Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023

Dosen Pengampu: Zulaikah, M.E.

DISUSUN OLEH :
Adelia Safitri : 2151010005
Aldi Atmawijaya : 2151010011
Anggi Fadila : 2151010018
Deni Berlian : 2151010030
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Alhamdulilah
dengan semangat yang tinggi pula merupakan modal bagi kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu
Zulaikah, M.E serta memberikan wawasan dan pengetahuan tentang “Etika Bisnis dan
Pemeliharaan Lingkungan”. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak
untuk kita semua.
Dalam penulisan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah
ikut serta membantu sehingga makalah ini dapat diselesai kan tepat pada waktunya dan saya
memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih ada kesalahan.karena
sesungguhnya kami sadari bahwa, tidak ada satupun yang sempurna didunia ini kecuali Allah
SWT yang telah menciptakan alamsemesta dan isinya.
Kami berharap semoga makala ini bermanfaat dan berguna untuk para pembaca kami
juga dengan senang hati menerima keritik dan saran yang membangun guna untuk
memperbaiki setiap kekurangan dari makalah ini.

Bandar Lampung 9 Oktober2022

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Secara umum pengertian etika bisnis adalah mengatur tentang kebiasaan dan perilaku
bisnis yang jujur dan berintegritas sedangkan lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosio-psikologis.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah  cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat. Semua keterkaitan ini
mencakup  bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum
yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat.
Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula
“etika bisnis” bisa berbeda artinya. Suatu uraian sistematis tentang etika bisnis sebaiknya
dimulai dengan menyelidiki dan menjernihkan cara kata seperti “etika” dan “etis” dipakai.
Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
1

Masyarakat. 2Sedangkan, Bisnis adalah halnya seperti permainan judi, bisnis adalah bentuk
persaingan yang mengutamakan kepentingan pribadi, dalam permainan penuh persaingan itu,
aturan yang dipergunakan berbeda dari aturan yang ada pada kehidupan sosial pada
umumnya, kemudian orang mematuhi aturan moral akan berada pada posisi yang tidak
menguntungkan di tengah persaingan ketat yang menghalalkan segala cara.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah  cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat. Semua keterkaitan ini
mencakup  bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum
yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat. Etika bisnis mengatur tentang kebiasaan dan perilaku bisnis yang jujur dan
berintegritas sedangkan lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosio-psikologis.
Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada dilingkungan. Etika bisnis
dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika bisnis. Lingkungan disini
dibagi menjadi Lingkungan intern dan ekstern.  Lingkungan intern ini dimungkinkan untuk
dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan
sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada diluar kegiatan bisnis yang tidak
mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. 

Hubungan Bisnis dan Lingkungan


1
(Sonny Keraf hal. 61-63).
2
(Sony Keraf, 1998 : 34).
Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan
lingkungan, dengan kata lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber
ekonomi yang disediakan oleh lingkungan. Di samping itu bisnis tidak terlepas dengan
adanya faktor-faktor lingkungan yang mendukung maupun yang menghambat atas tujuan
yang ingin dicapai bisnis. Di lain pihak lingkungan bisnis merupakan seluruh karakter dan
faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak terhadap bisnis.
Sebaliknya bisnis dapat secara langsung maupun tidak dapat mempengaruhi atau
menciptakan pengaruh terhadap  lingkungannya. Oleh karena itu interaksi antara bisnis dan
lingkungannya atau sebaliknya menjadi tema pencermatan yang cukup penting dan sangat
urgen bagi kegiatan bisnis terhadap masyarakat. Sehingga eksistensi bisnis layak diterima
atau memberikan pengaruh tertentu yang positif atau negatif terhadap lingkungannya. Secara
umum lingkungan bisnis dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu lingkungan
eksternal dan lingkungan internal.

I.II RUMUSAN MASALAH

1. ETIKA TERHADAP LINGKUNGAN MILIK INDIVIDU


2 .ETIKA TERRHADAP LINGKUNGAN MILIK UMUM
3. ETIKA TERHADAP LINGKUNGAN MILIK NEGARA

I.III TUJUAN MASALAH


UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATASI MASALAH YANG ADA PADA ETIKA
SESEORANG PADA BISNIS DAN DALAM PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

BAB II
PEMBAHASAN

II.I PENGERTIAN ETIKA DALAM KONSEP LINGKUNGAN

Etika bersumber dari istilah Yunani yakni “ethos”, bermakna karakter, susila, dan
adat. Etika terkait sistem kehidupan, indikator benar salah, sehingga dapat menilai perbuatan
sehari-hari. Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini.

Pada ujungnya, etika menolong manusia dalam mengambil keputusan etis tentang apa yang
harus dilakukan dan diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan termasuk dalam
menjaga lingkungan.

Etika lingkungan merupakan nilai-nilai keseimbangan dalam kehidupan manusia dengan


interaksi dan interdependesi terhadap lingkungan hidupnya yang terdiri dari aspek abiotik,
biotik, dan kultur (Marfai, 2013).
3
Etika lingkungan adalah penuntun tingkah laku yang mengandung nilai-nilai positif dalam
rangka mempertahankan fungsi dan kelestarian lingkungan. Etika lingkungan mempersoalkan
bagaimana sebaiknya perbuatan sesorang terhadap lingkungan hidupnya.

II.II ETIKA TERHADAP LLINGKUNGAN INDIVIDU, UMUM, DAN NEGARA

A. Etika Terhadap lingkungan Milik individu


Tentunya Individu tidak bisa lepas dari individu lainnya sehingga etika sangat sangat
dibutuhkan dalam bermasyarakat.
Etika adalah ilmu pengetahuan tentang sesuatu perilaku atau perbuatan manusia yang
dilihat dari sisi baik dan buruknya suatu tindakan seseorang tersebut yang dapat dijadikan
pedoman dalam berperilaku di masyarakat. Kunci yang utama dalam penerapan etika
yaitu dengan cara memperlihatkan sikap sopan santun tehadap orang lain, sikap hormat
kepada siapapun ataupun kepada orang yang lebih tua, Dengan penerapan etika ini
dimana harus mematuhi peraturan atau tata krama yang berlaku pada lingkungan tempat
tinggal kita.

Manusia sebagai makhluk sosial , tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tidak dapat
hidup sendirinya, yang berarti manusia mutlak membutuhkan orang lain dalam menjalani
kehidupan.

Manusia perlu adanya interaksi dengan orang lain, dan tentunya manusia perlu
bantuan orang lain. Disinilah , manusia tidak bisa lepas ataupun di pisahkan dari
kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.

Oleh karena itu dalam menjalani hubungan yang baik terhadap orang lain tentunya
sangat di perlukan nilai-nilai kehidupan yang baik, seperti berperilaku yang baik, santun
terhadap sesama.

3
(Syamsuri, 1996).
Tentu saja seperti yang dikatakan sebelumnya Nilai dan etika tersebut tidak dapat
dipisahkan dan sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakan. Etika dalam
masyarakat berkembang sesuai adat istiadat, terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat.

Dengan beretika, berperilaku yang baik tentu saja Hal ini ditujukan agar manusia
lebih menggunakan hati nuraninya dalam melihat beberapa hal dilingkungannya berkaitan
dengan yang baik atau buruk. Betapa pentingnya beretika dalam kehidupan sehari-hari.
dengan hal ini etika lah yang mengatur dalam pergaulan seseorang dalam suatu
bermasyarat
[Seseorang yang beretika tentunya dapat/ mampu mengontrol tutur katanya dengan
sesama manusia pada saat berinteraksi, seseorang yang beretika tentunya di pandang baik
dengan oranglain dan pastinya lebih di hargai dengan orang lain, dan begitupun
sebaliknya, tanpa adanya etika, tentu saja akan di pandang sebagai orang tidak
mengetahui tatakrama yang baik. Dengan hal ini bahwa etikalah yang berperan dalam
pembentukan citra diri terhadap seseorang.

Dalam bersosialisasi di masyarakat, manusia memerlukan etika sebagai pedoman


dalam berkata dan berpikir sehingga hala ini tentunya suatu kebiasaan yang baik yang
dianut sehingga dapat diwariskan dari generasi ke generasi.

Dengan etika ini sangat membantu dalam menginterprestasikan ajaran agama yang
saling bertentangan. dengan beretika juga dapat menyoroti secara rasional terhadap
sesuatu yang dinilai.

Betapa pentingnya penerapan etika di masyarakat, apabila seseorang sudah


menerapkan etikanya dengan baik maka pasti terhendar dari konflik yang berarti Etika
membuat seorang manusia memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan menghargai
kehidupannya.

Etika yang sangat membentuk manusia menjadi lebih otonom dan mengambil sikap
serta ikut menentukan arah perkembangan dalam masyarakat. pemahaman mengenai etika
memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat, contohnya saja timbulnya rasa
saling menghargai satu sama lain, timbulnya rasa tolong-menolong serta rasa empati
terhadap sesama sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, rukun dan damai.

Dengan demikian etika wajib untuk kita terapkan ataupun sebagai praktek nyata
dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.
B. Etika Terhadap Lingkungan Milik Umum

Menurut J. Sudarminta, Etika Umum dibagi menjadi dua etika, di antaranya etika
teologis dan etika filosofis. Berikut penjabarannya di bawah ini.

1. Etika Teologis

Etika teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama juga kepercayaan
suatu individu, tanpa adanya batasan pada suatu agama tertentu. Ada dua hal yang perlu
ditekankan dalam etika teologis ini.

Pertama, etika teologis tidak dibatasi oleh satu agama saja, hal itu karena
mengingatnya banyaknya jumlah agama di dunia ini. Pada hakikatnya, setiap agama
pastinya memiliki etika teologisnya masing-masing berbeda dan juga spesifik.

