasi dengan warfarin.
 Meningkatkan risiko kerusakan ginjal pada kombinasi
dengan aminoglikosida, antihipertensi, diuretik, digoxin,
ciclosporin, lithium, methotrexate, dan tacrolimus.
 Meningkatkan risiko kejang pada kombinasi dengan
antibiotik ciprofloxacin.
 Meningkatkan risiko perdarahan pada kombinasi dengan
zidovudine.
 Meningkatkan risiko hipoglikemia pada kombinasi
dengan metformin.

Konseling  Pemakaian mefinal harus mengikuti saran dokter


atau membaca aturan pakai yang tertera pada label.
 Perhatikan masa kedaluwarsa obat, jangan
mengonsumsi obat yang telah melewati masa
kedaluwarsa.
 Cara mengonsumsi mefinal yang dianjurkan ialah
dikonsumsi saat makan atau segera setelah makan.
 Simpan mefinal pada suhu ruangan dan hindari
paparan sinar matahari langsung.
 Hindari konsumsi mefinal lebih dari 7 hari berturut-
turut, segera konsultasi kembali ke dokter bila nyeri
tidak berkurang.

Perhatian  Jangan mengonsumsi obat jika Anda alergi pada


asam mefenamat, aspirin, dan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) lainnya seperti ibuprofen,
naproxen, meloxicam, dan diclofenac.
 Beri tahu dokter jika Anda menderita asma, penyakit
ginjal, sakit maag dan tukak lambung, serta penyakit
jantung.
 Hati-hati pemberian pada lansia di atas 65 tahun.
 Mefinal tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh
anak usia di bawah usia 14 tahun.
 Jangan mengonsumsi minuman beralkohol saat
minum Mefinal.
 Hindari konsumsi mefinal yang dikombinasi dengan
OAINS lainnya.

44
4.3 Analisis Resep Apotek Kimia Farma No.364 Santa
4.3.1 Analisis Resep ke-1

45
a. Kajian Administratif

Komponen Keterangan
Nama dokter dr. Bambang
SIP dokter Tidak tercantum
Alamat praktik dokter Rumah Sakit Hermina Depok
No. telepon dokter Tidak tercantum
Subscriptio Salinan resep tidak ada paraf dokter
Inscriptio salinan resep ditulis pada 17 Desember
2019
Nama pasien Tn. Soehartono
Umur pasien Tidak tercantum
Alamat pasien Tidak tercantum
Invocatio Tercantum tanda R/ dan nama obat
Signatura Tercantum aturan pemakaian obat
sesuai dengan resep asli dari dokter
penulis resep

b. Kajian Farmasetik

Komponen Keterangan
Nama obat Tercantum
Bentuk dan kekuatan sediaan obat Tercantum
Jumlah obat Tercantum
Stabilitas dan penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, di
tempat yang sejuk dan kering, serta
terhindar dari paparansinar matahari
langsung
Kompatibilitas Baik

46
c. Kajian Klinis

1. Nama dan Simvastatin tablet 10 mg


Komposisi
Obat
Indikasi Untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah
pada penderita hiperlipidemia.
Kontra indikasi Penyakit hati akut atau peningkatan transaminase
serum persisten yang tidak dapat dijelaskan.
Dosis Literatur Dewasa
- Dosis awal : 10-20 mg sekali sehari.
- Pasien dengan risiko CV tinggi /memerlukan
pengurangan besar kolesterol, dosis awal : 40 mg,
sekali sehari.
- Dosis maksimal 80 mg sekali sehari.
Dikonsumsipada malam hari.
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, malam hari.
Efek Samping Belum ada laporan terkait efek samping.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur

47
2. Nama dan Allopurinol tablet 100 mg
Komposisi Obat
Indikasi Untuk hiperurisemia primer dan sekunder (gout)
Kontra indikasi Hipersensitivitas, serangan gout akut, kehamilan,
dan meyusui (kategori C).
Dosis Literatur Dewasa
- Dosis awal : 100 mg/hari, kemudian
disesuaikan menurut konsentrasi serum urat.
- Dosis pemeliharaan :
o Ringan : 100-300 mg/hari.
o Cukup parah : 600 mg/hari.
- Dosis maksimal : 900 mg/hari.
Dosis > 300 mg/hari harus dikonsumsi dalam
dosis terbagi.
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, setelah makan.
Efek Samping pruritus (ruam), demam dan menggigil,
limfadenopati, leukopenia, artralgia,kantuk, mual,
sakit perut, diare, nyeri sendi.
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi dosis
maksimum)

48
3. Nama dan Lasix kandungan furosemid
Komposisi Obat
Indikasi edema jantung, ginjal dan hati. Edema perifer
karena obstruksi mekanis atau insufisiensi vena
dan hipertensi
Kontra indikasi Gagal ginjal akut dengan anuria, koma hepatik,
hipokalemia, hiponatremia dan atau hipovolamia
dengan atau tanpa hipotensi atau dehidrasi.

Dosis Literatur dewasa: dosis awal 20-80 mg sebagai dosis


harian tunggal.
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, setelah makan.
Efek Samping gangguan ringan pada saluran cerna, kehabisan
calsium, kalium, natrium, nefrokalsinosis pada
bayi prematur, memperparah alkalosis metabolik,
diabetes. Jarang terjadi: syok anafilaktik, reaksi
alergi, depresi sumsum tulang, pankreatitis akut,
gangguan pencernaan

Keterangan Obat : sesuaiindikasi


Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi dosis
maksimum)

49
4. Nama dan Amlodipine
Komposisi Obat
Indikasi Hipertensi, Iskemia Miokardial, Angina.
Kontra indikasi Hipersensitif terhadap dihidropiridin
Dosis Literatur Untuk hipertensi : awal 5 mg 1 kali/hari.
Maksimal 10 mg/hari. Untuk pasien dengan berat
badan rendah, rapuh, usia lanjut atau gangguan
fungsi hati : awal 2.5 mg 1 kali/hari, dapat
ditingkatkan sampai 7.5 mg/hari. Maksimal 10
mg/hari. Untuk angina kronik, stabil, atau
vasospastik : 5-10 mg/hari.
Sebelum atau sesudah makan
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, setelah makan

Efek Samping Merasa lemah, pusing, mual, pembengkakan


tungkai, jantung berdebar

Keterangan Obat : sesuai indikasi


Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi dosis
maksimum)

50
5. Nama dan Komposisi Candesartan tablet 16 mg
Obat
Indikasi hipertensi, pengobatan pada pasien gagal
jantung dan gangguan fungsi sistolik
ventrikel kiri ketika obat penghambat ACE
tidak ditolerir
Kontra indikasi Hipersensitivitas, hamil dan menyusui
Dosis Literatur dosis awal 4mg/hari, maksimal 16mg/hari.
Efek antihipertensi maksimal dicapai
dalam waktu 4 minggu setelah pengobatan
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, setelah makan

Efek Samping pusing, infeksi saluran pernafasan atas,


faringitis, rinitis

Keterangan Obat : sesuai indikasi


Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi dosi
maksimum)

51
6. Nama dan Komposisi Bisoprolol tablet 5 mg
Obat
Indikasi Hipertensi
Kontra indikasi Gagal jantung akut, syok kardiogenik,
bradikardi, hipotensi, asma bronkial berat,
feokromositoma, asidosis metabolik.

Dosis Literatur dosis awal 4mg/hari, maksimal 16mg/hari.


Efek antihipertensi maksimal dicapai
dalam waktu 4 minggu setelah pengobatan
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, setelah makan

Efek Samping rasa dingin pada jari kaki dan tangan,


lemah, kejang otot, bradikardi, halusinasi,
reaksi hipersensitif

Keterangan Obat : sesuai indikasi


Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi
dosis maksimum)

52
7. Nama dan Komposisi Lansoprazole tablet 30 mg
Obat
Indikasi ulkus duodenum, ulkus gaster, refluks
esofagitis
Kontra indikasi ulkus duodenum/refluks esofagitis: sehari
1x1 kapsul selama 4 minggu; ulkus
gastrik benigna: sehari 1x1 kapsul selama
8 minggu. Maksimum sehari 30 mg
sebelum makan, pagi hari
Dosis Literatur dosis awal 4mg/hari, maksimal
16mg/hari. Efek antihipertensi maksimal
dicapai dalam waktu 4 minggu setelah
pengobatan
Dosis Resep 1 kali sehari, 1 tablet, sebelum makan
pagi hari

Efek Samping sakit kepala, diare, nyeri perut, dispepsia,


mulut kering, susah buang air besar,
urtikaria, pruritus, mual, muntah,
kembung, pusing dan lelah
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi
dosis maksimum)

53
d. Drug Related Problems (DRP)

Drug Related Problems/Masalah terkait obat didefinisikan sebagai


setiap kondisi dalam penatalaksanaan terapi pasien yang menyebabkan atau
berpotensi menyebabkan tidak tercapainya hasil terapi yang optimal (Furqani,
et al., 2015). Kategori DRP meliputi indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi,
pemilihan obat tidak tepat, interaksi obat, dosis terlalu tinggi (overdose), dosis
terlalu rendah (subterapi), reaksi obat yang tidak dikehendaki(adverse drug
reaction) dan kegagalan dalam menerima obat (Cipole et al., 1998). Pada resep
ini pasien diberikan obat allopurinol 300 mg untuk penyakit gout (asam urat),
simvastatin 20 mg untuk hipertensi, lasix untuk pembengkakan jantung,
gangguan ginjal dan hati, amlodipine 5 mg untuk hipertensi,candesartan 16 mg
untuk hipertensi, bisoprolol 5 mg untuk hipertensi, dan lansoprazole30 mg
untuk mengatasi gangguan pada sistem pencernaan.
9. Indikasi Tanpa Obat
Berdasarkan diagnosis yang ditetapkan oleh dokter, tidak ditemukan adanya
indikasi yang tidak diobati.
10. Obat yang Tidak Tepat
Obat yang diberikan sudah tepat indikasi dan dosis sesuai dengan resep
dokter.
11. Obat Tanpa Indikasi
Obat-obat yang digunakan pada pasien telah sesuai dengan indikasinya.
12. Dosis Terlalu Rendah
Tidak ditemukan adanya obat dengan dosis yang terlalu rendah
13. Dosis Terlalu Tinggi
Dosis pada obat allupurinol diberikan 300 mg disusuaikan dengan jumlah
kadar asam urat yang tinggi.
14. Interaksi Obat
Tidak ditemukan adanya interaksi obat pada resep di atas.
15. Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
Tidak dilakukan pemantauan terhadap kondisi pasien sehingga tidak
diketahui apakah timbul reaksi obat yang tidak dikehendaki.

54
16. Gagal Menerima Obat
Pasien menerima semua obat yang tertera pada resep, namun untuk semua
obat dari jumlah yang diberikan dokter pada resep yaitu 30 tablet hanya
diberikan 7 dari masing masing obat. Oleh karena itu pasien mendapat salinan
resep untuk menebus sisa obat.

e. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Sebelum melakukan pelayanan informasi obat keapda pasien.
Apoteker harus mengkonfirmasi terlebih dahulu terkait kondisi, gejala, serta
informasi apa saja yang diberikan oleh dokter kepada pasien untuk
memastikan bahwa obat yang diberikan benar obat, dosis, bentuk, cara
pemakaian, waktu pemberian, dan benar pasien. PIO memuat konseling,
informasi, dan edukasi kepada pasien terkait penggunaan obat. Bentuk
penggaliannya yaitu dikenal denganThree Prime Questions kepada pasien
yaitu bagaimana penjelasan dokter tentang obat yang digunakan, bagaimana
penjelasan dokter tentang cara pakai obat, serta bagaimana penjelasan dokter
tentang harapan setelah menggunakan obat ini. PIO yang diberikan
berdasarkan resep di atas yaitu :
5) Simvastatin tablet 20 mg : 1 kali sehari 1 tablet setelah makan pada malam
hari
6) Allopurinol tablet 300 mg : 1 kali sehari, 1 tablet, setelah makan. Konsumsi
pada waktu yang sama setiap harinya, dan jangan menggandakan dosis jika
waktu konsumsi terlewat.
7) Lasix : 1 kali sehari, 1 tablet sesudah makan
8) Amlodipine tablet 5 mg : 1 kali sehari, setengah tablet, pada malam hari.
9) Candesatan tablet 16 mg : 1 kali sehari, 1 tablet sesudah makan
10) Bisoprolol tablet 5 mg : 1 kali sehari 1 tablet sebelum atau sesudah makan
pagi hari
11) Lansoprasole tablet 30 mg : 1 kali sehari 1 tablet sebelum atau sesudah
makan makan pagi hari

55
4.3.2 Analisis Resep ke-2

56
a. Kajian Administratif

Komponen Keterangan
Nama dokter dr.Erreli krisna
SIP dokter Tidak tercantum
Alamat praktik dokter Klinik Pratama Tiara
No. telepon dokter Tidak tercantum
Subscriptio Salinan resep tidak ada paraf dokter
Inscriptio salinan resep ditulis pada 7 januari
2020
Nama pasien Tn. Purnomo
Umur pasien Tidak tercantum
Alamat pasien Tidak tercantum
Invocatio Tercantum tanda R/ dan nama obat
Signatura Tercantum aturan pemakaian obat
sesuai dengan resep asli dari dokter
penulis resep

b. Kajian Farmasetik

Komponen Keterangan
Nama obat Tercantum
Bentuk dan kekuatan sediaan obat Tercantum
Jumlah obat Tercantum
Stabilitas dan penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, di
tempat yang sejuk dan kering, serta
terhindar dari paparansinar matahari
langsung
Kompatibilitas Baik

57
c. kajian klinis

1. Nama dan Komposisi Kolkisin tablet 0,5 mg


Obat
Indikasi arthritis gout akut dan pencegahan gout
Kontra indikasi Pada kehamilan
Dosis Literatur gout artritis akut:0,5-1,2mg per hari
(serangan akut:4-8mg), pencegahan
gout: 0,5 mg sekali seminggu hingga
sekali sehari
Dosis Resep Diminum 2 kali sehari 1 tablet sesudah
makan
Efek Samping peradangan pada saraf tepi, kelemahan
otot,mual, muntah, nyeri perut dan
diare, hipersensitif
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi
dosis maksimum

58
2. Nama dan Komposisi Ketoprofen 100 mg
Obat
Indikasi arthritis gout akut dan pencegahan gout
Kontra indikasi hipersensitif
Dosis Literatur Dosis awal : 50 mg 4x/hr atau 75 mg
3x/hr Dosis pemeliharaan : 150 - 300
mg/hr dalam 3 - 4 dosis Dosis maksimal
: 300 mg/hr

Dosis Resep Diminum 2 kali sehari 1 tablet sesudah


makan
Efek Samping Sakit maag, mual, perut kembung, sakit
perut, diare,sembelit, pusing, sakit
kepala, gangguan fungsi ginjal,
pembengkakan kedua tungkai, sariawan,
ruam kulit, insomnia,sesak nafas
serangan jantung
Keterangan Obat : sesuai indikasi
Dosis : sesuai literatur (tidak melebihi
dosis maksimum

