Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

MK. LINGUISTIK MIKRO


PRODI S1 PBSI - FBS

Nilai :

NAMA MAHASISWA : NURUL INTAN HUMAIRAH

NIM : 2213111073

DOSEN PENGAMPU : Dra. INAYAH HANUM M. Pd

KELAS : REGULAR F

MATA KULIAH : LINGUISTIK MIKRO

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan rahmat, taufik, hidayah, inayah dan karunia-Nya, saya masih dapat membuat
laporan Critical Jurnal Review (CJR) ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Bahasa
Reseptif yaitu me-review jurnal. Pada laporan ini, saya telah me-review jurnal yang berjudul
“Proses Fonologis Generatif Bahasa Prokem Remaja di Indonesia”, kemudian
membadingkannya dengan jurnal lain yang relevan.
Dalam penulisan laporan ini , saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saya mohon dosen pengampu dapat memberikan kritik dan
saran untuk kesempurnaan laporan ini agar kedepannya saya dapat mereview jurnal
dengan baik dan benar. Saya harap, laporan ini dapat diterima dan dinilai dengan objektif
oleh dosen pengampu, serta bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 10 Oktober 2021


Penyusun

Nurul Intan Humairah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR.........................................................................................1


B. Tujuan Penulisan CJR.....................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan CJR...................................................................................................1
D. Identitas Jurnal................................................................................................................2
BAB II RINGKASAN JURNAL................................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................11

A. Kelebihan Jurnal...........................................................................................................11
B. Kekurangan Jurnal........................................................................................................11
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran .............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR
Sehubung dengan diberlakukannya Kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) di Universitas Negeri Medan (UNIMED) , seluruh mahasiswa/i
diwajibkan menyelsaikan enam tugas dalam satu semester pada setiap mata kuliah,
salah satunya laporan ini yaitu tugas Critical Journal Review (CJR) Keterampilan
Bahasa Reseptif.
Critical Journal Review adalah sarana untuk mengasah kemampuan mahasiswa
dalam hal me-review sebuah Jurnal. Terdapat beberapa hal penting sebelum kita
mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat,
membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali
pembahasan isi dari jurnal tersebut.Critical Journal Review sangat penting bagi
mahasiswa, selain sebagai sarana untuk mengasah kemampuan me-review jurnal, CJR
juga melatih mahasiswa memahami isi jurnal dan berpikir kritis. , dengan itu
mahasiswa akan memiliki banyak wawasan yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

B. TUJUAN PENULISAN CJR


1. Menyelesaikan tugas CJR mata kuliah Linguistik Mikro
2. Menambah wawasan reviewer tentang Linguistik Mikro
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang disajikan pada
setiap subgenre dalam jurnal tersebut
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal.

C. MANFAATCJR
1. Tugas CJR mata kuliah Linguistik Mikro selesai
2. Mendapatkan wawasan tentang Linguistik Mikro
3. Kemampuan membaca dan berpikir kritis terlatih.
4. Kelebihan dan kekurangan jurnal dapat diketahui.
D. IDENTITAS JURNAL

Jurnal Utama
Judul : Proses Fonologis Generatif Bahasa Prokem Remaja di Indonesia.
Penulis : Riski Ramadhanti Anasti , Silvia Ridanta , Syahrul Ramadhan.
Jurnal : jurnal Deiksis
Volume/No : VOL. 12 NO. 1
ISSN : 2085-2274
Halaman : 69 - 74
Tahun terbit : Januari – April 2020

