Anda di halaman 1dari 3

Nama : Chintya Anindita Kumala

NIM : 201810170311366
Kls : Akuntansi G

Jawaban

1. Akhlaq, etika, dan moral memiliki persamaan dan perbedaan dalam makannya.
Ketiganya mengacu pada perbuatan, tingkah laku, dan watak yang baik. Ketiganya
merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat
kemanusiaannya. Ketiganya merupakan potensi positif yang dimiliki oleh setiap
orang. Perbedaan nya diantara ketiga istilah tersebutberada di tolak ukur nya, ahlaq
per tolak ukur kepada alqur'an dan assunnah, ketika ber tolak ukur kepada pikiran
atau akal, sedangkan moral tolak ukur kepada norma yang hidup dalam masyarakat
atau dengan kata lain budaya yang dianut masyarakat. Akhlaq yang telah diatur
pada al-quran dan sunnah pada seluruh wilayah di dunia sama dikarenakan tolak
ukurnya yang merupakan alqur'an dan assunnah yang telah dijamin kebenarannya.
Etika dan moral memungkinkan terdapat perbedaan antara wilayah satu dengan
yang lainnya. Seperti moral atau norma yang dianut oleh negara barat yang mana
menganggap wajar sapaan berupa rangkulan atau pelukan bahkan dengan lawan
jenis, hal tersebut tidak dianggap benar di negara timur khususnya indonesia, cara
perkenalan tersebut dianggap tidak beretika dan tidak bermoral. Terlebih lagi jika
disangkutpautkan dengan akhlaq maka hal tersebut menyalahi hukum yang ada
dalam ajaran islam
2. Saya setuju dengan nikah siri, akan tetapi akan menimbulkan kerugian yang
memberatkan di masa yang akan datang. Beberapa konsekuensi dari nikah siri
adalah tidak adanya kartu keluarga, buku nikah, dan dokumen pernikahan lainnya
sehingga apabila sudah memiliki anak, anak tersebut tidak bisa diurus akta
kelahirannya, yang nantinya akta tersebut akan digunakan anak untuk administrasi
sekolah, data kependudukan, dan urusan urusan formal lainnya. Apabila nikah siri
dilakukan dengan pertimbangan untuk menghindari zina, menurut saya masih
dianggap benar. Akan tetapi perlu untuk mempertimbangkan konsekuensi yang
harus ditanggung. Karena nikah siri tidak dilarang secara, maka sah saja jika ingin
dilakukan dengan catatan mempertimbangkan konsekuensi yang harus ditanggung
kedepannya. Apabila belum merasa siap untuk melangsungkan pernikahan, baik
secara mental ataupun finansial lebih baik menghindari pernikahan dini, dan
menahan untuk mendekati zinah.
3. Konsep sakinah, mawadah, warahmah menurut islam adalah salah satu tujuan dari
pernikahan. Sakina memiliki arti ketentraman yang merupakan modal paling
berharga dalam membangun keluarga. Mawadah dan rahma diterjemahkan menjadi
rasa kasih dan sayang. Akan tetapi di luar dari jika hal tersebut terdapat tujuan dari
pernikahan yang lainnya seperti menyempurnakan agama, menunaikan fitrah
sebagai manusia, menjaga keberlangsungan manusia sebagai makhluk hidup.
Tingkat perceraian indonesia yang tinggi dengan alasan tidak adanya keharmonisan
dalam rumah tangga menjadi sebuah gambaran bahwa sebagian besar pasangan
yang ingin menikah adalah karena rasa cinta terhadap manusia. Semuanya kembali
kepada tujuan dari pernikahan masing-masing, apabila tujuan dari rumah tangga
adalah berbagi kasih sedangkan di kemudian hari sudah tidak ada keharmonisan
dalam rumah tangga maka wajar apabila terjadi perceraian, akan tetapi jika tujuan
dari menikah adalah untuk ibadah apabila dirasa tidak adanya keharmonisan dalam
rumah tangga lagi maka perlu di ingat kembali tujuan dari pernikahan. Baik suami
maupun istri memiliki porsi masing masing untuk menjaga rumah tangga, tidak ada
yang lebih baru kewajiban untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Dari kedua
belah pihak harus saling memiliki rasa pengertian dan toleransi satu sama lain.
Seperti prinsip rumah milik bersama maka diurus bersama, anak bersama dididik
bersama. Idealnya dalam rumah tangga diterapkan kerjasama yang kompak tidak
ada yang merasa lebih unggul, lebih berkuasa, dan lebih tinggi derajatnya.
4. Masyarakat ideal dalam pandangan islam salah satunya adalah tidak adanya
kesenjangan sosial dalam masyarakat. Apabila ada kelompok masyarakat ke atas
yang tidak ingin memperhatikan orang lain yang sedang kesusahan saya mengkritik
tindakan tersebut. Sudah seharusnya manusia memiliki hati nurani untuk saling
membantu, minimal merasa kasihan dengan orang yang lebih tidak mampu dari diri
sendiri. Apabila masyarakat saling membantu, gotongroyong untuk menciptakan
masyarakat yang ideal maka sangat memungkinkan untuk masyarakat ideal
menurut agama islam dapat terwujud.
5. Ilmu dalam agama islam menempati posisi dan peran yang sangat strategis. Dalam
alqur'an maupun hadis seringkali ditegaskan tentang keharusan umat muslim untuk
menuntut ilmu hingga akhir hayat. Fenomena masyarakat saat ini lebih banyak
yang cenderung hanya mempelajari ilmu duniawi dan mengesampingkan ilmu
agama. Pendidikan agama merupakan fondasi dari umat beragama, karena
didalamnya terdapat tuntunan atau tata cara mengenai kehidupan sehari-hari.
Pendidikan agama juga memberikan dasar pandangan terhadap penyelesaian
masalah, dengan kata lain hal hal kecil sampai terbesar yang terjadi dalam
kehidupan keseluruhannya juga dibahas dalam ilmu agama. Apabila
mengesampingkan pendidikan agama maka cara seseorang menjalani kehidupan
akan lebih besar kemungkinan tidak sesuai dengan ajaran agama.

Anda mungkin juga menyukai