Anda di halaman 1dari 24

BAB 5

Metode memecahkan masalah sosial dalam IPS

Bab ini akan menjelaskan tentang metode pemecahan masalah


social dalam IPS, definisi metode pemecahan masalah di lingkungan
social dan metode Dalam penyelesaian masalah terkait bidang sosial.
CAPAIAN BELAJAR
Secara umum para siswa sudah mengerti akan pengertian pembelajaran
IPS dan hakikat pembelajarannya. Dan di bab ini mahasiswa dapat
memahami materi pemecahan masalah sosial dan menguasai metode
pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS secara l;ebih rinci, setelah
mempelajari buku ajar ini mahasiswa dapat mendeskripsikan dan
menyelesaikan masalah sosial menggunakan materi dan metode yang
sudah dijelaskan.
INDIKATOR CAPAIAN BELAJAR
Mahasiswa dapat menguraikan dan menjelaskan serta memahami
mengenai materi metode memecahkan masalah – masalah sosial dalam
IPS.
metode memecahkan masalah - masalah sosial dalam IPS
Kebijakan pemerintah terkait dengan pendidikan karakter merupakan
langkah baik untuk membenahi sistem pendidikan di Indonesia.
Kebijakan nasional pembangunan Karakter bangsa Tahun 2010-2025
telah dicanangkan oleh pemerintah sebagai wujud dari solusi untuk
melakukan reformasi pendidikan ke arah yang lebih humanis dan
bermakna. “Ruang lingkup sasaran pembangunan karakter bangsa antara
lain: keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil,
masyarakat politik, dunia usaha dan industri, serta media massa”
(Darmiyati Zuchdi, 2011:15).
pembangunan karakter bangsa melibatkan beberapa elemen kehidupan.
pendekatan secara holistik dan komprehensif sangat diperlukan untuk
mewujudkan kesuksesan pendidikan karakter dalam segala elemen
kehidupan. Akan tetapi hal ini kurang disadari oleh sebagian besar
masyarakat dan pemangku kebijakan. Kondisi yang terjadi adalah
semakin banyak kasus ketidakadilan hukum, kekerasan dalam
lingkungan pendidikan, konflik keluarga, kekerasan antar suku, ras,
agama dan keyakinan Ketuhanan, plagiat karya ilmiah, menyontek
massal saat
ujian nasional dan lain-lain. Dalam ruang lingkup satuan pendidikan
dasar dan menengah, badan penelitian dan pengembangan, pusat
Kurikulum.
Kementerian pendidikan nasional (2011:8) telah memilih nilai-nilai
materi pendidikan karakter yang perlu dikembangkan yaitu: religius,
jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, sema ngat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan,peduli.nilaiinidiharapkan mampu menjadi terobosan
tersendiri untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia melalui
kurikulum. penguatan jati diri bangsa dengan memahami dan
menerapkan
nilai-nilai falsafah yang terkandung dalam pancasila, undang-undang
Dasar 1945, dan bhineka Tunggal Ika.
1. Permasalahan sosial
Menurut Jensen dalam Suharto (1997) masalah sosial adalah
perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai
kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang
seharusnya. Kemunculan permasalahan sosial menurut
Sumarnonugroho (1987) dikarenakan perubahan demografi.
dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya
miskin. Seperti yang kita ketahui, salah satu masalah sosial yang
masih mengakar di Indonesia adalah kemiskinan. Angka
kemiskinan semakin bertambah. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), rata-rata kenaikan angka kemiskinan di daerah
perkotaan di setiap provinsi dari tahun 2013-2017 adalah 0,06%.
Didukung oleh Itang (2017) yang melakukan studi mengenai faktor
penyebab kemiskinan, bahwa di Indonesia jumlah penduduk
miskin menurut BPS Pusat terhitung sampai Bulan Maret Tahun
2014 sebanyak 28,28 juta jiwa.
Faktor penyebab kemiskinan, yaitu:
1) Pendidikan yang rendah. Tingkat pendidikan yang rendah
menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu
yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan
atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan
keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia
kerja.
2) Malas bekerja. Adanya sikap malas (bersikap pasif atau
bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak
acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
3) Keterbatasan sumber alam. dikatakan masyarakat itu miskin
karena sumberdaya alamnya miskin.
4) Terbatasnya lapangan kerja. Keterbatasan lapangan kerja akan
membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal
seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja baru
sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya
bagi masyarakat miskin karena keterbatasan modal dan
keterampilan.
5). Keterbatasan modal. Seseorang miskin sebab mereka tidak
mempunyai modal untuk melengkapi alat maupun bahan dalam
rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan
suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.
6) Beban keluarga. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga
banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningakatan
pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak
anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban
untuk hidup yang harus dipenuhi.
2. Pengertian Metode Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas siswa dalam


