Anda di halaman 1dari 2

 

Sumber Induk  Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad


Pendahuluan
 Sumber induk bisa dari alam atau dari budidaya KJA di laut.  Tingkat kematangan gonade dapat di lihat dengan melakukan canulasi melalui lubang
Ikan kerapu Macan (E p i n e p h el u s f u s c o g u t t a t u s  ) merupakan salah satu ikan urogenitalnya, dan khusus untuk jantan dapat dilakukan striping.
ekonomis penting yang bernilai jual tinggi.  Jika dari alam, penangkapan harus dilakukan dengan perangkap, jaring dan pancing.
 Canulasi dilakukan dengan menggunakan slang cateter (slang canulasi 1,2 mm) yang
Tidak boleh induk hasil penangkapan dengan racun.
Untuk memenuhi permintaan pasar, tidak mungkin hanya mengandalkan hasil dimasukan sekitar 3  5 cm dari lubang urogenital ke arah perut. Untuk striping dilakukan
 –

tangkapan dialam, harus dibudidayakan.  Kriteria induk yang dipakai adalah sehat, aktif, lengkap organnya serta bebas dari dengan mengurut bawah perut secara perlahan kearah lubang urogenital.
penyakit dan parasit.  Tingkat kematangan gonade induk diklasifikasikan dalam 7 tingkatan, yaitu tingkat 1 (mulai
Salah satu kunci utama keberhasilan pengembangan budidaya adalah penyediaan
 Sebelum induk digunakan harus diadaptasikan dalam bak terkontrol minimal 1 bulan. nampak gonadenya), tingkat 2 (jelas nampak gonadenya), tingkat 3 (matang gonade) dan
benih yang cukup dan berkelanjutan
tingkat 4 (pasca peneluran).
Pengelolaan induk merupakan langkah pertama dalam pengembangan pembenihan
kerapu. Seleksi jenis kelamin  Pemijahan 

 Kerapu adalah ikan hermaprodit protogenus,berubah kelamin dari betina ke  Pemijahan ikan kerapu dalam bak terkontrol, dapat dilakukan secara alami (natural
 jantan. spawning) dan pemijahan buatan (induce spawning).
Potensi Induk Kerapu di
Alam  Oleh karena itu untuk mengetahui jenis kelamin induk dapat dilakukan dengan  Ikan kerapu Macan dapat berpijah selama sekitar 3 - 5 hari.
dasar berat tubuhnya. sehingga kecil betina, besar jantan.  Pemijahan ikan kerapu biasanya terjadi pada bulan gelap hingga bulan lunar (lewat tgl 20
 Kerapu tikus betina ukuran 1,5 – 2,75 kg, > 2,75 menjadi jantan. Untuk kerapu s/d sebelum tanggal 10 bulan lunar).
macan betina ukuran 3,5  – 7,0 kg, sedang berat > 8 kg jantan.  Telur yang dihasilkan ikan kerapu yang dipelihara dalam bak kontrol biasanya berdiameter
Domestikasi, karantina dan aklimatisasi
 Pembedaan jenis kelamin juga bisa dilakukan dengan canulasi menggunakan 0,8  1,1 mm (800  1100 mikron)
 –  –

selang cateter (slang canulasi).


 Pada musim pemijahan, pembedaan jenis kelamin akan semakin nyata dengan

Pemeliharaan induk : melihart organ kelamin. Betina memiliki 3 lubang dan berwarna kemerahan,
 jantan ada benjolan dan juga berwarna kemerahan.  Untuk merangsang ikan kerapu memijah secara alami, maka kondisi lingkungan dalam bak
Pengelolaan lingkungan & Pengelolan pakan pemijahan dimanipulasi pasut dan suhunya. Setiap hari setelah diberi pakan pagi hari, air
klimatisasi dan domestikasi dalam bak pemijahan diturunkan s/d + 50 cm diatas sirip punggung. Kondisi ini dibiarkan
 Sebaiknya dilakukan dalam bak beton sampai sore sekitar jam 16.00.
Manipulasi lingkungan Manipulasi lingkungan  Waktu sekitar 2  – 3 bulan  Setyelah 3  6 bulan, biasanya ikan kerapu akan memijah secara alami
 –

 Berikan berbagai jenis pakan, guna melihat respon & pengaruhnya, sehingga  Ketika musim pemijahan, biasanya ikan kerapu akan berkurang nafsu makannya dan
diketahui pakan yang terbaik. khusus untuk ikan kerapu macan jantan akan berubah warna tubuhnya menjadi lebih
 Sebelum ke bak pemeliharaan dilakukan pengamatan TKG terang diperutnya dan lebih aktif bergerak
Pemijahan  Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari antara jam 19.00 s/d jam 02.00 dini hari.
Fasilitas pemeliharaan induk

