Anda di halaman 1dari 2

Pertandingan Olimpiade telah berkembang menjadi acara olahraga kesetaraan gender

terbesar di dunia.Lebih dari satu abad setelah wanita pertama kali berkompetisi di
Olimpiade, jumlah atlet wanita hampir sama dengan pria di Tokyo 2020.Selama 25
tahun terakhir, IOC telah mendorong dan bekerja sama dengan Komite Olimpiade
Nasional dan Federasi Internasional (IF) untuk meningkatkan partisipasi perempuan
di Olimpiade. Perubahan utama termasuk pembukaan kelayakan dalam berbagai
olahraga yang terlibat; tempat kuota yang ditetapkan oleh IOC dan diisi oleh IF; dan
peningkatan jumlah perebutan medali untuk atlet putri. Berbagai acara campuran
gender baru juga telah ditambahkan untuk lebih mempromosikan keragaman dan
kesetaraan gender. Tokyo 2020 menggandakan jumlah pertandingan campuran
dibandingkan dengan Rio 2016, sedangkan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
akan menampilkan empat pertandingan campuran baru dalam program tersebut.

IOC tidak hanya berusaha untuk mencapai paritas statistik, tetapi juga memahami
bahwa setiap kesempatan yang disediakan untuk olahraga wanita dan atlet wanita di
Olimpiade memiliki dampak terus menerus untuk mempromosikan kesetaraan gender,
dan kesempatan yang diberikan kepada wanita. atlet di seluruh dunia.

Indonesia, sepanjang sejarahnya mengikuti Olimpiade, belum pernah mencapai status


“keseimbangan gender” tersebut. Di penampilan pertamanya di Olimpiade Helsinki
1952, tidak ada satupun perempuan yang menjadi bagian dari kontingen Indonesia.
Begitu pula di Olimpiade 1968 di Mexico City, ketika Indonesia hanya mengirimkan
enam atlet laki-laki.

Padahal, di ajang pesta olahraga paling akbar sejagad tersebut, justru perempuan-
perempuan Indonesia lah yang pertama kali menorehkan kesuksesan dalam koleksi
medali. Dimulai dari tiga srikandi di cabang olahraga panahan di Olimpiade Seoul
1988. Ketika itu Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani
membawa pulang medali Olimpiade pertama bagi Indonesia, yaitu medali perak, di
nomor tim. Empat tahun kemudian, Susi Susanti meraih medali emas Olimpiade
pertama bagi Merah-Putih di nomor tunggal putri cabang olahraga bulutangkis.

Bahkan sejak pencapaian tiga srikandi panahan di Olimpiade 1988, atlet perempuan
Indonesia tidak pernah absen dalam memenangkan medali Olimpiade bagi Indonesia.
Tentunya pencapaian ini merupakan sesuatu yang membanggakan dan patut
dirayakan.

Faktanya adalah masih banyak potensial yang bisa digali dari olahraga perempuan.
Keseimbangan gender baik dalam partisipasi maupun administrasi olahraga harus
menjadi standar, bukan hanya sesuatu yang terjadi satu kali saja.

https://olympics-com.translate.goog/ioc/gender-equality/gender-equality-through-
time?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://nocindonesia.id/news/view/menuju-keseimbangan-gender-di-olahraga-indonesia-

1619002419

Anda mungkin juga menyukai