TINJAUAN KASUS
Contoh Kasus
Ny R berumur 65 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan lemah lesu dan
demam. klien menduga rematiknya kambuh lagi. keluhan ini sudah dirasakan
klien sejak 1 bulan yang lalu, klien selalu meminum obat pereda nyeri rematiknya.
Saat dilakukan TTV didapatkan TD :160/120 mmHg nadi 108x/menit, RR :
26x/menit, suhu : 380C. Klien tampak pucat, terdapat ruam dikulit, dan tampak
kebiru-biruan pada mukosa bibir, klien mengatakan terdapat darah pada urinnya
setiap buang air kecil, hasil laboratrium terdapat tingkat bikarbonat rendah dan
menunjukan asidosis, terdapat proteinuria dan hematuria pada urine, diagnosa
medis nefritis interstisial
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny R
Umur : 65 tahun
Alamat : Jl. Kapas No.7 Tanjungpinang
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Status perkawinan : Kawin
Suku : Jawa
Diagnosa masuk : Nefritis Interstisial
Penanggung Jawab
Nama : Tn. P
Umur : 70 tahun
Alamat : Jl. Kapas No.7 Tanjungpinang
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : suami
21
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama :
3. Pemeriksaan Fisik
22
e. Mulut : Mukosa bibir kering, adanya sianosis, tidak ada
stomatitis, gigi bersih.
23
Bawah : iskemia ekstremitas bawah menghasilkan
perubahan warna kebiru biruan dari kaki atau bagian
kaki,
h. Pola eliminasi
Sakit saat buang air kecil dan terdapat darah pada urine klien
24
j. Pola reproduksi dan seksual
Tidak ada gangguan dalam pola reproduksi dan seksual.
ANALISA DATA
25
tampak pucat,
3 DS: - Klien Ansietas Ketidak tahuan
mengatakan takut dan informasi
cemas terhadap
Penyakitnya
DO: - Klien telihat
gelisah, berkeringat
dan cemas
- Wajah klien tampak
pucat
-
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
26
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
27
menurunnya produksi
urine, monitoring yang
ketat pada produksi urine
kurangdari 600 ml/hari
merupakan tanda
terjadinya insufisiensi
4. Kolaborasi pertahankan
ginjal
cara masuk heparin (IV)
sesuai indikasi 4. jalur yang paten penting
untuk pemberian obat
darurat
28
beraktivitas tanpa
aktivitas, contoh bangun regangan dan mencegah
gejala yang berat
dari kursi, bila tak ada aktivitas berlebihan
b. terutama mobilisasi
nyeri, ambulasi, dan
di tempat tidur
istirahat selama 1 jam
setelah makan.
29
jantung.
3. Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Bahasa serta pendekatan
ketidaktahuan tindakan keperawatan menenangkan yang baik dpat mengurasi
informasi 1x24jam diharapkan kecemasan pada klien
masalah teratasi dengan 2. Temani pasien untuk 2. Menemani pasien dapat
Kriteria Hasil: memberikan keamanan memberikan rasa nyaman
a. secara subjektif dan mengurangi takut
menyatakan 3. Jelaskan semua prosedur 3. Penjelasan prosedur yang
motivasi yang kuat dan apa yang dirasakan akan dilakukan dpat
untuk melaksanakan selama prosedur menambah informasi dan
program terapi menguranngi kecemasan
b. kemampuan klien klien
dalam menjelaskan 4. Instruksikan klien untuk 4. Teknik relaksasi dapat
faktor-faktor yang menggunakan teknik mengurangi tingkat
meningkatkan relaksasi kecemasan
tekanan darah
5. Bantu klien mengenal 5. Situasi yang aman dan
c. saat kunjungan
30
rumah/cek dirumah situasi yang menimbulkan nyaman dpat mengurangi
sakit tidak terdapat kecemasan kecemasan.
peningkatan tekanan
darah
.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
31
NO DIAGNOSA KEP IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Penurunan perfusi jaringan S: - Klien mengatakan tidak lemah
1. mengauskultasi TD. bandingkan
perifer b.d anemia, O: -Turgor kulit elastis
kedua lengan, ukur dalam keadaan
hipertensi sekunder -Membrane mukosa tidak tampak kering
berbaring, duduk, atau berdiri kalau
- TD : 120/70mmHg, Nadi : 100x/menit, RR :
memungkinkan.
20x/menit, suhu : 38°C, -
2. mengkaji warna kulit, nadi perifer, -Wajah klien tidak tampak pucat
CRT, dan akral bagian tungkai. A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3. memonitoring urine
2 Intoleransi aktivitas b.d S: -Klien menyatakan tidak lemah dan lesu lagi
1. Meningkatkan istirahat, batasi
kelemahan fisik secara O: - TD : 120/70mmHg, Nadi : 100x/menit, RR :
aktivitas, dan berikan aktivitas
umum 20x/menit, suhu : 37°C,
senggang yang tidak berat
- klien tampak sudah beraktivitas ringan
2. Menjelaskan pola peningkatan A: Masalah teratasi
bertahap dari tingkat aktivitas, contoh P: Intervensi dihentikan
32
bangun dari kursi, bila tak ada nyeri,
ambulasi, dan istirahat selama 1 jam
setelah makan.
5. Mempertahankan penambahan O2
sesuai pesanan
3 Ansietas b.d ketidaktahuan 1. Menggunakan pendekatan yang S: - Klien mengatakan tidak takut dengan status
informasi menenangkan kesehatannya
2. Menemani pasien untuk memberikan O: - Klien tidak telihat gelisah, berkeringat dan
33
keamanan dan mengurangi takut cemas
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa - Wajah klien tidak tampak pucat
yang dirasakan selama prosedur A: Masalah teratasi
4. Mengistruksikan klien untuk P: Intervensi dihentikan
menggunakan teknik relaksasi
5. Membantu klien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nefritis interstisial merupakan suatu peradangan pada jaringan interstisial ginjal.
nefritis interstisialis dapat ditegakkan dengna pasti melalui hasil biopsi. Berdasarkan
morfologi pada hasil biopsi, nefritis interstisial dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
Penanganan secara dini dalam hal eradikasi faktor penyebabdan tanda klinis membuat
prognosis lebih baik. Tatalaksana utama adalah mengobati etiologi dan terapi gagal ginjalnya.
B. Saran
Dalam makalah ini kami menyarankan bagi pembaca dalam melakukan Asuhan
keperawatan pada pasien Nefritis Interstisial pada pengkajian utamakan pemeriksaan fisik
pada kulit dan pengkajian 11 pola Gordon terutama pengakajian persepsi kognitif dan
nutrisi dan metabolic serta diagnosa yang dapat ditegakkan diantaranya:
1. Penurunan perfusi jaringan perifer b.d anemia, hipertensi sekunder
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik secara umum
3. Ansietas b.d ketidaktahuan informasi
35
36