Anda di halaman 1dari 11

JURNAL 1

Judul : Penggunaan Media Lagu Sebagai Upaya Meningkatkan


Pemahaman Siswa Terhadap Satuan Panjang

Nama jurnal : Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar

Volume dan halaman: Vol. 02, Hal 135-143

Tahun : 2022

Penulis : M Churriyatul Qulub, Safira Nur Laila, Citra Miranti Almadani,


Tia Anilatus Sadiah, Andika Adinanda Siswoyo

Belajar dengan bernyanyi adalah hal yang disukai oleh anak karena dapat mencitakan
suasana belajar yang menyenangkan. Nyanyian menjadi salah satu sarana bermain anak karena
dengan musiknya yang riang mampu menjadikan peserta didik bersemangat dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga pembelajaran tidak menjadi membosankan.
Menurut Syahputra (2019) media juga dapat membantu pemikiran abstrak dan dapat
mengembankan keterampilan psikomotor dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat
digunakan guru yaitu media lagu, karena pada dasarnya semua orang menyukai lagu dalam
istilah jawa lagu bisa disebut dengan tembang.

Berdasarkan pemilihan media lagu, maka lagu dipilih sebagai media yang tepat untuk
mengatasi pemahaman ketika belajar matematika karena manfaat lagu dapat meningkatkan
kecerdasan anak seperti yang disampaikan oleh Sri Wahyuningsih (2017) secara tegas
menyebutkan manfaat penggunaan lagu dalam pembelajaran, yaitu sarana otak menumbuhkan
minat dan menguatkan daya tarik pembeljaran, sebagai jembatan dalam meningkatkan materi
pembelajaran, menciptakan pembelajaran lebih menyenangkan dan humanis, proses internalisasi
nilai yang terdapat pada materi pembelajaran dan mendorong motivasi belajar, membangun
retensi dan menyentuh emosi dan rasa estetika siswa. Peranan media pembelajaran sangat
penting dalam upaya peningkatan kemampuan pemahaman materi peserta didik. Peran media
dan sumber belajar adalah sebagai alat pembelajaran yang memudahkan guru dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Peran media dan sumber belajar adalah sebagai alat pembelajaran yang
memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peran media pembelajaran sangat penting dalam
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika peserta didik. Seperti yang kita
ketahui mengenai pelajaran matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

Oleh sebab itu, tantangan besar bagi seorang guru untuk membuat siswa menjadi senang
ketika belajar matematika, pembelajaran juga dilakukan dengan menggunakan media yang
menarik dan mudah dipahami. Sehingga siswa tidak sulit untuk menghafal materi satuan panjang
juga mudah untuk menentukan antara perkalian dan pembagian. Dalam hal ini, peneliti harus
membuat trik khusus agar siswa mudah dalam memahami suatu konsep. Khususnya
pembelajaran matematika kelas 5 SD tentang satuan panjang. Mengingat siswa SD masih
tergolong usia anak-anak, dimana masa anak-anak merupakan masa senang bermain dan
bernyanyi, maka penulis mencoba memperkenalkan urutan satuan panjang melalui sebuah
nyanyian atau lagu. Belajar akan lebih efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
Menurut Hafis (2021) peran lagu dalam pembelajaran matematika ialah untuk memudahkan
peserta didik mengingat kembali apa yang dipelajari dalam matematika. Penggunaan lagu ialah
penyesuaian materi yang akan disampaikan. Guru harus bisa menciptakan atau mengembangkan
lagu anak-anak yang sudah ada dengan mengganti liriknya dengan kalimat yang sesuai dengan
materi pembelajaran.

Penelitian tindak kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas 5 SDN Primpen pada materi satuan panjang muatan mata pelajaran Matematika.
Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa penggunaan media lagu dalam meningkatkan
pemahaman siswa terhadap satuan panjang pada siswa kelas 5 SDN Primpen mendapatkan hasil
yang signifikan. Sehingga untuk mencapai hasil yang lebih maksimal maka guru perlu
memahami dan lebih semangat lagi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran seperti
penggunaan media pembelajaran lagu. Hal tersebut sesuai dengan Sri Wahyuningsih (2017)
secara tegas menyebutkan manfaat penggunaan lagu dalam pembelajaran, yaitu sarana otak
menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembeljaran, sebagai jembatan dalam
meningkatkan materi pembelajaran, menciptakan pembelajaran lebih menyenangkan dan
humanis, proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran dan mendorong
motivasi belajar, membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa estetika siswa.
Masalah:

Pelajaran matematika di MI maupun di SD masih dianggap sulit oleh sebagian besar


siswa terlebih pada mata pelajaran matematika. Apalagi materi kelas 5 & 6. Ada bermacam
macam rumus yang harus dihafalkan juga ada bermacam-macam satuan yang harus dipahami
betul konsepnya, sehingga banyak siswa yang merasa tidak tertarik bahkan takut untuk belajar
matematika.

