Anda di halaman 1dari 3

RESUME AKUNTANSI FORENSIK

MATERI : INVESTIGASI

Nama : Mila Ardini Fakultas : FEBI

NIM : 195221075 Mata Kuliah : Akuntansi Forensik

Program Studi : Akuntansi Syariah Dosen Pengampu : Muhrom Ali Rozai,


SE., M.E.Sy., M. Si., CRMO
Kelas : 7D

A. Audit Investigasi Teknik Perpajakan


 Net Worth Method

Teknik ini digunakan untuk audit investigatif pajak untuk membuktikan adanya PKP yang belum
dilaporkan oleh Wajib Pajak. Untuk organized crime yang ingin dibuktikan adalah terdapatnya
penghasilan yang tidak sah, melawan hukum, atau illegal income. Beberapa catatan yang
diperhatikan yakni :

a. Rekaman
semakin banyak transaksi rekaman semakin ampuh net worth method
b. Penyimpanan uang tunai
Istilah sehari-hari adalah simpan di bawah bantal, cash hoarding.
c. Tambahan “penghasilan”
Penjelasan yang diberikan oleh pelaku untuk unreported taxable income atau illegal
income, mulai dari warisan, pinjaman, hadiah, atau gratifikasi, dll.
d. Pembalikan beban pembuktian
Sebenarnya neth worth method membalikkan kewajiban membuktikan dari pemerintah
kepada yang bersangkutan
e. Catatan pembukaan
f. Penyidik kurang sabar
Dalam menghadapi pelaku yang tangguh dalam tindak pidana perpajakan, penyidik
mungkin menyerah ketika pelaku bersedia membayar dengan cepat “temuan si penyidik”
g. Pembuktian tidak langsung
h. Kejahatan lain

 Expenditure Method

Expenditure method digunakan untuk kasus perpajakan seperti berikut :


a. Wajib pajak tidak menyelenggarakan pembukuan
b. Pembukuan dan catatat wajib pajak tidak tersedia
c. Wajib pajak menyelenggarakan pembukuan tetapi tidak memadai
d. Wajib pajak menyembunyikan pembukuannya
e. Wajib pajak tidak mempunyai aset yang terlihat atau dapat diidentidikasi

Expenditure method harus digunakan untuk kasus organized crime seperti berikut :

a. Tersangka kelihatanya tidak membeli aset seperti rumah, tanah, saham, perhiasan
b. Tersangka mempunyai gaya hidup mewah, dan agaknya di luar kemampuannya
c. Tersangka diduga mengepalai jaringan kesehatan

B. Follow The Money


Secara harfiah berarti mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan dalam suatu arus uang atau
arus dana. Pertama kita akan melihat naluri penjahat. Tanpa disadari, naluri ini yang terus
dipetakan oleh penyidik.
a. Kriminalisasi dari pencucian uang
Pola perilaku kejahatan dengan “menjauhkan” uang dari pelaku dan perbuatannya
dilakukan melalui cara :
 Placement: upaya menempatkan uang tunai hasil kejahatan ke dalam system
keuangan atau upaya menempatkan kembali dana yan sudah berada dalam system
keuangan ke dalam system keuangan.
 Layering: upaya mentransfer harta kekayaan hasil kejahatan yang telah berhasil
masuk dalam system keuangan melalui tahap placement.
 Integration: upaya menggunakan kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang
telah berhasil masuk dalam system keuangan melalui placement dan layering, seolah-
olah merupakan kekayaan halal Tindak perbuatan ini dengan tegas diperlakukan
sebagai tindak pidana sebagaimana diatur dalam UU No. 15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan UU No. 25 Tahun
2003. UU tentang pencucian uang mendorong teknik investigasi follow the money.
Namun, sebelum keluarnya UU ini pun, para penyidik telah menggunakan teknik
tersebut. Kalau naluri penjahat mengarah kepada penyembunyian kejahatan, naluri
penyidik tertuju kepada pengungkapan kejahatan.

b. Terorisme dan Pencucian uang


Pengeboman di Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton di Jakarta pada tanggal 17
Juli 2009 dapat berlangsung karena ada dukungan dana yang cukup memadai. Polisi
menduga, beberapa orang dalam kelompok tersebut menjadi semacam penghubung
antara jaringan dan sumber dana, yang berada di dalam maupun di luar negeri. Hal
tersebut menunjukkan adanya hubungan antara terorisme sebagai kejahatan utama
atau tindak pidana asal (predicate crime) dengan pencucian uang. Pencucian uang
yang lebih sulit ditelusuri atau dilacak adalah dengan menghindari transaksi
perbankan yang berkewajiban melaporkan transaksi yang mencurigakan kepada
otoritas (di Indonesia PPATK). Salah satu cara pemindahan dana dikenal dengan
nama hawala.

c. Kewajiban melapor bagi penyelenggara negara


Kewajiban melapor harta kekayaan bagi penyelenggara negara, ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Ketentuan KPK tersebut mendefinisikan “Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara”
sebagai harta benda yang dimiliki penyelenggara negara beserta istri dan anaknya
yang masih menjasi tanggungan.

d. Follow the money dan Data Mining


Teknik investigasi ini sebenarnya sangat sederhana. Kesulitannya adalah datanya
yang sangat banyak dalam hitungan tarabytes. Kita tidak bisa mulai dengan
pelakunya, yang ingin kita lihat justru adanya pola-pola arus dana yang menuju ke
suatu tempat.
e. Mata Uang Kejahatan
Ciri dari penggunaan currency of crime yang bukan berupa uang adalah adanya izin-
izin atau lisensi untuk akses ke sumber-sumber daya alam yang umumnya
dialokasikan kepada keluarga dan kerabat sang ditaktor. Dalam hal itu currency of
crime nya bisa berupa intan berlian, minyak bumi, pasir laut, kayu bundar, ganja, dll.
disini ada dua arus yang bisa diikuti investigator, yakni arus dana dan arus fisik
barang.

C. Undang-Undang Tindak Pencucian Uang


a. UU No. 15 Yahun 2002
Harta kekayaan yang diperoleh dari berbagai tindakan kejahatan biasanya tidak
langsung digunakan agar tidak mudah dilacak oleh penegak hukum. Upaya untuk
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul kekayaan yang diperoleh dari tindak
pidana ini dikenal sebagai pencucian uang.
 Placement : upaya menempatkan uang tunai hasil kejahatan ke dalam sistem
keuangan atau upaya menempatkan kembali dana yang sudah berada dalam
sistem keuangan ke dalam sistem keuangan, terutama perbankan.
 Layering
 Integration
b. UU No.25 Tahun 2003
c. UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang

Anda mungkin juga menyukai