Induce spawning / pemijahan buatan 

Panen telur  Pemijahan buatan biasanya dilakukan dengan bantuan rangsangan hormon
 Hormon yang biasa digunakan untuk memijahkan ikan laut adalah hormon HCG dan
Puberogen. Penyuntikan hormon biasanya dilakukan secara intramuscular.
Panen telur  Dosis hormon : 250 IU HCG/kg and 50 RU Puberogen/kg.
 Jika setelah 24 jam dari penyuntikan pertama induk belum mau memijah, maka dilakukan
Pakan alami Pakanbuatan penyuntikan kedua dengan dosis hormon lebih tinggi menjadi 500 IU HCG/kg and 100 RU
 Bak pemeliharaan induk yang terbaik adalah bundar dengan diameter > 5 meter dan
(alga,rotifer,artemia) Pemeliharaan (powder,pellet) Puberogen/kg.
kedalaman > 2,5 m.
larva
 Jika bak pemeliharaan induk kerapu mencapai diamater 7 meter dan kedalaman 3
Artificial plankton Trash fish Pemanenan telur.
meter akan lebih baik, tentunya ini disesuaikan dengan ketersediaan lahan.
 Kepadatan pemeliharaan induk adalah 1 kg / m3 dgn perbandingan jantan dan betina
Pagi hari dilakukan pemanenan telur kerapu yang terkumpul pada waring (egg
Nursery / pendederan adalah 1 : 2. collector). Telur diambil dengan menggunakan seser yang terbuat dari bahan yang
 Pergantian air harian minimal 150 % perhari, dan dilakukan secara terus menerus halus dan lembut guna mencegah rusaknya telur.
(flow trough system)
SKEMA KEGIATAN PEMBENIHAN KERAPU
Pakan dan pengelolaannya   Penetasan Telur
Telur-telur yang telah dikumpulkan terlebih dahulu direndam
dalam larutan iodine 3 ppm. Telur dimasukkan ke wadah penetasan
(akuarium /corong penetasan) dengan kepadatan ± 1000
butir/liter. Telur yang baik (terbuahi) akan mengapung sedangkan yang tidak
terbuahi akan mengendap didasar wadah. Guna menghindari
  dampak yang tidak baik terhadap telur-telur lainnya sebaiknya
dilakukan penyiponan pada telur yang tidak terbuahi tersebut.
 Kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan sangat berpengaruh pada kondisi gonade Telur menetas dalam waktu 18-22 jam setelah pembuahan pada suhu
induk dan juga keberhasilan pemijahan nantinya. 28- 30ºC dengan salinitas 30-32 ppt.
 Pakan utama induk kerapu adalah ikan dengan kandungan lemak rendah seperti ikan
belanak, ikan ekor kuning, ikan layang dsb. Sekali waktu juga diberikan cumi-cumi. Gambar perkembangan telur

Ikan sampai menetas


 Dosis pemberian pakan adalah 3 – 5 % TBW dan sebaiknya diberikan secara pelan-
Penanganan Larva
pelan, satu persatu sebanyak 2 kali sehari, pagi hari jam 07.00 dan sore hari jam 16.00.
Larva yang menetas dipindah kedalam bak pemeliharaan larva dan baru
 Untuk mempercepat kematangan gonade induk, diberikan beberapa vitamin seperti
vitamin E, vitamin C dan vitamin B-compleks. membutuhkan pakan setelah berumur 3 hari. Jenis pakan yang diberikan adalah
 Dosis pemeberian vitamin E adl 30 – 50 mg/kg ikan, dan dosis vitamin B and vitamin C chlorella, rotifer (B r a c h i o n u s p l i c a t i l is ) kemudian naupli artemia dan pakan buatan.
adl100 mg/fish.
 

SOP PEMBENIH N KER PU

Day
ManajemenPakan   Manajemen Kualitas Air   PENGATURANCAHAYA TEKNIK PEMBENIH N
No  /
Jenis Pakan  Dosis  Frekuensi/hari  Siphon 
Hari   Pergantia
n Air  
Pencahayaan  lampu neon 40 watt sebanyak 2 bh

Tujuan : untuk memperpanjang aktivitas metabolisme larva dan menjaga



IK N
1.  D-0  Yolk egg -  -  -  - 

2.  D-1  -  Siphon


kestabilan intensitas cahaya dalam air.
KER PU M C N
telur
mengen Waktu : tergantung dari kondisi pencahayaan dalam ruang bak pembenihan. Jika cuaca

dap 
mendung dan kondisi bak agak gelap lampu dapat digunakan secara maksimal.
3  D-2  Chlorella sp 50  100 ribu sel/ml   1x -  - 
Rotifera 
 –

3  5 ind/ml  
 – 1x
Secara umum penggunaan lampu diperlukan pada pagi hari antara pukul 06.00    –

09.00 dan sore hari pada pukul 17.00  20.00


 –

4.  D3 Chlorella sp.  50 - 100 ribu sel/ml   2x -  - 


s/d Rotifer   3 - 5 ind/ml  3x
D-7  GRADING

5.  D8 Chlorella sp. 50 - 100 ribu sel/ml   2x 10  20 % 


 – -  •  Teknik untuk menyeragamkan pertumbuhan dan mengurangi kematian akibat
s/d Rotifer   3  5 ind/ml  
 – 3x
D-20   Pakan buatan   8 gram/pemberian  2 x (D8-D17) & 3 sifat kanibal pada jenis ikan kerapu.
Naupli Artemia  1  3 ind/ml  
 – x (D-18) • Grading dapat dilakukan dalam 2 tahap. Tahap 1 grading larva ukuran kecil
2 x (mulai D-17)
yang berenang di permukaan bak pemeliharaan. Larva diambil dengan
menggunakan scoop beserta air untuk menghindari larva stress dan
6.  D-21 Chlorella sp.  50 - 100 ribu sel/ml   2x 20  50 % 
 – Sipon  dipindahkan ke bak baru yang sebelumnya telah diisi air laut yang bersih.
s/d  Rotifer   3  5 ind/ml  
 – 3x
D- Pakan buatan   10 gram//pemberian   3 x (D21) Setelah larva kecil terambil selanjutnya diteruskan dengan larva besar yang
30  Naupli Artemia  1  3 ind/ml  
 – 2-3 x (D21- D30)   telah sebagian besar berubah menjadi juvenil.

KERAPU MACAN ( E p i n ep h e l u s f u s c o gu t t a t u s )  
 
7.  D- Nauplius 3-7 ind/ml  3x 50  75 % 
 – Sipon  Fase-fase Kritis
31s/  Artemia  15 gram/pemberian   3x
d D- Pakan buatan   Secukupnya  2x • Fase kritis I, D-3 Perubahan pakan
45  Jambret 
yolk sac menjadi rotifer
8.  D-46 Jambret Secukupnya 3x 75 - Siphon 
• Fase kritis II, D-10 s/d D-12  awal
s/d Pakan buatan   15 gram/pemberian   4x  100%   tumbuh sensor, butuh nutrisi baik
50 
• Fase kritis III, D-21 s/d D-25  Spina
9.  D-51 Jambret  Secukupnya  2x ganti air Siphon  menjadi sirip punggung
- teri nasi   3  5 % bobot badan  
 – 2-3 x 100%,
pane Pakan buatan   10   15 gram/pemberian  
 – 4x flowtroug • Fase kritis IV, > D-35  Sifat kanibal
n  h 
muncul

PENDEDERAN
PEDOM N P K N H RI N
Pendederan dapat dilakukan langsung dalam bak. Untuk bak dengan
Umur Jenis Waktu (jam)
kapasitas 10 ton pendederan dapat dilakukan dengan padat penebaran 4.000
(hari) Pakan 06 07 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18
C o
 –  5.000 ekor.. Pakan yang diberikan dapat berupa jambret, pakan buatan
2 atau teri nasi (pakan rucah) secara at satuation (sekenyang-kenyangnya).
R o
C o o Jambret diberikan 2 kali sehari. Untuk pakan buatan frekuensi pemberian 4 DIREKTORAT PERBENIHAN
3-7 kali sehari sebanyak 10   15 gram/pemberian. Sedangkan teri nasi dapat
 –
R o o o
C o o diberikan 2 kali sehari sebanyak 3  5 % bobot badan (BW). Grading dapat
 – DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
R o o o dilakukan satu kali seminggu dengan pergantian air secara flowthrough 50    –

8 - 20 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


A o o 100 %. Setiap hari dapat dilakukan penyiponan kotoran dan sisa pakan yang
P o o tidak termakan.
C o o
JENIS PAKAN
R o o o
21-30
A o o
P o o o
A o o o
Informasi selengkapnya dapat menghubungi :
31-45 P o o o
J o o -BBAP Situbondo : Jl. Raya Pecaron, Kec. Panarukan
P o o o o Kab. Situbondo. Telp : 0338 673328,
46 - 50 390043, 390225
J o o o o
51- P o o o o -BBPBL Lampung : Desa Hanura, Kec. Padang Cermin,
Panen J o o o Kab. Teluk Betung  Lampung Selatan
 –

 Yolk Egg Rotifer Telp : 0721 471380, 471379


Keterangan : C = Chlorella sp. ; R = Rotifer ; A = Artemia ; J = Jambret ; P= Pakan Buatan -BBL Batam : Jembatan III Barelang, Pulau Setoko
Pengamatan Kualitas Air Kota. Batam. Telp : 0778 381042, 3810206
Pergantian Air -BBL Lombok : Desa Gili Genting, Sekotong Barat
Pakan Buatan
D 8 - 20 hari sebanyak 10 - 20 %. -Suhu - Nitrit Telp : 0370 6608290, 639189

D 21  30 sebanyak 20  50 %.


 –  –
-DO - Amonia
-Salinitas - pH
D31  45 sebanyak 50  75 %.
 –  –
 Artemia Mycid/ Jambret/Udang rebon
D51 - Juvenil  flowtrhrough sebanyak > 100 %.

Anda mungkin juga menyukai