berinteraksi dengan lingkungan dapat berjalan dengan baik dan
tujuan cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Berikut ini beberapa metode yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, diantaranya:
(1) Metode ceramah.
(2) Metode Tanya jawab.
(3) Metode diskusi.
(4) Metode debate.
(5)Metode problem solving.
(6) Metode karyawisata.
dan lain sebagainya. Metode pembelajaran beraneka ragam.
Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan
kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Tidak ada satu
metode pembelajaran yang dianggap tepat untuk segala situasi.
Suatu metode pembelajaran dapat dipandang tepat untuk situasi,
namun tidak tepat untuk situasi lain. Agar dapat menerapkan
suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi tertentu
perlu dipahami metode pembelajaran tersebut apakah sesuai
dengan kondisi atau tidak, baik ketepatan maupun tata caranya.
3. Metode problem solving
A. Pemecahan masalah (problem solving)
Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang
terjadi dengan segala hal dan apa yang seharusnya terjadi
dengan hal tersebut. Di dalam setiap masalah selalu ada
solusi terbaiknya yang harus diambil dan diputuskan
berdasarkan beberapa alternative yang ada. Pemecahan
masalah sering melibatkan hal-hal yang sudah terjadi
(Kneeland, 2003: 13). Pemecahan masalah adalah proses
pengambilan keputusan yang dilakukan individu untuk
memecahkan suatu masalah yang dihadapinya menggunakan
metode atau prosedur pemecahan yang tepat. Karena tanpa
suatu prosedur yang tepat maka permasalahan tidak akan
terpecahkan secara maksimal yang artinya dalam pemecahan
masalah harus mencari dan memilih alternatif pemecahan
yang cocok dengan jalan menggunakan pengetahuan dan
pengalaman yang relevan serta menggunakan strategi
kognitif.

A. pengertian motode problem solving

Metode ini bercirikan pemecahan masalah pada dunia


nyata. Savage dan Amstrong 1996 (dalam Sapriya)
mengemukakan bahwa sejumlah masalah ada solusi
terbaiknya secara benar dan tepat. Apabila dihadapkan
pada situasi ini. Guru hendaknya mendorong siswa
melakukan pendekatan problem solving.
Metode pemecahan masalah (problem solving method)
adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran
dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah
baik itu masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang
pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa metode pemecahan masalah (problem
solving method) yaitu metode yang dipakai oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar untuk melatih siswa
menghadapi berbagai masalah nyata, melalui proses
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

B. Langkah – langkah metode problem solving


Ada empat tahap proses pemecahan masalah menurut
Savage dan Amstrong (dalam Sapriya) sebagai berikut :
(1) Mengenal adanya masalah.
(2) Mempertimbangkan pendekatan- pendekatan untuk
pemecahannya.
(3) Mencapai solusi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pemecahan secara instinktif merupakan bentuk tingkah
laku yang tidak dipelajari, seringkali berfaedah dalam
situasi yang luar biasa. Dalam situasi yang terjepit, baik
manusia maupun binatang, dapat menggunakan cara coba-
coba, salah, mencoba lagi (trial and error) untuk
memecahkan masalahnya.
Akan tetapi taraf problem solving pada manusia lebih
tinggi karena manusia sanggup memecahkan masalah
dengan rasio (akal), disamping memiliki bahasa. Oleh
karena itu manusia dapat memperluas pemecahan
masalahnya di luar situasi konkret. Dari pendapat di atas,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya
langkah- langkah yang dapat dilakukan dalam penerapan
problem solving beraneka ragam tetapi semua merujuk
pada kesadaran akan adanya masalah, pencarian solusi,
penerapan dalam tindakan serta evaluasi. Pada langkah
terakhir merupakan langkah yang sangat penting karena
digunakan untuk melihat keberhasilan suatu tindakan
pemecahan masalah. Sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman yang bermakna, karena adanya proses mental
yang bersifat aktif di dalam diri siswa. Pengalaman inilah
yang menuntun diperolehnya hasil belajar pada diri siswa
yang bersangkutan khususnya pada mata pelajaran IPS.

C. Manfaat dan Tujuan Metode Problem Solving


Sejalan dengan pengartian, metode dan langkah-langkah
metode problem solving memiliki manfaat yang berguna
untuk mengembangkan sikap atau keterampilan siswa
untuk mampu memecahkan suatu permasalahan yang
dihadapinya serta mengambil keputusan secara objektif
dan mandiri. Siswa mampu mengembangkan kemampuan
berfikir kritis. Berfikir tidak hanya bertambahnya
pengetahuan saja tetapi proses berfikir bahkan terjadi
secara berurutan seperti mengumpulkan data, membaca
data, memilih alternatif pemecahan sampai penerapan
yang membutuhkan latihan dan pembiasaan Tujuan utama
penggunaan metode problem solving menurut Jusuf
Djajadisastra dalam Syulasmi, (2001: 108) adalah
mengembangkan kemampuan berfikir terutama dalam
mencari sebab akibat dan tujuan suatu masalah. Memberi
pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai dan
bermanfaat bagi kepentingan hidup sehari-hari,
mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis, dan
analitis serta mengembangkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara
objektif dan rasional.

TEST FORMATIF

LATIHAN 1
1. Jelaskan menurut pendapat anda apa itu metode pembelajaran?
2. Jelaskan menurut anda manfaat dari problem solving dalam
metode penyelesaian masalah sosial?
3. Jelaskan menurut anda apa itu permasalahan soaial?

PROJECT BASED LEARNING

Setelah mempelajari semua materi di atas, coba buatlah resume


terkait permasalahan sosial yang ada di lingkunganmu, tulis di
kertas folio, lalu gunakan metode yang sudah diajarkan!
DAFTAR PUSTAKA

FLOREAN, M. R. (2016). PENERAPAN METODE PROBLEM


SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN POJOK 03
KABUPATEN TULUNGAGUNG. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Anak Sekolah Dasar, 2(01).

RoSARDI, R. G. (2013). Pembelajaran IPS dengan strategi


pemecahan masalah untuk meningkatkan kemandirian dan
kepedulian siswa. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1).

KURNIAWATI, M. (2017). MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS


MELALUI PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH YANG
KREATIF (CREATIVE PROBLEM SOLVING) SISWA KELAS IV SDN 29
AMPENAN TAHUN AJARAN 2016/2017 (Doctoral dissertation,
Universitas Mataram).
BAB 6
Pendekatan pembelajaran Dalam IPS

Pada bab keenam ini akan membahas mengenai pendekatan


pembelajaran dalam IPS, pada bab ini mahasiswa akan
diberikan penjelasan mengenai penjelasan secara rinci mengenai
pendekatan pembelajaran sejarah.

Capaian belajar
Secara umum setelah mempelajari materi pada bab keenam ini,
mahasiswa dapat memahami materi pendekatan pembelajaran
dalam IPS. Secara lebih rinci, setelah mempelajari buku ajar ini
mahasiswa akan dapat memahami kedudukan dan
mengidentifikasikan pendekatan pembelajaran dalam IPS.
Indicator capaian pembelajaran
Mahasiswa dapat menganalisis dan memahami
pendekatan pembelajaran IPS.
1. Pendekatan pembelajaran dalam IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial mengajar kita bagaimana hidup


bersama. Murid-murid atau anak-anak kita berhubungan
dengan manusia-manusia lainnya. Disini, Ilmu Pengetahuan
Sosial membantu mereka untuk memahami bagaimana hidup
bersama dengan yang lain, seperti bertetangga dan
berinteraksi dengan lingkungan lainnya. Kita dan anak-anak
kita diharapkan sangat peduli dengan masalah-masalah
kekitaan, seperti keluarga, teman, dan tetangga. Sudah barang
tentu kita memerlukan sarana untuk memupuk nilai-nilai
hidup bersama. Dengan kata lain sarana itu adalah pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial.

Mengapa IPS penting untuk diajarkan di persekolahan?


Kiranya uraian di bawah ini akan bisa memberikan dasar
berpikir bagi Anda dalam menjawabnya. Pertanyaan yang
muncul di atas terkait dengan beberapa alasan . Kita dapat
mengidentifikasi tiga hal penting, yaitu masalah dimensi
waktu, ruang atau tempat, dan udara. Ketiga hal ini sangat
berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dimensi waktu
berhubungan dengan masa lalu, masa kini, dan masa datang.
Kita tidak dapat menghindar dimensi ini. Waktu adalah
faktor penting dalam kehidupan kita.

Kita selalu berhubungan dengan waktu, contohnya ketika kita


harus istirahat, makan, atau kegiatan lainnya, semuanya
berhubungan dengan waktu. Dimensi ruang atau tempat
berkaitan dengan masalah tempat sekolah, perumahan,
perkebunan, pertanian, dan berbagai aktivitas lainnya. Kita
memerlukan tempat untuk membangun rumah, berkebun,
bertani, berolah raga, ataupun berekreasi. Semua kegiatan
tersebut tentu memerlukan tempat atau ruangan. Disamping
itu kita membutuhkan udara segar untuk bernapas. Semua
dimensi-dimensi tersebut menjadi suatu topik bahasan dalam
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pendekatan
Pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis
tertentu atau landasan sikap dan persepsi guru tentang
bagaimana kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan. Sudut
pandang sikap dan persepsi guru ini akan menjadi dasar bagi
tindakan guru dalam melaksanakan aktifitas proses
pembelajaran. Sebuah pendekatan kurikulum dengan basis
yang luas, yang memberikan waktu lebih banyak bagi peserta
didik untuk diskusi, drama, berbagai macam kegiatan seni,
dan musik serta gerakan. Kegiatan semacam itu memberikan
sarana untuk untuk memenuhi kebutuhan sosial, emosional,
intelektual, fisik, dan perkembangan kreatif, yang akan
meningkatkan rasa percaya diri dan pendekatan-pendekatan
yang lebih termotivasi pada pembelajaran lainnya.
MACAM – MACAM METODE PENDEKATAN
PEMBELAJARAN IPS

1. Metode dua tinggal dua tamu (Twi Stay Two Stray)

Metode Dua Tinggal Dua Tamu merupakan salah satu teknis


pembelajaran cooperative learning. Metode ini memberi
kesempatan pada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Metode ini dapat
diterapkan pada materi perkembangan teknologi (produksi,
komunikasi, dan transportasi. Langkah-langkahnya adalah :

a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti


biasa.
b. Setelah selesai, dua orang dalam masing-masing
kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan
masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain.
c. Dua orang yang tinggal dalam kelompokbertugas
membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada
tamu mereka.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka
sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok
lain.
e. Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil
kerja mereka.

2. Metode karyawisata
Metode karyawisata dapat dilaksanakan dengan mengadakan
perjalanan dan kunjungan yang hanya beberapa jam saja
ketempat atau daerah yang tidak begitu jauh dari sekolah.
Metode ini dapat diterapkan pada materi tentang lingkungan
alam dan lingkungan buatan.

Langkah – langkah metode karyawisata :


a. Tahap persiapan, meliputipersiapan materi atau topik
karyawisata, persiapan teoritis, perlengkapan, dan aspek-
aspek lain yang menunjang pelaksanaan karyawisata.
b. Tahap pelaksanaan karyawisata dilapangan
c. Tindak lanjutan pelaksanaan karyawisata (setelah
kembali ketempat).

3. Metode Role Playimg (bermain peran)


Metode Role Playing adalah salah satu bentuk permainan
pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan peranan, sikap
tingkah laku, nilai dengan tujuan menghayati perasaan, sudut
pandang, dan cara berfikir orang lain. Metode ini dapat
diterapkan pada materi Kedudukan dan peranan anggota
dalam keluarga dan lingkungan tetangga.

Langkah – langkah role playing :


a) Pemanasan (pengatur serta pembahasan cerita dari guru)
b) Memilih siswa yang akan berperan
c) Menyiapkan penonton yang akan mengobservasi
d) Mengatur panggung atau ruang
e) Permainan
f) Diskusi dan evaluasi

4. Metode Simulasi
Istilah simulasi berasal dari kata “simulate” yang berarti
pura-pura dan “simulation” yang berarti tiruan atau perbuatan
yang hanya pura-pura. Sebagai metode mengajar, simulasi
diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh pemahaman
akan hakikat dari suatu konsep prinsip atau suatu ketrampilan
tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi
tiruan. Metode ini dapat diterapkan pada materi kegiatan jual
beli.

5. Card sort
Metode card sort merupakan kegiatan kolabiratif yang bisa
digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik,
klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi.
Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat
membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.
Metode ini dapat diterapkan pada materi jenis-jenis
pekerjaan.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


Guru menyiapkan card sort yang bertuliskan jenis-jenis
pekerjaan Guru memberikan apersepsi tentang melimpahnya
sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari.bisa saja guru menerangkan sekilas tentang kekayaan
sumber daya alam Indonesia.
Selanjutnya kelas dibagi menjadi lima kelompok, masing-
masing kelompok diberi nama :
1) Kelompok pantai
2) Kelompok dataran rendah
3) Kelompok pegunungan
4) Kelompok perkotaan
5) Kelompok tepian sungai

Guru menyampaikan cara permainannya yaitu kartu secara


acak akan dibagikan kepada masing-masing kelompok.
Masing-masing kelompok, sesuai dengan nama kelompoknya
harus mengambil kartu yang jenis pekerjaan yang ada
didaerahnya. Jika tidak terpilih, kartu harus diserahkan
kepada kelompok lain. Permainan ini akan lebih baik jika
masing-masing anggota kelompok dilarang berbicara apalagi
meminta kelompok dari kelompok lainnya. Selain itu,
masing-masing siswa hanya diperkenankan memegang kartu
dalam jumlah tertentu.
Kemudian dievaluasi bersama dengan guru, apakah setiap
siswa dalam kelompok benar mengambil jenis pekerjaan
yang sesuai.

6. Inquiri
Gulo (2002) menyatakan bahwa inquiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiri
adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses
kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan
sistematis pada tujuan pembelajaran,dan (3) mengembangkan
sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam
proses inquiri. Metode ini dapat diterapkan pada
materimengenal permasalahan sosial.

7. Peta pemikiran
Peta pemikiran adalah salah satu teknik menggambarkan
lintasan gagasan yang ada pada otak secara keseluruhan
dalam satu halaman dengan menggunakan citra visual dan
perangkat grafisnya. Metode ini dapat diterapkan pada materi
mengenal permasalahan sosial.
Contoh cara memetakan pikiran yang diaplikasikan untuk
pemetaan masalah penelitian diawali dengan menancapkan
suatu topik masalah, lalu mulai menjalar ke berbagai sudut
dengan cara membuat garis dan simbol-simbol visual yang
mengingatkan kita pada pengalaman di masa lalu. Dari pusat
titik ikat, menyebar menjadi empat cabang, setiap cabang
terdapat ranting-ranting dan seterusnya. Pada teknik
menelusur dan menemukan terkesan sangat kaku dengan
garis-garis tanpa ilustrasi, maka pada teknik ini simbol-
simbol visual lebih kreatif.

8. Pendekatan lingkungan
Dalam pendekatan lingkungan, IPS sebagai mata pelajaran
yang membelajarkan peserta didik untuk bermasyarakat,
perlu memperhatikan lingkungan sebagai topik kajian, baik
lingkungan sosial budaya maupun lingkungan fisik.
Pendekatan ini bisa diawali dari lingkungan peserta didik
yang paling dekat yaitu keluarga, untuk menanamkan nilai
moral dan aktifitas bermasyarakat. Guru perlu mencermati
lingkungan sebagai aspek yang berperan dalam membentuk
perilaku peserta didik, seperti: lingkungan kauman,
lingkungan perdagangan, lingkungan pertanian dsb. Anak-
anak usia sekolah dasar biasanya memiliki kepedulian yang
mendalam terhadap sekelilingnya, yang jika doberi
dukungan, akan mampu memikirkan tentang cara-cara yang
imajinatif untuk mencitrakan lingkungan yang ‘hijau’. Selain
itu mengunjungi tempat terbuka di sekitar sekolah akan
meningkatkan kesadaran anak-anak dan memberikan ide bagi
mereka untuk mengembangkannya lebih jauh di sekolah.
Merujuk pada prinsip pembelajaran IPS, bahwa pendekatan
pembelajaran IPS baiknya menggunakan pendekatan yang
bersifat CBSA dan PAIKEM. Pendekatan CBSA dapat
diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah
kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional
peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan
fisik peserta didik apabila diperlukan. Pelibatan intelektual-
emosional/fisik peserta didik serta optimalisasi dalam
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan peserta didik
bagaimana belajar memperoleh dam memproses perolehan
belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai. Sedangkan pendekatan PAIKEM secara garis besar
memiliki gambaran sebagai berikut:
1. Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada learning by doing.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik , menyenangkan, dan cocok bagi
peserta didik.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan
bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok
baca’.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif
dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong peserta didik untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk
mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan peserta didik
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Dalam PAIKEM perlu diperhatikan:


1. Memahami sifat yang dimiliki anak didik.
2. Mengenalkan anak secara perorangan.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam perorganisasian
belajar.
4. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah.
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar
yang menarik.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan
kegiatan belajar.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
Jadi kesimpulannya PAIKEM merupakan pembelajaran yang
dirancang hendaknya dapat peserta didik, mengembangkan
kreativitas yang akhirnya efektif, akan tetapi menyenangkan
bagi peserta didik.
TEST FORMATIF
LATIHAN
1. Jelaskan menurut anda apa saja pendekatan
pembelajaran IPS yang bersifat PAIKEM?
2. Sebutkan langkah – langkah Role Playing dalam
pendekatan pembelajaran IPS?
3. Uraikanlah menurut anda, apakah pendekatan
pembelajaran dalam IPS sangat di perlukan?

PROJECT BASED LEARNING


Setelah mempelajari materi pendekatan IPS, cobalah anda
pahami materi ini secara singkat, kemudian buatlah bagan
menggunakan karton tentang pokok pikiran tentang materi
pendekatan IPS!
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, R. (2012). Perspektif Dan Tujuan Pendidikan IPS.


Modul Pengembangan Pendidikan IPS: UPI Bandung.
Enoh, M. (2016). Pendekatan Pembelajaran Pengetahuan
Sosial dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Ilmu
Pendidikan, 12(1).
Sutrisna, E. (2012). Strategi Guru dalam Pembelajaran IPS
(Studi Eksploratif Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP–
Wilayah Kabupaten Pati). Journal of Educational Social
Studies, 1(1).
Winasih, Y. (2009). PENINGKATAN RESPON SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN
KETRAMPILAN PROSES (PTK Pembelajaran IPS di SMP
Muhammadiyah 2 Surakarta Kelas VIIIB Tahun Ajaran
2008/2009) (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai