Anda di halaman 1dari 7

PENGANTAR BISNIS

PERTEMUAN KE 10

1. Apa yang dimaksud dengan primary stakeholders?


Jawab : Primary stakeholder adalah berbagai kelompok yang berinteraksi
dengan perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
melakukan kegiatan utama perusahaan yaitu menyediakan barang dan
jasa bagi masyarakat. Contohnya investor (stockholders) dan kreditor
yang menyediakan sumber daya keuangan untuk perusahaan, karyawan
(employees), pemasok (suppliers) dan saluran pemasaran (wholesalers
and retailers).

2. Apa pula yang dimaksud dengan secondary stakeholders?


Jawab : secondary stakeholders adalah orang – orang atau berbagai kelompok di
dalam masyarakat yang dipengaruhi secara langsung maupun tak
langsung oleh kegiatan – kegiatan utama perusahaan maupun oleh
keputusan – keputusan yang dibuat perusahaan. Terdiri dari: masyarakat
umum (general public), berbagai tingkatan pemerintahan (pusat dan
daerah), kelompok aktivis sosial (social activities groups), media,
masyarakat/ komunitas lokal (local communities), dan media asing
(foreign investment).

3. Jelaskan pihak – pihak yang termasuk primary stakeholders?


Jawab : Pihak – pihak yang termasuk dalam primary stakeholders adalah:
 Investor (stokeholders) dan kreditor yang menyediakan sumber
daya keuangan untuk perusahaan.
 Karyawan (employees) yang memberikan keahlian dan
pengetahuannya bagi perusahaan.
 Pemasok (suppliers) yang menyediakan bahan baku dan berbagai
pasokan lainnya.
 Saluran pemasaran (wholesalers dan retailers) yang memasarkan
produk perusahaan kepada konsumen.

4. Jelaskan pula pihak – pihak yang termasuk secondary stakeholders?


Jawab : Pihak – pihak yang termasuk didalam secondary stakeholders adalah:
 Masyarakat umum (general public) akan merasa senang apabila
produsen dalam negeri dapat menyaingi produsen asing.
 Berbagai tingkat pemerintahan (pusat dan daerah).
 Kelompok aktivis sosial (social activist groups).
 Media, memiliki kepentingan terhadap perusahaan, karena dunia
bisnis merupakan pemasang iklan utama mapun aktivitas promosi
lainnya, yang sangat menunjang kelangsungan bisnis media.
 Masyarakat/ komunitas lokal (local communities) memiliki
kepentingan yang sangat besar terhadap keberadaan dan
kelangsungan perusahaan di daerahnya.
 Investasi asing (foreign investment).

5. Jelaskan faktor – faktor yang mendorong perilaku bisnis secara tidak etis yang
dilakukan oleh perusahaan?
Jawab : Faktor – faktornya adalah sebagai berikut:
 Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi (personal
gain and selfish interest), ambisi mengejar keuntungan untuk
diri sendiri, bahkan sikap serakah, dapat mengakibatkan masalah
etika. Perusahaan kadang – kadang mempekerjakan pekerja yang
memiliki nilai – nilai pribadi tidak layak.
 Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan (competitive
pressure on profits), ketika perusahaan berada dalam situasi
persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat
dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi
tingkat profibilitas mereka.
 Pertentangan antara tujuan perusahaan dengan nilai – nilai
perorangan (business goals versus personal values), masa
fgblah etika dapat pula muncul pada saat perusahaan hendak
mencapai tujuan – tujuan tertentu atau menggunakan metode –
metode baru yang tidak dapat diterima oleh para pekerjanya.
 Pertentangan etika lintas budaya (cross–cultural
contradiction), berbagai permasalahan etika sering kali muncul
pada saat perusahaan melakukan kegiatan usahanya di berbagai
negara di mana standar etika negara asing berbeda dengan standar
etika di negara asal perusahaan.

6. Apakah terdapat perbedaan antara etika yang berlaku secara umum dengan etika
bisnis?
Jawab : Terdapat perbedaan antara etika yang berlaku secara umum dengan
etika bisnis yaitu pada cara pemberlakuannya, etika umum sudah terjadi
dimana saja sesuai orangnya, sedangkan etika bisnis terjadi pada suatu
pekerjaan.

7. Berikan contoh perilaku bisnis yang etis maupun perilaku bisnis yang tidak etis
yang dilakukan oleh pengusaha?
Jawab : Contoh perilaku bisnis yang etis adalah, apabila perilaku mencegah
pihak lain menderita kerugian dipandang sebagai perilaku yang etis,
maka perusahaan yang menarik kembali produknya yang memilik cacat
produksi dan dapat membahayakan keselamatan konsumen, maka
mereka dipandang sebagai perusahaan yang melakukan perilaku etis dan
bermoral.
Contoh perilaku bisnis yang tidak etis adalah, apabila ketidakjujuran
dipandang sebagai perilaku yang tidak etis dan tidak bermoral, maka
siapapun didalam kegiatan usaha (manager atau karyawan) yang tidak
jujur terhadap para pekerja, pememgang saham, pelanggan maupun
pesaing, maka mereka dipandang melakukan tindakan yang tidak etis dan
tidak bermoral.

8. Jelaskan faktor – faktor yang mendorong perilaku bisnis secara tidak etis yang
dilakukan oleh perusahaan?
Jawab : Faktor – faktornya adalah sebagai berikut:
 Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi (personal
gain and selfish interest), ambisi mengejar keuntungan untuk
diri sendiri, bahkan sikap serakah, dapat mengakibatkan masalah
etika. Perusahaan kadang – kadang mempekerjakan pekerja yang
memiliki nilai – nilai pribadi tidak layak.
 Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan (competitive
pressure on profits), ketika perusahaan berada dalam situasi
persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat
dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi
tingkat profibilitas mereka.
 Pertentangan antara tujuan perusahaan dengan nilai – nilai
perorangan (business goals versus personal values), masalah
etika dapat pula muncul pada saat perusahaan hendak mencapai
tujuan – tujuan tertentu atau menggunakan metode – metode baru
yang tidak dapat diterima oleh para pekerjanya.
 Pertentangan etika lintas budaya (cross–cultural
contradiction), berbagai permasalahan etika sering kali muncul
pada saat perusahaan melakukan kegiatan usahanya di berbagai
negara di mana standar etika negara asing berbeda dengan standar
etika di negara asal perusahaan.

9. Berikan contoh perilaku tidak etis di bidang akuntansi dan keuangan?


Jawab : Contoh dibidang akuntansi, misalnya penyusunan laporan keuangan
yang berbeda untuk berbagai pihak yang berbeda dengan tujuan
memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan keuangan seperti itu.
Contoh dibidang keuangan, misalnya melalui penggelembungan nilai
agunan perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperoleh kredit
melebihi nilai agunan kredit yang sesungguhnya.

10. Berikan contoh perilaku tidak etis di bidang pemasaran?


Jawab : Contoh perilaku yang tidak etis dibidang pemasaran yaitu perusahaan
tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau
kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan
jasa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai