Kelompok 3
Ketua Kelompok : -Najwa Aulia Putri (27)
Anggota :
-Suci Siti Rahayu (34)
-Tsania Fadillah Putrina S (35)
-Revania Dame Hutabarat (32)
-Naufal Azka Prananda (28)
-Novalubeb Abdul Jabar (30)
-Nazira Benaya Mulya(29)
-Raisa Desyanti (31)
-Salfa Azahra (33)
-William Stefanus (36)
-Nadia Meilani (26)
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari
bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.
Kearifan Lokal Indonesia
1.Lompat Batu Suku Nias
lompat batu yang dilakukan oleh suku Nias khususnya oleh kaum pria. Suku nias menyebut kearifan
lokal lompat batu dengan sebutan Fahombo. Lompat batu dilakukan oleh para pemuda yang mulai
memasuki usia dewasa, jika mampu melompati batu tinggi yang sudah disediakan, maka dapat
Ma’nene adalah kearifan lokal masyarakat Toraja Sulawesi Selatan. Kearifan lokal ini sangat
unik.Ma’nene merupakan ritual atau tradisi masyarakat Toraja dengan mengeluarkan jasad bahkan
rangka anggota keluarga dari pemakaman.Kedengarannya memang seram, namun bagi masyarakat
Toraja ini adalah bentuk penghormatan untuk jasad yang diangkat tersebut.Jasad yang telah diangkat
dari makam tersebut dibersihkan lalu diganti pakaiannya dengan pakaian yang baru. Karena
keunikannya inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun asing untuk datang ke
Toraja saat ritual ini berlangsung.Pakaian yang dikenakan pada jasad adalah pakaian lengkap seperti
orang hidup, mulai dari gaun untuk wanita dan jas untuk pria.Bagi kamu yang ingin menyaksikan
ritual ini, kamu bisa datang langsung ke Toraja, namun ritual ini dilakukan tiga tahun sekali.Setiap
kearifan lokal di suatu daerah memiliki makna dan filosofi sendiri, begitupun dengan tradisi Ma’nene .
Kearifan lokal memang mungkin saja kadang terdengar begitu kuno. Namun tanpa sadar, kearifan
lokal dalamnya bentuk tidak nyata seperti petuah, pantun, maupun cerita lah yang selama ini menjaga
kita untuk tetap berada dalam jalan yang benar. Aneka bentuk kearifan lokal ini tanpa sadar bukan
hanya menjadi kepercayaan yang harus dipegang teguh, tetapi juga menjadi identitas sebuah wilayah.
Tanpa identitas ini, sebuah wilayah tidak dapat dikenali, dan diingat oleh orang luar.