Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA ETIKA DALAM BERWIRAUSAHA

(Otoni Elsafat Zamili)

Dalam kegiatan bisnis adalah suatu kegiatan untuk melakukan usaha/


melakukan kegiatan entrepreneurship yang bertujuan agar mendapatkan
keuntungan. Istilah kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu
yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam
menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko
yang mungkin dihadapinya.

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan


usaha termasuk dalam berinterkasi dengan pemangku kepentingan (stakeholders).
Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. (Velasquez, 2005). Tidak dipungkiri,
tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan
balasan dari konsumen dan masyarakat sehingga akan kontra produktif, misalnya
melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain
sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang
tinggi pula, terutama apabila perusahaaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis.
Misalnya diskriminsi dalam sistem jenjang karier.

Faktor-faktor yang Mendorong Timbulnya Masalah Etika Bisnis

Terdapat beragam faktor yang dapat mendorong timbulnya masalah etika


bisnis di dalam suatu organisasi. Beberapa di antaranya termasuk:
a) Tekanan Kinerja dan Persaingan yang Tinggi: Tekanan untuk mencapai target
kinerja dan memenangkan persaingan bisnis dapat mendorong individu atau
organisasi untuk mengambil jalan pintas atau bertindak secara tidak etis demi
mencapai tujuan tersebut.
b) Budaya Organisasi yang Tidak Mendukung Etika: Budaya organisasi yang
menekankan pada hasil bisnis semata tanpa memperhatikan nilai-nilai etika
dapat menjadi faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran etika bisnis.
c) Kurangnya Pengawasan dan Akuntabilitas: Kurangnya pengawasan dan
akuntabilitas terhadap tindakan individu atau departemen dalam suatu
organisasi dapat memberikan ruang bagi praktek-praktek yang tidak etis.
d) Tingginya Ambisi Pribadi atau Keuntungan Pribadi: Ambisi pribadi atau
keuntungan pribadi yang berlebihan dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses
bisnis dapat mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang tidak etis,
seperti penyalahgunaan kekuasaan atau penipuan.
e) Keterbatasan Sumber Daya atau Tekanan Ekonomi: Keterbatasan sumber daya
atau tekanan ekonomi dapat memaksa organisasi atau individu untuk
mengambil keputusan yang tidak etis demi kelangsungan hidup bisnis.
f) Kurangnya Kesadaran tentang Etika Bisnis: Kurangnya pemahaman atau
kesadaran tentang prinsip-prinsip etika bisnis dapat menyebabkan individu atau
organisasi melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma-
norma moral dan nilai-nilai etika.
g) Kegagalan dalam Menerapkan Kode Etik atau Kebijakan Internal: Kegagalan
dalam menerapkan atau menegakkan kode etik atau kebijakan internal yang
jelas dan tegas dapat meningkatkan risiko terjadinya pelanggaran etika bisnis.
h) Tekanan dari Pihak Eksternal: Tekanan dari pihak eksternal, seperti pelanggan,
pemasok, atau pemegang saham, untuk memperoleh keuntungan atau manfaat
tertentu dapat mempengaruhi keputusan bisnis dan menyebabkan pelanggaran
etika.

Pentingnya Etika Bisnis


Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder
dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-
keputusan perusahaan. Siapa saja stakeholder perusahaan:
a) Pemegang Saham (Shareholders): Individu atau entitas yang memiliki saham
atau kepemilikan dalam perusahaan dan memiliki kepentingan finansial dalam
kinerja perusahaan.
b) Karyawan (Employees): Individu yang bekerja di dalam perusahaan dan
memiliki kepentingan terhadap kondisi kerja, kompensasi, dan keberlanjutan
bisnis.
c) Pelanggan (Customers): Individu atau organisasi yang membeli produk atau
menggunakan layanan dari perusahaan dan memiliki kepentingan dalam
kualitas produk, harga, dan pelayanan pelanggan.
d) Pemasok (Suppliers): Individu atau perusahaan yang menyediakan bahan baku,
komponen, atau layanan kepada perusahaan dan memiliki kepentingan dalam
hubungan kerja sama, pembayaran, dan kelangsungan bisnis.
e) Pemerintah (Government): Otoritas pemerintah yang memiliki kepentingan
dalam regulasi bisnis, pajak, kepatuhan hukum, dan tanggung jawab sosial
perusahaan.
f) Komunitas Lokal (Local Community): Individu atau kelompok yang tinggal
atau beroperasi di sekitar lokasi perusahaan dan memiliki kepentingan dalam
dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi perusahaan terhadap komunitas
tersebut.
g) Media (Media): Organisasi media yang memiliki kepentingan dalam
melaporkan dan mengkritik aktivitas perusahaan serta berkontribusi pada
reputasi perusahaan.
h) Masyarakat Umum (General Public): Individu atau kelompok yang memiliki
kepentingan secara umum terhadap aktivitas perusahaan, termasuk dampak
lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan


inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses
dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan
dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-
nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan memecahkan
persoalan-persoalan yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder
dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-
keputusan perusahaan.
Prinsip-prinsip Etika Kewirausahaan
Prinsip-prinsip Etika Kewirausahaan :
a) Integritas: Menjalankan bisnis dengan jujur, kejujuran, dan transparansi dalam
semua interaksi dengan pelanggan, karyawan, pemasok, dan pemegang saham.
b) Kepedulian Terhadap Pelanggan: Memastikan kepuasan dan kebutuhan
pelanggan diprioritaskan di atas keuntungan pribadi, serta memberikan produk
atau layanan berkualitas dan berdaya saing.
c) Kepedulian Terhadap Karyawan: Memperlakukan karyawan dengan hormat,
memberikan kondisi kerja yang aman dan adil, serta mempromosikan
pengembangan karir dan kesejahteraan karyawan.
d) Tanggung Jawab Sosial: Mengakui dan memperhatikan dampak sosial dan
lingkungan dari aktivitas bisnis, serta berpartisipasi dalam inisiatif sosial dan
lingkungan yang berkelanjutan.
e) Inovasi dan Kreativitas: Mengadopsi sikap terbuka terhadap inovasi dan
kreativitas dalam mengembangkan produk, layanan, atau proses bisnis baru
yang memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan masyarakat.
f) Kepatuhan Hukum: Mematuhi semua regulasi, hukum, dan peraturan yang
berlaku dalam operasi bisnis, serta menghindari praktik-praktik yang melanggar
aturan hukum.
g) Kepatuhan Etis dalam Persaingan: Mengikuti prinsip-prinsip fair play dan
menghindari tindakan yang tidak etis atau tidak sah dalam persaingan bisnis
dengan pesaing lainnya.
h) Penghargaan Terhadap Kepemilikan Intelektual: Menghormati hak kekayaan
intelektual orang lain dan menghindari pelanggaran hak cipta, merek dagang,
atau paten.
i) Keterbukaan dan Transparansi: Menyediakan informasi yang jelas, akurat, dan
terbuka kepada semua pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, karyawan,
pemasok, dan pemegang saham.
j) Komitmen terhadap Kualitas: Berkomitmen untuk memberikan produk atau
layanan berkualitas tinggi dan konsisten kepada pelanggan, serta terus
meningkatkan standar kualitas dengan cara yang bertanggung jawab.
Contoh Perilaku Pengusaha Yang Tidak Mencerminkan Etika
Bisnis Dalam Berwirausaha

Dalam menjalankan bisnis, penting bagi setiap pengusaha untuk memahami


dan menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Etika bisnis mencakup nilai-nilai
moral yang membimbing perilaku dan keputusan dalam konteks bisnis. Namun,
tidak semua pengusaha selalu mengikuti prinsip-prinsip ini. Dalam makalah ini,
akan diuraikan beberapa contoh perilaku pengusaha yang tidak mencerminkan etika
bisnis dalam berwirausaha.

Manipulasi Informasi Keuangan


Salah satu contoh perilaku pengusaha yang tidak mencerminkan etika bisnis
adalah manipulasi informasi keuangan. Dalam upaya untuk terlihat lebih sukses
atau menarik investor, seorang pengusaha dapat mengubah atau menyembunyikan
informasi keuangan perusahaannya. Contohnya, melakukan akuntansi kreatif atau
menyembunyikan utang perusahaan. Praktik semacam ini tidak hanya tidak etis,
tetapi juga melanggar hukum dan dapat merugikan banyak pihak, termasuk investor
dan karyawan.
Penyalahgunaan Kekuasaan
Penyalahgunaan kekuasaan oleh pengusaha juga merupakan contoh
perilaku yang tidak etis. Misalnya, seorang pengusaha yang menggunakan
posisinya untuk memeras atau memanipulasi karyawan atau pemasoknya.
Penyalahgunaan kekuasaan seperti ini tidak hanya merusak hubungan dengan pihak
terkait, tetapi juga merusak reputasi perusahaan dan memicu konsekuensi hukum.
Pelanggaran Lingkungan
Pengusaha yang tidak memperhatikan dampak lingkungan dari operasi
bisnisnya juga merupakan contoh perilaku yang tidak etis. Misalnya, melakukan
pembuangan limbah secara ilegal atau mengabaikan kebijakan lingkungan yang
berlaku. Tindakan seperti ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga dapat
berdampak negatif pada kesehatan masyarakat dan reputasi perusahaan.
Korupsi dan Suap
Korupsi dan suap juga merupakan contoh perilaku pengusaha yang tidak
mencerminkan etika bisnis. Melibatkan diri dalam praktik semacam ini tidak hanya
melanggar hukum, tetapi juga merusak tatanan bisnis yang sehat dan berdampak
buruk pada perekonomian negara. Pengusaha yang terlibat dalam korupsi dan suap
tidak hanya kehilangan kepercayaan masyarakat, tetapi juga menghadapi risiko
konsekuensi hukum yang serius.