Solusi yang bisa dikembangkan:

Pembelajaran harus dilakukan dengan menggunakan media yang menarik dan mudah
dipahami. Seperti dengan penggunaan media lagu sebagai sarana untuk memperbaiki hasil
belajar siswa. Melalui nyanyian, pembelajaran akan menjadi menyenangkan. Sehingga siswa
tidak sulit untuk menghafal materi satuan panjang juga mudah untuk menentukan antara
perkalian dan pembagian. Belajar akan lebih efektif jika dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan. Penggunaan lagu ialah penyesuaian materi yang akan disampaikan. Guru harus
bisa menciptakan atau mengembangkan lagu anak-anak yang sudah ada dengan mengganti
liriknya dengan kalimat yang sesuai dengan materi pembelajaran. Seperti contoh lagu satuan
panjang berikut ini yang di adaptasi dari nada lagu naik-naik ke puncak gunung.

Lirik “satuan panjang”

Naik-naik tangga satuan, hati-hati sekali

Naik-naik satuan panjang, jangan lupa dihafal

Kilo, hekto, deka, dan meter, desi, senti dan mili

Kalau naik bagi 10

Turun kali 10

(di ulang-ulang)

Dengan penggunaan lagu tersebut sebagai media menghafal satuan panjang, Siswa akan
antusias dan tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran matematika, dan konsep satuan
panjang pun dapat dipahami siswa dengan mudah. Karena setiap mengalami kesulitan, siswa
mulai mengingat nya melalui lantunan nyanyian satuan panjang. Belajar matematika menjadi
menyenangkan. Pemilihan media nyanyian untuk pembelajaran matematika, menanamkan
konsep satuan panjang bisa menjadi solusi untuk atasi permasalahan selama ini.

JURNAL 2

Judul : Pkm Inovasi Pembelajaran Matematika Sd/Mi Melalui Permainan


Ular Tangga

Nama jurnal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan

Volume dan halaman: Vol. 03, Hal 75-80

Tahun : 2019

Penulis : Seruni, Fauzi Mulyatna, Arfatin Nurrahmah

Ditemukan bahwa sebagian besar guru kelas yang mengajar matematika merupakan guru
yang mempunyai latar belakang selain pendidikan matematika. Hal ini menyebabkan guru
kurang memahami konsep dan kurang memahami bagaimana cara mengaitkan materi
matematika dengan permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru
mengungkapkan bahwa kesulitan selama ini dalam mengajar matematika adalah kurangnya
minat belajar siswa karena sudah menganggap matematika sulit. Terutama saat mempelajari
konsep pecahan, perkalian dan pembagian. Hal yang sama pun dirasakan sebagian siswa,
kesulitan mengingat materi mengenai konsep yang agak rumit. Ketika menemukan kesulitan,
siswa merasa tidak semangat untuk belajar matematika.
Guru lebih sering menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung
satu arah, yaitu guru menjelaskan dan siswa mendengarkan, tanpa memperhatikan apakah siswa
mengerti atau tidak. Hal ini menyebabkan siswa tidak semangat dan kurang menyenangi
matematika, ditambah lagi materi yang diajarkan dianggap sulit oleh siswa. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut dan memotivasi siswa agar menyenangi matematika, maka diperlukan suatu
tindakan dalam pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan
memberikan suatu pendekatan pembelajaran yang baru. Salah satunya seperti pendekatan
permainan yang fungsinya untuk memancing siswa dalam belajar, artinya bermain sambil
belajar. Cara permainan yang melibatkan dua orang atau lebih dapat menumbuhkan sikap sosial
pada diri anak.

Pembelajaran matematika melalui permainan dapat digunakan oleh guru dalam


melaksanakan tugasnya untuk menyampaikan materi dan membantu pembentukan sikap siswa.
Kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap positif kepada siswa dalam
pembelajaran dan dapat mengubah cara pandang siswa terhadap mata pelajaran matematika.
Kemampuan guru untuk menguasai konsep-konsep matematika dengan baik sehingga mampu
menyajikan materi dengan menarik, juga diperlukan agar anggapan siswa yang menganggap
matematika merupakan satu momok sebagai ilmu yang sulit dan kurang menarik untuk dipelajari
dapat termotivasi dalam mempelajari matematika.

Masalah:

Ditemukan bahwa sebagian besar guru kelas yang mengajar matematika merupakan guru
yang mempunyai latar belakang selain pendidikan matematika. Hal ini menyebabkan guru
kurang memahami konsep dan kurang memahami bagaimana cara mengaitkan materi
matematika dengan permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru
mengungkapkan bahwa kesulitan selama ini dalam mengajar matematika adalah kurangnya
minat belajar siswa karena sudah menganggap matematika sulit. Terutama saat mempelajari
konsep pecahan, perkalian dan pembagian. Hal yang sama pun dirasakan sebagian siswa,
kesulitan mengingat materi mengenai konsep yang agak rumit. Ketika menemukan kesulitan,
siswa merasa tidak semangat untuk belajar matematika.

Guru lebih sering menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung


satu arah, yaitu guru menjelaskan dan siswa mendengarkan, tanpa memperhatikan apakah siswa
mengerti atau tidak. Hal ini menyebabkan siswa tidak semangat dan kurang menyenangi
matematika, ditambah lagi materi yang diajarkan dianggap sulit oleh siswa.
Solusi yang biasa dikembangkan:

Sebagai pendidik kita perlu mengingat bahwa dunia anak adalah dunia bermain, maka itu
berilah tugas yang sifatnya ada unsur permainan. Oleh karena itu, Ular tangga adalah salah satu
permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh dua orang atau lebih. Ular tangga matematika,
Permainan ini seperti permainan ular tangga biasa, lalu dimodifikasi sehingga siswa selain
bermain juga sekaligus belajar. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan menambahkan kartu-
kartu yang harus dijawab oleh pemain.

Setiap pemain diberikan pion atau bidak dan setiap giliran melemparkn dadu. Pion atau
bidak mewakili pemain akan dijalankan sesuai dengan jumlah dadu yang keluar. Papan
permainan ular tangga terdiri dari kotak-kotak kecil yang sudah diberi nomor dan beberapa
gambar seperti tangga dan ular, yang dapat menghubungkan kotak satu ke kotak yang lainnya.
Jika pion berada di tangga atau di ular, maka pemain harus mengambil kartu yang telah
disediakan, dan menjawab soal pada kartu tersebut. Jika pemain berada di tangga dan dapat
menjawab soal dengan benar, maka pemain boleh naik, tapi jika salah tidak boleh naik. Jika
pemain berada di ular dan dapat menjawab soal dengan benar maka pemain tidak turun, tapi jika
jawabannya salah maka pemain harus turun. Pemain yang menang adalah yang sampai di kotak
100 paling awal. Modifikasi yang diberikan di permainan ini adalah pada beberapa kotak
tertulis “DARE“ dan berisi kartu soal yang harus diikuti instruksinya oleh pemain, selain itu pion
yang berada di kotak ular atau tangga harus mengambil kartu dan menjawab soal, juga menjadi
modifikasi dari permainan ular tangga ini.

Adapun langkah-langkah permainan ular tangga pada kegiatan ini, adalah:

1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 orang
2) Urutan pemain dapat ditentukan dengan hompimpa atau dengan mengocok dadu.
3) Pilih tiap pion dan mulailah dari start.
4) Kocok dadu oleh setiap pemain, dan melangkah sesuai jumlah mata dadu yang keluar.
5) Jika pion berhenti di gambar ular, Pemain harus mengambil kartu yang telah disediakan,
dan menjawab soal pada kartu tersebut. Jika jawabanya benar maka pion tidak turun. Dan
sebaliknya jika jawaban nya salah maka pion harus turun sesuai alur dari ular.
6) Jika pion berhenti di gambar tangga, Pemain harus mengambil kartu yang telah
disediakan, dan menjawab soal pada kartu tersebut. Jika jawabanya benar maka pion
maka pion naik sesuai alur dari tangga. Dan sebaliknya jika jawaban nya salah maka pion
tidak boleh naik.
7) Jika pion berhenti di tulisan “DARE!!!”, maka pemain wajib mengambil kartu tantangan
yang dikocok terlebih dahulu, dan melakukan instruksi sesuai dengan yang tertera pada
katu tersebut.
8) Jika mata dadu yang keluar adalah angka 6, maka pemain boleh mengocok dadu lagi, dan
melangkah sesuai total jumlahnya.
9) Pemain yang sampai ke garis finish (gambar piala) dinyatakan sebagai pemenang.

Pada papan permainan ular tangga, terdapat gambar-gambar bangun yang dapat diidentifikasi
oleh siswa. Guru dapat mengembangkan sendiri soal-soal apa yang akan diberikan kepada siswa
sebagai bahan permainan sesuai dengan tema yang diajarkan. Contoh kartu soal yang bisa di
siapkan seperti berikut:

a. Mundur sebanyak 32 : 8.
b. Maju sebanyak 3 x 2,
c. Berapa hasil perkalian dari 13 x 3 jika benar maju 2 langkah.
d. Berapa hasil pembagian dari 196 : 14, jika gagal mundur 1 langkah.
e. Andi membeli 5 buku seharga Rp. 12.500, berapa harga tiap satu buku? Jika berhasil
maju 1 langkah.
f. Tebak bangun dua langkah di depan, jika berhasil maju 2 langkah.
g. Sebuah taman akan dipagari dengan 12 batang kayu. Jika panjang taman 60 cm, berapa
jarak tiap batang? Jika gagal mundur 2 langkah.

Permainan ular tangga matematika ini dapat mengoptimalkan proses pembelajaran


matematika di kelas, karena seluruh siswa akan terlibat aktif dalam belajar. Siswa tidak akan
merasa bosan karena ktivitas belajarnya dikemas dalam alat permainan. Pembelajaran
matematika dengan permainan ular tangga dapat memotivasi siswa untuk terusbelajar
mengembangkan kemampuannya dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Melalui permainan, maka terjadi rangsanganrangsangan yang membuat siswa memahami konsep
dan pengetahuan secara alamiah serta membantu anak untuk mengembangkan kecerdasannya.
JURNAL 3

Judul : Media Musik(Lagu) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Tingkat MI

Nama jurnal : Jurnal Ilmiah Al QALAM

Volume dan halaman: Vol. 09, Hal 55-74

Tahun : 2016

Penulis : Hasan

Pemanfaatan musik sebagai media pembelajaran yang menjadikan proses pembelajaran


menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Musik dapat menyeimbangkan kecerdasan
intelektual dan emosional sehingga akan memberikan hasil yang baik bagi siswa. Selain itu
musik juga mempengaruhi kondisi fisiologis. Kondisi fisiologis yang relaks akan
membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti proses belajar. Relaksasi yang diiringi dengan
musik membuat pikiran selalu siap dan mampu untuk lebih berkonsentrasi dalam menerima
pelajaran. Jika hal tersebut dipergunakan dalam pembelajaran bahasa Arab di berbagai tingkatan
khususnya tingkat MI yang notabene usia mereka adalah usia bermain maka akan menghasilkan
sesuatu yang sangat membantu dalam pembelajaran bahasa Arab.

Musik adalah bahasa universal yang selalu sesuai dengan usia, jenis kelamin dan lain
sebagainya. Maka tidak mengherankan musik juga dapat digunakan dalam pembelajaran
khususnya pembelajaran bahasa Arab. Ketika musik digunakan dalam rangka pembelajaran
bahasa Arab maka bertambahlah media pembelajaran. Dalam hal penggunaan musik dalam
pembelajaran bahasa Arab sangat diperlukan kreatifitas dan pengetahuan luas seorang guru
dalam menciptakan lirik-lirik pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan tingkat pendidikan
siswa didik.

Diharapkan ketika pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kreatifitas guru


khususnya dalam menggunakan musik sebagai media pembelajaran dan bahkan juga memadukan
dengan metode permainan maka siswa pun bersemangat mengikuti pembelajaran dan tentunya
hasil dari pembelajaran tersebut sesuai dengan yang diharapkan.

Masalah:

Metode belajar kebanyakan dilakukan guru secara monoton, sehingga pekerjaan tersebut
menjadi pekerjaan yang sangat menjenuhkan baik bagi guru maupun bagi siswa. Selain itu
materi yang disampaikan guru sangat sedikit yang bisa diterima oleh siswa, sekitar 25% - 50%
saja. Hal ini dapat diketahui setelah diadakan kuis atau latihan setelah selesai menyajikan materi
pada saat itu juga.

Kondisi ini seharusnya menuntut para guru untuk bisa memikirkan bagaimana cara agar
pelajaran bisa diserap 70% - 90% sehingga siswa dapat mencapai nilai yang standar.
Kenyataannya bukan hanya guru saja yang merasakan kejenuhan. Kebanyakan siswa juga
merasakan hal yang sama, bahkan lebih lagi karena bila setiap kali guru menyajikan materi
hanya menggunakan satu strategi saja tentunya siswa akan merasa bahwa sekolah itu adalah
sesuatu yang harus dihindari, ditambah lagi dengan sikap guru yang senantiasa marah-marah
apabila sebagian besar siswa tidak mengerti dan tidak bisa memenuhi standar nilai, di setiap kuis
atau latihan. Situasi seperti ini bisa membuat siswa semakin bingung dan tidak paham terhadap
pelajaran. Oleh karena itu diperlukan modifikasi strategi setiap kali pertemuan agar siswa tidak
jenuh dan tujuan pelajaran serta standar nilai bisa tercapai sesuai waktu dan kurikulum yang
sedang berjalan.

Salah satu modifikasi strategi dalam pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah
membuat suasana kelas menjadi relaks dan menyenangkan dengan memutar musik ataupun lagu
yang sedang populer sehingga siswa terpancing konsentrasinya dan tanpa sadar motorik dan otak
mereka mulai bekerja tanpa paksaan.

Solusi yang bisa dikembangkan:

Musik salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga siswa dapat menerima materi
pembelajaran dengan baik. Musik baik digunakan untuk media pembelajaran karena musik
mampu menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri, ini berarti menyeimbangkan antara
aspek intelektual dengan aspek emosional. Dalam pembelajaran agar proses belajar dapat
berjalan dengan baik, harus ada keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri, apalagi untuk
materi-materi yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Selain itu mengapa musik bisa dijadikan
media pembelajaran karena music dapat merangsang kecerdasan.
Sebagaiman telah dipaparkan diatas banyaknya manfaat musik bila digunakan dalam
pembelajaran. Di sekolah MI, porsi penggunaan masih besar (walaupun di MI semakin
berkurang porsinya) banyak sekali musik yang sering diajarkan dengan lirik yang sederhana.
Lirik sederhana tersebut diganti dengan kalimat dalam bahasa Arab yang sederhana juga dan
sesuai dengan logika mereka. Berikut ini lirik yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab.

Contoh pertama musik yang sering didengar siswa MI seperti lagu Dua Mata Saya, kemudian
diubah menjadi lirik dalam bahasa Arab seperti berikut ini (Lebih baik lagi diiringi dengan
instrumen musik yang sesuai).

Lirik diatas adalah diambil dari lagu anak-anak berjudul Dua Mata Saya

Dua mata Saya, Hidung saya Satu

Dua kaki saya, pakai sepatu baru

Dua tangan saya, yang kiri dan kanan

Satu mulut saya tidak berhenti membaca Quran


Contoh lagu yang kedua yang sering dinyanyikan anak TK maupun MI adalah lagu tentang
Pelangi yang diubah menjadi lafal bahasa Arab yaitu:

Versi Indonesia

Pelangi pelangi alangkah indahmu

Merah kuning hijau

Di langit yang biru

Pelukismu agung

Siapa gerangan?

Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan

Sebenarnya masih banyak lagi contoh-contoh yang lain, baik yang tersebar di internet
maupun yang sudah ada di buku pelajaran bahasa Arab siswa seperti buku pelajaran bahasa Arab
MI/SD kelas 3 terbitan Erlangga. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh kreatifitas dan inovasi
seorang guru dalam menciptakan lirik dalam bahasa Arab serta dipadukan dengan musik yang
sering didengar anak.

Anda mungkin juga menyukai