3. Gaya
Mendengarkan:
a. Linear langsung ke pokok 1. ”Kalau Tuan-Tuan 1. Penggunaan kata per kata
masalah/eksplisit melancarkan sekali lagi yang digunakan efektif
aksi militer kami, kami dengan diksi yang tepat
akan mencapai pengakuan (lugas). Pemilihan kata
de jure di seluruh dunia.” yang tepat untuk
2. ”...perhimpunan menjelaskan sesuatu
lama-kelamaan tidak langsung pada intinya
memuaskan paham akan tepat sasarannya dan
saya...” berhasil mencapai tujuan
3. dan berhubung diplomasi, walaupun
dengan kepentingan kalimat yang diungkapkan
menjernihkan keadaan, bernada tekanan atau
semenjak itu pula saya situasi yang tidak
menjauhkan diri daripada menyenangkan.
tiap-tiap persidangan, 2. Penggunaan kata
dengan janji yang penghubung (konjungsi)
dikuatkan dengan sumpah, ”kalau” memberi
bahwa saya tidak akan keterangan syarat untuk
mengganggu atau terjadinya hal atau sesuatu
menghalangi langkah- sehingga langsung
langkah pergerakan yang menunjukkan kalimat
akan diatur pimpinan baru dengan makna ke intinya.
itu.” 3. Kelima kalimat contoh ini
4. ”tergantung menunjukkan bahwa
diawang-awang.” Karena kalimat-kalimat
didikan barat, lupa agama. pernyataan HAS langsung
Lagak hidup kebarat- pada intinya.
kabaratan, tetapi sikap Pengungkapannya secara
rasionil barat tak pernah eksplisit, langsung apa yag
dimiliki.” dituju itulah yang
5. ”Wajib umat Islam dkungkapkannya.
menjalankan syariat,
biarpun tidak ada
Indonesia merdeka,
biarpun tidak ada hukum
dasar Indonesia. Itu adalah
hak umat Islam yang
dipegangnya...
b. Circular a. Berbicara tidak 1. ”Yang Mulia, bau yang 1. Penggunaan kata-kata
langsung ke pokok tidak enak ini adalah bau dengan tepat memberi
masalah, terkadang rokok kretek yang kesan makna tidak
dengan anekdot atau sedang saya hisap, yang menyakiti lawan bicara,
contoh. dibuat dari tembakau dan walaupun bermakna
b. Memberi ruang cengkeh. Boleh saja sindiran halus.
orang menarik Yang Mulia tidak 2. Perhatikan makna yang
simpulan sendiri menyukainya. Tetapi, dimunculkan berbeda
justru bau inilah yang setelah berakhir kalimat.
menarik minat pelaut- 3. Penggunaan kata ”tidak”
pelaut Eropah datang ke pada kalimat 1, 2, 4, & 5
negara kami tiga abad memberi penekanan
yang lalu. ” setelah ada pernyataan
2. ”Ini sama sekali tidak, pada awal kalimat.
banyak orang yang lebih 4. Pada kalimat nomor 3,
pintar dari saya, Cuma penggunaan kata
saya belum bertemu penghubung ”karena” dan
dengan seorang di antara ”kalau” menunjukkan
mereka. kalimat majemuk.
3. ”Saya sekarang jauh Penggunaan kalimat
lebih dekat dengan divariasikan dengan
Khalid karena dia kalimat tunggal dan
Katolik. Artinya dia majemuk akan membuat
punya Tuhan. Kalau dulu lawan bicara tidak jenuh
kan dia ateis.” dalam menyimak. Makna
4. ”Tadi kurang lengkap yang dihadirkan memutar
saudara2. Jang tidak (tidak langsung) sehingga
berkumis dan tidak terasa bijaksana.
berjenggot itu seperti 5. Kata ”karena” merupakan
apa?” kata penghubung
5. ”Saya tidak mengira, menyatakan sebab,
bahwa di sini banjak djuga sedangkan kata ”kalau”
rupanja kambing2 jang merupakan konjungsi
hadir. Kepada ketua rapat syarat atau pengandaian.
saja minta supaja Keduanya digunakan
kambing2 itu dikeluarkan dalam kalimat HAS untuk
sadja dari gedung ini”. memberi penegasan &
penekanan.
6. Penggunaan kata ”tidak”
pada kalimat nomor 5
digunakan untuk
menyamarkan makna
sindiran tajam
menanggapi celetukan
lawan politik.
d. Low Context a. Segala sesuatu harus 1. ”Bohong dia, bukan 1. Penggunaan kata ”bukan”
jelas, lengkap, dan karena tak ada kendaraan, pada kalimat no. 1 dan
tuntas dengan tetapi memang saja jang ”tidak” pada kalimat no. 2
ekspresi yang tepat tidak mau pergi!” menguatkan makna yang
b. Hindari situasi tak 2. ”Apa guna engkau mukim dapat memastikan tujuan
pasti di Makkah, padahal komunikasi dengan baik.
c. Menyatakan pesan engkau masih muda. Kita Penggunaan kata
dengan konkret datang kemari hanja untuk penyangkalan membuat
(eksplisit) beribadah, bukan untuk makna menjadi lebih
menuntut ilmu. Masanja konret.
telah lepas bagi orang 2. Pada kalimat no. 2
Indonesia jang hendak digunakan kata tanya ”apa”
beladjar Islam akan sebagai kalimat retoris yaitu
bermukim di Makkah. kalimat dengan kata tanya
Bertambah lama engkau tetapi tidak memerlukan
mukim di Makkah ini jawaban karena baik
nanti, bertambah pajah pembicara maupun
engkau menjesuaikan pendengar sama-sama
dirimu djika engkau sudah tahu jawabannya.
pulang kelak ketanah air!
Ditanah air kitalah engkau
tjoda mentjari ilmu dan
membina dirimu, sehingga
mendjadi ”orang” tidak
hanja mendjaji seorang
”lebai”!
3. ”Ia tidak mau menjuruh
terdjemahkan pidatonja.
Sebab saja mau bitjara
dalam bahasa Perantjis.”
4. ”Agama Islam tidak akan
dipandang lagi sebagai
pusaka yang menghalang-
halangi kemajuan, tidak
lagi sebagai tempat lari
karena takut ancaman hari
kiamat. Tetapi Islam
dijunjung tinggi sebagai
panji yang kita
banggakan, karena
ajarannya yang sudah tiga
belas abad tidak saja tahan
uji terhadap pemilihan
yang jujur, menang, kalau
dibandingkan dengan
agama apa pun, akan
tetapi juga tahan terhadap
perlakuan yang tidak
wajar dari ilmu
pengetahuan Barat.”
5. ”Dalam hubungan
kolonial tidak ada tempat
bagi politik sentimen jang
mengharapkan belas
kasihan si pendjajah.
Semuanya dikuasai, oleh
kenjataan dan angka-
angka.”
e. High Context a. Tidak jelas dan 1. ”Itu sama sekali tidak. 1. Penggunaan kalimat bisa
tegas dalam Banyak orang jang lebih panjang atau bisa juga
menyatakan sesuatu pintar dari saja, tjuma saja pendek, tergantung ada
b. Situasi belum lagi bertemu makna yang harus
mendua/tidak pasti dengan seorang di antara dimunculkan dengan sedikit
c. Makna implisit mereka.” memutar atau implisit
2. ”Memang, membatja dan sehingga bisa membuat
mempeladjari ada lain.” orang berpikir berbeda
3. ”Saja makan pakai tangan dengan yang dimaksud
oleh karena saja tahu pembicara atau penulis.
bahwa tangan saja bersih, 2. Pada no. 2 & 3 digunakan
sedang saja tidak tahu kalimat retoris yang berupa
apakah sendok dan garfu pertanyaan tetapi
itu bersih atau tidak!” sebenarnya tidak diperlukan
4. ”Paduka Jang Mulia, ini jawaban.
adalah bau kretek sigaret 3. Penggunaan kata
kretek saja, rokok ini penghubung ”akan tetapi”
terbuat daripada tembakau pada no. 4 memberikan
dan tjengkeh. Paduka jawaban yang menegaskan
boleh tidak menjukai bau akan pernyataan
ini sekarang, Jang Mulia. sebelumnya tentang situasi
Akan tetapi djustru bau yang dihadapi. Konjungsi
inilah dahulu jang menarik “tetapi” merupakan
bangsa Eropah pergi konjunngsi koordinatif yang
kenegeri saja.” menyatakan pertentangan
5. ”Saya tidak mengira, untuk menggabunngkan dua
bahwa disini banjak djuga kalimat dengan kedudukan
rupanja kambing2 jang setara yang bermakna
hadir. Kepada ketua rapat pertentangan.
aja minta supaja kambing2 4. Kalimat no. 5 digunakan
itu dikeluarkan sadja dari kata-kata yang jelas (lugas)
gedung ini”. tetapi menempatkan kata-
kata dengan lebih panjang
sehingga yang diberi
sindiran atau teguran tidak
terlalu merasa tertampar
dan dipermalukan.
f. Menyatakan a. Dengan perasaan & 1. ”Apa guna engkau mukim 1. Penggunaan kalimat retoris
Emosi emosi: semangat & di Makkah, padahal pada pernyataan no. 1
lugas engkau masih muda. Kita berupa penggunaan kata
b. Membangun datang kemari hanja ntuk tanya ”apa” tetapi baik
komitmen kuat & beribadah, bukan untuk pembicara maupun
kesepakatan menuntut ilmu. Masanja pendengar tidak
telah lepas bagi orang memerlukan jawaban atas
Indonesia jang hendak pertanyaan tersebut karena
beladjar Islam akan sudah mengetahui jawaban.
bermukim di Makkah. Pertanyaan selanjutnya
Bertambah lama engkau adalah penjelasan yang
mukim di Makkah ini merupakan jawaban atas
nanti, bertambah pajah pertanyaan pertama.
engkau menjesuaikan Penggunaan kata tanya
dirimu djika engkau yang menandakan
pulang kelak ketanah air! pertanyaan digunakan agar
Ditanah air kitalah engkau komunikasi berlangsung
tjoda mentjari ilmu dan menarik dan menggelitik
membina dirimu, sehingga yang menimbulkan
mendjadi ”orang” tidak kedalaman makna sehingga
hanja mendjaji seorang menggugah ke perasaan
”lebai”! terdalam.
g. Menghindari a. Dengan santun & 1. ”Paduka Jang Mulia, ini 1. Penggunaan kata demi kata
Emosi kalem, hindari adalah bau kretek sigaret yang meluas pada kalimat
emosi kretek saja, rokok ini menandakan bahwa
b. Memperhatikan terbuat daripada tembakau pembicara bermaksud
perasaan orang lain dan tjengkeh. Paduka menyampaikan pesan
c. Kokoh dengan boleh tidak menjukai bau khusus dengan jalan yang
tujuan komunikasi ini sekarang, Jang Mulia. santun agar orang lain
Akan tetapi djustru bau terjaga.
inilah dahulu jang menarik 2. Penggunaan kata
bangsa Eropah pergi penghubung pada no. 1-5
kenegeri saja.” yaitu pada kata: ”akan
tetapi, karena, dan,
2. Saja makan pakai tangan sementara, adalah, dan jika”
oleh karena saja tahu dalam kalimat berarti
bahwa tangan saja bersih menguatkan makna dengan
sedang saja tidak tahu baik, tergantung situasi dan
apakah sendok dan garfu kondisi yang dihadapi
itu bersih atau tidak!” masing-masing.
3. ”Saudara2, hadirin 3. Pada pernyataan no. 3
sekalian, dan ..... digunakan kata ganti untuk
kambing2 jang menanggapi pendengar
terhormat!” yang tidak sopan sehingga
4. ”Semua keutamaan tidak terasa kasar
prinsip-prinsip lain telah pernyataan HAS karena
ada dalam Islam, menyebutkan kata ganti
sementara semua cacat tersebut untuk memperhalus
dan kelemahan-kelemahan amarah.
prinsip-prinsip lain tidak
ada dalam Islam.”
5. “Adalah akan merugikan
besar kepada pergerakan
PSII, jika hendak
dikeraskan juga dengan
sikap nonkooperasi. Oleh
karena itu supaya PSII
mengambil sikap buat
melepaskan ‘non’ yang
sekali-kali tidak
bertentangan dengan
sikap’hijrah’ PSII...”
h. Intelektual a. Utamakan gagasan 1. ”Saya tidak mengira, 1. Perhatikan makna
dengan bahwa disini banjak djuga kata serta penggunaan
mendengarkan rupanja kambing2 jang kata yang membentuk
pendapat hadir. Kepada ketua rapat kalimat.
b. Menentang ide tidak aja minta supaja kambing2 2. makna yang muncul
orangnya jika tidak itu dikeluarkan sadja dari akan dipahami
sepakat gedung ini”. sebagai bentuk setuju
2. Ini sama sekali tidak atau tidak setuju
banyak orang yang lebih dengan gagasan yang
pintar dari saya, Cuma ditentukan atau
saya belum bertemu disepakati.
dengan seorang dari 3. Makna dari kata per
mereka.” kata dalam kalimat,
3. ”Buat apa dipeluk kalau memunculkan suatu
saya sudah pingsan.” ide yang kadang kali
4. ”Ketahuilah, masa muda sangat berbeda.
saya sama saja dengan
masa muda anda.
Meskipun dilahirkan dari
keluarga yang beragama,
dan dibesarkan dengan
mendapatkan didikan
agama, dalam waktu
singkat saya kehilangan
kepercayaan. Kepandaian
sekolah menggantikan
kepandaian hidup.
Penghidupan pelajar,
tanpa tanggungjawab
sungguh-sungguh,
memudahkan pergantian
itu. Dan keadaan itu akan
berlangsung dalam waktu
singkat sesudah kita
meninggalkan bangku
sekolah.”
5. ”Adanya perintah ini tidak
berarti adanya keharusan
orang perempuan
dipisahkan apalagi
menutup muka.”
i. Relasional a. Utamakan relasi 1. “Bagi yang sudah telanjur, 1. Penggunaan kata
b. Pentingkan perasaan silakan memilih: melepas penghubung ”bagi, jika, dan
orang lain keanggotaan partai lain supaya” menandai kalimat
c. Responsif & berhati- atau lepas dari SI sama dengan gaya komunikasi
hati dalam sekali.” relasional karena makna
berkomunikasi 2. “Adalah akan merugikan yang muncul adalah
besar kepada pergerakan merespon dengan hati untuk
PSII, jika hendak hubungan jangka panjang
dikeraskan juga dengan
sikap nonkooperasi. Oleh 2. Pada kalimat no. 4& 5
karena itu supaya PSII bagian kata yang ditebalkan
mengambil sikap buat memberi makna responsif
melepaskan ‘non’ yang tetapi dengan sangat peduli
sekali-kali tidak akan relasi jadi berhati-hati
bertentangan dengan dengan penggunaan kata
sikap’hijrah’ PSII...” dan kalimat dalam
3. ”Untuk menyebarluaskan penyampaiannya.
cita-cita perjuangkan SI
kita memerlukan alat,
yaitu surat kabar. Supaya
rakyat mengetahui tujuan
dan cita-cita Sarekat
Islam.”
4. ”Selamat malam.
Selamat datang di sini,
apa kabar.”
5. ”Saya hanya berkumpul
selama empat bulan di
sana. Rasanya sudah
bersahabat seumur
hidup.”
3. ”Kira-kira begitulah.
Tetapi dalam praktik saja
tidak perlu
mempeladjarinya lebih
dahulu. Buku ini dibatja
bersama-sama. Sambil
mengadjar saja beladjar,
mempeladjarai jang
lama-lama kembali.
Karena sama-sama
belajar itu, guru dan
murid, dengan banjak
bertukar pikiran dan
bersoal dijawab,
peladjaran itu lebih
dalam masuknya
kedalam otak. Sampai
sekarang hasilnya
memuaskan.