Anda di halaman 1dari 3

Seumpama juknis instruktur

Seumpama juknis/pedoman instruktur

A. Syarat atau semacam Ketentuan


0. Pantang meninggalkan PMII dalam situasi dan kondisi apapun.
1. Instruktur bertanggung jawab untuk terlibat secara pengawalan dari pra mapaba sampai
follow up mapaba.
2. Instruktur wajib membedah isi kedalaman TOR panitia mapaba di TOT
3. Instruktur memberikan training berupa pengarahan kepada panitia mapaba tentang tata
kelola kepanitiaan berupa kerja struktur ataupun kerja kultur di TOT
4. Mempunyai pengalaman dalam kepanitiaan mapaba seminimal mungkin 2 kali, sehingga bisa
memberikan sedikit gambaran untuk dijadikan sbg bahan komparasi bagi panitia mapaba
5. Melakukan brifing dengan bidang acara dan komdis dalam pembagian batas ruang kerja
6. Sebisa mungkin ikut terlibat dalam evaluasi kepanitiaan dan setiap brifing dihari H mapaba
7. Mengetahui situasi lapangan baik secara data yang bersifat tekstual ataupun non-tekstual
dikegiatan mapaba.
8. Instruktur mempunyai catatan penilaian peserta selama masuk diforum dan diberikan ke
pengurus atau panitia
9. Memiliki TOR pemateri
10. Mampu mengetahui dan memahami materi mapaba.
11. Seminimal mungkin sudah mengikuti pkd (sunnah)

Adapun konsepan atau metode instruktur dalam upaya menjalan program kerja didalam dan
luar forum yang berkaitan dengan anak peserta, yaitu menggunakan teori Benjamin Bloom dan
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan panitia atau instruktur itu sendiri, sehingga tidak
semua aspek dalam isi teori dijadikan indikator penilaian tentang perkembangan peserta
selama bermapaba.

B. Teori
Yaaitu konsep tentang tiga model hierarki yang digunakan untuk mengklasifikasikan
perkembangan pendidikan secara objektif. Tiga model aspek tersebut adalah kognitif, afektif
dan psikomotorik.

1. Aspek Kognitif
Merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir, yaitu kemampuan dan
aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional.
2. Afektif
Ranah afeksi adalah materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi
seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal.
3. Aspek Psikomotorik
Adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik
dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan berkembang jika sering dipraktekkan
ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan, kecepatan, teknik dan cara pelaksanaan.

• Indikator penilaian
1. Standarisasi penilaian kognitif
- Knowledge/pngetahuan
Sejauh mana anak peserta mapaba mengetahui materi mapaba
- Comprehension/pemahaman
Memahami materi mapaba
- Application/penerapan
Menerapkan pengetahuan dan pemahaman materi mapaba dalam situasi yg nyata (biasanya
dipos jurit malam)
- Analysis
Peserta mampu menganalisa berbagai issue yang berjalan dikampus dengan menggunakan
pisau analisa atau sudut pandang materi mapaba (biasanya difgd)
-Speaking
Peserta mampu menyampaikan argumentasi pemahamannya tentang materi mapaba didepan
peserta/panitia/instruktur/pemateri. (Biasanya diGR, materi, games, FGD)

Tujuan : anak peserta memiliki kemauan untuk berbicara, hingga pada akhirnya kerangka
pengetahuan terbentuk dan menjadi pribadai yg komprehensif dan holistik

2. Standarisasi penilaian Afektif


- Receiving/penerimaan
Peserta mendengarkan pendapat org lain yg berbicara dan menerima temannya secara utuh
(selama materi mapaba)
- Responsif
Si peserta memiliki kemauan untuk bertanya, berpendapat, menyanggah dsb(fgd, materi, jurit
malam dan GR)
- Organizing
Si peserta mampu menyatukan nilai, yaitu mampu mengorganisir/menyatukan sesama peserta
yang berbeda2 menjadi satu kesepakatan dan tujuan. (biasanya dijurit malam, games dan
FGD)
- Character Building
Pembetukan karakter yang disesuaikan dengan output mapaba yang disepakati diforum
kegiatan TOT (selama bermapaba dan ditindak lanjuti sebagai RTL kepanitiaan selama 1 priode
kepengurusan)

Tujuan : leadership dan terbangunnya loyalitas angkatan mapaba, sehingga cara pandang dan
berfikir humanistik mulai terbangun

3. Standarisasi penilaian Psikomotorik


- Kesiapan
Kesiapan peserta secara mental, fisik dan emosional dalam kegiatan mapaba (pra sampai
pasca mapaba)
- Adaptasi
Peserta mampu menyesuaikan diri dalam kegiatan mapaba (selama mapaba)
- Peniruan
Seminimal mungkin baik panitia, pemateri, pengurus dan demisioner memberikan contoh yang
baik, yg pada akhirnya mereka menjadi sumber motivasi peserta untuk berpmii (secara khusus
dimapaba, dan diharapkan sampai kedepannya pengurus mampu melihat perkembangan
peserta mapaba selama berproses dirayon)

Tujuan : peserta menjadi cakap dan tangkap dalam memperhatikan sesuatu, yang pada
akhirnya memiliki cara berfikir kontemplatif

C. Metode
- QnA
Bisa dilakukan diluar forum atau didalam forum
- FGD
Membuat 3 kelompok yang terdiri dari tim pro, kontra dan oposisi. Test issue yang disampaikan
diruang lingkup universitas dengan menggunkan pisau analisa/teori/point of view materi
mapaba
- General Review
Instruktur menjunjuk peserta secara random dan untuk melakukan persentasi materi mapaba
secara keseluruhan. Fyi, Satu orang satu materi dan diprioritaskan peserta yang pasif.

*Note: dikarenakan belum ada sekolah instruktur, pada akhirnya teori takstonomi bloom
digunakan sebagai tolok ukur acuan bagi instruktur selama berada dimapaba dan tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan panitia dan pengurus rayon dalam kegiatan mapaba itu sendiri.
*Screening dilakukan oleh pengurus dan panitia, instruktur atau komisariat hadir untuk
mengawal. Adapun melakukan screening, itupun disesuaikan atas pertimbangan kurangnya
sdm.
*Indikator penilaian screening, mencakup 3 aspek diantaranya kepmiian, pengetahuan umum
dan fakultatif.
*Seumpama juknis ini disesuaikan dengan kebutuhan, konsep dsb yang berkaitan dengan
kegiatan mapaba

Anda mungkin juga menyukai