Anda di halaman 1dari 14

DIALOG ROLEPLAY

STANDAR PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP)


DENGAN KLIEN RESIKO BUNUH DIRI
“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II”

Dosen Pengampu:
Ns. Amelia Susanti, M.Kep, Sp.Kep J

Disusun Oleh:

KELOMPOK 8
WILMA FITRI YUSMELI 2114201051
TIWI ZULIRA FITRI 2114201049
ZIVANA SHIWIE SARETTA 2114201053
SUCI RAHAYU 2114201047
PUTRI ZAHARA 2114201033
PUTRI KUMBARA 2114201032

KELAS 4A
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TA.2023
Seorang perempuan berumur 17 tahun bernama Juhairiyah begitu impulsif ingin
bunuh diri, keluarga yang mengetahui hal tersebut mencoba mengajak Juhairiyah ke
Rumah Sakit untuk melakukan pemeriksaan.
Pada hari itu Juhairiyah dibawa oleh keluarga (Kakak Pasien 1 dan 2) serta teman
dekatnya ke Rumah Sakit A. Sesampainya di Rumah Sakit A, Juhairiyah merasa
bingung dan menolak untuk karena merasa tidak memiliki masalah. Menurut
keterangan keluarga, Juhairiyah menunujukkan tanda tanda yang berisiko untuk bunuh
diri setelah mengalami putus cinta.
Pasien : Kenapa aku dibawa kesini ka? (Sembari memperhatikan
sekitarnya). Aku kan nggak gila ka?
Kakak pasien 1 : Sudah nurut saja, biar kamu itu sembuh.
Pasien : Kakak kira aku gila?
Kakak pasien 2 : Kakak mau kamu itu sembuh.

*Kakak pasien bertanya pada satpam dimana tempat registrasi


Kakak pasien 2 : Permisi pak, ruang registrasi dimana ya?
Satpam : Disebelah sana mba. Mari saya antar.

*Sesampainya diruang registrasi


Perawat 1 : Selamat pagi
Perawat 2 : Ada yang bisa kami bantu?
Kakak pasien 2 : Begini mba, saya mau konsultasi mengenai adek saya. Dia
sering menyendiri dan seperti orang ingin bunuh diri.
Perawat 2 : Silakan daftar dulu ya mbaj. Silakan isi formulir nya dulu.
Kakak pasien 2 : Ini mas sudah selesai (menyerahkan formulir pada perawat)
Perawat 1 : Baik mbak, silakan tunggu di depan ruang konsultasi sebentar
ya. Nanti akan dipanggil oleh perawat disana.
Kakak pasien 2 : Maaf mbak ruang konsultasinya dimana ya?
Perawat 2 : Mari mbak saya antarkan kesana
Mereka pun menunggu didepan ruang konsultasi dan tidak lama kemudian nama
Klien pun dipanggil. Di ruang konsultasi, mereka langsung disambut oleh perawat
yang berjaga yaitu perawat 3, 4 dan 5.
Perawat 3 : Selamat pagi. Silakan duduk Pasien
: Kak, aku ingin ke toilet.
Kakak pasien 2 : Yasudah, ayo cepat. Maaf mas, mbak, adek saya ingin ke toilet
sebentar
Perawat 5 : Silakan mba

Kakak pasien 2 dan pasien pergi ketoilet dan tersisa keluarga dan teman pasien
beserta perawat. Perawat 3, 4 dan 5 pun melakukan pengkajian pada keluarga.
Perawat 4 : Perkenalkan nama saya Perawat 4 dan ini teman teman saya
perawat 3 dan perawat 5. Ada yang bisa kami bantu?
Kakak pasien 1 : Begini mbak, adek saya ini sejak 1 bulan yang lalu mengalami
putus cinta dan sejak itu juga, adek saya jadi sering menyendiri
dan bersikap aneh. Temannya bilang bahwa dia selalu
membicarakan tentang bunuh diri disekolah.
Perawat 4 : Silakan mba
Perawat 3 : Adek temannya ya? (sambil mengulurkan tangan ke teman
pasien)
Teman 1 : iya ka, nama saya . . . dan ini teman saya . . . kami teman
dekatnya, kenapa ya ka ?
Perawat 4 : Benar ya dek kalau teman kalian sering membicarakan tentang
bunuh diri?
Teman 1 : Iya ka dia sering ngomong tentang bunuh diri gitu
Perawat 3 : Lalu dia mencoba melakukan sesuatu atau bersikap aneh akhir-
akhir ini?
Teman 2 : Iya kak, beberapa hari ini dia agak aneh dan sering menyendiri
jadi kami ceritain aja ke kakaknya uway( kakak pasien 1 dan 2)
kami takut dianya bertindak gegabah ka.
Teman 1 : Dia baru saja diputusin sama pacarnya kak, pacarnya selingkuh.
Perawat 5 : Oh gitu ya dek.
Perawat 4 : Lalu kalau dirumah apa saja yang dia lakukan, apa dia juga
sering menyendiri?
Kakak pasien 1 : Iya mbak, dia juga sering menyendiri dan sering mengurung diri
dikamar. Kadang saya mendengar suara tangisannya dan dia
sering berkata ingin mati saja.
Perawat 3 : Baik mas

*Klien dan Kakak pasien 2 kembali keruang konsultasi


Perawat 3 : Kami sudah dapat sedikit informasi. Nanti perawat 5 akan
mencoba berkomunikasi dengan adek Juhairiyah ya. Bagaimana
apa kalian setuju?
Kakak pasien 1 : Iya mas, silakan
Perawat 5 : Halo adek, namanya siapa? Pasien
: Juhairiyah kak
Perawat 5 : Adek Juhairiyah bagaimana? Apa adek bersedia kalau kita
mengobrol sebentar?
Pasien : Iya kak

Setelah mendengar cerita dari teman dekat pasien, perawat 5 mencoba menggali
permasalahan yang terjadi pada pasien.

Tahap Orientasi
Perawat 5 : Selamat pagi adek, perkenalkan nama kakak Fahridha, kakak
perawat di Rumah Sakit ini. Namanya tadi siapa ya?
(Mengulurkan tangan dengan memberi senyum)
Pasien : Juhairiyah (menjawab dengan nada pelan )
Perawat 5 : Adek Juhairiyah senang dipanggil apa ?
Pasien : Uway
Perawat 5 : Baik Adek uway, Apa yang adek rasakan sekarang ?
Pasien : Saya merasa sedih kak (Sambil menangis)
Perawat 5 : Apa yang ade uway lakukan untuk mengatasi rasa sedih? Pasien
: Aku sering menyendiri diri di kamar
Perawat 5 : Bagimana kalau kita diskusikan tentang permasalahan adek dan
belajar cara mengatasinya? waktunya kurang lebih 15 menit dek,
apakah adek Uway setuju?
Pasien : Iya kak
Perawat 5 : Tempatnya mau di mana dek di sini aja atau di taman? Pasien :
Ditaman aja kak

Tahap Kerja

Perawat 5 : Boleh kakak tau kenapa adek sering menyendiri di kamar ?


