Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Luka Gangren
Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Luka Gangren
Oleh :
Sarah Zalena
P17211204125
B. Pengertian
Gangren adalah kerusakan sebagian atau keseluruan pada kulit yang keseluruhan
pada kulit yang meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang
terjadi pada sesorang yang menderita penyakit DM (Sebtianingsih, 2016). Gangrene
adalah kondisi jaringan tubuh yang mati akibat tidak mendapat pasokan darah yang cukup
atau akibat infeksi bakteri yang berat. Gangren muncul di daerah kaki dalam bentuk luka
terbuka yang diikuti kematian jaringan setempat, ditandai dengan perubahan warna pada
kulit menjadi biru, merah, ungu atau bahkan hitam (Kirana et al., 2019).
C. Tanda dan Gejala
Gejala gangren dapat dibagi menjadi gangren eksternal dan gangren internal. Gejala
gangren eksternal terlihat di permukaan kulit, sedangkan gejala gangren internal terjadi di
dalam tubuh.
1. Gangrene eksternal :
• Gangren kering
Gangren kering ditandai dengan kulit yang kering dan mengerut. Warna kulit juga
berubah menjadi cokelat, ungu, dan hitam. Gejalanya terjadi secara perlahan dan jarang
menimbulkan infeksi.
• Gangren basah
Gangren basah dapat ditandai dengan kulit yang bengkak, melepuh, dan terlihat basah
akibat nanah. Jenis ini sering terjadi karena infeksi dan dapat menyebar cukup cepat ke
jaringan sekitarnya.
• Gangren gas
Gangren gas umumnya menyerang jaringan otot. Pada tahap awal, kulit penderita
gangren gas terlihat normal. Namun seiring waktu, kulit akan terlihat pucat lalu berubah
menjadi ungu kemerahan. Setelah itu, kulit mungkin nampak bergelembung karena gas
yang terbentuk.
2. Gangren internal
Gangren internal tidak menyebabkan gejala pada kulit. Gejala gangren internal akan
tergantung pada organ yang mengalami kerusakan akibat kekurangan pasokan darah.
Kendati demikian, ada beberapa gejala yang umum dialami penderita gangren internal :
• Demam ringan yang terus-menerus
• Merasa lemah dan tidak enak badan
• Nyeri pada bagian organ dalam yang bermasalah
D. Pohon Masalah
E. Pemeriksaan Diagnostik
Berikut adalah pemeriksaan penunjang untuk diabetes (Hasriani, 2018) :
1.Glukosa Darah
2.Pemeriksaan HbA1c
3.Insulin darah
4.Tes laboratorium
5.Foto rontgen
6.Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolestrol meningkat
F. Penatalaksanaan Medis
1.Mencuci luka
Mencuci luka berdasarkan jenis cairan yang digunakan maupun metode
pencuciannya. Jenis cairan yang biasa digunakan adalah normal salin (cairan fisiologis),
povidone iodine, hydrogen peroxide, chlorine/sodium hypochlorite (Dakin’s solution),
dan kini berkembang istilah commersial wound cleanser, misalnya feracrylum 1%
rebusan air daun jambu biji. Cara mencuci yang dianjurkan adalah melakukan irigasi,
terutama dengan memberikan tekanan (dapat menggunakan alat) pada daerah sinus atau
undermining, atau dengan whirpool dan hidroterapi (Arisanty, 2014).
G. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnase
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan yang merupakan
tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. (Mubarak, W., N.Chayatin, 2015)
menjelaskan bahwa data anamnesis pada pasien diabetes melitus diantaranya adalah
sebagai berikut :
Identitas penderita
Faktor resiko terjadinya Diabetes mellitus gangren adalah lamanya penderita diabetes
mellitus, neuropati, perawatan kaki, PAD (Peripheral Artery Disease) dan trauma
sehingga jenis kelamin bukan termasuk faktor resiko terjadinya diabtese gangren (Roza,
R., Afriant, R., & Edward, 2015).
Keluhan utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki/tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka
yang tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
Riwayat kesehatan sekarang
Hubungan yang segnifikasi antara trauma dan dengan kejadian luka DM (Roza, R.,
Afriant, R., & Edward, 2015).
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien dengan luka diabetes lebih banyak terjadi pada pasien dengan DM ± 5 tahun
karena neuropati cenderung terjadi pada saat lama menderita ± 5 tahun. Hal tersebut
maka kemungkinan terjadinya hiperglikemia kronik semakin besar. Hiperglikemia kronik
dapat menyebabkan komplikasi DM yaitu retinopati, nefropati, PJK, dan DM gangren
(Reza dkk, 2017).
