Anda di halaman 1dari 16

BAB III

TINJAUAN KASUS

Contoh Kasus

Ny R berumur 65 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan lemah lesu dan
demam. klien menduga rematiknya kambuh lagi. keluhan ini sudah dirasakan
klien sejak 1 bulan yang lalu, klien selalu meminum obat pereda nyeri rematiknya.
Saat dilakukan TTV didapatkan TD :160/120 mmHg nadi 108x/menit, RR :
26x/menit, suhu : 380C. Klien tampak pucat, terdapat ruam dikulit, dan tampak
kebiru-biruan pada mukosa bibir, klien mengatakan terdapat darah pada urinnya
setiap buang air kecil, hasil laboratrium terdapat tingkat bikarbonat rendah dan
menunjukan asidosis, terdapat proteinuria dan hematuria pada urine, diagnosa
medis nefritis interstisial

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
Nama : Ny R
Umur : 65 tahun
Alamat : Jl. Kapas No.7 Tanjungpinang
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Status perkawinan : Kawin
Suku : Jawa
Diagnosa masuk : Nefritis Interstisial
Penanggung Jawab 
Nama : Tn. P
Umur : 70 tahun
Alamat : Jl. Kapas No.7 Tanjungpinang
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : suami 

21
2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama :

Klien mengatakan lemah, lesu, demam, dan urine berdarah

b. Riwayat penyakit sekarang :

Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit rematik dan Hipertensi

c. Riwayat penyakit dahulu :

Klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius sebelumnya.

d. Riwayat penyakit keluarga :

Keluarga klien ada riwayat hipertensi

e. Riwayat penyakit kesehatan Perkemihan :

Klien mengatakan urine berdarah saat buang air kecil

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : klien tampak lemah dan pucat TD : 160/120mmHg,


Nadi : 108x/menit, RR : 26x/menit, Suhu : 380C,
Berat badan klien : 50 kg, Tinggi badan : 158 cm.

b. Kepala : Mesocephal, rambut hitam bersih, rambut tidak


mudah rontok, kulit kepala bersih., tidak terdapat
luka.

c. Mata : Sclera tidak ikterik, konjungtiva palpebra anemis.

d. Hidung : Bersih, tidak ada skret, tidak ada polip, tidak


terpasang O2, septum deviasi (-), tidak terdapat
pernafasan cuping hidung.

22
e. Mulut : Mukosa bibir kering, adanya sianosis, tidak ada
stomatitis, gigi bersih.

f. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada gangguan


pendengaran.

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, deviasi


trachea (-)

h. Dada : Simetris, tidak terdapat wheezing, ronkhi (-), tidak


terlihat retraksi interkosta.

i. Jantung : Inspeksi : Ictus cardis tidak teraba


Palpasi : Ictus cardis teraba pada linea 2 media
clavicularis kiri
Auskultasi: S1-1, bising (-), gallop (-)
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal

j. Paru-paru : Inspeksi : simetris, inspirasi dan ekspirasi regular


Palpasi : suara fremitus kanan sama dengan kiri,
tidak ada benjolan / massa
Perkusi : suara sonor di lapang paru
Auskultasi: ronkhi (-), wheezing (-)

k. Abdomen :  Inspeksi : permukaan perut cembung


Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : asites (-), terdengar redup
Palpasi : Normal

l. Genital : tidak ada kelainan, tidak terpasang kateter

m. Ekstremitas : Atas : tidak terdapat edema, tangan kiri terpasang


infus RL 20 tts/menit, tidak ada gangguan
pergerakan, capillary refill > 2 detik, turgor kulit
tidak elastic

23
Bawah : iskemia ekstremitas bawah menghasilkan
perubahan warna kebiru biruan dari kaki atau bagian
kaki,

n. Kulit : bersih, terdapat ruam, warna gelap, turgor kulit tidak


elastic, membrane mukosa kering, tidak ada luka 

4. Pola Fungsi Kesehatan

a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan


Klien nampak baik dalam menjaga kesehatan, dan datang ke pelayanan
kesehatan jika sakit.
b. Pola aktivitas dan latihan
Klien tidak bisa banyak melakukan aktivitas karena tampak lemah dan
pucat

c. Pola nutrisi dan metabolik


Klien tidak nafsu makan.

d. Pola sensori kognitif


Klien mengatakan tidak ada masalah
e. Pola persepsi dan konsep diri
Klien mengatakan takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap
kesehatannya
f. Pola peran dan hubungan
Tidak ada gangguan dalam pola peran dan hubungan klien.

g. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress


Klien mengalami kegelisahan dan kecemasan terhadap Penyakitnya.

h. Pola eliminasi
Sakit saat buang air kecil dan terdapat darah pada urine klien

i. Pola istirahat dan tidur


Tidak ada gangguan dalam pola tidur.

24
j. Pola reproduksi dan seksual
Tidak ada gangguan dalam pola reproduksi dan seksual.

k. Pola sistem nilai dan kepercayaan


Tidak ada gangguan dalam pola nilai dan kepercayaan klien.

ANALISA DATA

NO DS/DO SYPMTOM ETIOLOGI


1 DS : -Klien Penurunan perfusi Anemia, hipertensi
mengatakan lemah, jaringan sekunder
lesu
DO: -TD :
160/120mmHg, Nadi :
108x/menit, RR :
26x/menit, suhu :
380C,
- Wajah klien tampak
pucat 

2. DS: - klien Intoleransi aktivitas Kelemahan fisik


mengatakan cepat secara umum
lelah saat melakukan
aktivitas
- DO: -Turgor kulit
tidak elastis
-Membrane mukosa
klien tampak kering
- TD : 160/120mmHg,
Nadi : 108x/menit, RR
: 26x/menit, suhu :
380C, - -Wajah klien

25
tampak pucat,
3 DS: - Klien Ansietas Ketidak tahuan
mengatakan takut dan informasi
cemas terhadap
Penyakitnya
DO: - Klien telihat
gelisah, berkeringat
dan cemas
- Wajah klien tampak
pucat
-

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan perfusi jaringan perifer b.d anemia, hipertensi sekunder


2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik secara umum
3. Ansietas b.d ketidaktahuan informasi

26
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

N TG DIAGNOSA TUJUAN (KRITERIA INTERVENSI RASIONAL TT


O L KEPERAWATAN HASIL) D
1. Penurunan perfusi Setelah dilakukan
1. Auskultasi TD. bandingkan 1. Hipertensi merupakan
jaringan perifer b.d tindakan keperawatan
kedua lengan, ukur dalam penyebab umum terjadinya
anemia, hipertensi 2x24jam diharapkan
keadaan berbaring, duduk, penurunan perfusi
sekunder masalah teratasi dengan
atau berdiri kalau
Kriteria Hasil:
memungkinkan.
a. perifer meningkat
2. Mengetahui adanya
b. klien tidak 2. kaji warna kulit, nadi
mikroembolik oleh kristal
mengeluh pusing perifer, CRT, dan akral
kolesterol pada arteri
c. TTV dalam batas bagian tungkai.
perifer pada arteri perifer
normal
yang bisa menyebabkan
nekrosis pada jaringan
distal.
3. Monitoring urine
3. Penurunan curah jantung
mengakibatkan

27
menurunnya produksi
urine, monitoring yang
ketat pada produksi urine
kurangdari 600 ml/hari
merupakan tanda
terjadinya insufisiensi
4. Kolaborasi pertahankan
ginjal
cara masuk heparin (IV)
sesuai indikasi 4. jalur yang paten penting
untuk pemberian obat
darurat

2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan


1. Tingkatkan istirahat, 1. menurunkan konsumsi
b.d kelemahan fisik tindakan keperawatan
batasi aktivitas, dan oksigen jaringan
secara umum 3x24jam diharapkan
berikan aktivitas senggang
masalah teratasi dengan
yang tidak berat
Kriteria Hasil:
2. aktivitas yang maju
a. klien menunjukan 2. jelaskan pola peningkatan
memberikan kontrol
kemampuan bertahap dari tingkat
jantung, meningkatkan

28
beraktivitas tanpa
aktivitas, contoh bangun regangan dan mencegah
gejala yang berat
dari kursi, bila tak ada aktivitas berlebihan
b. terutama mobilisasi
nyeri, ambulasi, dan
di tempat tidur
istirahat selama 1 jam
setelah makan.

3. pertahankan rentang gerak 3. meningkatkan kontraksi

pasif selama sakit kritis otot sehingga membantu


venus return

4. untuk mendapatkan cukup


4. berikan waktu istirahat di
waktu resolusi bagi tubuh
antara waktu aktivitas
dan tidak terlalu memaksa
kerja jantung

5. pertahankan penambahan 5. untuk meningkatkan


O2 sesuai pesanan oksigenasi jaringan

6. berikan diet sesuai 6. untuk mencegah retensi


pesanan(pembatasan air cairan dan udem akibat
dan Na) penurunan kontraktilitas

29
jantung.

3. Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Bahasa serta pendekatan
ketidaktahuan tindakan keperawatan menenangkan yang baik dpat mengurasi
informasi 1x24jam diharapkan kecemasan pada klien
masalah teratasi dengan 2. Temani pasien untuk 2. Menemani pasien dapat
Kriteria Hasil: memberikan keamanan memberikan rasa nyaman
a. secara subjektif dan mengurangi takut
menyatakan 3. Jelaskan semua prosedur 3. Penjelasan prosedur yang
motivasi yang kuat dan apa yang dirasakan akan dilakukan dpat
untuk melaksanakan selama prosedur menambah informasi dan
program terapi menguranngi kecemasan
b. kemampuan klien klien
dalam menjelaskan 4. Instruksikan klien untuk 4. Teknik relaksasi dapat
faktor-faktor yang menggunakan teknik mengurangi tingkat
meningkatkan relaksasi kecemasan
tekanan darah
5. Bantu klien mengenal 5. Situasi yang aman dan
c. saat kunjungan

30
rumah/cek dirumah situasi yang menimbulkan nyaman dpat mengurangi
sakit tidak terdapat kecemasan kecemasan.
peningkatan tekanan
darah
.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

31
NO DIAGNOSA KEP IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Penurunan perfusi jaringan S: - Klien mengatakan tidak lemah
1. mengauskultasi TD. bandingkan
perifer b.d anemia, O: -Turgor kulit elastis
kedua lengan, ukur dalam keadaan
hipertensi sekunder -Membrane mukosa tidak tampak kering
berbaring, duduk, atau berdiri kalau
- TD : 120/70mmHg, Nadi : 100x/menit, RR :
memungkinkan.
20x/menit, suhu : 38°C, -
2. mengkaji warna kulit, nadi perifer, -Wajah klien tidak tampak pucat
CRT, dan akral bagian tungkai. A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3. memonitoring urine

berkolaborasi pertahankan cara masuk


heparin (IV) sesuai indikasi

2 Intoleransi aktivitas b.d S: -Klien menyatakan tidak lemah dan lesu lagi
1. Meningkatkan istirahat, batasi
kelemahan fisik secara O: - TD : 120/70mmHg, Nadi : 100x/menit, RR :
aktivitas, dan berikan aktivitas
umum 20x/menit, suhu : 37°C,
senggang yang tidak berat
- klien tampak sudah beraktivitas ringan 
2. Menjelaskan pola peningkatan A: Masalah teratasi
bertahap dari tingkat aktivitas, contoh P: Intervensi dihentikan

32
bangun dari kursi, bila tak ada nyeri,
ambulasi, dan istirahat selama 1 jam
setelah makan.

3. Mempertahankan rentang gerak pasif


selama sakit kritis

4. Memberikan waktu istirahat di antara


waktu aktivitas

5. Mempertahankan penambahan O2
sesuai pesanan

6. Memberikan diet sesuai


pesanan(pembatasan air dan Na)

3 Ansietas b.d ketidaktahuan 1. Menggunakan pendekatan yang S: - Klien mengatakan tidak takut dengan status
informasi menenangkan kesehatannya
2. Menemani pasien untuk memberikan O: - Klien tidak telihat gelisah, berkeringat dan

33
keamanan dan mengurangi takut cemas
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa - Wajah klien tidak tampak pucat
yang dirasakan selama prosedur A: Masalah teratasi
4. Mengistruksikan klien untuk P: Intervensi dihentikan
menggunakan teknik relaksasi
5. Membantu klien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan

34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nefritis interstisial merupakan suatu peradangan pada jaringan interstisial ginjal.
nefritis interstisialis dapat ditegakkan dengna pasti melalui hasil biopsi. Berdasarkan
morfologi pada hasil biopsi, nefritis interstisial dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
Penanganan secara dini dalam hal eradikasi faktor penyebabdan tanda klinis membuat
prognosis lebih baik. Tatalaksana utama adalah mengobati etiologi dan terapi gagal ginjalnya.

Diagnosa yang kemungkinan muncul pada Nefritis Interstisial ialah :


1. Penurunan perfusi jaringan perifer b.d anemia, hipertensi sekunder
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik secara umum
3. Ansietas b.d ketidaktahuan informasi

B. Saran
Dalam makalah ini kami menyarankan bagi pembaca dalam melakukan Asuhan
keperawatan pada pasien Nefritis Interstisial pada pengkajian utamakan pemeriksaan fisik
pada kulit dan pengkajian 11 pola Gordon terutama pengakajian persepsi kognitif dan
nutrisi dan metabolic serta diagnosa yang dapat ditegakkan diantaranya:
1. Penurunan perfusi jaringan perifer b.d anemia, hipertensi sekunder
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik secara umum
3. Ansietas b.d ketidaktahuan informasi

35
36

Anda mungkin juga menyukai