59
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

A. Terapi farmakologi penyakit asam urat terdiri dari dua jenis obat yaitu
obat untuk mengurangi gejala (simptomatik) dengan penggunaan obat-
obatan golongan NSAID dan untuk mengurangi kadar asam urat (kausal)
dengan penggunaan obat-obatan golongan xantin oksidase (hiperurisemia)
B. Obat yang tersedia di apotek kimia farma no. 1, 345, dan 364 terkait
dengan penyakit asam urat yaitu obat-obatan NSAID (piroxicam), kolkisin
(recolfar 0,5 mg), Allopurinol generik (100 dan 300 mg), Allopurinol
paten kekuatan 100 dan 300 mg seperti Alluric, Puricemia, dan Zyloric.
C. Peresepan obat penyakit asam urat oleh dokter dari segi administratif,
farmasetis dan klinis sudah sesuai.
D. Tidak ditemukan adanya Drug Relates Problem pada resep-resep obat
asam urat yang telah dianalisis di apotek kimia fatma no. 1, 345, dan 364.
E. Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang diberikan terkait peresepan obat
asam urat juga sudah sesuai.

5.2 Saran

A. Menambahkan ketersediaan obat-obatan untuk penyakit asam urat di


Apotek Kimia Farma selain allopurinol, seperti probenecid dan febuxostat.
Sebagai terapi farmakologi alternatif untuk pasien yang kontraindikasi
dengan penggunaan obat allopurinol atau golongan xanthin oksidase
lainnya.
B. Meningkatkan pelayanan PIO dan memastikan semua informasi dan
edukasi telah tersampaikan kepada pasien dengan baik.

60
DAFTAR PUSTAKA

Diantari, Ervi & Candra Aryu. 2012. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan
Terhadap Kadar Asam Urat Wanita Usia 50-60 Tahun Di Kecamatan Gajah
Mungkur Semarang. Journal of nutrition college.1, 44-49.

Festy P. 2009. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darah
Pada Wanita Postmenopause di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Dr.
Soetomo Surabaya. Surabaya: Universitas Muhammadiyah Surabaya

Rau Elim & Ongkowijaya J. 2015. Perbandingan Kadar Asam Urat Pada Subyek
Obes Dan Non-Obes Di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Journal e-Clinic (eCL. Volume 3, No. 2.

Andry, Saryono, dan A. S. Upoyo. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Kadar Asam Urat pada Pekerja Kantor Di Desa Karang Turi
,Kecamatan Bumi Ayu Kabupaten Brebes. Jurnal Keperawatan Soedirman.
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/219/110. Diakses pada 4
Februari 2018

Astawan, B. 2015. Gambaran Kadar Asam Urat Darah pada Kelompok Tani
Rumput Laut Merta Terpadu Desa Ped Kecamatan Nusa Penida Kabupaten
Klungkung. http://sim.poltekkes-
denpasar.ac.id/digilib/index.php?page=showOff&kode=KT--
160044&file=uploads%2Fuploadtamandiri%2FP07134013008%2FI_KADEK_B
UDI_ASTAWAN-P07134013008.pdf. Diakses pada 14 Juni 2018.

Astuti, S.T.W., dan H.D.Tjahjono. 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kadar


Asam Urat (Gout) pada Laki-Laki Dewasa Di Rt 04 RW 03 Simomulyo Baru
Surabaya.
JurnalSarjanaKeperawatan.http://ejournal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/S1
Kep/article/download/53/52 diakses pada 14 Juni 2018.

Mansur, N.S., F. E. Wantania. dan E. Surachmanto. 2015. Hubungan antara


KadarAsam Urat dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Pria Obesitas Sentral
fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=315853&val=1001&title=Hu
bungan antara Kadar Asam Urat dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Pria
Obesitas Sentral fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Diakses
pada 13 Juni 2018.

Fandi Wahyu 2014. Artitis Gout dan Perkembangannya, Rumah Sakit Aminah
Blitar, Jawa Tengah Indonesia

61

Anda mungkin juga menyukai