Jurnal pembanding
Judul : Bahasa Pergaulan Remaja : Analisis Fonologi Generatif
Penulis : Ni Wayan Sartini
Jurnal : Jurnal Ilmu Humaniora
Volume/No : VOL. 12 NO. 2
ISSN :-
Halaman : 92 – 209
Tahun terbit : Juli – Desember 2012
BAB II
RINGKASAN JURNAL
Jurnal Utama
Pendahuluan
Oleh beberapa pakar, fonologi dimaksudkan sebagai ilmu linguistik yang
mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa itu. Fonologi
generatif adalah aliran yang pada awalnya dipandang sebagai subordinat dari teori yang
dilahirkan oleh Chomsky dan para pengikutnya pada tahun 1968. Fonologi generatif ini
pada umumnya membicarakan mengenai proses fonologis suatu bahasa. Oleh karena itu,
sering ditemukan kaidah-kaidah perubahan bunyi. Dalam penelitian ini akan dibahas
mengenai proses fonologis pada bahasa prokem remaja di Indonesia. Dari data yang
disajikan penulis mencoba memaparkan analisis perubahan bunyi pada bahasa yang
digunakan remaja di Indonesia. Bahasa yang digunakan oeh remaja tersebut memiliki
maksud dan tujuan tertentu.

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatan gambaran proses-proses dan


kaidah-kaidah fonologis bahasa prokem remaja dengan pendekatan fonologi generatif
yaitu analisis fonologi yang lengkap, sederhana, dan hemat. Tinjauan fonologi generatif
berkaitan dengan tujuan di atas, hasil yang diharapkan adalah dalam bahasa prokem
remaja terdapat fonologi generatif yang berkecenderungan dalam bahasa prokem tersebut.

Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah Teori Fonologi Generatif merupakan
teori bahasa yang dikenal sebagai Tata Bahasa Generatif. Tata bahasa ini merupakan
sruktur bahasa dari lahir sehingga menghasilkan fonologi yang fonetik. Konsep dasar
fonologi generatif adalah setiap morfem memiliki bentuk dasar, di dalam bentuk dasar itu
memiliki lebih dri satu bentuk fonetik. Semua varian morfem ini yang terjadi dalamm
lingkungan sehari-hari. Suatu bentuk fonetik ini harus bervariasi yang sederhana pada tata
bahasa yang dibicarakan. Begitu juga dalam bahasa prokem remaja, bentuk fonetik bahasa
tersebut memiliki variasi yang banyak (Masnur, 2008 : 10).

Metode Penelitian

Dalam tulisan ini rancangan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan
yang digunakan adalah fonologi generative. Data penelitian ini diambil dengan metode
refleksif introspektif untuk bahasa yang dikuasai oleh penulis. Selain itu, data juga diambil
dari buku-buku sumber yang membahas mengenai bahasan pada penelitian ini. Cara yang
digunakan dalam menganalisis data adalah mengumpulkan data,menganalisis data,
membuat kajian fonologis, dan memuat hasil temuan.
Hasil dan Pembahasan

Fonologi Generatif
fonologi generatif merupakan perubahan bunyi dari rongga mulut manusia yang
menghasilkan fonem atau suara, maka fonologis ini sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
berbahasa sehari-hari. Yusuf (1998: 92), menjelaskan bahwa fonologi generatif ini pertama
kali muncul di Amerika dan Morris Halle adalah orang pertama yang menerapkan teori ini.

Bahasa Prokem

Bahasa prokem merupakan bahasa khas anak muda. Bahasa prokem artinya sama
dengan bahasa slang. Bahasa prokem terdapat dikalangan anak muda/remaja. Bahasa
prokem/gaul merupakan bahasa yang bebas dipermainkan oleh anak remaja demi tujuan
tertentu. Ciri khas yang sangat menarik dari bahasa prokem ini adalah kaya dengan
bunyibunyi bahasa dengan kaidah fonologisnya yang beragam, dan menarik bila dianalisis
dari fonologi generatif.

Ciri – Ciri Fonologis Bahasa Prokem Remaja

Dalam pengamatan yang sesuai dengan data dikumpulkan bahwa ada beberapa ciri-
ciri fonologis dalam bahasa prokem remaja sebagai berikut :

 Cenderung menggunakan vokal /e/ dan /o/


Bahasa prokem secara umum memiliki ciri pemunculan vocal /e/ sebagai vokal
depan, tegang, dan tidak bulat. Sedangkan vokal /o/ sebagai vokal belakang, tengah, dan
bulat. Melesapkan Bunyi Pelesapan bunyi bahasa prokem remaja ini memiliki
kecenderungan pelesapan segmen seperti berikut. Pelepasan /s/ yang menjadi kata-kata
dilesapkan didahului bunyi vokal.

/saja/ (aja)

/sudah/ (udah)

Pelepasan ini adalah kaidah-kaidah kecil dari notasi ciri (kaidah pelepasan /s/).
Kaidah fonologisnya sebagai berikut :

o Mengalami Pergenduran, Penguatan, dan Perpaduan Vokal

1. Pergenduran Vokal
Perubahan vokal ini termask dalam pergenduran vokal atau pelemahan vokal.
Berikut adalah kata-kata yang termasuk pergenduran vokal sebagai berikut. :

a) /sangat/ (-banget)
b) /lapar/ (laper)
c) /ingat/ (inget)
Data di atas menunjukkan bahwa vokal /a/.

2. Penguatan Vokal
Kata /mahal/ menjadi (mehong) mengalami penguatan atau ketegangan vokal
karena bunyi (e) dan (o) sama-sama tegang pengucapa vokalnya.

Ada fenomena lain dalam bahasa prokem remaja ini. Prosesnya dapat dilihat dari
beberapa segi yaitu memodifikasikan bunyi itu menjadi /ong/ pada akhir kata dan terjadi
penguatan vokal menjadi vokal /o/. proses tersebut dapat dilihat pada data berikut ini:
1) Laki-laki : lekong
2) Banci : bencong

3. Proses Perpaduan Vokal


Proses ini hampir sama dengan proses persandian berpadunya bunyi, karena vokal
menjadi bunyi vokal yang baru. Dalam bahasa prokem remaja ada beberapa kata yang
mengandung perpaduan vokal. Contoh data sebagai berikut :
/balik/ (balek)
/baik/ (baek)

Bunyi (ai) dalam bahasa Indonesia berubah menjadi bunyi (e) dalam bahasa
prokem remaja. Vokal ini secara fonetis direalisasikan sebagai vokal depan, tengah, dan
belakang, tetapi tidak bulat.

Kecenderungan Umum Bahasa Pergaulan Remaja

1. Cenderung Menyingkat
Bentuk Pengguna bahasa prokem cenderung dalam menyingkat bentuk-bentuk
yang digunakan dalam berkomunikasi. Kata-kata tersebut antara lain: ape, bete, cape, rame,
lemot, dan sebagainya.

2. Kecenderungan Memodifikasi Bentuk


Sebagian besar bentuk bahasa prokem yang digunakan oleh remaja rata-rata sudah
dimodifikasi menjadi bentuk yang baru dengan tujuan mempersingkat penyebutannya.
Secara umum, kata-kata modifikasi bahasa remaja ini terdiri atas dua silaba untuk
kelancaran dan kemudahan pengucapan. Kata seperti ini memiliki kemudahan dalam
pengucapannya dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah aslinya. Menurut Kenstowics
dan Kosseberth (dalam Sartini:2012), semua ungkapan dan morfemmorfem yang
membentuknya memiliki satu bentuk asal dan satu gambaran fonetik. Menurut Oetomo
(dalam Sartini :2012), bentuk kata-kata seperti yang telah disebutkan di atas,disebut
dengan bahasa binan. Kata-kata itu dibentuk dengan dua proses yakni (1) proses
perubahan bunyi dalam kata yang berasal dari bahasa dari bahasa daerah atau bahasa
Indonesia dan (2) proses penciptaan kata atau istilah baru atau pun penggeseran makna
kata atau istilah (plesetan) yang sudah ada dalam bahasa daerah atau bahasa Indonesia.
Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan. Pertama,fonologi generatif adalah bunyi
dari rongga mulut manusia yang menghasilkan fonem atau suara, maka fonologis ini sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk berbahasa sehari-hari. Kedua, bahasa prokem adalah
bahasa khas anak muda yang biasa digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Ketiga, ciriciri
fonologis bahasa prokemantara lain: cenderung menggunakan vokal /e/ dan /o/,
melesapkan bunyi, dan mengalami pengenduran dan penguatan vokal. Keempat, memiliki
kecenderungan menyingkat bentuk dan memodifikasi bentuk.