Riwayat kesehatan keluarga
Genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita
DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal
hipertensi, jantung.
Riwayat Psikososial
Informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan
dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
3. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Pada penderita diabetes mellitus akan terdapat hipertensi, takipnea, dan peningkatan suhu
tubuh akibat adanya infeksi.
Kepala dan Leher
Rambut tipis, rambut mudah rontok, serta kulit kepala rontok.
Wicara dan THT
Telinga kadang- kadang berdeging, gangguan pendengaran, Penglihatan biasanya terkena
gangguan seperti retinopati, katarak, dan glukoma.
Sistem Pencernaan
Adanya rasa lapar yang sering disesbabkan glukosa di dalam kabohidrat tidak dapat
dimetabolisme menjadi energy.Lidah sering terasa tebal, ludah menjadi kental, gigi
mudah goya, gusi mudah bengkak dan berdarah.
Sistem Gastriostestinal
Terdapat polifagina, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,dehidrasi, perubahan bera
badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
Sistem Pernafasan
Berupa sesak nafas, batuk sputum, nyeri dada. Pada penderita DM muda terjadi infeksi.
Sistem Neurologi
Terjadi penurunan sensori, anestesia,letergi, mengantuk, reflek lambat, kacau
mental ,diorientasi.
Sistem Endokrin
Kadar glukosa tinggi, nyeri saraf sering dirasakan seperti mati rasa, menusuk,
kesemutan(neuropati), pemnglihatan kabur atau gada, diplopia serta lensa mata keruh.
Sistem Kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/ brakikardi,
hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegali.
I. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan (Luaran Intervensi Rasional TTD
& Kriteria Hasil
Gangguan Integritas Kulit Perawatan Integritas
integritas dan Jaringan Kulit (1.11353)
kulit/jaringan (L.14125) Observasi:
1. Identifikasi penyebab
Setelah dilakukan gangguan integritas 1. Mengetahui
tindakan kulit (mis. Perubahan penyebab
keperawatan sirkulasi, perubahan gangguan
jangka waktu 3x24 status nutrisi, perubahan integritas kulit
jam. Masalah kelembaban, suhu
keperawatan lingkungan ekstrem,
gangguan penurunan mobilitas)
integritas kulit/
jaringan meningkat
dengan kriteria Terapeutik
hasil : 1. Ubah posisi tiap 2
1. Kerusakan jam jika tirah baring
jaringan 2. Lakukan pemijatan 1.
menurun pada area penonjolan Mengurangi
2. Kerusakan tulang, jika perlu resiko luka
lapisan dekubitus
kulit 3. Gunakan produk
menurun berbahan ringan/ alami 2.
3. Nyeri dan hipoalergik pada Menurunkan
menurun kulit sensitif tekanan pada
4. Perdarahan area yang
menurun 4. Hindari produk peka
5. Kemerahan berbahan dasar alkohol
menurun pada kulit kering 3. Memberi
6. Sensasi energi bagi
membaik aktivitas
Edukasi tubuh
1. Anjuran
menggunakan pelembab 4.
(mis. lotion, serum) Menghindari
iritasi pada
2. Anjurkan minuma air kulit
yang cukup
6.
Perlindungan
ekstra dari
paparan sinar
matahari
7. Kulit tetap
bersih
Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
(L.08066) (I.08238)
J. Referensi
Arisanty, I. P. (2014). Manajemen Perawatan Luka : Konsep Dasar. Jakarta: EGC.
Aru W, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Hariani, & Kusuma, p. (2012). Perawatan Luka Diabetes. tidak diterbitkan.
Hidayat, A., & Nurhayati, I. (2014). Perawatan Kaki Diabetes Mellitus di Rumah. Jurnal
Permata Indonesia, 49–54.
Kartika, R. W. (2017). Pengelolaan Kaki Gangren Diabetik. Countinuing Medical Education.
Mubarak, W., N.Chayatin, & J. S. (2015). Standar Asuhan Keprawatan dan Prosedur Tetap
Dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (edisi 1). Jakarta: DPP
PPNI.
Roza, R., Afriant, R., & Edward, Z. (2015). Faktor Terjadinya Gangren Pada Pasien Diabetes
Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP Dr. M. Djamil dan RSI Ibnu Sina padang.
Jurnal Kesehatan Andalan, 243–248.
Sebtianingsih, n. (2016). Asuhan Keprawatan Pada Tn.S Pascaoprasi Dibritdemet Ulkus
Diabetes Mellitus. Karya Ilmiah.