Anda di halaman 1dari 11

SINTAKS PJBL

Bertema – Sintaks model Project Based Learning dalam Pembelajaran


Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran.

Ketiga model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta
mengembangkan rasa keingintahuan.

Ketiga model tersebut adalah:

(1) model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning),

(2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL),

(3) model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PJBL).

Namun selain ketiga model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. guru
juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model
pembelajaran yang lain.

Misalnya Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered


Head Together (NHT), Make a Match, Think-Pair-Share (TPS). Example not Example, Picture
and Picture, dan lainnya.
Pada kesempatan ini admin akan membagikan Sintaks Model Project Based Learning (PJBL)
dalam Pembelajaran.
Sintaks Model Project Based Learning (PJBL)
Model Project-based Learning (PJBL)adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan
peserta didik dalam memecahkan masalah.
Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu
yang dituangkan dalam sebuah produk. untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.

Karakteristik yang tercakup dalam Project Based Learning (PJBL) antara lain:


a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan,
hingga pemaparan produk;

b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;

c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;

d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan

e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.

Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL)


Berdasarkan karakteristik tersebut, langkah-langkah pembelajaran Project Based
Learning (PJBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
AKTIVITAS PESERTA
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU DIDIK
Pertanyaan Mendasar Guru menyampaikan Mengajukan pertanyaan
topik danmengajukan mendasar apa yang harus
pertanyaan bagaimana dilakukan peserta didik
cara memecahkan terhadap topik/ pemecahan
masalah. masalah.

Mendesain Perencanaan Guru memastikan setiap Peserta didik berdiskusi


Produk peserta didik dalam menyusun rencana
kelompok memilih dan pembuatan proyek
mengetahui prosedur pemecahan masalah meliputi
pembuatan pembagian tugas, persiapan
proyek/produk yang alat, bahan, media, sumber
akan dihasilkan. yang dibutuhkan.

Menyusun Jadwal Guru dan peserta didik Peserta didik menyusun


Pembuatan membuat kesepakatan jadwal penyelesaian proyek
tentang jadwal dengan memperhatikan batas
pembuatan proyek waktuyang telah ditentukan
(tahapan-tahapan dan bersama.
pengumpulan).

Memonitor Keaktifan dan Guru memantau Peserta didik melakukan


Perkembangan Proyek keaktifanpeserta didik pembuatan proyek sesuai
selama melaksanakan jadwal, mencatat setiap
proyek, memantau tahapan, mendiskusikan
realisasi perkembangan masalah yang muncul
dan membimbing jika selamapenyelesaian proyek
mengalami kesulitan. dengan guru.

Menguji Hasil Guru berdiskusi tentang Membahas kelayakan proyek


prototipe proyek, yang telah dibuat dan
memantau keterlibatan membuat laporan produk/
peserta didik, mengukur karya untuk dipaparkan
ketercapaian standar. kepada orang lain.

Evaluasi Pengalaman Guru membimbing Setiap peserta didik


Belajar proses pemaparan memaparkan laporan, peserta
proyek, menanggapi didik yang lain memberikan
hasil, selanjutnya guru tanggapan, dan bersama guru
dan peserta didik menyimpulkan hasil proyek.
merefleksi/ kesimpulan.

Penerapan Project-based Learning (PjBL) sebagai berikut:


a. Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual dan
mudah didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;

b. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu peserta didik
menghasilkan satu proyek);

c. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4 pertemuan);

d. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek bermuara
pada peningkatan hasil belajar;
e. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia di
lingkungan sekitar. dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/sampah yang tidak terpakai agar
menjadi bernilai guna; dan

f. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan, dan


menyampaikan produknya kepada orang lain.

Dalam penerapan model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, seorang guru hendaknya


memahami cara menentukan model pembelajaran yang akan digunakan.
Adapun tahapan penentuan model pembelajaran sebagai berikut:

1. Memahami sintaks tiap model pembelajaran;

2. Menganalisis konten/ materi pembelajaran;

3. Memahami konteks peserta didik;

Jika peseta didik belum siap, perlu dibangun jembatan penghubung antara proses LOTS menuju
HOTS. yaitu membangun skema pengetahuan awal dengan pengetahuan baru.

4. Mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi
dengan menciptakan dilemma. kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari permasalahan yang
direncanakan akan dihadapi peserta didik;

5. Menentukan keterampilan yang akan digunakan untuk menghadapai situasi nyata tersebut;

6. Mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran;

7. Menentukan luaran (output) yang akan dihasilkan; dan

8. Menganalisis situasi, keterampilan, dan luaran dengan sintak model pembelajaran untuk
menentukan model yang relevan.

Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran Mendikbud
no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan
kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan
sesama. Metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan
membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi.

Project Based Learning :

 Dimulai dengan sebuah pertanyaan esensial atau membimbing.


 Diselesaikan dalam waktu yang agak lama (beberapa minggu – bulan)
 Berorientasi dengan produk akhir atau “artifact” (berupa produk tulisan, lisan, visual dan
multimedia), serta kegiatan produksi yang memerlukan pengetahuan isi tertentu atau
keterampilan, dan biasanya menimbulkan satu atau lebih masalah yang harus dipecahkan
siswa. Proyek bervariasi dalam lingkup dan kerangka waktu, dan produk akhir sangat
bervariasi dalam tingkat teknologi yang digunakan serta kecanggihannya.
 Hasil pembelajaran berupa produk (model, prototype, poster seni, pertunjukan, dll)

Pembelajaran PjBL perlu mengangkat masalah riil yang terjadi di masyarakat, karena tujuan dari
PjBL adalah mengkoneksikan pengetahuan yang diperoleh siswa di kelas untuk diaplikasikan di
dunia nyata dengan membuat solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada – dimana siswa
juga berperan sebagai profesi-profesi yang ada di dunia nyata, seperti dokter, peneliti lingkungan,
ahli energi, insinyur, dll. Selain itu, PjBL harus mampu memberikan value/nilai/manfaat kepada
masyarakat sekitar/dunia nyata, dimana hal ini adalah esensi utama dari tujuan pendidikan.
Kegiatan belajar yang dialami oleh siswa akan sangat bermakna dalam kehidupannya, dimana
mereka akan selalu mengingat point-point penting dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Selain itu, aliran pembelajaran dengan metode saintifik seperti yang ada pada PjBL akan
memberikan keterampilan bagaimana menjadi pembelajaran seumur hidup bagi para siswa, dan
pengetahuan ini akan sangat bermanfaat untuk dapat bertahan dalam kompetisi di dalam era
ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Langkah-langkah pembelajaran PjBL adalah sebagai berikut :

1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)

2. Menyusun perencanaan proyek (design project)

3. Menyusun jadwal (create schedule)

4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)

5. Penilaian hasil (assess the outcome)

6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL 

Kelebihan atau keunggulan PjBL sebagai berikut (Abidin, 2007:170) :

1. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun
dalam pelaksanaannya. 
2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin.
3. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya. 
4. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam
mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru. 
5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-
proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.

Kekurangan/kelemahan PjBL adalah sebagai berikut (Abidin, 2013:171) :

1. Memerlukan banyak waktu dan biaya. 


2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar. 
3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.

SINTAKS PBL

mplementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran.

Ketiga model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta
mengembangkan rasa keingintahuan.

Ketiga model tersebut adalah:

(1) Model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry

Learning),

(2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL),


(3) model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PJBL).

Namun selain ketiga model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. guru
juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model
pembelajaran yang lain.

Misalnya Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered


Head Together (NHT), Make a Match, Think-Pair-Share (TPS). Example not Example, Picture
and Picture, dan lainnya.
Pada kesempatan ini admin akan membagikan Sintaks Model Problem Based Learning
Dalam Pembelajaran.
Sintaks Model Problem Based Learning
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok. serta lingkungan
nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.

Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada
permasalahan baru/nyata. pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS),
keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan.

Karakteristik yang tercakup dalam Problem Based Learning (PBL) antara lain:
(1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;

(2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan
secara mengambang (ill-structured);
(3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);

(4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di


ranah pembelajaran yang baru;
(5) sangat mengutamakan belajar mandiri;

(6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja,

(7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.

Pada Problem Based Learning (PBL), guru berperan sebagai guide on the side dari pada sage


on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran.
Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan
informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.

Langkah kerja (sintak) model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah;

2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;

3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

AKTIVITAS PESERTA
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU DIDIK

Orientasi peserta didik Guru menyampaikan Kelompok mengamati dan


pada masalah masalah yang akan memahami masalah yang
dipecahkan secara disampaikan guru atau yang
kelompok. Masalah diperoleh dari bahan bacaan
yang diangkat hendak nya yang disarankan.
kontekstual. Masalah bisa
ditemukan sendiri oleh
peserta didik melalui bahan
bacaan atau lembar
kegiatan.

Mengorganisasikan Guru memastikan Peserta didik berdiskusi dan


peserta didik untuk setiap anggota memahami membagi tugas untuk
belajar. tugas masing-masing. mencari data/ bahan-bahan/
alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.

Membimbing Guru memantau Peserta didik melakukan


penyelidikan individu keterlibatan peserta didik penyelidikan (mencari data/
maupun kelompok. dalam pengumpulan data/ referensi/ sumber) untuk
bahan selama proses bahan diskusi kelompok.
penyelidikan.

Mengembangkan dan Guru memantau diskusi dan Kelompok melakukan


menyajikan hasil karya. membimbing pembuatan diskusi untuk menghasil-
laporan sehingga karya kan solusi pemecahan
setiap kelompok siap untuk masalah dan hasilnya
dipresentasikan. dipresentasikan/disajikan
dalam bentuk karya.

Menganalisis dan Guru membimbing Setiap kelompok


mengevaluasi proses presentasi dan mendorong melakukan presentasi,
pemecahan masalah. kelompok memberikan kelompok yang lain
penghargaan serta masukan memberikan apresiasi.
kepada kelompok lain. Kegiatan dilanjutkan
Guru bersama peserta didik dengan merangkum/ 
menyimpulkan materi. membuat kesimpulan sesuai
dengan masukan yang
diperoleh dari kelompok
lain.
Kelebihan model Problem Based Learning (PBL) antara lain:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik;

b. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik;

c. Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam;

d. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah;


e. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah;

f. Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan


mereka belajar dan bekerja dalam tim;

g. Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;

h. Mengintegrasikan teori dan praktik yang memungkinkan peserta didik menggabungkan


pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;

i. Memotivasi pembelajaran;

j. Peserta didik memperoleh keterampilan mengelola waktu; dan

k. Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.

Demikianlah Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran, semoga


bermanfaat.

Langkah-Langkah Problem Based Learning [PBL] dalam Proses


Pembelajaran
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan
berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok.
serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan,
dan kontekstual.
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-
konsep pada permasalahan baru/nyata. pengintegrasian konsep Higher Order Thinking
Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan
keterampilan.
Karakteristik yang tercakup dalam Problem Based Learning (PBL) antara lain:
(1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;
(2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan
secara mengambang (ill-structured);
(3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);
(4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di
ranah pembelajaran yang baru;
(5) sangat mengutamakan belajar mandiri;
(6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja,
dan
(7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.
Pada Problem Based Learning (PBL), guru berperan sebagai guide on the side dari
pada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal
pembelajaran.
Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum
berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.
Sintaks atau Langkah kerja Model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran
mengikuti tahapan sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah;
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Baca Juga: Langkah-Langkah Model Discovery Learning dalam Proses Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah dalam pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

SINTAKS INQUIRY

Sintaks Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran


Posted on Author dhelilik 2

Bertema – Sintaks Sintak model Discovery Learning Dalam Pembelajaran


Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran.

Ketiga model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta
mengembangkan rasa keingintahuan.

Ketiga model tersebut adalah:

(1) model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning),

(2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL),

(3) model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PJBL).

Namun selain ketiga model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. guru
juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model
pembelajaran yang lain.

