Dosen Pengampu:
Meri Fitriyanti,M.H
Di Susun Oleh:
Muhamma Surono
Jamilatun Nisa
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
a. Kesmpulan ……………………………………………………………………..
b. Saran ……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belanda) , berasal dari kata godsdienst yang berarti agama; ibadat;keagamaan dan
Peradilan Agama menyatakan bahwa yang dimaksud Peradilan Agama dalam undang-
undang ini adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam. Sedangkan
PeradilanAgama adalah suatu daya upaya yang dilakukan untuk mencari keadilan
4. Apa yang dimaksud dengan Kewenangan Mengadili Tidak MeliputiSengketa Hak Milik
PEMBAHASAN
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang pada pokoknyaadalah sebagai berikut.
a) Perkawinan
b) waris;
c) wasiat
d) hibah
e) wakaf
f) zakat
g) infaq
h) shadaqah; dan
i) ekonomi syari‟ah.
jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan, dalam perbedaannya
dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan. dalam
perbedannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan
yang beragama islam sedangkan bagi yang selain islam menjadi kekuasaan peradilan
tingkat pertama, tidak boleh langsung berperkaradi pengadilan tinggi agama atau
peradilan agama dilakukan oleh pengadilan agama yang bertindak sebagai peradilan
Peradilan tingkat “banding” dilakukan oleh pengadilan tinggi agama yang bertempat
Masa Jepang dan Masa Kemerdekaan adalah sama, diatur dalamStaatsblad Tahun
1882 Nomor 152, Staatsblad Tahun 1937 Nomor 116dan 610, Staatsblad Tahun 1937
Nomor 638 dan 639 dan PP No. 45 Tahun1957. kewenangan absolut Peradilan
Agama pada Masa Orde Baru danMasa Reformasi adalah sama sebagaimana
Belanda sampai dengan Masa Pasca Reformasisemakin bertambah atau luas, lebih
banyak perkara yang bisa diperiksaoleh Peradilan Agama, bertambahnya perkara yang
bisa diperiksa olehPeradilan Agama semakin signifikan pada masa Orde Baru. Dan
kewenangan memeriksa perkara zakat, infak, dan ekonomi syariahserta khusus untuk
oleh Mahkamah Syar‟iyah semakin bertembah, tidak saja memeriksa perkara perdata
Islam (ahwal syahsiyahdan muamalah) tetapi juga memeriksa perkara pidana Islam
(jinayah).
bidang:
PerkawinanDalam bidang perkawinan meliputi hal-hal yang diatur dalam atau
2) izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua puluh
satu) tahun dalam hal orang tua atau wali atau keluarga dalam garislurus ada
perbedaan pendapat
3) dispensasi kawin
4) pencegahan perkawinan
6) pembatalan perkawinan
9) gugatan perceraian
12) Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan bilamana bapakyang
13) Penentuan kewajiban memberi biaya peng-hidupan oleh suami kepada bekas
17) Penunjukkan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam halkekuasaan
(delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya padahal tidak ada
perkawinan campuran
yang lain.
Warisan
suatu benda atau manfaat kepada orang lain atau lembaga/badan hukum, yang berlaku
Hibah
Yang dimaksud dengan “hibah” adalah pemberian suatu benda secara sukarela
dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada oranglain atau badan
Wakaf
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
syari‟ah.
Zakat
Yang dimaksud dengan “zakat” adalah harta yang wajib disisihkan oleh
seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan
Infaq
sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan,minuman,
mendermakan, memberikan rezeki (karunia), atau menafkahkansesuatu kepada orang
Shodaqoh
sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secaraspontan dan sukarela
tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridho Allah
Ekonomi Syari‟ah
meliputi:
bank syari‟ah
asuransi syari‟ah
sekuritas syari‟ah
pembiayaan syari‟ah
pegadaian syari‟ah
bisnis syari‟ah.
