Anda di halaman 1dari 3

Nama :Raisha Melfani (2001103010019)

Akmalia Putri (2001103010142)

Ahmad Rinaldi (2001103010096)

TEORI PORTOFOLIO

Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian


keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur
keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai
dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan
kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi
tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.

Teori portofolio diperkenalkan oleh Markowitz (1952) melalui sebuah artikel di


Journal of Finance dan dilanjutkan dengan bukunya pada tahun 1959. Teori ini merupakan
teori yang pertama diperkenalkan untuk pembahasan tingkat pengembalian dan risiko. Teori
portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang
diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya.

Tujuan utama dari teori portofolio adalah untuk membantu investor mencapai tujuan
investasi mereka dengan cara yang paling efektif dan efisien. Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti tingkat risiko, tujuan investasi, dan preferensi investor, teori portofolio
dapat membantu investor dalam memilih kombinasi aset yang optimal dan menghasilkan
return yang diharapkan.

Jenis-jenis Teori Portofolio:

1. Teori Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Teori ini mengasumsikan bahwa pengembalian pada suatu portofolio dapat


dijelaskan oleh pengembalian pada portofolio pasar dan risiko sistematis (risiko
pasar). CAPM memungkinkan investor untuk mengevaluasi apakah pengembalian
pada suatu portofolio sebanding dengan risiko yang diperlukan untuk memperoleh
pengembalian tersebut.
Menurut teori CAPM, risiko sistematis yang dimiliki suatu aset diukur dengan
beta, yaitu koefisien yang menunjukkan seberapa sensitifnya aset tersebut terhadap
perubahan pasar secara keseluruhan. Semakin tinggi beta suatu aset, semakin besar
risiko sistematisnya, dan semakin tinggi return yang diharapkan.

Pada CAPM, resiko dan pengembalian berhubungan positif dan linear.


Artinya, apabila semakin besar resiko investasi maka investor akan mengharapkan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Namun, hal ini hanya berlaku jika kita
mempertimbangkan risiko sistematis atau risiko pasar, bukan risiko yang bersifat
spesifik atau risiko yang dapat dihindari (diversifiable risk).

2. Teori Arbitrage Pricing Theory (APT)


Model Arbitrage Pricing  Theory (APT) dikemukakan oleh Ross pada tahun
1976.Teori ini menjelaskan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dari suatu
sekuritas,dengan asumsi tidak adanya peluang untuk menghasilkan keuntungan dari
investasiarbitrase tanpa risiko (Bodie, Kane, & Marcus, 2006). Menurut Muslih
(2008), model  Arbitrage Pricing Theory (APT) merupakan model keseimbangan
yang dikemukakan olehStephen Ross. Model APT dianggap lebih baik daripada
model CAPM. Jika model CAPMmemerlukan banyak asumsi maka sebaliknya model
APT lebih sedikit asumsi.

Asumsi utama dari model APT adalah setiap investor yang memiliki peluang
untuk meningkatkan return portofolionya tanpa meningkatkan risikonya akan
memanfaatkan peluang tersebut.Pada model APT faktor –  faktor makro ekonomi
seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilaitukar mata uang, jumlah uang yang beredar,
harga emas dunia dan harga minyak mentahdunia, turut diperhitungkan dalam
memprediksi return saham.

3. Teori Behavioral Finance


Teori ini mengasumsikan bahwa perilaku manusia dapat mempengaruhi
keputusan investasi dan pasar keuangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku investor adalah kecenderungan untuk menghindari kerugian, kepercayaan
diri berlebihan, dan efek pemusatan perhatian.
Pemahaman tentang perilaku manusia dalam mengambil keputusan investasi
dapat membantu dalam mengembangkan strategi investasi yang lebih efektif dan
meminimalkan risiko. Beberapa akademisi dan praktisi keuangan telah memberikan
kontribusi dalam pengembangan Behavioral Finance sebagai sebuah disiplin ilmu,
namun konsep-konsep yang termasuk dalam Behavioral Finance telah menjadi topik
penelitian dalam disiplin ilmu ekonomi dan keuangan selama beberapa dekade.

Anda mungkin juga menyukai