Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TB PARU DIDESA WORI

KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Aviliana R. Wenas *
Grace D. Kandou, Dina V. Rombot +

Abstract
Pulmonary Tuberculosis disease is an infectious disease directly by Mycobacterium tuberculosis. Beside the
lung, it can also affect the other organs. This disease can be transmitted by droplets from an infected person
pulmonary tuberculosis disease. Indonesia is the top 10 countries with the highest tuberculosis incidence,
ranging from India, China, South Africa, and Indonesia was fourth in 2012. This study was a cross sectional
survey aimed to find out the relationship of knowledge, attitudes, and actions with Pulmonary Tuberculosis
disease incidence. The population in this study were all people in the region of the Wori Village, District Wori
with total sample 97 people. Data analysis was performed using Chi Square test. The results showed no
significant relationship between the knowledge with Tuberculosis incidence (p=0,617), and no significant
relationship between attitude with Tuberculosis incidence (p=0,281), but there are significant correlation
between action with the incidence of Tuberculosis (p=0,048). It required counseling about Tuberculosis
disease to people in the Wori Village.

Keywords: Knowledge, Attitude, Action, Pulmonary Tuberculosis Disease

Abstrak

Penyakit Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung oleh Mycobacterium tuberculosis.
Biasanya paru-paru adalah yang paling umum terinfeksi, tetapi dapat mengenai organ lain. Penyakit ini
dapat ditularkan melalui droplet dari TB paru orang yang terinfeksi . Indonesia adalah 10 negara dengan
kejadian TB tertinggi, mulai dari India, Cina, Afrika Selatan, dan Indonesia berada di urutan keempat pada

Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 2 April 2015
tahun 2012. Penelitian ini adalah survei cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kejadian Tuberkulosis. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua masyarakat di wilayah kerja Desa Wori, Kecamatan Wori dengan sampel 97 orang. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan kejadian Tuberkulosis (p=0,617), juga tidak ada hubungan yang
signifikan antara sikap dengan Tuberkulosis kejadian (p=0,281), namun terdapat hubungan yang
signifikan antara tindakan dengan kejadian Tuberkulosis (p=0,048). Untuk itu diperlukan penyuluhan
tentang penyakit Tuberkulosis kepada warga masyarakat di Desa Wori.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Tuberkulosis Paru

* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unversitas Sam Ratulangi Manado, e-mail : cmpongsilurang@gmail.com 82


+ Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
PENDAHULUAN triwulan pertama terdapat 1.198 kasus.
Dan untuk diwilayah Kabupaten
Kesehatan adalah keadaan sehat Minahasa Utara di Unit
baik secara fisik, mental, spiritual Pelayanan Kesehatan pada triwulan
maupun sosial yang memungkinkan ketiga tahun 2013 terdapat 100
setiap orang untuk produktif secara kasus. Selain itu, berdasarkan data
sosial dan ekonomi.(5) Karena kesehatan yang diperoleh dari Puskesmas
itu dapat memungkin orang tersebut Kecamatan Wori dari bulan Januari
produktif, maka kesehatan merupakan hingga bulan Agustus tahun 2014
sesuatu yang sangat mahal harganya. yaitu di Desa Wori tercatat 5 kasus,
Saat ini ada berbagai penyakit yang dan Desa Wori merupakan desa yang
masih menjadi polemik di Indonesia, kejadian penyakit tuberkulosis
salah satunya adalah parunya cukup tinggi
penyakit tuberkulosis paru. dibandingkan desa lain yang ada
Tuberkulosis paru adalah penyakit di wilayah Kecamatan Wori.(6-7)
menular yang disebabkan oleh bakteri Untuk menanggulangi kasus
berbentuk batang yaitu Mycobacterium tuberkulosis yang cukup tinggi di
Tuberculosis. Penyakit ini dapat menular Indonesia, pemerintah
dari orang ke orang melalui droplet dari telah mencanangkan berbagai
orang yang terinfeksi tuberkulosis program kesehatan untuk membantu
paru.(1) pencegahan dan pengobatan, salah
satunya dengan imunisasi Bacillus
Menurut data dari World Health
Calmette Guerin (BCG) pada bayi,
Organization (WHO) pada tahun 2012
penyuluhan tentang pencegahan
insiden tertinggi ditemukan di Asia (58
tuberkulosis paru, pemeriksaan
%) dan Afrika (27 %), dan Indonesia
tuberkulosis secara dini di Puskesmas
menduduki posisi keempat sebagai
sampai pemberian obat anti
negara dengan insiden tuberkulosis
tuberkulosis secara gratis
tertinggi sesudah India, Cina, dan Afrika
yang merupakan implementasi dari
Selatan.(2)
Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 2 April 2015

program World Health Organization


Berdasarkan Global Report (WHO) yang terutama ditujukan bagi
Tuberkulosis paru World masyarakat yang sosial ekonominya
Health Organization (WHO) tahun kurang.
2011, angka prevalensi Walaupun program pemberantasan
tuberkulosis paru di tuberkulosis paru secara nasional di
Indonesia diperkirakan 289 pe 100.000 Indonesia telah berlangsung sejak tahun
penduduk. (3) 1969, namun hasilnya belum
Di Indonesia pada tahun 2013 memuaskan.(9) Hal ini dapat di
akibatkan karena banyak faktor, baik
ditemukan jumlah kasus baru Basil
dari perilaku masyarakat itu sendiri,
Tahan Asam positif (BTA +) sebanyak
faktor dari bakterinya, serta peran
196.310 kasus, menurun
pemerintah terhadap pencegahan
bila dibandingkan kasus baru BTA+
penyakit tuberkulosis paru ini.
yang ditemukan tahun 2012 yang
sebesar 202.301 kasus.(4) Oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai
Berdasarkan data yang diperoleh
hubungan perilaku masyarakat dengan
dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
kejadian penyakit tuberkulosis paru di
Utara tentang kasus tuberkulosis paru
Desa Wori Kecamatan Wori Kabupaten
di Unit Pelayanan Kesehatan di Provinsi
Minahasa Utara.
Sulawesi Utara untuk tahun 2013,

83
METODOLOGI b. Sikap

Penelitian ini menggunakan desain Tabel 2. Distribusi Sikap Masyarakat


penelitian deskriptif analitik, dengan
pendekatan potong lintang (Cross
Sectional). Populasi dalam penelitian ini N %
yaitu seluruh masyarakat yang tinggal
Positif 53 54,6
di Desa Wori Kecamatan
Wori Kabupaten Minahasa Utara. Negatif 44 45,4
Sampel yang diambil menggunakan
teknik simple random sampling, dengan Total 97 100
besar sampel berjumlah 97
orang. Pengumpulan data c. Tindakan
menggunakan kuesioner dan diolah
dengan program SPSS.
Tabel 3. Distribusi Tindakan Masyarakat

N %
HASIL PENELITIAN
Baik 59 60,8
1. Gambaran Lokasi Penelitian Buruk 38 39,2
Desa Wori merupakan salah satu Total 97 100
desa yang terdapat di wilayah
Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa d. Kejadian
Utara. Luas wilayah secara keseluruhan
adalah 9,96 km2. Dengan Tabel 4. Distribusi Kejadian Penyakit
jumlah penduduk yaitu 2.430 jiwa, yang Tuberkulosis
terdiri

Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 2 April 2015
dari laki-laki 1.247 jiwa dan perempuan
1.183 jiwa, dengan jumlah kepala
N %
keluarga sebanyak 713 KK.
Positif 32 33
2. Gambaran Perilaku Responden Negatif 65 67
tentang Penyakit Tuberkulosis Paru
Total 97 100
a. Pengetahuan

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan 3. Hubungan Perilaku dengan Kejadian


Masyarakat Penyakit Tuberkulosis Paru di Desa
Wori
N
% Pengetahuan dengan
Baik 52 53,6 a. Hubungan
Kejadian Penyakit Tuberkulosis
Buruk 45 46,4 Paru.

Total 97 100

84
Tabel 5. Hubungan Pengetahuan dengan positif yang menderita penyakit
Kejadian Penyakit Tuberkulosis pada Tuberkulosis dan ada 17
Warga di Desa Wori orang responden dengan sikap yang
negatif yang menderita penyakit
Kejadian Total pValue Tuberkulosis. Hasil analisis data dengan
menggunakan uji statistik Chi Square
(+) % (-) % jlh % diperoleh hasil p=0,281>0,005, yang
berarti tidak ada hubungan antara
sikap dengan kejadian penyakit
Tuberkulosis.
Buruk 16 35,6 29 64,4 45 100
c. Hubungan Tindakan dengan
0,617
Kejadian Penyakit Tuberkulosis
Baik 16 30,8 36 69,2 52 100 Paru.
Total 32 33,0 65 67,0 97 100
Tabel 7. Hubungan Tindakan dengan
Dari tabel diatas diketahui ada 16 Kejadian Penyakit Tuberkulosis pada
orang responden dengan pengetahuan Warga di Desa Wori
yang baik yang menderita penyakit
Tuberkulosis, dan 16 orang responden Kejadian Total pValue OR
dengan pengetahuan yang buruk yang (+) % (-) % jlh %
menderita penyakit Tuberkulosis. Hasil
analisis data dengan menggunakan uji
statistik Chi Square diperoleh hasil
Buruk 17 44,7 21 55,3 38 100
p=0,617>0,005, yang berarti tidak
terdapat hubungan antara pengetahuan 0,048 2.375
dengan kejadian penyakit Tuberkulosis.
Baik 15 25,4 44 74,6 59 100

Total 32 33,0 65 67,0 97 100


b. Hubungan Sikap dengan Kejadian
Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 2 April 2015

Penyakit Tuberkulosis Paru.


Pada tabel 7 dapat dilihat sebanyak 15
Tabel 6. Hubungan Sikap dengan orang responden dengan tindakan yang
Kejadian Penyakit Tuberkulosis pada baik yang menderita penyakit
Warga di Desa Wori Tuberkulosis, dan terdapat 17 orang
responden dengan tindakan yang buruk
Kejadian Total pValue yang menderita penyakit Tuberkulosis.
(+) % (-) % jlh % Hasil analisis data dengan menggunakan
uji statistik Chi Square diperoleh hasil
p=0,048<0,005, dan Odds Ratio 2.375,
Negatif 17 38,6 27 61,4 44 100 yang berarti bahwa terdapat hubungan
antara tindakan dengan
0,281
kejadian penyakit Tuberkolosis. Dan
Positif 15 28,3 38 71,1 53 100
berdasarkan Odds Rationya dapat
Total 32 33,0 65 67,0 97 100 dilihat bahwa responden yang
memiliki tindakan buruk yaitu
2,375 kali lebih beresiko menderita
Dari tabel 6 dilihat sebanyak 15 penyakit Tuberkulosis Paru
orang responden dengan sikap yang dibandingkan dengan responden yang
memiliki tindakan yang baik.

85
PEMBAHASAN tenaga kesehatan yang ada diwilayah
Desa Wori.
1. Gambaran Perilaku Responden
tentang Penyakit Tuberkulosis Paru
2. Hubungan Perilaku dengan Kejadian
a. Pengetahuan Responden tentang Penyakit Tuberkulosis Paru di Desa
Tuberkulosis Paru. Wori
Untuk keseluruhan jumlah a. Hubungan Pengetahuan dengan
responden yang memiliki pengetahuan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru
baik tentang penyakit Tuberkulosis di di Desa Wori .
Desa Wori sudah separuh dari jumlah
Berdasarkan hasil penelitian
responden yaitu 52 responden (53,6 %).
terhadap 97 responden
Dan media elektronik dan penyuluhan
masyarakat Desa Wori Kecamatan
dari tenaga medis disekitar Desa Wori
Wori Kabupaten Minahasa Utara,
memiliki peranan yang penting dalam
tentang hubungan antara
memberikan berbagai
pengetahuan dengan kejadian
informasi kesehatan bagi masyarakat
Tuberkulosis didapatkan hasil analisa
khususnya tentang penyakit
dengan menggunakan chi-
Tuberkulosis.
square didapatkan hasil p=0,617
dengan α=0,05 (p>α) ini berarti
b. Sikap Responden tentang bahwa tidak terdapat hubungan antara
Tuberkulosis Paru. pengetahuan dan kejadian
Dapat dilihat sudah lebih separuh penyakit tuberkulosis. Hasil ini
jumlah responden yang ada dalam mendukung beberapa penelitian
penelitian yaitu 53 responden (54,6 %) sebelumnya yaitu penelitian dari
ini yang mempunyai sikap yang positif Imam Bactiar,dkk di Kota Bima,
terhadap penyakit Tuberkulosis. Sikap penelitian dari Ryana Ayu Setia di
responden tentang penyakit Kecamatan Baturetno
Tuberkulosis ini sangat dipengaruhi Kabupaten Wonogiri, penelitian dari

Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 2 April 2015
oleh rangsangan atau stimulan yang Djannah, juga penelitian dari Melisa
diberikan oleh tenaga kesehatan di Siregar, dkk yang menyatakan bahwa
wilayah Desa Wori. Stimulan atau tidak terdapat hubungan
rangsangan dalam hal ini dapat berupa antara pengetahuan dengan kejadian
penyuluhan atau sosialisasi penyakit Tuberkulosis Paru. (10,12-14)
tentang penyakit Tuberkulosis ini.
Menurut Sumiyati dalam penelitian
c. Tindakan Responden tentang menyatakan hal berbeda yaitu terdapat
Tuberkulosis Paru. hubungan antara pengetahuan dengan
Untuk keseluruhan jumlah upaya pencegahan penyakit.(8)
responden yang memiliki tindakan baik Berdasarkan dari penelitian-
terhadap penyakit Tuberkulosis, sudah penelitian diatas terdapat kemiripan
banyak yaitu terdapat 59 responden dimana tidak terdapatnya hubungan
(60,8 %) yang memiliki tindakan yang yang bermakna antara pengetahuan
baik terhadap penyakit Tuberkulosis, dengan kejadian penyakit tuberkulosis
hal ini dapat terus ditingkatkan dengan paru. Dan ada beberapa asumsi yang
cara diberikan berbagai menyebabkan tidak terdapatnya
informasi kesehatan tentang hubungan antara pengetahuan dengan
penyakit Tuberkulosis ini dari kejadian penyakit Tuberkulosis
pemerintah dan diantaranya yaitu karena
jawaban responden yang masih
kurang tepat pada
pertanyaan-pertanyaan
86
pengetahuan tentang Tuberkulosis, ditingkatkan dan pemerintah harus
selain itu bisa karena tingkat memberikan contoh yang baik kepada
pendidikan responden yang rata-rata masyarakat agar perilaku hidup sehat
masih rendah, karena jika tingkat dapat terlaksana.(15)
pendidikan responden rendah, maka
pengetahuan yang akan dia dapatkan
c. Hubungan Tindakan dengan
juga tidak banyak, dalam hal ini
Kejadian Penyakit Tuberkulosis
pengetahuan tentang penyakit
Paru.
Tuberkulosis, juga bisa karena
responden kurang Berdasarkan hasil penelitian
mengikuti penyuluhan dari terhadap 97 responden masyarakat di
pemerintah maupun puskesmas Desa Wori Kecamatan Wori Kabupaten
tentang penyakit Tuberkulosis ini. Minahasa Utara tentang hubungan
tindakan dengan kejadian
penyakit Tuberkulosis didapatkan
b. Hubungan Sikap dengan Kejadian hasil analisa dengan menggunakan
Penyakit Tuberkulosis Paru. chi square didapatkan hasil
Dari hasil analisa yang diperoleh p=0,048 dengan α=0,05 (p<α) ini
dengan menggunakan chi square berarti bahwa terdapat hubungan
didapatkan p=0,281 dengan α=0,05 antara tindakan dengan kejadian
(p>α) yang berarti tidak penyakit Tuberkolosis.
didapati hubungan yang bermakna Hal ini mendukung penelitian dari
antara sikap dan kejadian Niko Putra yang menyatakan terdapat
penyakit Tuberkulosis pada hubungan antara tindakan dengan
masyarakat Desa Wori Kecamatan Wori kejadian penyakit Tuberkulosis Paru di
Kabupaten Minahasa Utara. Kota Solok.(11)
Penelitian ini sejalan dengan Menurut Notoatmodjo secara teori
beberapa penelitian yaitu penelitian memang perubahan perilaku atau
dari Ryana Ayu Setia, juga penelitian mengadopsi perilaku baru itu melalui
dari Imam Bactiar,dkk yang mengatakan proses perubahan:
Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 2 April 2015

bahwa tidak terdapatnya pengetahuan (knowledge) – sikap


hubungan antara sikap responden (attitude) – praktik (practice) atau
tentang tuberkulosis dengan “KAP” (PSP). Beberapa penelitian
kejadian tuberkulosis di telah membuktikan hal itu, namun
Kabupaten Wonogiri. (10,12) Namun penelitian lainnya juga
penelitian berbeda dari Andi,dkk yang membuktikan bahwa proses tersebut
menyatakan terdapat hubungan antara tidak selalu seperti teori diatas (KAP).(5)
sikap dengan perilaku pencegahan.(15) Jadi walaupun pengetahuan dan sikap
Dari penelitian-penelitian diatas masih negatif, itu tidak menutup
ada beberapa kesamaan yaitu kemungkinan tindakan yang dihasilkan
tidak memiliki hubungan malah positif/baik,
antara sikap dengan kejadian penyakit begitupun sebaliknya, seperti halnya
tuberkulosis. penelitian ini.
Tindakan yang kurang merupakan
Jika sikap masyarakat sudah baik faktor resiko untuk penyakit
maka masyarakat akan mudah untuk Tuberkulosis. Seperti halnya tindakan
melakukan suatu perbuatan yang baik, masyarakat di Desa Wori yang masih
tapi jika sikap ini masih kurang maka kurang mengenai kebiasaan memakai
memiliki dampak yang buruk bagi tisu atau sapu tangan saat batuk, serta
derajat kesehatan masyarakat. Untuk tindakan untuk menyempatkan waktu
merubah sikap, pengetahuan untuk berolahraga. Tindakan yang
harus masih kurang ini dapat menjadi salah
87
satu sumber penularan, sehingga mata atau sapu tangan saat batuk, dan
rantai penyakit Tuberkulosis ini sulit tindakan untuk menyempatkan
untuk diputuskan. Dan untuk itu, waktu untuk berolahraga
tindakan yang baik harus ditingkatkan Untuk pengembangan ilmu yaitu untuk
dengan cara masyarakat haruslah lebih penelitian lanjutan tentang faktor-faktor
sering dipaparkan dengan bagaimana, lain misalnya jenis pekerjaan, tingkat
apa dan dampak dari penyakit penghasilan, karakteristik rumah, jenis
Tuberkulosis tersebut, serta lantai, pencahayaan, kelembaban, dan
ada stimulan/rangsangan yang baik lain sebagainya yang dapat
dari pemerintah untuk mempengaruhi peningkatan
meningkatkan pengetahuan masyarakat. kejadian penyakit Tuberkulosis di
(11)
Desa Wori Kecamatan Wori
Kabupaten Minahasa Utara.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa tindakan memiliki hubungan
dengan kejadian TB Paru. Sedangkan 1. Pertiwi RN, Wuryanto MA,
pengetahuan, sikap, tidak berhubungan Sutriningsih D. Hubungan antara
dengan kejadian TB Paru di Desa Wori. karakteristik individu, praktik
hygiene dan sanitasi lingkungan
dengan kejadian tuberculosis
di Kecamatan Semarang Utara
SARAN tahun 2011. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2012
1. Bagi pihak pemerintah seperti
Puskesmas Kecamatan Wori dan 2. World Health Government (WHO).
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Global tuberculosis report 2013.
Utara untuk lebih memperhatikan 3. Azhar K,Perwitasari D. Kondisi fisik
lagi kesehatan setiap masyarakat,

Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 2 April 2015
rumah dan perilaku dengan
salah satunya dengan cara prevalensi Tb paru di Propinsi DKI
melaksanakan program penyuluhan Jakarta, Banten, dan Sulawesi Utara.
tentang berbagai Media Litbangkes. 2013
informasi mengenai penyakit
Tuberkulosis. 4. Depkes RI. Profil kesehatan
Indonesia 2013.Jakarta: Kementrian
2. Bagi masyarakat Desa Wori Kesehatan RI;2014
Kecamatan Wori Kabupaten
Minahasa Utara dianjurkan untuk 5. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan
lebih meningkatkan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT
lagi pengetahuan tentang faktor- Rineka Cipta; 20012. Hal 1-141
faktor resiko dari penyakit 6. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tuberkulosis seperti ventilasi rumah Utara. Profil Penyakit Tuberkulosis
yang kurang baik, keadaan rumah di Provinsi Sulawesi Utara 2011-
yang sumpek dan tidak nyaman, 2013. Manado;2014
juga tentang gejala dan tanda
dari penyakit Tuberkulosis. 7. Puskesmas Kecamatan Wori
Selain pengetahuan, perlu juga Kabupaten Minahasa Utara. Profil
diperhatikan sikap tentang cara Kesehatatan Puskesmas Wori
penularan penyakit Tuberkulosis. kecamatan Wori tahun 2012-2014
Dan untuk tindakan yang masih
perlu diperhatikan yaitu tentang
kebiasaan memakai tisu
88
8. Astuti S. Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat
terhadap Upaya Pencegahan
Tuberkulosis di RW 04 Kelurahan
Lagoa Jakarta Utara Tahun 2013.
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah; 2013
9. Permatasari A. Pemberantasan
Penyakit TB Paru dan Strategi DOTS.
USU.2005
10. Bachtiar I, Ibrahim E, Ruslan.
Hubungan Perilaku dan
Kondisi Lingkungan Fisik Rumah
dengan Kejadian TB Paru di
Kota Bima Provinsi NTB. UNHAS
11. Putra NR. Hubungan Perilaku dan
Kondisi Sanitasi Rumah dengan
Kejadian TB Paru di Kota Solok
Tahun 2011.Fakultas Kesehatan
Masyarakat.2011
12. Kurniasari RAS, Suhartono, Cahyo K.
Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis
Paru di Kecamatan Baturetno
Kabupaten Wonogiri. UNDIP. Vol. 11
No. 2. 2012
13. Djannah SN, Suryani D, Purwati DA.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 2 April 2015

Sikap dengan Perilaku Pencegahan


Penularan TBC pada mahasiswa di
Asrama Manokwari Sleman
Yogyakarta. Universitas
Ahmad Dahlan. Vol. 3 No. 3. 2009
14. Siregar MP, Hasan W, Ashar T.
Hubungan Karakteristik Rumah
dengan Kejadian
Penyakit Tuberkulosis paru di
Puskesmas Simpang Kiri Kota
SubulusssalaM. USU. 2012
15. Aty AT, Haskas Y. Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap Penderita
Tuberkulosis Paru dengan Perilaku
Pencegahan Penularan Basil
Mycobacterium Tuberkulosa
di Ruang Rawat Inap RSUD
Pangkep. Vol 3 No 6. 2014

89

Anda mungkin juga menyukai