Jurnal Pembanding

Pendahuluan

Bahasa merupakan komponen utama dalam komunikasi di samping komponen-


komponen lain seperti gerak tubuh, nada dan sebagainya. gnya dengan bernafas. Bahasa
yang digunakan oleh masyarakat-masyarakat penuturnya memiliki variasi- variasi
tertentu. Variasi yang muncul bergantung pada latar belakang sosial masyarakatnya, letak
geografi, pendidikan, usia, dan sebagainya. Sehubungan dengan ragam dan variasi bahasa
yang digunakan oleh kelompok tertentu, akhir-akhir ini muncul sebuah istilah baru untuk
menyebut suatu jenis bahasa kelompok anak muda yang disebut bahasa gaul. Bahasa gaul
adalah salah satu model bahasa yang digunakan sekelompok masyarakat seperti bahasa
pergaulan anak muda atau remaja, bahasa para artis dan sebagainya. Ragam bahasa ini
akhirnya digunakan oleh siapa saja yang memproyeksi dirinya gaul.

Ciri khas yang sangat menarik dari bahasa pergaulan remaja ini adalah kaya dengan
bunyi-bunyi bahasa dengan kaidah fonologisnya dan sangat beragam pula dari
pembentukannya sehingga bahasa komunitas tersebut sangat khas, unik, dan menarik bila
dianalisis dari fonologi generatif. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penulisan ini adalah
untuk mendapatkan gambaran prose-proses dan kaidah-kaidah fonologis bahasa
pergaulan remaja dengan pendekatan fonologi generatif yaitu analisis fonologi yang
lengkap, sederhana, dan hemat. Berkaitan dengan tujuan di atas, hasil yang diharapkan
adalah prosesproses dan kaidah-kaidah fonologis bahasa gaul dalam tinjauan fonologi
generative serta menemukan kecenderungan-kecenderungan yang ada dalam bahasa
pergaulan remaja. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah Teori Fonologi Generatif
yang merupakan subbidang teori bahasa yang dikenal sebagai Tata Bahasa Generatif
Transformasi.
Pembahasan dan Hasil

Konsep dasar fonologi generatif adalah setiap morfem memiliki satu bentuk dasar,
di dalam bentuk asalnya sekalipun boleh memiliki lebih dari satu bentuk fonetik. Dalam
fonologi generatif dibicarakan juga proses-proses dan kaidah-kaidah fonologis. Schane
(1973:49) mengelompokkan prosesproses fonologi menjadi empat macam yakni :

a). Asimilasi
Asimilasi adalah suatu ruas menerima ciri - ciri dari suatu ruas yang berdekatan.
Asimilasi dibedakan menjadi (i) konsonan mengasimilasi ciri – ciri vokal, (ii)
mengasimilasiciri-ciri konsonan, (iii) konsonan mengasimilasi ciriciri konsonan, dan (iv)
vokal mengasimilasi ciri – ciri vokal.

b). Struktur Suku Kata


Proses-proses struktur suku kata memengaruhi distribusi secara relasional
konsonan-vokal, yaitu dalam hubungannya satu sama lain dalam kata. Proses-proses ini
meliputi (i) pelepasan konsonan, (ii) pelepasan vokal, (iii) penyisipan konsonan atau vokal
(epentesisi), (iv) penggabungan vokal dan konsonan, (v) penggabungan konsonan atau
vokal, (vi) perubahan golongan utama, dan (vii) metatesis.

