DISUSUN OLEH :
Adelia Safitri : 2151010005
Aldi Atmawijaya : 2151010011
Anggi Fadila : 2151010018
Deni Berlian : 2151010030
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Alhamdulilah
dengan semangat yang tinggi pula merupakan modal bagi kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu
Zulaikah, M.E serta memberikan wawasan dan pengetahuan tentang “Etika Bisnis dan
Pemeliharaan Lingkungan”. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak
untuk kita semua.
Dalam penulisan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah
ikut serta membantu sehingga makalah ini dapat diselesai kan tepat pada waktunya dan saya
memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih ada kesalahan.karena
sesungguhnya kami sadari bahwa, tidak ada satupun yang sempurna didunia ini kecuali Allah
SWT yang telah menciptakan alamsemesta dan isinya.
Kami berharap semoga makala ini bermanfaat dan berguna untuk para pembaca kami
juga dengan senang hati menerima keritik dan saran yang membangun guna untuk
memperbaiki setiap kekurangan dari makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum pengertian etika bisnis adalah mengatur tentang kebiasaan dan perilaku
bisnis yang jujur dan berintegritas sedangkan lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosio-psikologis.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Semua keterkaitan ini
mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum
yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat.
Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula
“etika bisnis” bisa berbeda artinya. Suatu uraian sistematis tentang etika bisnis sebaiknya
dimulai dengan menyelidiki dan menjernihkan cara kata seperti “etika” dan “etis” dipakai.
Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
1
Masyarakat. 2Sedangkan, Bisnis adalah halnya seperti permainan judi, bisnis adalah bentuk
persaingan yang mengutamakan kepentingan pribadi, dalam permainan penuh persaingan itu,
aturan yang dipergunakan berbeda dari aturan yang ada pada kehidupan sosial pada
umumnya, kemudian orang mematuhi aturan moral akan berada pada posisi yang tidak
menguntungkan di tengah persaingan ketat yang menghalalkan segala cara.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Semua keterkaitan ini
mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum
yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat. Etika bisnis mengatur tentang kebiasaan dan perilaku bisnis yang jujur dan
berintegritas sedangkan lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosio-psikologis.
Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada dilingkungan. Etika bisnis
dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika bisnis. Lingkungan disini
dibagi menjadi Lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan intern ini dimungkinkan untuk
dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan
sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada diluar kegiatan bisnis yang tidak
mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika bersumber dari istilah Yunani yakni “ethos”, bermakna karakter, susila, dan
adat. Etika terkait sistem kehidupan, indikator benar salah, sehingga dapat menilai perbuatan
sehari-hari. Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini.
Pada ujungnya, etika menolong manusia dalam mengambil keputusan etis tentang apa yang
harus dilakukan dan diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan termasuk dalam
menjaga lingkungan.
Manusia sebagai makhluk sosial , tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tidak dapat
hidup sendirinya, yang berarti manusia mutlak membutuhkan orang lain dalam menjalani
kehidupan.
Manusia perlu adanya interaksi dengan orang lain, dan tentunya manusia perlu
bantuan orang lain. Disinilah , manusia tidak bisa lepas ataupun di pisahkan dari
kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.
Oleh karena itu dalam menjalani hubungan yang baik terhadap orang lain tentunya
sangat di perlukan nilai-nilai kehidupan yang baik, seperti berperilaku yang baik, santun
terhadap sesama.
3
(Syamsuri, 1996).
Tentu saja seperti yang dikatakan sebelumnya Nilai dan etika tersebut tidak dapat
dipisahkan dan sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakan. Etika dalam
masyarakat berkembang sesuai adat istiadat, terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat.
Dengan beretika, berperilaku yang baik tentu saja Hal ini ditujukan agar manusia
lebih menggunakan hati nuraninya dalam melihat beberapa hal dilingkungannya berkaitan
dengan yang baik atau buruk. Betapa pentingnya beretika dalam kehidupan sehari-hari.
dengan hal ini etika lah yang mengatur dalam pergaulan seseorang dalam suatu
bermasyarat
[Seseorang yang beretika tentunya dapat/ mampu mengontrol tutur katanya dengan
sesama manusia pada saat berinteraksi, seseorang yang beretika tentunya di pandang baik
dengan oranglain dan pastinya lebih di hargai dengan orang lain, dan begitupun
sebaliknya, tanpa adanya etika, tentu saja akan di pandang sebagai orang tidak
mengetahui tatakrama yang baik. Dengan hal ini bahwa etikalah yang berperan dalam
pembentukan citra diri terhadap seseorang.
Dengan etika ini sangat membantu dalam menginterprestasikan ajaran agama yang
saling bertentangan. dengan beretika juga dapat menyoroti secara rasional terhadap
sesuatu yang dinilai.
Etika yang sangat membentuk manusia menjadi lebih otonom dan mengambil sikap
serta ikut menentukan arah perkembangan dalam masyarakat. pemahaman mengenai etika
memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat, contohnya saja timbulnya rasa
saling menghargai satu sama lain, timbulnya rasa tolong-menolong serta rasa empati
terhadap sesama sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, rukun dan damai.
Dengan demikian etika wajib untuk kita terapkan ataupun sebagai praktek nyata
dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.
B. Etika Terhadap Lingkungan Milik Umum
Menurut J. Sudarminta, Etika Umum dibagi menjadi dua etika, di antaranya etika
teologis dan etika filosofis. Berikut penjabarannya di bawah ini.
1. Etika Teologis
Etika teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama juga kepercayaan
suatu individu, tanpa adanya batasan pada suatu agama tertentu. Ada dua hal yang perlu
ditekankan dalam etika teologis ini.
Pertama, etika teologis tidak dibatasi oleh satu agama saja, hal itu karena
mengingatnya banyaknya jumlah agama di dunia ini. Pada hakikatnya, setiap agama
pastinya memiliki etika teologisnya masing-masing berbeda dan juga spesifik.
Kedua, etika ini merupakan lingkupan dari etika umum yang sebagian besar individu
telah menerapkan dan mengetahuinya. Etika umum ini condong luas dan banyak dengan
bagian-bagian yang tak terbatas. Sehingga secara tak langsung, seorang individu
memahami etika teologis dengan cara mengetahui dan memahami pula dari etika umum,
dan sebaliknya.
2. Etika Filosofis
Etika filosofis adalah jenis etika yang lahir dari kegiatan berpikir atau berfilsafat yang
dilakukan oleh individu dan termasuk dalam bagian dari filosofis (berdasarkan filsafat).
Filsafat sebagai suatu bidang ilmu yang salah satunya mempelajari pikiran manusia.
Adapun etika filosofis dibagi menjadi dua sifat, yakni empiris dan non-empiris.
Empiris merupakan jenis filsafat yang erat kaitannya dengan sesuatu yang nyata,
berwujud, atau konkret. Contohnya, apabila suatu individu mengambil salah satu bidang
filsafat hukum, akan membahas terkait hukum
Kemudian, non-empiris merupakan bagian yang berupaya melebihi suatu yang nyata,
berwujud, atau konkret sebelumnya. Sifat non-empiris ini cenderung menanyakan gejala
konkret yang menyebabkannya.