´ Secara etimologis, kata “kontemporer” berasal dari dua
kata, yaitu kata co yang artinya bersama dan kata tempo yang berarti waktu sehingga kontemporer berarti bersifat kekinian atau merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kontemporer” berarti pada waktu yang sama, semasa, sewaktu, pada masa kini, atau dewasa ini.1 Nature Administrasi Negara
´Wilson menulis The Study of Administration. Pada
zaman Wilson, administrasi dipahami sebagai pelaksanaan tugas-tugas rutin pemerintah dan pengimplementasian kebijakan publik. Dengan demikian, administrasi harus dipisahkan dengan politik. Pemikiran inilah yang mengilhami munculnya paradigma dikotomi politik- administrasi. Ekologi Administrasi Publik Kontemporer
´ Kondisi administrasi negara Indonesia saat ini belum
sepenuhnya berorientasi pada kepentingan publik. Hal ini dapat dinilai dari banyaknya kritik yang dialamatkan pada instansi pemerintah, baik manajemen, pelayanan, maupun organisasinya. Semua kritik dan keluhan yang disampaikan banyak bermuara pada aparatur yang bertugas, mulai dari tingkat atas sampai bawah. ´ Arie Soelendro menyebutkan dua faktor penting yang berkaitan dengan kondisi administrasi negara saat ini:3 Pertama, faktor sistem pemerintahan yang menyangkut tatanan, elemen-elemen dari sistem administrasi, prosedur atau mekanisme kerja peralatan, sarana dan prasarana pelayanan publik. ´ Kedua, faktor manusianya sebagai pelaku yang menjalankan sistem administrasi tersebut. Bertahun-tahun lamanya, pendekatan yang dipakai dalam sistem administrasi pemerintahan adalah command and control, perencanaan terpusat, kewenangan dan pembagian kekuasaan yang juga terpusat, serta budaya pelaku pejabat pemerintah yang lebih superior terhadap masyarakat yang dilayani. Teori Governance
´ Berkenaan dengan makna pengertian governance, Pierre dan Peters
mengisyaratkan kepada para pemangku negara, untuk berpikir tentang tata kelola berarti memikirkan cara mengarahkan ekonomi dan masyarakat serta mencapai tujuan bersama. ´ Jika dikaji lebih jauh, akar konsep governance ini lahir di Barat. Konsep governance berasumsi bahwa kekuatan negara tidak hanya terpusat pada satu kekuasaan, yaitu pemerintah, tetapi sudah mulai terdispersi pada kekuasaan lain di luar pemerintah, yaitu civil society dan sektor swasta. Kedua sektor ini dapat ambil bagian dalam tata pemerintahan dan kebijakan publik. Governance di sini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik. Dalam konsep governance, pemerintah hanya menjadi salah satu aktor dan tidak selalu menjadi aktor paling menentukan. Artinya, masyarakat luas, sektor swasta, serta sektor- sektor lain di luar pemerintah dapat berperan serta dalam memecahkan masalah- masalah publik. Perkembangan Paradigma dan Teori Administrasi Negara ´ Paradigma merupakan cara pandang sekelompok akademisi tentang suatu permasalahan atau fenomena sosial. Paradigma digunakan sebagai alat analisis untuk memotret dan memecahkan masalah-masalah sosial. ´ Administrasi negara juga memiliki paradigma atau cara pandang yang dapat dibagi berdasarkan konteks waktu kemunculannya. Henry membagi paradigma administrasi negara atas lima paradigma secara diakronis, yaitu terdiri atas:10 ´ dikotomi politik-administrasi (1900-1926); ´ prinsip-prinsip administrasi (1927-1937); ´ administrasi sebagai ilmu politik (1950-1970); ´ administrasi negara sebagai manajemen (1956-1970); ´ administrasi negara sebagai administrasi Negara (1970-?). Adapun Denhardt dan Denhardt membagi paradigma administrasi negara atas tiga paradigma, yaitu sebagai berikut: ´ a. Old Public Administration (OPA), tidak bisa dilepaskan dari paradigma- paradigma klasik dalam administrasi negara yang dikemukakan oleh Henry. ´ b. New Public Management (NPM); diambil dari pemikiran-pemikiran entrepreneurial government Osborne dan Gaebler. ´ New Public Service (NPS); menentang paradigma sebelumnya (OPA dan NPM). Dasar teoretis paradigma NPS ini dikembangkan dari teori tentang demokrasi, dengan lebih menghargai perbedaan, partisipasi dan hak asasi warga negara. ´ Dalam NPS, konsep kepentingan publik merupakan hasil dialog berbagai nilai yang ada di tengah masyarakat. Nilai-nilai seperti keadilan, transparansi, dan akuntabilitas merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pelayanan publik. Paradigma NPS berpandangan bahwa responsivitas (tanggung jawab) birokrasi lebih diarahkan kepada warga negara (citizen’s) bukan clients, konstituen (constituent) dan bukan pula pelanggan (customer). Pemerintah dituntut untuk memandang masyarakatnya sebagai warga negara yang membayar pajak. Desain Ekologi Administrasi Publik Kontemporer dalam Fungsi Pelayanan Publik
´ Dalam praktiknya, administrasi publik memiliki dua peran kunci.
Pertama, dalam ruang publik, administrasi publik terlibat dalam pengambilan keputusan yang di dalamnya wilayah politik lebih berperan. Dalam ruang publik, semua keputusan politik dibuat dan bersifat mengikat ke dalam ataupun keluar. Selanjutnya ruang publik memberikan kewenangan politik pada administrasi publik untuk membentuk perangkat yang bertugas menegakkan regulasi yang dibuat. Kedua, berdasarkan kewenangan politik yang diberikan oleh komponen ruang publik, administrasi publik berhak untuk membentuk perangkat hukum serta menegakkannya. Pelajari Sistem Administrasi Indonesia