c). Pelemahan dan Penguatan


Perubahan struktur suku kata yang disebabkan oleh ruas-ruas yang lemah atau kuat
dalam suatu kata atau morfem dapat disebut sebagai proses penguatan dan pelemahan.
Pelemahan dapat dibedakan menjadi (i) sinkop, (ii) apokop, (iii) pengurangan vokal,
sedangkan penguatan meliputi ; (i) diftongisasi; dan (ii) pergeseran vokal.

d). Netralisasi
Netralisasi adalah suatu proses pengurangan perbedaan fonologis pada suatu lingkungan
tertentu. Segmen-segmen yang berkontras dalam satu lingkungan mempunyai representasi
yang sama dalam lingkungan nertralisasi. Netralisasi dibedakan menjadi (i) netralisasi
konsonan dan (ii) netralisasi vokal.

Ciri – Ciri Fonologis Bahasa Pergaulan Remaja :


 Cenderung menggunakan vokal /e/ , /ә/, dan /o/

Secara umum bahasa pergaulan remaja memiliki ciri yang sangat menonjol
pada pemunculan vokal /e/ sebagai vokal depan, tengah, tegang, dan tidak bulat;
vokal /o/ sebagai vokal belakang, tengah, bulat, dan tegang. Di samping itu, variasi

bunyi-bunyi vokal ditandai dengan munculnya bunyi vocal /ә/ (pepet) pada hampir
sebagian besar kosakata remaja. Kata-kata tersebut antara lain terdapat pada
/guwe/, /ngeles/, /capek deh/, /tetep/, /banget/, /temen/, /bete/, /sampe/,
/bosen/, /seeh/, /ember/, / rame/, /cewek/, /deh/, /gue/, / nek/, /sampe/. Untuk
vocal /o/ terdapat pada kata-kata /bo?/, /lo/, /cowok/, /bokap/, /nyokap/,
/gokil/, /bo,ong/, /jomblo/ dan sebagainya.

 Pelesapan bunyi

kata-kata bahasa p erg au lan re ma ja ini mem iliki kecenderungan


melesapkan segmen pertama seperti berikut ini. Ruas /s/ yang menjadi pengawal
kata-kata berikut ini dilesapkan setelah didahului bunyi vokal. /sudah/ [udah] /saja
/ [aja] Pelesapan ini adalah kaidah kecil dengan notasi ciri [+kaidah pelesapan /s/],
karena berlaku hanya pada sekelompok kecil kata.

 Mengalami Pengenduran, penguatan, dan perpaduan vokal

1) Pengenduran Vokal

Berikut adalah kata-kata yang mengalami perubahan ke arah pengenduran


pelemahan vokal.

a) /sangat / [sanget -- banget]

b) /ingat / [inget]

c) / hangat / [anget],dll

Data di atas menunjukkan bahwa ada perubahan bunyi vokal /a/ [+sil., - bul.,
+ren.] pada silaba kedua menjadi bunyi vokal /ә/ (pepet) [+sil., +bel. , -bul., -
ren] apabila diikuti oleh konsonan /t, p, n/. Proses ini adalah pengenduran
vokal karena ketegangan pengucapan berkurang ketika mengucapkan vokal
pada kata- kata yang baru.

2) Penguatan Vokal

Penguatan vokal tersebut dapat dikaidahkan sebagai berikut; +sil. +sil. +bel.
+bul / [-sil.] # +bul +ting. Kaidah tersebut menyatakan bahwa vokal /o/ ([+
sil., +bel., +bul.]) mengalami ketegangan vokal menjadi /u/ (+sil., +bul.,
+ting.]) sebelum konsonan ([-sil.]).

