Anda di halaman 1dari 2

EKOLOGI PERAIRAN

Nama : Indah Oktafiani


NPM : 2120801033
Rombel : 01

Jelaskan proses ekologi yang terjadi di perairan oligotropic , mesotropic, dan eutropic !

JAWABAN

Danau merupakan perairan yang mendiami sebuah cekungan yang ada pada daratan,
danau tidak mengalir atau hanya membentuk genangan atau bendungan yang cukup
besar. Dalam berbagai belahan dunia danau dibagi enjadi berbagai jenis dengan
klasifikasi nya masing-masing berikut salah satu contoh jenis danau berdasarkan
kandungan nutrisinya. Berdasarkan nutrisinya danau dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Oligotorpik
b. Mesotropik
c. Eutropik
Keadaan trofik Perairan memberikan informasi tentang status polusi dan detail
geografis area tertentu tempat Perairan itu berada. Ketika membedakan antara danau
oligotrofik dan eutrofik, nutrisi utama yang dipertimbangkan adalah Nitrogen dan
Fosfor.
A. Perairan Oligotropic
Menurut Volenweider (1969) dalam Wetzel (1975) dalam Effendi (2003), bahwa
perairan oligotrofik mempunyai kadar nitrat antara 0 –1 mg/l. Perairan ini
merupakan jenis Perairan dengan komposisi nutrisi yang sedikit baik kadar fosfor
maupun nitrogen nya snagat rendah. Air sangat teroksigenasi dapat diamati karena
tingkat oksigen air pada danau oligotropic relatif tinggi, suhu pada danau ini sangat
dingin sehingga menyulitkan sebgaian besar organisme hidupoksigen di dasar air
banyak terdapat sepanjang tahun, ikan yang sering dijumpai pada danau ini sebagai
contoh ikan putih dan ikan trout. Kandungan ganggang yang ada pada danau ini
sangat rendah karena tidak memiliki nutrisi yang cukup memadai, oleh kaerena itu
penetrasi cahaya tinggi dan tidak ada bau yang keluar dari Perairan ini. Proses
dekomposisi di danau ini sangat lambat karena jumlah dekomposeer yang sangat
sedikit. Perairan tipe oligotrofik pada umumnya jernih, dalam dan tidak dijumpai
melimpahnya tanaman air serta alga. Kondisi tersebut menggambarkan nutrien yang
rendah sehingga tidak mendukung populasi ikan yang relatif besar.
B. Perairan Mesotropic
Perairan Mesotrophic adalah jenis perairan yang memiliki tingkat kesuburan
menengah dengan kelimpahan zooplankton 1-5000 ind/l. Perairan ini memiliki nutrisi
tingkat sedang dan biasanya airnya jernih dengan tanaman air yang terendam.
mesotrofik adalah perairan yang cukup subur, karena ketersediaan zat hara (makanan)
yang tersedia dalam kondisi seimbang atau cukup, dan keberadaan organisme perairan
cukup memadai. Perairan mesotrofik yaitu perairan yang dapat dikatakan perairan
yang mempunyai tingkat kesuburan yang sedang.
C. Perairan Eutropic
Perairan Eutrofik adalah danau yang memiliki pertumbuhan alga yang berlebihan
karena kandungan nutrisi yang tinggi. Eutrofikasi adalah proses yang menciptakan
jenis ini di danau. Eutrofikasi merupakan proses pengayaan unsur hara atau
produktivitas perairan karena pasokan bahan organik yang berasal dari aktivitas
manusia maupun secara alami, yang ditandai dengan tingginya konsentrasi total-
P, total-N dan klorofil-a. Di Perairan eutrofik, ada kandungan Nitrogen dan Fosfor
yang tinggi. Karena danau eutrof kaya akan nutrisi maka dapat dihuni organisme
sebagai contoh Chlorella dan spirulina. Danau yang bersifat eutrofik memiliki tingkat
produktivitas biologis yang tinggi. Kelimpahan tanaman didukung oleh danau tersebut
karena konstitusi nutrisi yang kaya, terutama nitrogen dan fosfor. Perairan eutropik
merupakan danau yang memiliki kedalaman yang dangkal, karena fitoplankton di
danau eutropik sangat produktif maka disana kaya akan makanan. Perairan Eutrofik
terjadi karena kelebihan air permukaan dari tanah pertanian dan karena polusi. Oleh
karena itu, danau eutrof kaya akan populasi alga dan menyebabkan pembusukan cepat
bahan organik akuatik yang mati. Perbedaan status trofik berdasarkan kandungan
nitrat dan fosfat di suatu perairan adalah umum terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh
sifat nitrat yang mudah larut dalam air dan lebih stabil sementara keberadaan fosfat
biasanya relatif kecil daripada kandungan nitrat (Effendi, 2003). Sumber fosfat
perairan berasal dari limbah peternakan, limbah manusia terutama detergen, pertanian
terutama penggunaan pupuk anorganik seperti TSP/Triple Super Phosphat), limbah
industri serta dari proses alamiah di lingkungan itu sendiri (Fried et al., 2003)

DAFTAR PUSTAKA

Pauwah, A., Irfan, M., & Muchdar, F. (2020). Analisis Kandungan Nitrat Dan Fosfat Untuk Mendukung
Pertumbuhan Rumput Laut Kappahycus alvarezii Yang Dibudidayakan Dengan Metode Longline Di
Perairan Kastela Kecamatan Pulau Ternate Kota Ternate. Hemyscyllium, 1(1).

Suryanto, A. M. (2011). Kelimpahan dan komposisi fitoplankton di waduk selorejo kecamatan ngantang
kabupaten malang. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 4(2), 135-140.

Samudra, S. R., Soeprobowati, T. R., & Izzati, M. (2013). Komposisi, Kemelimpahan dan Keanekaragaman
Fitoplankton Danau Rawa Pening Kabupaten Semarang. Bioma: Berkala Ilmiah Biologi, 15(1), 6-13.

Zulfiah, N., & Aisyah, A. (2016). Status trofik perairan rawa pening ditinjau dari kandungan unsur hara
(No3 Dan Po4) serta Klorofil-A. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap, 5(3), 189-199.

Anda mungkin juga menyukai