Anda di halaman 1dari 5

Nama : Chintya Anindita Kumala

NIM : 201810170311366
Kls : Akuntansi G
UAS Akuntansi Syariah
Jawaban

1. Perbedaan Sukukk dan obligasi. Secara sederhana obligasi terdiri atau dikategorikan
menjadi dua jenis yaitu obligasi konvensional dan obligasi syariah. Obligasi
konvensional mencakup obligasi ritel Indonesia dan saving bond ritel, sedangkan untuk
obligasi syariah yaitu sukukk ritel. Sukukk disebut obligasi syariah karena telah di akui
dan dijamin oleh Majelis Ulama Indonesia dan dalam transaksinya berbasis syariah atau
sesuai dengan syariat Islam. Sukukk dianggap tidak menyalahi syariat karena tidak
memiliki bunga, akan tetapi penerbitan sukukkk dapat dilakukan oleh emiten non syariah
dengan catatan dalam proses nya tetap menjaga prinsip syariah. Penerapan sukukk tidak
bisa disamakan dengan penerapan investasi lainnya. Perbedaan sukukk dengan obligasi
yang pertama adalah sifat instrumennya, pada obligasi konvensional jual beli obligasi
dinilai sebagai surat hutang, sedangkan sukukk dinilai sebagai sertifikat atas kepemilikan
atau pembelian aset, karena hal tersebut sukukk memiliki Surat Berharga Syariah Negara
sebagai bukti kepemilikan investor, sementara obligasi konvensional tidak memerlukan
hal tersebut. Perbedaan yang kedua adalah penggunaan dana, dalam obligasi
konvensional emiten tidak dibatasi sedangkan sukukk terbatas oleh jenis industri yang
dikelola dan pendapatan yang dihasilkan oleh emiten harus bersih dari unsur yang
dilarang oleh syariat, banyak pertimbangan penggunaan dana terkait dengan kebijakan
syariah yang telah MUI sahkan. Perbedaan Yang ketiga terletak pada keuntungan, pada
sukukk ada keuntungan yang dihasilkan sama halnya investasi obligasi konvensional
akan tetapi penyebutan dan prinsip nya berbeda, pada obligasi konvensional keuntungan
berupa bunga dan capital gain, Sementara pada sukukkk imbalan berasal dari ujrah,
margin, bagi hasil, atau bentuk lain sesuai dengan kesepakatan bersama saat Akad.
Perbedaan yang selanjutnya adalah biaya administratif pada sukukk akan diawasi oleh
pihak dewan pengawas Syariah yang berada di bawah MUI selama masa penerbitan nya,
oleh karena itu dalam sukukkk terdapat biaya upah untuk dewan pengawas Syariah,
sementara obligasi konvensional biaya administrasi biaya upah atau tambahan biaya
lainnya. Perbedaan yang selanjutnya adalah dari Sisi pungutan otoritas Jasa keuangan,
pungutan OJK digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, pengadaan aset,
administratif, serta kegiatan pendukung lainnya dengan jumlah 0,05% dari emisi,
maksimal Rp 150 juta untuk obligasi syariah dan Rp 750 juta untuk obligasi
konvensional. Ilustrasi :
Bapak Andi dan ibu Ani sama- sama Ingin melakukan investasi obligasi, bapak
Andi ingin membeli obligasi konvensional sedangkan ibu Ani ingin membeli sukuk atau
obligasi syariah. Bapak Andi membeli surat obligasi dari PT ABC, secara tidak langsung
pak Andi memiliki surat hutang PT ABC, pada PT ABC melakukan transaksi yang tidak
sesuai dengan syariat yaitu terdapat riba dalam transaksi keuangannya tetapi transaksi
tersebut tidak mempengaruhi obligasi konvensional. Pak Andi mendapatkan keuntungan
berupa bunga yang didapat setiap enam bulan sekali sebesar 2%, dan untuk biaya
administrasi yang dikeluarkan murni untuk administratif tanpa tambahan biaya upah
untuk Hal lainnya. Sedikit berbeda dengan Bu Ani yang lebih memilih untuk investasi
sukuk, di dalam sukuk tidak Ada riba atau bunga. Bu Ani akan memiliki Surat Berharga
Syariah Negara sebagai bukti kepemilikan investor, bu ani mendapatkan sukuk dari
perusahaan PT Akbar yang mana dalam perusahaan tersebut bersih dari unsur yang
dilarang oleh dan telah di awasi oleh MUI. Keuntungan yang didapat oleh Bu Ani berasal
dari bagi hasil yang telah disepakati pada Akkad, wani dikenakan biaya administrasi
tambahan untuk upah dewan pengawas Syariah yang berada di bawah selama masa
penerbitan sukuk.
Contoh perbedaan jurnal obligasi konvensional dan sukuk
- Obligasi
a) Jurnal pembelian obligasi
Invenstasi obligasi PT ABC XXX
Pendapatan bunga XXX
Kas XXX

b) Jurnal Amortisasi
Investasi Obligasi XXX
Pendapatan bunga XXX
c) Jurnal penerimaan bunga
Kas XXX
Pendapatan bunga XXX

- Sukuk
a) Penerbitan sukuk ijarah
Kas xxx
Sukuk ijarah xxx

b) Amortisasi
Biaya penerbitan sukuk xxx
Kas xxx

c) Imbal hasil
Biaya imbal hasil sukuk xxx
Utang imbal hasil xxx
2. Menurut saya Prinsip syariah dapat diterapkan dalam sebuah bisnis, seperti halnya pada
saat zaman Rosulullah dahulu. Untuk menyesuaikan dengan kondisi zaman saat ini maka
perlu untuk menjaga prinsip syariah tetap utuh dan tidak membenarkan apa yang salah
atau menyalahkan apa yang benar. Seiring dengan perkembangan zaman ditambah lagi
dengan kondisi sosial masyarakat yang semakin sekuler, yang mana memisahkan antara
kegiatan keagamaan dengan kegiatan sehari-hari memberikan rintangan untuk
menerapkan prinsip syariah dalam sebuah bisnis, akan tetapi apabila sudah menanamkan
niat dan tujuan dari berbisnis adalah untuk mendapat Ridho dari Yang Maha kuasa maka
mengikuti prinsip syariah lebih utama dibandingkan aspek yang lainnya. Untuk
menyesuaikan dengan kondisi jaman saat ini diperlukan kreativitas dengan batas untuk
menerapkan prinsip syariah dalam bisnis. Contoh penerapan prinsip syariah dalam bisnis
yang pertama adalah prinsip ke imanan, baik dari individu maupun kelompok dalam
sebuah bisnis harus memegang erat prinsip ini supaya kegiatan ekonomi yang dilakukan
sesuai dengan yang telah ada dalam ajaran Islam sehingga segala aktivitas bisnis harus
mengacu pada ke tauhidan, ke imanan, dan ketaqwaan terhadap Allah, contohnya Dalam
menjalankan bisnis baik dari pemilik bisnis atau karyawannya tidak ada yang percaya
dengan kekuatan selain Allah, seperti mencari penglaris dari dukun atau orang pintar
sejenisnya untuk mendapatkan laba yang lebih. Prinsip yang selanjutnya adalah prinsip
keadilan, yang mana menjadi sebuah kewajiban dalam sebuah bisnis untuk menjaga
prinsip tersebut, keadilan di sini adalah suatu perilaku yang mana menempatkan sesuatu
sesuai dengan tempatnya. Contohnya melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa
memandang status sosial ataupun status yang lainnya, dengan tujuan seluruh golongan
masyarakat mendapatkan kenyamanan dan kesamaan. Prinsip yang berikutnya adalah
memberikan manfaat, dalam ekonomi konvensional prinsip kapitalis yaitu menggunakan
sumber daya sesedikit mungkin untuk menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin akan
tetapi dalam prinsip syariah tujuan yang lebih utama adalah kemaslahatan dan
memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas, kegiatan bisnis
diharapkan mampu membantu kebutuhan masyarakat. Contohnya membuka bisnis
makanan yang mana setiap hari Senin dan Kamis memberikan buka puasa gratis kepada
fakir miskin atau kepada yang berpuasa.
3. Melihat fenomena makin meratanya pemikiran kapitalis dalam dunia bisnis membuat
saya berfikir bahwa untuk beberapa orang atau instansi uang lebih penting dibanding
kemanusiaan ataupun prinsip agama. Hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi
kondisi sosial masyarakat seperti phk besar-besaran secara sepihak dikarenakan ingin
menghemat biaya tenaga kerja, persaingan dalam dunia kerja yang tidak sehat, dan lain
sebagainya. Berbeda dengan prinsip syariah yang tidak menjadikan profit sebagai tujuan
utama usaha. Akan tetapi menurut saya prinsip akuntansi syariah tidak bisa sepenuhnya
menghilangkan kapitalisme dikarenakan tidak semua sektor industri dikuasai oleh umat
muslim. Akan tetapi bukan berarti tidak mungkin dengan adanya akutansi syariah dapat
menggeser eksistensi pola pikir kapitalisme. Contoh dari tidak biasanya dihilangkan
prinsip kapitalisme yang sudah menga akar adalah tetap dibiarkannya produksi serta
distribusi rokok dan minuman keras, dari produk yang ditawarkan lebih banyak mudhorot
dibandingkan maslahat untuk umat, akan tetapi produksi dan distribusi bahkan konsumsi
tidak bisa dihentikan. Contoh dari prinsip syariah dapat menggeser kapitalisme adalah
mulai bermunculannya investasi syariah yang mana didalamnya tidak terdapat riba
ataupun transaksi yang dilarang oleh syariat, ditambah tujuan dari didirikannya investasi
berbasis syariah ini lebih mengedepankan kepada maslahat umat, meskipun eksistensi
nya masih belum seperti investasi konvensional yang mengandalkan riba.

Anda mungkin juga menyukai