Ada fenomena lain yang ada dalam bahasa pergaulan remaja ini. Prosesnya
dapat dilihat dari beberapa segi yaitu memodifikasi bentuk dengan
penambahan /- pada akhir kata dan terjadi penguatan vokal pada akhir kata

karena semua vokal diubah menjadi /o/, [ +sil, +bul., +bel. +teg.] namun
terjadi pengenduran vokal pada silaba pertama karena semua bunyi vokal
mengalami pengenduran menjadi: /ә/ ([+sil., +bel., -bul., -ren.]).
3) Proses Perpaduan Vokal

Bahasa Pergaulan Remaja Dalam bahasa pergaulan remaja ada beberapa


kata yang mengandung proses perpaduan vokal. Contoh data sebagai
berikut. /sampai/ [sampe] /santai/ [sante] /pakai/ [pake] /ramai/ [rame]
Bunyi [ai] dalam bahasa Indonesia berubah menjadi bunyi [e] dalam bahasa
pergaulan remaja. Vokal ini secara fonetis direalisasikan sebagai vokal
depan, tengah, tegang, dan tidak bulat. Oleh karena gugus vokal telah
berkontraksi menjadi satu vokal, struktur silabel yang baru itu menjadi lebih
sederhana. a) /kamu / [ kamyu] b) /ampun/ [ ampyun] c) /ya/ [ yaw ] d)
/mau/ [ mawar] Kata-kata di atas mengandung bunyi semivokal /y/ dan
/w/. Semivokal tersebut merupakan golongan seciri, yakni [-sil., - kons.,
+ting ]. Data di atas menunjukkan bahwa [y] ditambahkan sebelum vokal
/u/ dan [w] muncul setelah /a/, di antara vocal /a dan /u/ serta /u/ dan /e/.
Kaidah pembentukan kata-kata di atas sebagai berikut. +sil Ø -kons / -sil
+ting +ting +sil ul bul , e, atau a/ . Remaja cenderung menyingkat bentuk-
bentuk bahasa yang digunakan dalam berkomunkasi. Hal itu dilakukan
untuk kemudahan dan kesantaian.

4) Cenderung Memodifikasi Bentuk

kata yang digunakan oleh remaja sudah dimodifikasi sedemikian rupa


sehingga kata-kata tersebut hanya khas milik komunitas mereka. Namun
demikian, polanya dapat diketahui ketika mencermati bentuk-bentuk
tersebut. Kata yang paling umum dan paling popular adalah sebutan untuk
bapak dan ibu sebagai orang tua dimodifikasi menjadi kata bokap dan
nyokap. Kedua kata tersebut tergolong prokem remaja namun sekarang
sudah meluas pemakaiannya.

5) Menambah Sufiks /-in/ pada verba

Sebagian besar verba yang digunakan oleh remaja diakhiri dengan bunyi [-
in]. Tidak ada pola yang khusus untuk sufiks /-in/ ini karena hampir semua
verba diucapkan dengan menambahkan bunyi [-in] pada akhir.

6) Menggunakan kata-kata yang memiliki acuan seperti ;

 /aku/ menjadi [akika]

 /sudah/ menjadi [sutra]

 /enak/ menjadi [endang],dll


Proses pembentukan kata di atas hanya dengan mengambil suku
pertama kemudian dimodifikasi dengan sesuka hati yang mengacu pada
suatu referen. Kata-kata tersebut sebenarnya muncul pada dekade 1990-
an dan meluasnya penggunaan ragam bahasa yang awalnya berasal dari
ragam yang dipakai oleh komunitas waria dan (homoseks) (Oetomo,
2002:104). Dengan perkataan lain, ragam bahasa yang dalam komunitas
asalnya dikenal sebagai bahasa kemudian menjadi bahasa gaul dan
digunakan oleh mereka yang bukan waria atau gay.

Kesimpulan

Dari paparan yang telah dilakukan, akhirnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
Pertama, bentuk-bentuk kata dalam bahasa pergaulan remaja adalah :

(i) kata-kata yang berakhir dengan /-ong/,

(ii) bentuknya mengalami diftongisasi,

(iii) mengalami perubahan vocal,

(iv) penyingkatan / kontraksi,

(v) memiliki acuan nomina,

(vi) penyisipan /ok/,

(vii) menggunakan verba –in,

(viii) mengalami pelesapan bunyi-bunyi tertentu.