Dalam perkara ekonomi syari‟ah belum ada pedoman bagi hakim
Ekonomi Syari‟ah sebagaimana dimaksud ayat (1), tidak mengurangi tanggung jawab
hakim untuk menggali dan menemukan hukum untukmenjamin putusan yang adil dan
benar.
adanya hak opsi. Hak opsi adalah hak memilihhukum warisan apa yang akan
hukum bagi pada pihak yang bersengketakhusus dalam perkara warisan untuk
Hukum Adat atau hukum Islam.Mengenai hak opsi ini Mahkamah Agung
yang terletak di luar badan peradilan dan berlaku bagi golongan rakyat yang hukum
kewarisannyatunduk pada Hukum Adat dan atau Hukum Perdata Barat (BW) dan atau
HukumIslam. Para pihak boleh memilih Hukum Adat atau Hukum Perdata Barat
(BW)yang menjadi wewenang Pengadilan Negeri Hukum atau memilih Hukum Islam
yang menjadi wewenang Pengadilan Agama. Pilihan hukum ini berlaku sebelum
kePengadilan Agama maka pihak lawan telah gugur haknya untuk menentukan
pihak yang bersengketa maka hal ini telah terjadi sengketa kewenanganmengadili
antara pengadilan pada badan peradilan yang satu dengan pengadilan pada badan
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,kalimat yang terdapat dalam Penjelasan Umum
“Para Pihak sebelum berperkara dapat mempertimbangkan untuk memilih hukum apa
Mengadili Tidak Meliputi Sengketa Hak Milik AtauSengketa Lain Antar Orang Islam
dengan Non Islam Apabila terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam
sebagai berikut.
1) Apabila objek sengketa terdapat sengketa hak milik atau sengketa lainantara orang
Agama terhadap objek sengketa yang masih terdapatsengketa milik atau sengketa
lain antara orang Islam dan selain orangIslam ditunda terlebih dahulu sebelum
berikut. “Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam perkara
harus diputus lebih dahulu oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.”
2) Apabila objek sengketa terdapat sengketa hak milik atau sengketa lainantara orang
Islam maka Peradilan Agama dapat memutus bersama-sama perkara yang menjadi
terjadi sengketa hak milik sebagaimana dimaksud ayat (1) yang subjek hukumnya
antara orang-orang yang beragama Islam, objek sengketa tersebut diputus oleh
suatu kalimatpertanyaan, yaitu ke Pengadilan Agama mana perkara itu akan diajukan?
Dari pengertian di atas maka pengertian kewenangan relatif adalah kekuasaan atau
jenis dan tingkatan yang berhubungan dengan wilayah hukum Pengadilan danwilayah
sangat jelas yaitu perkara yang diajukan akan diputus dengan putusan yang tidak
berbeda.
perkara yang hanya ada satupihak, karena hanya satu pihakdan tidak ada
adalah:
a) Permohonan ijinpoligami diajukan ke Pengadilan Agama yang
juga ada aturan yang bersifatumum dan juga bersifat khusus atau pengecualian
b) apabila tergugat lebih dari satu orang maka gugatan dapat diajukan
kediamantergugat
c) apabila tempat kediaman tergugat tidak diketahui atau tempat tinggalnya tidak
tinggalpenggugat
d) apabila objek perkara adalah benda tidak bergerak, gugatan dapat diajukan
gugatanhanya dalam perkara permohonan cerai talak dan cerai gugat saja dan
dalam pasal 66 ayat (2)UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
kediamansuami/pemohon.
Pusat.
kediamanistri/penggugat.
b) Apabila istri/penggugat secara sengaja meninggalkan tempat kediaman
suami/tergugat.
PENUTUP
G. Kesimpulan
competentie) adalah kekuasaan yang berhubungan dengan jenis perkara dan sengketa
a) Perkawinan
b) Waris
c) Wasiat
d) Hibah
e) Wakaf
f) Zakat
g) Infaq
h) Shadaqah dan
i) ekonomi syari‟ah.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Qanun Nomor 10 Tahun 2002 tentang
Agama dibatasi dengan adanya hak opsi. Hak opsi adalah hak memilihhukum warisan
Apabila terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam perkara
berikut. Apabila objek sengketa terdapat sengketa hak milik atau sengketa lainantara
orang Islam dengan selain orang Islam maka menjadi kewenanganPeradilan Umum
milik atau sengketa lain antara orang Islam maka PeradilanAgama dapat memutus
Belanda sampai dengan Masa Pasca Reformasi semakin bertambah atau luas, lebih
banyak perkara yang bisa diperiksa oleh PeradilanAgama, bertambahnya perkara yang
bisa diperiksa oleh Peradilan Agama semakinsignifikan pada masa Orde Baru. Dan
lompatan terbesar perkara yang menjadikewenangan Peradilan Agama ada pada Masa
dalam Teori dan Praktik Pada Peradilan Agama.,Yogyakarta :UII Press 2009