Kedua, etika ini merupakan lingkupan dari etika umum yang sebagian besar individu
telah menerapkan dan mengetahuinya. Etika umum ini condong luas dan banyak dengan
bagian-bagian yang tak terbatas. Sehingga secara tak langsung, seorang individu
memahami etika teologis dengan cara mengetahui dan memahami pula dari etika umum,
dan sebaliknya.

2. Etika Filosofis

Etika filosofis adalah jenis etika yang lahir dari kegiatan berpikir atau berfilsafat yang
dilakukan oleh individu dan termasuk dalam bagian dari filosofis (berdasarkan filsafat).

Filsafat sebagai suatu bidang ilmu yang salah satunya mempelajari pikiran manusia.
Adapun etika filosofis dibagi menjadi dua sifat, yakni empiris dan non-empiris.

Empiris merupakan jenis filsafat yang erat kaitannya dengan sesuatu yang nyata,
berwujud, atau konkret. Contohnya, apabila suatu individu mengambil salah satu bidang
filsafat hukum, akan membahas terkait hukum

Kemudian, non-empiris merupakan bagian yang berupaya melebihi suatu yang nyata,
berwujud, atau konkret sebelumnya. Sifat non-empiris ini cenderung menanyakan gejala
konkret yang menyebabkannya.

Lingkungan umum mencakup kondisi yang mungkin dapat mempengaruhi dan


mempunyai dampak terhadap organisasi, namun relevansinya tidak sedemikian
jelas. Lingkungan ini jauh lebih luas dan lebih besar dari lingkungan mikro.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan ekonomi, lingkungan sosial, lingkungan
budaya, lingkungan teknologi, lingkungan hukum, lingkungan alam dan lingkungan
global.
1. Lingkungan Ekonomi

Elemen ini menggambarkan kondisi umum perekonpomian, baik dalam


skala lokal, nasional maupun global. Kondisi ekonomi merefleksikan kondisi bisnis
nyata. Kondisi ekonomi dapat berupa pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat
suku bunga. Peningkatan pertumbuhan ekonomi cenderung konsumsi dan
permintaan meningkat, sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang menurun
mengakibatkan konsumsi dan permintaan menurun. Inflasi berdampak terhadap
menurunnya daya beli dan konsumsi masyarakat. Dari sisi perusahaan, peningkatan
suku bunga mendorong biaya meningkat dan pada kahirnya harga jual juga
meningkat.
2. Lingkungan Sosial Budaya
Mencakup sistem nilai yang berlaku di masyarakat di mana organisasi berada.
Sistem nilai ini berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi. Perusahaan-
perusahaan di Jepang jarang melakukan PHK walaupun kegiatannya lagi menurun. Hal
ini karena pekerja dianggap sebagai anggota keluarga, dan bukan dipandang semata
sebagai faktor produksi. Di Indonesia perusahaan harus meliburkan karyawannya
beberapa hari untuk merayakan lebaran.
3. Lingkungan Teknologi
Teknologi mencakup alat, cara dan pengetahuan yang membuat pekerjaan
menjadi lebih mudah. Tehnologi telah menjadikan proses-proses bisnis lebih
efektif, efisien, dan produktif.
Efektivitas berarti memberikan hasil yang diinginkan. Lingkungan teknogi khususnya
IT, menyebabkan pertumbuhan e-commerce, pembelian dan penjualan barang-
barang secara online.
4. Lingkungan Hukum
Lingkungan hukum tidak jarang sangat mempengaruhi dan penting bagi
kegiatan-kegiatan bisnis, karena ia memberikan batas-batas yang jelas mengenahi
legalitas bisnis. Cakupannya adalah mulai dari undang-undang dasar, hukum
perdata, hukum pidana, dan peraturan perundangan lainnya seperi Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Daerah (Perda) dan praktek hukum
yang berlaku pada umumnya.
5. Lingkungan Alam
Lingkungan alam terdiri dari kondisi alam itu sendiri (misalnya iklim, cuaca,
topografi, dan kondisi geografis wilayah) maupun sumber-sumber daya alam yang
tersedia di suatu negara atau wilayah. Pasokan sumber daya alam tidak jarang
menjadi permasalahan tersendiri bagi organisasi. Sebagai contoh, terjadinya
kelangkaan pasokan bahan bakar, listrik, atau gangguan pada pasokan pangan
dapat menggangu kegiatan organisasi secara signifikan. Selain itu, faktor alam dapat
memberikan pengaruh tidak terduga, misalnya terjadi banjir, gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan lain-lain. Ini pun dapat mempengaruhi organisasi.

a) Etika Terhadap Lingkungan Milik Negara

1. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;


2. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
3. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. menaati semua peraturan perundang-undang yang berlaku dalam melaksanakan tugas;
5. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;
6. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap kebijakan
program pemerintah;
7. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efisien dan efektif;
8. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.

Anda mungkin juga menyukai