Kedua, ciri-ciri fonologis yang terdapat dalam bahasa pergaulan remaja adalah

(i) cenderung menggunakan vocal /e/, /o/, dan /ә /;

(ii) pelesapan bunyi,

(iii) pengenduran, penguatan dan perpaduan vokal.

Ketiga, kecenderungan yang terdapat dalam bahasa pergaulan remaja adalah cenderung
menyingkat atau memperpendek bentuk kata. Pemendekan ini terjadi dalam dua proses
yaitu kontraksi dan akronim. Kecenderungan lain ada lah modifikasi bentuk, menggunakan
verba dengan akhiran.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Jurnal
Dari aspek layout, tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font pada
jurnal utama dan pembanding sangat rapi dan peletakkan tanda miring untuk
bahasa asing sudah memadahi.
Pada jurnal utama ini penulis memaparkan secara jelas tentang Proses
Fonologis Generatif Bahasa Prokem Remaja di Indonesia, akan tetapi jurnal
pembanding memaparkan lebih jelas dibandingkan jurnal utama.
Pada bagian pembahasan, penulis juga menjelaskan hasil dari penelitian yang
didapat dengan jelas, yaitu pada dasarnya remaja Indonesia menggunakan bahasa
prokem atau gaul untuk mempermudah dan menyingkat bahasa dalam kehidupan
sehari – hari.
Jurnal ini juga sangat bagus untuk dijadikan referensi bagi para pembaca
dalam menambah wawasan untuk mengetahui bagaimana analisis fonologis bahasa
prokem remaja di Indonesia dan melihat bagaimana perbedaannya dengan bahasa
baku dalam kamus bahasa Indonesia.
Pada dasarnya kedua jurnal ini sama – sama membahasa mengenai analisis
fonologis bahasa prokem remaja di Indonesia.
Dari segi tata bahasa, jurnal ini adalah bahasa yang digunakan pada jurnal
tersebut tidak berbelit – belit sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh
pembaca.
B. Kelemahan Jurnal
Setiap yang memiliki kelebihan pasti juga memiliki kelemahan, sama juga
dengan jurnal pembanding ini, pada jurnal pembanding ini sangat disayangkan
karena tidak memiliki ISSN sehingga identitas dari jurnal tersebut masih kurang
lengkap. Sedangkan pada jurnal utama, sudah memiliki ISSN yang lengkap, sehingga
sudah memiliki identitas jurnal yang jelas.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan. Pertama,fonologi generatif adalah
bunyi dari rongga mulut manusia yang menghasilkan fonem atau suara, maka
fonologis ini sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbahasa sehari-hari. Kedua,
bahasa prokem adalah bahasa khas anak muda yang biasa digunakan dalam
pergaulan sehari-hari. Ketiga, ciriciri fonologis bahasa prokemantara lain:
cenderung menggunakan vokal /e/ dan /o/, melesapkan bunyi, dan mengalami
pengenduran dan penguatan vokal. Keempat, memiliki kecenderungan menyingkat
bentuk dan memodifikasi bentuk.

B. Saran
Adapun saran untuk penulis jurnal yang telah diulas, semoga terus
melakukan penyempurnaan pada jurnal baik dari segi tampilan ataupun isi.
Selanjutnya dalam penulisan makalah Critical Journal Review ini, penulis menyadari
bahwa penyusunan makalah tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa membantu penulis
dalam upaya evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Riski Ramadhanti Anasti, Silvia Ridanta, Syahrul Ramadhan,Proses Fonologis Generatif


Bahasa Prokem Remaja di Indonesia,2020.
Ni Wayan Sartini, Bahasa Pergaulan Remaja : Analisis Fonologi Generatif, 2012

Anda mungkin juga menyukai