Nim : 4203331013
Dosen Pengampu : Dra. Hafni Indriati Nasution, M., Si & Dwy Puspita Sari M.,Pd
Jerami padi
Ditimbang
Pemasakan Larutan
NaOH 5%
Penggilingan / Blender
Kulit
Penyaringan padi
Pencetakan
Pulp Jerami
Pulp Jerami
Perendaman
Penggilingan/Blender
Pencetakan
5. Masalah besar yang dihadapi petani dalam kegiatan produksi tanaman adalah hama
penyakit tanaman. Namun, penggunaan pestisida kimia secara terus menerus dalam jangka
waktu yang lama akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Tingginya
penggunaan bahan pestisida kimia mendorong berbagai usaha untuk menekuni
pemberdayaan/pemanfaatan pestisida alami sebagai alternative penggati pestisida sentitis.
Salah satu bahan yang dapat dijadikan pestisida alami adalah daun pepaya. Getah pepaya
mengandung kelompok enzim sistein protease seperti papain dan kimopapain serta
menghasilkan senyawa-senyawa golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid dan asam
amino non protein yang sangat beracun bagi serangga pemakan tumbuhan. Residu yang
dihasilkan dari pestisida nabati dari daun pepaya ini lebih mudah terurau sehingga lebih
anam bagi lingkungan.
Persiapan Alat dan Bahan :
Alat Ember, Pisau, Sendok, Penumbuk Saringan dari kain, Spryer, Timbangan, botol dan
corong.
Bahan 1 kg daun papaya, 10 liter air, 2 sendok makan minyak tanah, dan 30 g deterjen.
Cara Pembuatan:
1. Siapkan 1 kg daun pepaya
2. Dirajang atau ditumbuk hingga halus
3. Tambahkan air 10 ltr
4. Tambahkan 30 gr ditergen
5. Tambahkan 2 sendok minyak tanah
6. Aduk sampai merata
7. Kemudia disaring
8. Diamkan selama sehari semalam
Cara pengaplikasiannya: Encerkan larutan pestisida nabati sebanyak 2-2,5 gelas bekas air
mineral dengan 10-14 liter air untuk satu tangki sprayer . aplikasikan setiap seminggu
sekali.
Kelemahan:
1. Kurang Praktis dalam aplikasinya karena saat aplikasi memerlukan frekuensi yang
berulang-ulang
2. Memerlukan bahan pelarut
3. Memerlukan bahan baku tanaman dengan volume yang banyak
4. Ketersediaan bahan baku tanaman yang kurang tersedia dilingkungan petani
Keunggulan:
Tidak terjadi resistensi pada hama
Tidak berdampak merugikan bagi musuh alami hama
Tidak menyebabkan kerusakan lingkungan dan persediaan air tanah
Mengurangi resiko terjadinya letusan serangan hama kedua.
Mengurangi bahaya bagi kesehatan manusia dan ternak
Mengurangi biaya produksi dan ketergantungan petani terhadap pestisida kimia.
Tanaman yang dapat dijadikan pestisida nabati cukup banyak, salah satunya adalah
bawang putih. Bawang putih (Allium sativum) dapat digunakan untuk mengendalikan
beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT), baik itu serangga hama, bakteri
maupun jamur patogen. Kandungan kimia yang terdapat pada bawang putih antara lain
tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, alin, alisin dan enzim allinase. Selain itu kandungan
sulfur (belerang) dan amonia dalam bawang putih menyebabkan bau yang sangat
menyengat.
3. Ekstrak bawang putih bersifat sebagai insektisida, nematoda, fungisida dan antibiotik.
Artinya pestisida bawang putih dapat digunakan untuk mengendalikan hama
serangga, nematoda dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur.
Pengendalian OPT sasaran harus dilihat dari ambang kendali, maksudnya perlu dilakukan
pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan
hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akibatnya sulit dilakukan
pengendalian, karena semakin besar OPT sasaran maka ketahanannya terhadap pestisida
semakin besar juga.
1. OPT sasaran : untuk mengatasi serangan ulat, hama penghisap, nematoda, bakteri,
antraknosa, embun tepung
0,5L air
Saringan
Botol
Ember
Blender/tumbukan
Cara pembuatan:
Cara penggunaan:
Campurkan larutan dengan air dengan perbandingan 1:19. Kocok sebelum digunakan.
Aplikasikan pada pagi atau sore hari dengan disemprotkan keseluruh bagian yang
terserang OPT.
6. Bahan organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa ranting dan
dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta bahan organik lainnya.
Semua bahan organik tersebut akan mengalami pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme
yang tumbuh subur pada lingkungan lembap dan basah.
Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di
alam. Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu yang
sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses pelapukan,
diperlukan adanya bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar,
proses hanya berlangsung selama 1—3 bulan saja, tidak sampai bertahun-tahun.
Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat
menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah dapat mencegah lapisan
kering pada tanah. Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta
membuat akar tanaman mudah tumbuh.
Kandungan hara pada kompos memang terbilang lebih sedikit dibandingkan pupuk
anorganik. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan dengan volume yang sangat
banyak untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Namun, dilihat dari keuntungan yang bisa
diberikan kompos untuk tanah dan tanaman, rasanya tidak rugi harus menggunakannya
meskipun harus dalam volume yang besar.
Keuntungan yang diberikan kompos tidak hanya untuk saat ini, tetapi untuk jangka panjang
hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai beralih
untuk menggunakan pupuk organik, salah satunya adalah kompos. Karena menggunakan
bahan organik yang sudah dianggap sampah, harga pupuk kompos pun relatif murah.
Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos ini di antaranya ialah:
Sampah sisa makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging busuk;;
Potongan kayu;
Tentunya sampah ini berjenis organik alias dapat didaur ulang ya, Sahabat Hijau DLH
Ada juga nih beberapa sampah daur ulang rumah tangga namun tak bisa dimanfaatkan untuk
membuat pupuk kompos.
Plastik
botol
Setelah mengetahui bahan mana yang bisa dan tak bisa dipakai, mari lanjut membahas cara
membuat pupuk kompos dari bahan-bahan tersebut.
Tanah
Air secukupnya
Arang sekam
kapur
Bagaimana?
Yuk kita ikuti segera cara membuat pupuk kompos berikut ini.
Siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos.
Siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan lupa bahwa
wadah harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak akan
terkontaminasi.
Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah
organik. Ketebalannya bisa kamu sesuaikan dengan wadah dan banyaknya sampah
organik.
Masukkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam(optional) dan kapur
pertanian ke dalam wadah.
Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah setara
dengan ketebalan tanah
Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai penutup
sampah.
Pastikan wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan dan
hewan.