Pasien : Aku nggak bisa hidup tanpa dia, aku mau mati aja (sambil
nangis)
Perawat 5 : Sebenarnya apa yang telah terjadi dek?
Pasien : Aku diputusin pacarku kak (sambil nangis)
Perawat 5 : Apakah adek sering membicarakan hal yang berhubungan
dengan bunuh diri? Apakah dalam pikiran adek terbesit untuk
bunuh diri?
Pasien : Iya kak, Aku ingin mati aja aku nggak mau putus sama dia.
Hidupku sudah nggak berguna lagi. (Sambil menangis tersedu-
sedu)
Perawat 5 : Apakah dengan mati adek dapat menyelesaikan masalahnya ?
Pasien : (Pasien diam sambil menangis terisak)
Perawat 5 : Adek sering menyendiri, berpikiran untuk bunuh diri, jadi adek
uway sulit untuk mengatasi hal tersebut sehingga bisa terjadi
perilaku bunuh diri. Apakah adek ingin belajar untuk mengatasi
masalah tersebut dengan cara kita berdiskusi ?
Pasien : Iya kak
Perawat 5 : Baik adek, di dalam hubungan itu pasti ada masalah, nggak
selamanya hubungan itu berjalan dengan mulus. Adek masih
muda masa depan adek masih panjang, adek masih sekolah kan?
kelas berapa?
Pasien : Iya kak, aku kelas 1 SMA
Perawat 5 : Nah kalau begitu lebih baik adek fokus saja dulu sama sekolah
adek karna masa depan adek masih panjang, kejar dulu cita-cita
adek. Kakak pun dulu waktu sekolah pernah putus cinta, tapi
kaka gak terlalu memikirkan masalah itu, dan kaka berusaha
mencari kesibukan supaya tidak terlalu memikirkan masalah itu.
Pasien : Iya ka, nanti aku usahain
Perawat 5 : Begini ya dek, nanti dirumah atau di sekolah usahakan adek
menjauhkan barang-barang yang dapat membahayakan adek
atau berpotensi untuk melukai diri adek
Pasien : Iya kak
Perawat 5 : Adek hobby nya apa, apa yang membuat adek senang
Pasien : Hobby aku melukis kak, aku juga senang saat mengobrol dan
aku sering menulis diary.
Perawat 5 : Adek pandai melukis dan adek bisa melukis untuk mengisi
waktu luang adek. Adek bisa mengembangkan minat melukis
adek, siapa tau nanti adek menjadi pelukis yang sukses. Adek
bisa melakukan hal hal yang membuat adek senang untuk
mengalihkan pikiran adek.
Perawat 5 : Baik adek, gimana kalau kita coba menyusun jadwal untuk
kegiatan adek sehari-hari, adek mau ?
Pasien : Iya ka mau
Perawat 5 : Kita mulai dari pagi hari ya, Dek. Dari pagi jam 08.00 – 14.00
Adek sekolahkan, disekolah Adek usahakan ngobrol dengan
teman- teman Adek. Terus Adek pulang sekolah istirahat atau
tidur siang lanjut malamnya Adek bisa ngobrol dengan keluarga
sembari menonton tv, atau Ade mengerjakan PR. Adek juga bisa
menuliskan kegiatan sehari-hari di buku harian dan belajar
melukis, biar Adek lupa sama masalah Adek. Dan yang paling
penting jangan lupa untuk terus beribadah, berdoa dengan
mendekatkan diri pada Tuhan supaya adek uway merasa jauh
lebih tenang.
Pasien : Iya ka, nanti aku coba apa yang kakak bilang

Tahap terminasi

Perawat 5 : Adek gimana perasaannya setelah kita lakukan diskusi ini ? Pasien :
Sedikit mendapat pencerahan ka
Perawat 5 : Adek tadi kan kita sudah diskusi untuk mengetahui hal positif
dari diri Adek, Adek bisa ulangi hal apa saja apa yang harus
Adek lakukan ketika menghadapi masalah tersebut ?
Pasien : Mencari kesibukan dengan teman-teman, ngobrol dengan teman,
fokus pada sekolah, serta beribadah kepada Tuhan.
Perawat 5 : Iya betul Adek, selanjutnya kita akan jadwalkan lagi ya untuk
pertemuan berikutnya di minggu depan hari jum’at jam 15.00
wita ditempat yang sama untuk melihat perkembangan Adek.
Kalau kakak tidak bisa datang pada hari itu karena ada kegiatan
mendesak, kakak usahakan untuk mengkonfirmasi terlebih
dahulu dan nanti akan kita atur jadwal ulang.
Pasien : Iya, makasih ya kak
Perawat 5 : Diskusi kita sudah selesai ya. Syafakillah dek, semoga adek
cepat sembuh. Mari kita kembali ke ruang konsultasi.
Pasien : Ayo kak

Perawat 5 dan Pasien pun kembali ke ruang konsultasi untuk menemui keluarga
pasien. Setelah itu mereka diarahkan untuk keruang Konsultasi Keluarga oleh perawat
4.
Naskah Role Play SP Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri pada Keluarga

Hari itu perawat A, B dan C sedang shift di ruangan konsultasi keluarga. Perawat
C nampak sibuk memberikan konseling kepada keluarga Pasien Jiwa 1 yang ada di
Rumah Sakit Jiwa

*Di dalam ruangan konseling keluarga


Bapak Pasien 1 : (menyalami perawat C) Terima kasih ya sus atas
masukkan yang telah diberikan. Saya berharap anak saya
cepat sembuh dan bisa ceria seperti dulu lagi.
Perawat C : Iya pak, semoga anak bapak cepat sembuh, dan pulih
seperti sedia kala.
Bapak Pasien 1 : Aamiin sus. Terimakasih sus.
Perawat C : Iya pak, jangan lupa untuk mengunjungi anak bapak.
Karena kehadiran keluarga merupakan sumber kekuatan
pertama bagi anak bapak.
Bapak Pasien 1 : Iya sus, saya akan sering mengunjungi. Saya permisi pamit
dulu ya. . . (keluar ruangan)

*Tiba-tiba beberapa pasien masuk ke ruangan konsultasi . . .


Pasien Jiwa 1 : (mendobrak pintu dan bertingkah aneh)
Pasien Jiwa 2 : Hay. . . hay power rangers merah
Perawat C : ayo, kita keluar ruangan (mengajak pasien jiwa 1 dan 2)
Pasien Jiwa 1 & 2 : (Keluar ruangan)
Pasien Jiwa 5 : Hei, ayo datang ke konser ku dan kita bernyanyi bersama.
Pasien jiwa 3 & 4 : Ayo. . ayo. . kita bernyanyi (tertawa2)

*Perawat C dan D serta Satpam pun mulai mengamankan pasien-pasien jiwa.


Satpam : (menggiring pasien jiwa) Jangan ganggu orang ya, ayo
kita pulang
Perawat D : Ayo kita pulang, kita main disana aja. Disini nanti ganggu
orang
Pasien jiwa 1,2,3,4, 5 : (Mengangguk sambil tertawa dan menari) Hayu,, hayu

Perawat A dan B berada dalam ruangan konsultasi keluarga, keluarga pasien


(Kakak pasien 1 dan 2) serta pasien datang ke Ruang Konsultasi Keluarga bersama
perawat 4
Perawat 4 : (Tok.. tok.. mengetuk pintu) Assalamu’alaikum
Perawat A & B : Walaikumsalam
Perawat B : Silahkan masuk
Perawat 4 : Perawat A, ini ada keluarga pasien. Kami sudah
melakukan pengkajian dan melakukan SP 1 dan ini buku
statusnya.
Perawat B : Oke, terimakasih Perawat 4
Perawat 4 : Kalau begitu saya permisi (Keluar ruangan)

Perawat 4 pun keluar ruangan berbarengan dengan Perawat D dan ibu pasien RBD
yang memasuki ruang Konsultasi Keluarga
Perawat D : Permisi sus, ini ada keluarga pasien Juhairiyah. Silakan
masuk bu
Ibu : Iya sus
Perawat D : Saya tinggal disini dulu ya bu. Jadi ibu dan keluarga
silakan berkonsultasi dengan teman saya perawat A dan B.
Ibu : iya sus
Perawat D : Perawat A dan Perawat B, aku keluar dulu yah (keluar
menutup pintu)
Perawat A & B : oke.. siap..siap

Perawat D keluar meninggalkan ruangan dan tinggal di perawat A, perawat B dan


pasien serta keluarga
Tahap Orientasi

Perawat B : (menyalami tangan ibu pasien) Selamat siang,


perkenalkan saya perawat B yang berjaga hari ini dan ini
teman saya namanya perawat A (menunjuk A), ibu
namanya siapa?

Ibu : Ibu Ani mba


Perawat A : Mas dan Mbak namanya siapa?
Kakak Pasien 1 : Saya Farid dan ini Mariza. Kami adalah kakak pasien
Uway
Perawat A : Adek siapa namanya (menunjuk pasien Juhairiyah)
Pasien : Nama aku Uway kak
Perawat B : Umur Adek Uway 17 tahun, dan masih sekolah ya bu?
(membaca status pasien)
Ibu : iya sus
Perawat B : Bagaimana kesehatan anggota keluarga dirumah bu?
Apakah ada yang sakit?
Ibu : kesehatan keluarga saya baik, hanya saja anak perempuan
saya yang ini (menunjuk pasien Juhairiyah). Akhir –akhir
ini suka menyendiri dan beringkah aneh
Perawat B : Apakah sudah pernah di bawa berobat atau
dikonsultasikan di puskesmas atau tempat lain?
Ibu : Tidak pernah di bawa berobat sus, kemarin mau di bawa
ke tempat ustadz mau di ruqiyah tapi gak jadi, karena
disarankan tetangga langsung diperiksakan ke Rumah
Sakit saja.
Perawat B : Baiklah, saya akan melakukan diskusi mengenai kondisi
Pasien Uway, supaya keluarga dapat mengetahui kondisi
pasien serta dapat berpartisipasi dalam kesembuhan
pasien. Waktunya kurang lebih 30 menit, apakah keluarga
bersedia?
Keluarga pasien : Iya kami bersedia
Perawat B : Tempatnya mau disini atau di lain?
Ibu : Disini aja sus

Tahap Kerja

Perawat B : Sebelum itu, saya harus mengetahui masalah pasien Uway.


Bisa diceritakan kenapa Pasien Uway jadi sering
menyendiri dan bertingkah aneh?
Ibu : Jadi sus, anak saya ini beberapa bulan yang lalu baru saja
putus cinta dengan pacarnya. Setelah putus dengan
pacarnya dia jadi sering menyendiri dan bertingkah aneh.
Dan kata temannya juga anak saya sering ngomong ingin
bunuh diri.
Perawat B : Baiklah saya sekarang paham. Pasien jadi bertingkah aneh
dikarenakan putus cinta. Saat ini pasien mengalami masa
berduka akibat kehilangan orang yang dianggapnya
istimewa dan berharga.
Ibu : Iya sus, begitu. Kami jadi bingung menghadapi nya
Perawat B : Dari hasil pemeriksaan, pasien mengalami RBD (Resiko
Bunuh Diri) yang merupakan tindakan yang secara sadar
dilakukan seseorang untuk mengakhiri hidupnya, RBD ini
di sebabkan oleh kehilangan orang yang dicintai, depresi,
ada permasalahan dengan orang tua, merasa sendiri dan
tidak berharga, pikiran yang negative juga menjadi
penyebab terjadinya RBD.
Keluarga : Oh begitu ya sus
Ibu : Bagaimana itu bisa terjadi sus?
Perawat B : Proses terjadinya dari ide bunuh diri, niat bunuh diri,
rencana bunuh diri, ancaman bunuh diri, isyarat bunuh
diri, apabila sampai tahap ini tidak di cegah maka akan
terjadi, sampai bisa melakukan percobaan bunuh diri, dan
kemudian sampai bunuh diri selesai.
Ibu : Apa ada tanda-tandanya sus?
Perawat B : Tanda-tandanya sering membicarakan bunuh diri,
menjauhkan diri, perasaan putus asa, perubahan
kepribadian. Jadi itulah informasi terkait RBD, apakah
kalian sudah paham.
Kakak pasien 2 : Iya, sekarang kami paham sus.
Ibu : Lalu sekarang kami harus bagaimana sus
Perawat B : Salah satu cara yang bisa kalian lakukan adalah dengan
menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif.
Ibu : Iya sus, bagaimana caranya sus?
Perawat B : Jadi nanti keluarga bisa lebih memperhatikan pasien, dan
mengajaknya setiap hari berbicara dan senantiasa selalu
bertanya keadaan atau kegiatan hariannya. Selalu berikan
dukungan kepada pasien. Dan ketika ada masalah di dalam
rumah, keluarga diharapkan tetap menunjukkan sikap
yang tenang agar pasien tidak merasa tertekan.
Ibu : Baiklah sus
Ibu : Seandainya kami sudah melakukan cara tersebut tetapi
anak saya masih tetap ingin berniat bunuh diri bagaimana?
Perawat B : Ibu dan keluarga harus senantiasa menasihati pasien, dan
mengajak bicara pasien untuk mengontrol ide bunuh
dirinya. Mungkin kalian nanti bisa mengajak untuk
berkegiatan hal-hal yang positif untuk menyibukkan
pasien dan ide bunuh diri tidak muncul.
Perawat B : Disini saya membaca kalau Adek Uway suka melukis,
mengobrol serta menulis diary? Benar begitu?
Pasien : Benar kak
Perawat B : Ibu dan keluarga bisa mencoba memberi dukungan pada
pasien untuk lebih mengembangkan bakatnya dan lebih
sering mengajak pasien mengobrol
Keluarga : Baik sus
Perawat B : Dari hasil pengkajian teman saya tadi. Anak ibu dan
perawat menyusun jadwal latihan kegiatan positif. Karena
pagi anak ibu sekolah jadi usahakan agar pasien
mengobrol dengan teman-temannya. Setelah pulang
sekolah anjurkan pasien untuk istirahat atau tidur siang
lanjut malamnya keluarga bisa mengajak ngobrol sembari
menonton tv, atau temani pasien mengerjakan PR. Disela
waktu kosong setelah mengerjakan PR, pasien bisa
menuliskan kegiatan sehari-hari di buku harian dan belajar
melukis. Dan yang paling penting jangan lupa pasien dan
keluarga terus beribadah, berdoa dengan mendekatkan diri
pada Tuhan supaya merasa jauh lebih tenang.
Perawat B : Dan apabila pasien tidak kunjung membaik setelah
dilakukan cara tersebut maka kenali tanda gejala
kekambuhannya seperti tidak mau berbicara dan
mengasingkan diri bahkan sampai menyakiti diri. Maka
segera rujuk pasien ke Rumah Sakit.
Ibu : Baiklah sus, kami akan mencoba melakukan seperti yang
disarankan oleh suster.
Tahap terminasi:

Perawat B : Bagaimana perasaan keluarga setelah dilakukan diskusi?


Ibu : Saya sekarang sedikit lega sus, karna saya sudah banyak
dapat pengetahuan tentang merawat anak saya.
Perawat B : Jadi kita evaluasi sedikit ya bu. Bagaimana mana cara
keluarga
Ibu : Kami akan menasihati dia, dan mengajak ngobrol. Kami
akan mengingatkan nya jadwal kegiatan nya seperti
melukis dan menulis di buku harian dan mengajak berkegiatan hal-
hal yang positif untuk menyibukkan dia supaya ide bunuh diri tidak
muncul
Perawat B : Iya bu, nanti kita akan jadwalkan lagi ya untuk pertemuan
selanjutnya. Untuk waktu dan tempatnya, keluarga mau dilakukan
dimana?
Kakak pasien 1 : Hari Jum’at saja sus, jamnya sama seperti sekarang dan tempatnya
disini saja
Perawat B : Baiklah, kalau begitu bu. Nanti kita bertemu jam 12.00 siang dan
tempatnya disini ya bu. Kalau saya tidak datang berarti saya ada
kesibukan, nanti saya konfirmasikan lagi.
Kakak pasien 2 : Iya sus, terimaksih atas saran dan masukkannya. Kami pamit dulu
(bersalaman)
Perawat B : Iya mba, sama-sama (menjabat tangan)

Anda mungkin juga menyukai