Misalnya Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered


Head Together (NHT), Make a Match, Think-Pair-Share (TPS). Example not Example, Picture
and Picture, dan lainnya.
Pada kesempatan ini admin akan membagikan Sintaks Model Discovery Learning Dalam
Pembelajaran.
Sintaks Model Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan.

Proses Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya
untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan


inferensi. Proses di atas disebut cognitive process.

Langkah kerja (sintak) model Discovery Learning dalam pembelajaran penyingkapan/ penemuan


adalah sebagai berikut:
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran discovery learning yang bisa
dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
AKTIVITAS PESERTA
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU DIDIK

Pemberianrangsangan Guru memulai  Peserta didik


kegiatan pembelajaran dengan dihadapkan pada
(Stimulation) mengajukan pertanyaan, sesuatu yang
anjuran membaca buku, dan enimbulkan
aktivitas belajar lainnya yang kebingungannya,
mengarah pada persiapan kemudian
pemecahan masalah. dilanjutkan untuk
tidak memberi
generalisasi, agar
timbul keinginan
untuk menyelidiki
sendiri.
 Stimulasi pada fase
ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi
interaksi belajar
yang dapat
mengembangkan
dan membantu
peserta didik dalam
mengeksplorasi
bahan.

Pernyataan/Identifikasi masalah Guru memberi Permasalahan yang dipilih itu


(Problem Statement) kesempatankepada peserta selanjutnya harus dirumuskan
didik untuk mengidentifikasi dalam bentuk pertanyaan, atau
sebanyak mungkin agenda- hipotesis, yakni pernyataan
agenda sebagai jawaban sementara
atas pertanyaan yang diajukan.
masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk

hipotesis (jawaban sementara


atas  pertanyaan masalah).
Pengumpulan data Ketika eksplorasi Tahap ini berfungsi untuk
(Data Collection) berlangsungguru juga menjawab pertanyaan atau
memberi kesempatan kepada membuktikan benar
para peserta didik untuk tidaknyahipotesis.
mengumpulkan informasi yang
Dengan demikian peserta
relevan sebanyak-banyaknya
didik diberi kesempatan
untuk membuktikan benar atau
untuk mengumpulkan
tidaknya hipotesis.
(collection)
berbagai informasi yang
relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya.

Pengolahan data Guru melakukan bimbingan Pengolahan data merupakan


(DataProcessing) pada saat peserta kegiatan mengolah data dan
didik melakukan pengolahan informasi baik melalui
data. wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu
ditafsirkan.Semua informasi
hasil bacaan, wawancara,
observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.

Pembuktian Verifikasi bertujuan agarproses Peserta didik melakukan


(Verification) belajar akan berjalan dengan pemeriksaan secara cermat
baik dan kreatif jika guru untuk membuktikan benar atau
memberikan kesempatan tidaknya hipotesis yang
kepada peserta didik untuk ditetapkan tadidengan temuan
menemukan suatu konsep, alternatif, dihubungkan dengan
teori, aturan atau hasil pengolahan data.
pemahaman melalui contoh-
contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.

Menarik simpulan/generalisasi Proses menarik Berdasarkan hasil verifikasi


sebuahkesimpulan yang maka dirumuskan prinsip-
(Generalization) dapat dijadikan prinsip umum prinsip yang mendasari
dan berlaku untuk semua generalisasi.
kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan
hasil verifikasi.

Demikianlah Sintaks Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran, semoga bermanfaat.


Bagi anda yang menginginkan artikel terbaru dari bertema.com. silahkan klik pada Notify me
of new post by email yang ada di bawah artikel.

Langkah-Langkah Model Discovery Learning dalam Proses


Pembelajaran
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan.
Proses Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan,
dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process.
Sintaks atau langkah kerja  Model Discovery Learning dalam
proses pembelajaran penyingkapan/ penemuan mengikuti tahapan sebagai berikut:
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
Langkah-Langkah Model Discovery Learning dalam Proses
Pembelajaran
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan.
Proses Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan,
dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process.

Sintaks atau langkah kerja  Model Discovery Learning dalam


proses pembelajaran penyingkapan/ penemuan mengikuti tahapan sebagai berikut:
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).

Anda mungkin juga menyukai