Anda di halaman 1dari 18

Oleh

Sutarto Alimoeso
Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia
(PERPADI)

Disiapkan sebagai bahan diskusi BIMTEK Episode 883


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian
Jakarta, 24 Maret 2023
Pendahuluan
• Panen raya padi musim tanam 2022/2023 sedang terjadi mulai akhir
Pebruari 2023 dan diperkirakan sampai dengan bulan April 2023
• Pemerintah baru saja mengumumkan HPP gabah dan HET beras,
sekalipun Ketetapan tertulis belum terbit
• Harga gabah sampai di tingkat penggilingan padi masih relative tinggi ,
bila dibandingkan dengan HPP yang ditetapkan
• Berdasarkan laporan dari anggota Perpadi, Produktivitas dan kualitas
hasil (rendemen) panen saat ini cukup baik, lebih baik bila dibandingkan
dengan hasil gabah musim tanam kedua tahun 2022
• Kapasitas Terpasang Penggilingan Padi telah jauh melebihi Ketersediaan
Produksi Gabah, pemilik modal besar yang mampu menguasai bahan dan
pasar dan sebagai penentu harga (market leader) gabah dan beras pecah
kulit
• Penggilingan Padi Kecil sebagai pengikut dan berperanan dalam mengisi
pasar local
• “Perebutan” gabah di lapangan terjadi, dan dimanfaatkan oleh perantara
• Perlunya tata Kelola baru dalam perberasan agar ekosistem perberasan
berkelanjutan dapat terlaksanan
LUAS PANEN, PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS
TAHUN 2018 - 2022
Tahun Luas Produksi Produksi Kon Surplus
panen (juta ton (juta ton sumsi (juta ton
(ribu ha) GKG) beras) (juta ton beras)
beras)

Luas panen dan Produksi


2018 11.378 59,20 33,94 29,57 4,37
cenderung terjadi penurunan

Demikian juga surplus beras


2019 10.678 54,60 31,31 28,93 2,38
menurun pada setiap tahunnya

Produktivitas cenderung
2020 10.657 54,65 31,50 29,37 2,13
stagnan : 52,03 ku/ha (2018),
51,13 ku/ha (2019), 51,31ku/ha
( 2020) , 52,26 ku/ha (2021)
2021 10.412 54,42 31,36 30,04 1,31
dan 52,39 ku/ha (2022)

2022 10,453 54,75 31,54 30,20 1,34


Sumber : BPS
Jawa Tengah
1,69
1,69
LUAS PANEN PADI (juta ha)
Sulawesi Selatan 1,04
1,66 Tahun 2022 Menurut Provinsi
Sumatera Selatan
0,52
0,51
(ATAP KSA BPS 2022)
0,41
Banten 0,34
0,27 3 Provinsi Peningkatan LP tertinggi
Aceh 0,27
0,27
Kalimantan Barat 0,24 1. Jawa Barat 58.295 Ha
0,21
Nusa Tenggara Timur 0,18
0,17 2. Sulawesi Selatan 52.926 Ha
Sulawesi Tenggara 0,12
0,11 28.683 Ha
Di Yogyakarta 0,11 3. Lampung
0,11
Sulawesi Barat 0,07
0,06 Luas
Jambi 0,06 Panen
0,06 Padi 3 Provinsi Penurunan LP tertinggi
Bengkulu 0,06 (juta ha)
0,05
Papua 0,05 1. Jawa Timur 54.270 Ha
0,05
Maluku 0,02 2. Kalimantan Selatan 39.355 Ha
0,02
Kalimantan Utara 0,01
0,01 3. Aceh 25.306 Ha
Papua Barat 0,01
0,00
Kepulauan Riau 0,00
➢ Produksi padi utamanya di
pulau Jawa dan dilakukan oleh
petani berlahan sempit, sulit
mengakses modal dan pasar,
tergantung kepada pemodal
(pemilik lahan , pengijon,
tengkulak) dan bantuan
program pemerintah ;
➢ usaha budidaya padi bukan lagi
sebagai sumber pendapatan
utama bagi sebagian besar
petani padi (SAMBILAN)
➢ Variabilitas tinggi
➢ Tidak semua daerah mampu
mencukupi kebutuhan berasnya
➢ Beberapa Propinsi surplus dan
penopang penyediaan stok
nasional adalah : Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat,
Sulawesi Selatan, Sumatera
Selatan, Lampung, NTB, Aceh
➢ Sistem logistik pangan beras
akan menjadi faktor penentu
stabilisasi harga

Sumber : BPS
Produksi beras bulanan, 2018 - 2021
POLA UMUM PANEN PADI
6
➢ Produksi padi rentan terhadap iklim,
5
berfluktuasi (tempat & waktu)
4 ➢ Saat Produksi padi surplus namun
pengadaan stok pemerintah kurang
3
optimal (ANOMALI).
2 ➢ Surplus besar terjadi pada saat panen
raya pertama dan pada saat curah hujan
1
tinggi
0 ➢ Industri hilir (panen dan pasca panen
serta produk turunan/lanjutan) masih
sangat terbatas
➢ Kebijakan pengadaan gabah/beras
2018 2019 2020 2021 pemerintah berubah-ubah dan tidak
Produksi dan Konsumsi Beras tepat waktu
Januari 2022 – Januari 2023
➢ Kerjasama Sinergi pelaku perberasan
6 belum optimal
5 ➢
4
3 A
1. Pada posisi A: Harga rendah / jatuh →
2
B seharusnya Pemerintah membeli (CBP,
1
pengamanan harga di tingkat produsen)
2. Pada posisi B: Harga tinggi →Pemerintah/
BULOG melakukan Operasi Pasar
(Pengamanan harga di tingkat konsumen)
Produksi Konsumsi

Sumber: BPS
PROYEKSI PRODUKSI PADI TAHUN 2023
PROYEKSI KINERJA SURPLUS/DEFISIT PRODUKSI PADI DAN BERAS TAHUN 2023*

8
Kondisi Penggilingan Padi Saat Ini
PENGGILING TAHUN 2012 TAHUN 2020
AN PADI • Kapasitas terpasang penggilingan padi saat
ini jauh melebihi produksi gabah. Jumlahnya
Kecil 171.495 161.401 tahun 2020 sebanyak 161.401 unit melebihi
(94,12 %) (95,06 %) produksi gabah nasional (over kapasitas
sekitar 60%). Terjadi pergerakan gabah antar
Menengah 8 628 7.332 wilayah (tidak efisien)
(4,74 %) (4,32 %) • Sebagian besar (95,06 %) merupakan
Penggilingan Padi Kecil (PPK) (≤1.500 kg/jam
Besar 2.076 1.056 gabah), dengan konfigurasi mesin dan cara
(1,14 %) (0,62 %) kerja yang kurang memadai. PP Kecil selama
ini penyedia jasa penggilingan padi untuk
Jumlah 182.199 169.789 masyarakat
(100 %) (100 %) • Kapasitas terpasang penggilingan padi besar
(PPB = > 3 ton/jam gabah) dan penggilingan
padi menengah (PPM = >1,5 - 3 ton/jam.
gabah) dapat terpenuhi (termasuk rice to
rice diperkirakan mengolah sekitar 50% dari
produksi gabah), sedangkan penggilingan
padi kecil masih belum optimal (diperkirakan
< 50% dari kapasitas)
• Rendemen masih rendah yaitu rata-rata
62,28 %, seharusnya dapat dicapai minimal
67% (Thailand 69,7 %, Vietnam 66,6 %)
• Sumber: BPS, 2012, 2021
Penggilingan Padi
Penggilingan Padi Beras yang dihasilkan Pasar Catatan

Penggilingan Padi - Premium - Lokal Mampu mengkases


Menengah dan - Medium - Moderen market modal dan pasar,
Besar - Antar daerah / mudah memperoleh
pulau bahan dan pasar

Penggilingan Padi - Medium - Lokal Lemah dalam


Kecil - Medium (-) / - Daerah di sekitar permodalan,
Glosor - Pemerintah/CBP manajemen,
(harapan) penyediaan bahan
- Penggilingan Padi dan pasar
Menengah dan
Besar
Penetapan Pemerintah
Penetapan Pemerintah
Harga Eceran Tertinggi
Harga Gabah dan Beras
(HET) Beras
Jenis Harga (rupiah)
Wilayah HET HET
Gabah Kering 5000 Medium Premium
Panen (GKP)

GKP di Penggilingan 5100 Zona 1 10.900 13.900


Padi

Gabah Kering Giling 6300 Zona 2 11.500 14.400


(GKG) di Bulog

Beras Medium di 9950 Zona 3 11.800 14.800


Gudang Bulog

Sumber: Badan Pangan Nasional


Tantangan dan Peluang
• Kebijakan Pemerintah sangat mempengaruhi Produksi dan pasar beras
(Ketersediaan Sarana Produksi, CBP, BPNT, Kenaikan BBM, HPP, HET,
Fleksibilitas HPP, OP dan KPSH)
• Produksi Beras Berfluktuasi berdasarkan Tempat dan Waktu (Terjadi
Perebutan Gabah dan “Gabah Berwisata”)
• Persaingan komoditas (harga yang menguntungkan) dengan
kemampuan lahan yang terbatas
• Kesulitan bahan bakar, kelangkaan benih unggul bermutu dan pupuk
masih sering terjadi di lapangan
• Produktivitas dan kualitas hasil (rendemen) yang berfluktuasi, karena
factor iklim, gangguan OPT, budidaya dan ketepatan saat panen
• Kapasitas Terpasang Penggilingan Padi telah jauh melebihi Ketersediaan
Produksi Gabah, pemilik modal besar yang mampu menguasai bahan dan
pasar
• Penggilingan Padi Kecil banyak yang hanya beroperasi 3 – 6 bulan,
karena kesulitan akses modal dan pasar , sehingga revitalisasi berjalan
lambat
USULAN / SARAN MEMPERTAHANKAN
KEBERLANJUTAN PERBERASAN
• Kebijakan Perberasan yang berpihak kepada produsen dan konsumen
secara berimbang
• PRODUKSI PADI dalam negeri terus ditingkatkan (peningkatan IP,
Perluasan lahan dan Produktivitas)
• Dukungan pemerintah dalam upaya Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil
untuk mengurangi kehilangan hasil, meningkatkan kualitas, efisiensi dan
pendapatan
• Harga gabah dan beras yang wajar (menguntungkan bagi petani dan
pelaku bisnis serta konsumen). Penetapan HPP dan HET supaya
disegerakan
• Ketersediaan stok pemerintah (Cadangan Pangan Pemerintah) yang
memadai sebagai penyeimbang agar tidak terjadi gejolak harga
• Peninjauan Kembali ijin pendirian pabrik penggilingan padi (terutama
yang besar)
• Implementasi di lapangan diperlukan sinergi yang kokoh hulu – hilir
(korporatisasi dan siapa yang layak sebagai agregator? Penggilingan Padi
sebagai agregator)
Usulan / Saran Strategi Dalam Rangka
Perberasan Berkelanjutan
• Pelaksanaan Undang Undang utamanya Undang – Undang Perlindungan Lahan
Berkelanjutan
• Peningkatan Produksi Pangan / Beras berdasarkan kemampuan lokal, intensifikasi, perluasan
tanam (Peningkatan IP dan lahan baru)
• Penugasan kepada BUMN dan Swasta dalam penyediaan / produksi pangan
• Mendorong pelaksanaan moderenisasi dan generasi muda terjun ke pangan
• Pengaturan Pasar Pangan / gabah/Beras secara berkelanjutan, termasuk penyaluran beras
hasil produksi setempat untuk golongan anggaran
• Sinergi hulu-hilir secara tepat dan benar, dengan pendampingan melalui Korporatisasi Petani
secara berkelanjutan , sekaligus memotong mata rantai pasok yang panjang
• Tidak Memberikan Ijin Pendirian Penggilingan Padi Baru dengan Tanpa Mempertimbangkan
Ketersediaan Produksi Gabah , namun diperlukan revitalisasi penggiligan padi yang sudah
ada (terutama PP kecil)
• Penggilingan padi besar bersinergi dengan penggilingan padi kecil (beras pecah kulit dan
beras bahan)
• Cadangan Beras Pemerintah, Pengadaan dan penyaluran beras dalam rangka bantuan sosial
oleh dan melalui operator pemerintah
• Pengadaan beras pemerintah diutamakan melalui penggilingan padi kecil
EKOSISTEM BERAS BERKELANJUTAN MELALUI
MANAJEMEN KORPORASI KLASTER PADI

Penggilingan LOKAL DAN


Padi MODERN MARKET A
setempat K N
O T
O E
R A
N BUMN/BULOG/ K
P BERAS DAN R
F BUMD S
O HASIL P
A CADANGAN BERAS D
R DOWN O
R PEMERINTAH A
A STREAMING R
M Koperasi / E
S INDUSTRIES
Badan I R
Usaha PENGGILINGAN A
BUMDES PADI MENENGAH H
Gapoktan DAN BESAR
Pangan Rakyat :
SOAL HIDUP ATAU
MATI
(Pidato Bung Karno pada saat Peletakan Batu
Pertama Pembangunan Kampus IPB
Baranangsiang, 27 April 1952)

“BERAS ADALAH KEHIDUPAN”


SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, POLITIK DAN
KEAMANAN

Terima kasih
Alur Rantai Pasok Pangan Beras
(pada umumnya/observasi lapangan)

Pengecer pasar
> Mata rantai pasok
Petani Sub distributor
Konsumen umum dan pangan beras yang
produsen Pangan beras
Padi modern panjang
> Di setiap titik rantai
pasok merupakan
sumberpendapatan
Penebas Hasil > Terjadi inefisiensi
Panen padi Distributor > Perbedaan harga
PENGGILINGAN Pangan beras yang tinggi di tingkat
PADI KECIL
produsen dengan
(di Desa) CADANGAN
(REVITALISASI)
konsumen (21,47% -
PANGAN /
Pengepul Sortasi BPS 2020)
BUMD
Hasil Panen Pengolahan BULOG
gabah Pengepakan Keadaan pada
(Pengepul Penyimpanan
Sortasi, Pengolahan,
umumnya
gabah Pemasaran
berjenjang) pengepakan penyimpanan Upaya memotong
PENGGILINGAN PADI
Mata rantai pasok
SEDANG & BESAR
STOK BERAS PADA AKHIR BULAN MARET, APRIL dan JUNI 2022

Stok Beras Akhir Maret Stok Beras akhir April Stok Beras Akhir Juni
%)
(10,15 juta ton) (9,71 juta ton)
(9,11 juta ton) ta ton
17%) (9,52%)
0,98 juta
,46%) 0,20 juta ton Ton
0,84 juta ton (1,93%) (9,52%) 0,28 juta ton
0,20 juta ton
(2,19%) (9,17%) (2,84%)
0,98 juta 1,11 juta
Ton ((,48%) 0,69 juta Ton (11,40%)
0,95 juta ton Rumah Tangga Ton (7,15%)
(10,46%) 1,25 juta ton 6,77 juta ton 1,04 juta ton Rumah Tangga
1,13 juta ton (12,33%) (66,74%) (10,57%)
Rumah Tangga 6,6 juta ton
(12,40%)
5,99 juta ton (67,94%)
(65,78%)

RT Pedagang PP Horeka Bulog

Sumber : BPS

Anda mungkin juga menyukai