Perilaku yang tidak etis dari sebagian pengusaha dapat merusak


kepercayaan masyarakat terhadap bisnis dan merugikan banyak pihak. Oleh karena
itu, penting bagi semua pengusaha untuk menghormati prinsip-prinsip etika bisnis
dalam semua aspek operasi mereka, sehingga dapat menciptakan lingkungan bisnis
yang adil, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.

Upaya Apa Yang Dilakukan Agar Seluruh Wirausaha Mampu


Mengaplikasikan Etika Bisnis Dalam Berwirausaha

Dalam era bisnis yang semakin kompleks dan dinamis, penting bagi setiap
wirausaha untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis dalam
operasi mereka. Etika bisnis adalah landasan moral yang membimbing perilaku dan
keputusan bisnis, sehingga memainkan peran penting dalam menciptakan
lingkungan bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dalam makalah ini,
kami akan mengeksplorasi upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong
seluruh wirausaha agar mampu mengaplikasikan etika bisnis dalam bisnis mereka.

Upaya untuk Mendorong Kesadaran akan Etika Bisnis


a) Pendidikan dan Pelatihan: Menyelenggarakan program pendidikan dan
pelatihan tentang pentingnya etika bisnis dan bagaimana mengaplikasikannya
dalam berwirausaha. Ini dapat dilakukan melalui seminar, workshop, atau
kursus yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau organisasi bisnis.
b) Kampanye Kesadaran: Melakukan kampanye kesadaran melalui media sosial,
surat kabar, dan media massa lainnya untuk meningkatkan pemahaman tentang
prinsip-prinsip etika bisnis dan pentingnya menerapkannya dalam praktik bisnis
sehari-hari.
Upaya untuk Mendorong Implementasi Etika Bisnis
a) Pengembangan Kode Etik: Mendorong pengembangan dan implementasi kode
etik yang jelas dan komprehensif di setiap perusahaan. Kode etik harus
mencakup nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan standar perilaku yang diharapkan dari
semua anggota organisasi.
b) Pembinaan dan Pembinaan: Memberikan pembinaan dan pembinaan kepada
wirausaha tentang bagaimana menerapkan etika bisnis dalam pengambilan
keputusan sehari-hari dan dalam interaksi dengan berbagai pemangku
kepentingan.
c) Pengawasan dan Akuntabilitas: Menerapkan sistem pengawasan dan
akuntabilitas yang kuat untuk memantau dan mengevaluasi kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip etika bisnis. Ini dapat meliputi audit internal, mekanisme
pelaporan pelanggaran, dan sanksi untuk pelanggaran.

Mengaplikasikan etika bisnis dalam berwirausaha adalah langkah penting untuk


menciptakan lingkungan bisnis yang berkelanjutan, adil, dan bertanggung jawab.
Melalui upaya-upaya yang mencakup pendidikan, pengembangan kode etik,
pembinaan, dan pengawasan, kita dapat mendorong seluruh wirausaha untuk
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis dalam praktik bisnis
mereka.
Daftar Referensi
Diakses Pada Minggu, 17 Maret 2024
http://agungnunu.blogspot.co.id/2013/10/etika-bisnis-dalam-
kewirausahaan.html

Djajadikerta, H. G. (2018). Etika Bisnis: Perspektif Indonesia. PT Gramedia


Pustaka Utama.
Soemanto, W. (2017). Manajemen Bisnis dan Etika Bisnis. PT Gramedia
Pustaka Utama.
Budiman, A. (2016). Pengantar Ilmu Ekonomi dan Etika Bisnis. Penerbit
Erlangga.
Wibisono, Y. (2015). Etika Bisnis Kontemporer. PT Gramedia Pustaka
Utama.
Fitriati, L., & Rini, R. N. (2017). Implementasi etika bisnis dan
kewirausahaan sosial dalam pembangunan kewirausahaan di kampus. Jurnal
Manajemen, 6(2), 185-201.
Wibisono, A. (2017). Manajemen Pemasaran: Strategi dan Implementasi.
Salemba Empat. (Halaman 88-89)
Adi, I. G. N. A. (2019). Etika Bisnis. Penerbit Andi.
Sudarma, I. M. S. (2018). Penerapan Etika Bisnis dalam Pengambilan
Keputusan. Udayana University Press.
Suhartanto, D. (2017). Etika Bisnis: Antara Moral dan Profitabilitas.
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai