Anda di halaman 1dari 24

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. METADATA
3.1.1 Definisi Metadata
Mengacu pada Wikipedia, definisi paling sederhana mengenai metadata
adalah data tentang data atau data yang menjelaskan tentang data. Metadata
pada umumnya berisikan informasi mengenai karakteristik data dan
memegang peranan penting di dalam mekanisme pencarian maupun
pertukaran data. Metadata dibuat untuk memfasilitasi pengertian,
pengggunaan ataupun manajemen pengelolaan suatu data.
Definisi lain mengenai metadata yang lebih sophisticated, adalah data
terstruktur yang menjelaskan karakteristik sebuah data lain yang memiliki
informasi tertentu dan dibuat dengan tujuan mempermudah identifikasi,
pencarian, penilaian maupun manajemen pengelolaan data terkait. Dokumen
metadata berisikan informasi yang menjelaskan karakteristik suatu data,
terutama isi, kwalitas, kondisi dan cara perolehannya. Metadata digunakan
untuk mendokumentasikan produk data yang dihasilkan serta menjawab
pertanyaan mendasar tentang siapa, apa, kapan, dimana dan untuk apa
sebuah data dibuat atau disiapkan.
Metadata dibuat sesuai tipe data dan konteks penggunaannya. Contoh
sederhana, dalam konteks perpustakaan dimana dimuat berbagai koleksi
buku, pengelola perpustakaan bisa membuat metadata tentang sebuah judul
buku. Metadata tersebut berisi deskripsi isi buku, jumlah halaman,
pengarangnya, tahun penerbitan, no ISSN serta lokasi fisik buku tersebut
ditempatkan di rak. Contoh metadata lain yang bisa dibuat adalah dalam
konteks peta. Metadata suatu peta dapat berupa judul peta, tanggal
pembuatan, standar yang digunakan dalam pembuatan peta, instansi yang
menerbitkan, cara perolehan, harga peta dsb.
Definisi metedata menurut para ahli :
1. Berbagai sumber mengatakan bahwa metadata artinya data tentang
data (Gritton 1994). Definisi tersebut tidak selalu menimbulkan
kemudahan, karena tidak jelas apa yang dimaksudkan dengan data
tentang data. Ada yang mengatakan bahwa metadata merupakan
dokumentasi tentang dokumen dan objek. Metadata mendeskripsikan
sumber, menunjuk-kan di mana lokasi dokumen serta memberikan
ringkasan apa yang diperlukan untuk memanfaatkannya.
2. Definisi yang diberikan oleh World Wide Web Consortium (1998)
menyatakan metadata sebagai mesin yang dapat memahami informasi
tentang objek Web serta menyatakan bahwa metadata dapat
dikembangkan ke sumber daya elektronik (electronic resources) lainnya
pada masa depan. Ng et a! (1997) memberikan definisi operasional
metadata sebagai data yang merinci karakteri data sumber,
mendeskripsikan hubungannya serta menunjang penemuan dan
penggunaannya yang efektif. Dengan meninjau berbagai definisi di
atas maka metadata adalah data yang mendeskripsikan atribut sebuah
sumber daya, mencirikan hubungannya, menunjang penemuannya dan
penggunaannya secara efektif serta berada di lingkungan elektronik.
Metadata biasanya terdiri atas himpunan unsur data, masing-masing
elemen (unsur) memeri (mendeskripsi) atribut sumber daya,
manajemennya atau penggunaannya.
3.1.2 Kegunaan Metadata
Ada beberapa kegunaan dan manfaat metadata, berikut adalah
beberapa diantaranya:
a. Metadata digunakan untuk mempercepat pencarian sebuah objek. Secara
umum, permintaan pencarian objek dengan mempergunakan metadata
dapat membantu users dari pencarian yang lebih kompleks secara
manual. Saat ini sudah sangat umum untuk sebuah web browsers atau
media management software untuk secara otomatis mendownload dan
secara lokal memanfaatkan metadata, untuk meningkatkan kecepatan
pencarian suatu file.
b. Metadata adalah sebuat alat pengelola investasi data. Dengan melihat
metadata, sebagai contoh kita dapat memonitor kemajuan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan data yang kita miliki, mendokumentasikan data-
data yang ada atau yang sudah selesai dikerjakan, menginformasikan data-
data yang dimiliki untuk dapat dimanfaatkan oleh pihak lain ataupun
sebagai alat estimasi rencana kerja pengumpulan data di kemudian hari.
c. Metadata juga merupakan salah satu sarana untuk menyebarluaskan
kepemilikan data melalui mekanisme clearinghouse. Dalam konsep
pemanfaatan data bersama (data sharing), metadata merupakan salah satu
faktor penting karena metadata mendukung pemilik data dalam
menempatkan dan mempergunakan datanya sendiri ataupun
memanfaatkan data yang diproduksi oleh orang lain.
d. Metadata membantu seseorang yang menggunakan data geospasial untuk
menemukan data yang ia butuhkan dan menentukan cara terbaik dalam
memanfaatkan data tersebut. Metadata juga mengandung istilah-istilah
baku yang dipakai dalam kasanah data spasial. Dengan pembakuan istilah,
kesalahan arti dalam penuturan data spasial dapat dihindari.
e. Metadata menjadi sangat penting dalam jaringan web dunia, karena sangat
membantu untuk menemukan informasi berguna dari sekian banyaknya
informasi yang tersedia. Jika sebuah web page tentang beberapa topik
tertentu mengandung kata atau prase tertentu, maka seluruh web page
lainnya tentang topik tersebut juga harus mengandung kata atau prase
yang sama.

Secara lebih spesifik dalam manajemen data, metadata diperlukan untuk :


1. Menyimpan sejarah data sehingga dapat digunakan kembali atau dirubah
sesuai keperluan
2. Menilai umur data dan karakter penyimpan data untuk menentukan apakah
data seharusnya tetap dipelihara, diupdate atau dihapus
3. Menanamkan pertanggungjawaban data dengan mengharuskan si pembuat
data untuk mengenal data yang dimilikinya, menyebutkan apa yang
diketahuinya dan apa yang tidak diketahuinya tentang data tersebut
4. Membatasi pertanggungjawaban data dengan secara jelas menentukan
batasan penggunaan data yang efektif
Dalam kasus real metadata akan terasa manfaatnya ketika terjadi
pergantian personel yang menangani data dan informasi. Perubahan personel
biasanya juga menyebabkan organisasi kehilangan pengetahuan tentang data
yang dimilikinya seiring dengan kepergian personel tersebut. Data yang tidak
terdokumentasikan bisa kehilangan nilainya. Personel pengganti kemungkinan
hanya akan memahami sedikit tentang isi dan penggunaan database spasial
yang dimiliki organisasi. Mereka bisa jadi merasa ragu untuk membuat produk
(misalnya peta) dari data-data tersebut. Dengan adanya metadata, akan
sangat memudahkan bagi pegawai pengganti untuk melihat data yang dimiliki
organisasi serta memudahkan mereka dalam memiliki pemahaman yang
sama tentang bagaimana data tersebut harus diolah , diupdate ataupun
dimanfaatkan.
Metadata akan juga membantu agar tidak terjadi duplikasi dalam
pembuatan/pengelolaan data. Dalam kasus pemerintahan, sedikitnya
pengetahuan tentang data yang dimiliki oleh suatu instansi oleh instansi
lainnya, akan memungkinkan terjadinya duplikasi pembuatan data, yang
tentunya merupakan pemborosan dana dan tenaga. Apabila seluruh produk
data spasial suatu instansi memiliki metadata yang bisa diakses oleh
instansi lain melalui proses data sharing, hal ini akan memungkinkan instansi
di luar instansi pembuat data untuk melihat koleksi kepemilikan data di
instansi lainnya. Sehingga jika mereka memerlukan data tersebut mereka bisa
memohon kepemilikan data bersama dan tidak perlu melakukan pengerjaan
pembuatan data yang sama Dengan cara ini, negara bisa menghemat dari
pemborosan pembuatan data sejenis yang mungkin terjadi.

3.1.3 Tugas dan Fungsi Terkait Metadata


Metadata memiliki tiga tugas dan fungsi terkait di suatu wilayah yaitu :
1. Pembina Data Tingkat Pusat
Menetapkan struktur dan format yang baku dari Metadata, yang berlaku
lintas Instansi Pusat dan/atau Instansi Daerah
2. Walidata Tingkat Pusat
Meneybarluaskan data, metadata, kode referensi, dan data induk di portal
Satu Data Indonesia.
3. Produsen Data Tingkat Pusat
 Memberikan masukan kepada Pembina Data dan Menteri/Kepala Instansi
Pusat mengenai standar data, metadata, dan interoperabilitas data.
 Menyampaikan data dan metadata kepada Walidata

3.1.4 Contoh Metadata


Berikut beberapa contoh metadata berdasarkan skema metadata:
1. CDWA (Categories for Descriptions of Works of Art), skema untuk
deskripsi karya seni
2. DCMES (Dublin Core Metadata Element Set), skema umum untuk
deskripsi berbagai macam sumber digital.
3. EAD (Encoded Archival Description), skema untuk menciptakan
sarana temu kembali pada bahan kearsipan (archival finding aids)
dalam bentuk elektronik.
4. GEM (Gateway to Educational Materials), skema untuk bahan
pendidikan dan pengajaran
5. MARC (Machine Readable Cataloguing), skema yang digunakan di
perpustakaan sejak tahun 1960-an untuk membuat standar
cantuman bibliografi elektronik.
6. METS (Metadata Encoding and Transmission Standard), skema
metadata untuk obyek digital yang kompleks dalam koleksi
perpustakaan
7. MODS (Metadata Object Description Standard), skema untuk
deskripsi rinci sumber-sumber elektronik
8. MPEG (Moving Pictures Experts Group) MPEG-7 dan MPEG-21,
skema untuk rekaman audio dan video dalam bentuk digital
9. ONIX (Online Information Exchange), skema untuk data bibliografi
pada penerbit dan pedagang buku

3.1.5 Jenis Metadata


Metadata terbagi dalam 3 jenis berdasarkan National Information
Standards Organization (NISO) :
1. Metadata Deskriptif
Data yang dapat mengidentifikasi sumber informasi sehingga dapat
digunakan untuk memperlancar proses penemuan dan seleksi. Cakupan
yang ada pada data ini adalah pengarang, judul, tahun terbit, tajuk subjek
atau kata kunci dan informasi lain yang proses pengisian datanya sama
dengan katalog tradisional.
2. Metadata Administratif
Data yang tidak hanya dapat mengidentifikasi sumber informasi tapi juga
cara pengelolaanya. Cakupan dari data ini adalah sama dengan data
deskriptif hanya saja ditambah dengan pembuat data, waktu pembuatan,
tipe file, data teknis lain. Selain itu data ini juga mengandung informasi
tentang hak akses, hak kekayaan intelektual, penyimpanan dan pelestarian
sumber informasi.
3. Metadata Struktural
Data yang dapat membuat antara data yang berkaitan dapat saling
berhubungan satu sama lain. Secara lebih jelas, Metadata ini digunakan
untuk mengetahui hubungan antara berkas fisik dan halaman, halaman dan
bab dan bab dengan buku sebagai produk akhir.

Metadata terbagi dalam 3 jenis berdasarkan UU No. 16 Tahun 1997 tentang


Statistik :
1. Statistik Dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk
keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat,
yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan yang
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab BPS.
2. Statistik Sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas
pokok instansi yang bersangkutan.
3. Statistik Khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujuan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya,
dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang
penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan,
dan atau unsur masyarakat lainnya.
3.1.6 Manfaat Pengumpulan Metadata Statistik
Manfaat metadata kegiatan statistik yang tercatat dengan baik akan
bermanfaat bagi banyak pihak, yaitu :
a. Penyedia Data
1. Memberikan informasi kegiatan statistik yang dilakukan oleh BPS pada
kelompok statistik dasar maupun oleh kementerian / lembaga pada
kelompok statistik sektoral, serta intitusi nonkementerian / lembaga
pada kelompok statistik khusus. Hal ini juga didukung dengan adanya
keterbukaan informasi publik sebagai salah satu bentuk akuntabilitas
kegiatan
2. Menjadi media untuk menghindari terjadinya duplikasi kegiatan
statistik. Melalui informasi yang tersedia, maka penyedia data dapat
mengoptimalkan untuk memanfaatkan hasil kegiatan statistik yang
telah ada dibandingkan dengan melakukan kegiatan statistik yang
sama.
3. Menjadi dokumentasi informasi data yang telah dikumpulkan oleh
penyedia data.
b. Pengguna data
1. Memberikan kemudahan dalam pencarian maupun evaluasi informasi
baik dari dalam maupun luar organisasi, memudahkan dalam
menggunakan data agar sesuai dengan yang diperlukan, memudahkan
dalam menggunakan data agar sesuai dengan yang diperlukan,
memudahkan dalam mengidentifikasi bagaimana data tersebut
diperoleh, dihitung dan diestimasi.
2. Memberikan kemudahan bagi pengguna data dalam menentukan
pilihan sumber data yang akan digunakan sekaligus dapat
dimanfaatkan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan
kualitas pengumpulan, metodologi dan pengolahan data.
3. Membantu dalam menyusun dan melaksanakan kegiatan statistik yang
diperlukan, khususnya dalam melakukan dan mengembangkan
penelitian. Informasi yang ada dapat membantu pengguna data dalam
melakukan perancangan kegiatan survei maupun studi.

c. Organisasi/institusi
1. Berguna untuk memudahkan pengelolaan data sebagai investasi
organisasi.
2. Menjadi media dokumentasi tahapan pengelolaan data, pengendalian
mutu, definisi, penggunaan data, keterbatasan, dan sebagainya
3. Memudahkan mengingat keberadaan data sehingga menghemat waktu
dan biaya media promosi yang menjelaskan serangkaian data dalam
sebuah katalog referensi pembagian data keluar yaitu sebagai
penjelasan untuk dimengerti orang lain secara benar.
4. Membantu instansi lain yang berpotensi menggunakan data.

3.1.7 Ruang Lingkup dan Batasan


Ruang lingkup publikasi ringkasan statistik sektoral dan khusus ini
dibatasi pada konten dan tahun. Pembatasan tersebut dilakukan mengingat
banyaknya kegiatan statistik dari tahun ke tahun maupun isian dari metadata
kegiatan statistik. Pembatasan tahun dilakukan pada pengumpulan tahun
2019, sedangkan pembatasan pada konten metadata kegiatan statistik
ditujukan pada empat kelompok informasi yaitu tujuan dan manfaat,
variabel/data, metodologi, dan keluaran. Walaupun demikian, dari empat
kelompok informasi tersebut terdapat 14 informasi yang disajikan yaitu:
1. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Informasi ini menggambarkan tujuan utama dan manfaat yang dapat
diperoleh dari kegiatan statistik baik berupa sensus atau survei atau
kompilasi.
2. Variabel Pengumpulan Data
Penekanan masih terbatas pada variabel utama yang dikumpulkan.
Beberapa variabel penting tertera dalam daftar isian atau kuesioner
dari kegiatan statistik
3. Frekuensi Kegiatan
Informasi ini akan membantu pengguan data untuk mengetahui
periode atau selang waktu penyelenggaraan kegiatan statistik.
Kegiatan statistik tersebut dapat dilaksanakan tahunan (setiap tahun),
triwulanan (setiap 3 (tiga) bulan) maupun dalam periode lainnya.
Dengan mengetahui frekuensi kegiatan ini, maka pengguna data dapat
memperkirakan frekuensi data yang dapat diperoleh.
4. Frekuensi Pengumpulan Data
Berbeda dengan Frekuensi kegiatan, frekuensi pengumpulan data
merupakan periode atau selang waktu pengumpulan data pada satu
penyelenggaraan kegiatan statistik. Ada kemungkinan satu kegiatan
dilakukan setiap tahun (tahunan) tetapi dalam pengumpulan datanya
menggunakan bermacam kuesioner dengan waktu pengumpulan yang
berbeda, yaitu mingguan, bulanan dan triwulanan.
5. Tahun Data
Informasi ini akan membantu pengguna data dalam perolehan data.
Informasi ini merupakan deretan tahun- tahun dimana data tersebut
tersedia. Sangat dimungkinkan adanya kegiatan dengan frekuensi
triwulanan tetapi ketersediaan data adalah tahunan. Selain itu, tahun
data ini merupakan tahun ketersediaan data yang terakhir.
6. Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah merupakan cakupan dari kegiatan statistik. Cakupan
wilayah ini akan sama dengan wilayah yang dapat diestimasikan data
hasil kegiatan statistik tersebut. Jika mencakup hanya beberapa
wilayah saja (misal beberapa provinsi saja), maka isiannya adalah
nama wilayah-wilayah yang dicakup tersebut.
7. Cakupan responden
Cakupan responden merupakan obyek sumber informasi yang dicacah
dalam kegiatan statistik. Jika responden merupakan sampel dari
sebuah kelompok obyek/populasi, maka cakupan responden adalah
penjelasan kelompok obyek/populasi tersebut, yang merupakan
kerangka sampelnya. Contoh: seluruh perusahaan industri pengolahan,
dengan jumlah tenaga kerja 20 orang atau lebih.
8. Unit Observasi
Unit observasi merupakan unit penelitian atau obyek penelitian terkecil
yang informasinya dikumpulkan dalam kegiatan statistik. Unit
observasi ini harus disesuaikan dengan konteks yang tertuang dalam
tujuan kegiatan statistik
9. Unit Analisis
Unit Analisis merupakan unit penelitian atau obyek penelitian terkecil
yang digunakan untuk analisa. Misalnya susenas, unit analisisnya
adalah rumah tangga, meskipun unit observasinya sampai dengan
anggota rumah tangga.
10. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data memerupakan metode atau cara
perolehan/pengumpulan data dari responden. Umumnya pengumpulan
data menggunakan metode wawancara langsung dengan
responden.Namun dalam beberapa survei, pengumpul-an data
dilakukan dengan cara lain, misal pengisian sendiri (swacacah) dan
pengamatan/pengukuran langsung terhadap obyek yang diteliti.
11. Jenis Kuesioner
Informasi ini dapat membantu pengguna data dalam mengetahui
instrumen yang digunakan dalam kegiatan statistik termasuk jenis
kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data.
12. Nama Indikator yang Dihasilkan
Informasi ini dapat membantu pengguna data dalam mengetahui
indikator yang dihasilkan dari kegiatan statistik.
13. Level Terendah Penyajian Data Dalam Publikasi
Level terendah data dalam publikasi merupakan tingkat atau level
wilayah administrasi yang terendah dalam penyajian data pada
publikasi. Level terendah ini identik dengan the power estimate dari
kegiatan sensus atau survei atau kompilasi. Power estimate
merupakan kemampuan data untuk mendapatkan tingkat estimasi
terbaik dengan akurasi dan reliabilitas terhadap fenomena.
14. Publikasi yang Dihasilkan
Informasi ini berisi judul publikasi BPS yang memuat hasil kegiatan
statistik tersebut baik berupa indikator ataupun laporan. Hal ini akan
memudahkan pengguna data untuk melakukan penelusuran hasil

3.1.8 Klasifikasi Metadata


Metadata bisa diklasifikasikan berdasarkan tingkatan informasinya, yaitu :
a. Discovery metadata : berupa informasi minimum yang diberikan untuk
menjelaskan isi dari sumber data. Jenis metadata ini tidak dapat memenuhi
kategori metadata yang bisa diaplikasikan pada tingkat internasional
b. Exploration metadata : berupa informasi yang lebih detail yang diberikan
dalam menjelaskan isi dari sumber data. Jenis metadata ini diharapkan
dapat membantu pengguna data untuk keperluan analisis
c. Exploitation metadata : berupa metadata yang sangat lengkap memuat
informasi akses data, transfer data, load data, mengintrepetasikan data
dan penggunaan data untuk suatu aplikasi.
Metadata juga bisa diklasifikasikan sesuai dengan jenis informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Mungkin ada pengguna yang hanya
membutuhkan informasi dimana ia bisa memperoleh produk data set dengan
spesifikasi tertentu, atau ada pengguna yang memilih data set apa yang
cocok dengan kebutuhan untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu. Dalam hal
ini metadata diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Metadata organisasi : yang menjelaskan mengenai organisasi penghasil
data dan data yang dihasilkan.
b. Metadata koleksi : yang menjelaskan mengenai informasi satu kesatuan
data yang memiliki keseragaman isi. Contohnya metadata peta potensi
sumberdaya geologi Indonesia per lembar peta skala 1 : 250.000.
c. Metadata inventori : yang menjelaskan secara detail informasi dari masing-
masing data set (lembar peta).

3.1.9 Standar Metada


Secara sederhana yang dimaksud dengan standar metadata adalah
satu set terminologi serta definisi umum yang digunakan dalam metadata
serta dipresentasikan dalam format terstruktur. Standar metadata spasial
dibuat dan dikembangkan untuk mendefinisikan informasi yang diperlukan
oleh seorang pengguna prospektif untuk mengetahui ketersediaan suatu set
data spasial, mengetahui kesesuaian set data spasial untuk penggunaan yang
diinginkan, mengetahui cara-cara pengaksesan data spasial serta untuk
mentransfer set data spasial dengan sukses. Walaupun demikian standar tidak
menetapkan tatacara bagaimana informasi diorganisasikan dalam suatu
sistem komputer atau dalam suatu transfer data, tidak juga menetapkan
tatacara bagaimana informasi tersebut ditransmisikan, dikomunikasikan atau
disampaikan kepada pengguna. Jika standar metadata geospatial terkesan
sangat komplek itu karena standar tersebut didesain untuk mendeskripsikan
seluruh data geospasial yang bisa dideskripsikan.
Komunitas internasional melalui International Organization of Standards
(ISO), telah membangun dan menyetujui standar internasional metadata ISO
19115 pada tahun 2003. Standar ini adalah standar terlengkap dan terinci
dengan acuan sangat luas sehingga pengguna dapat mengidentifikasi,
mengevaluasi, mendapatkan dan menggunakan data. Salah satu keunggulan
ISO 19115 adalah bisa memberikan tampilan yang lebih lengkap serta
memudahkan pencarian yang lebih detail. Hanya saja cakupan aplikasi spasial
yang luas menyebabkan ISO 19115 memiliki struktur yang lebih rumit. Dalam
aplikasinya, tidak semua elemen dalam ISO 19115 harus digunakan. Setiap
negara bisa mengembangkan profil metadata ISO 19115 nya sendiri sesuai
dengan kebutuhan. Dalam hal ini ISO 19115 menetapkan metadata utama
(core) yang harus ada dalam suatu sistem metadata.
Indonesia termasuk negara yang belum meng-adopt standar ISO untuk
pembuatan metadata geospasialnya. Saat ini, masyarakat data spasial
Indonesia yang tergabung ISDN, masih menggunakan Content Standards for
Digital Geospatial Metadata, yaitu standar yang berisi sekumpulan istilah dan
definisi umum untuk mendokumentasikan data spasial digital yang telah
disetujui oleh Federal Geographic Data Committee (FGDC). Standar ini juga
menetapkan nama, definisi unsur data dan group data dalam penyusunan
metadata geospasial.
Pada tahun 2006, komunitas ISDN (termasuk Pusat Sumber Daya Geologi
sebagai salah satu anggotanya) melakukan pengkajian dan pemberian
rekomendasi penggunaan ISO untuk pembuatan metadata geospatial di
Indonesia. Berdasarkan hasil kajian, tim menemukan beberapa kelemahan
ISO 19115 yang menyebabkan standar tersebut sulit untuk diterapkan di
Indonesia, dimana metadata belum begitu dikenal serta belum begitu
dirasakan manfaatnya. Beberapa kelemahan tersebut adalah jumlah elemen
yang begitu banyak dan relasi di antaranya yang cukup sulit untuk dipahami;
format dan urutan dokumentasi ISO 19115 yang sulit untuk dimengerti; serta
penerapan ISO yang sangat tergantung pada sistem aplikasi pembuatan
metadata.
Walaupun demikian, karena ISO 19115 telah disepakati oleh komunitas
internasional, maka tim kajian merekomendasikan bahwa ISO 19115 dapat
digunakan sebagai standar metadata data spasial nasional. Hanya saja untuk
kesuksesan penerapan ISO diperlukan waktu serta tahapan kegiatan tertentu.
Sebelum ISO 19115 diimplementasikan, maka standar FGDC tetap digunakan.
Tahapan kegiatan yang disarankan oleh Tim Kajian dalam rangka
mengimplementasikan ISO adalah :
1. Pengkajian lebih dalam terhadap standar ISO 19115 agar bisa lebih
dipahami struktur metadatanya
2. Menentukan profil komunitas yang akan digunakan untuk membuat
standar metadata
3. Pembuatan aplikasi metadata format ISO 19115
4. Pembuatan konverter metadata dari sitem FGDC ke ISO 19115
5. Sosialisasi dan instalasi sistem metadata ISO 19115 di instansi terkait
Pusat Sumber Daya Geologi sebagai salah satu bagian dari ISDN hingga
saat ini masih membuat metadata dengan mengacu pada standar yang
ditetapkan ISDN yaitu standar FGDC. Unsur-unsur metadata yang ditetapkan
berdasarkan standar FGDC dikelompokan sebagai berikut :
1. Informasi Identifikasi Data : yang memberikan informasi dasar
tentang data, termasuk didalamnya adalah informasi judul, cakupan
area dan aturan untuk menggunakan data. Unsur-unsur metadata
yang termasuk di dalamnya adalah hal-hal yang diperlukan untuk
mengidentifikasi data yaitu : sitasi, deskripsi, periode waktu
pembuatan, status data, domain spasial, kata kunci, batasan akses
dan batasan penggunaan data. Informasi identiikasi merupakan
keharusan dalam penyusunan suatu metadata
2. Informasi kualitas data : yang memberikan informasi umum tentang
kualitas data
3. Informasi pengorganisasi data : yang menunjukan tatacara yang
digunakan untuk menyajikan informasi spasial dalam suatu data.
Kategori metadata ini menjelaskan tentang objek, titik, vektor dan
raster. Unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan acuan spasial
sangat diperlukan. Unsur-unsur yang tidak langsung berkaitan
dengan acuan spasial hanya digunakan untuk kategori tertentu.
4. Informasi acuan spasial : yang menjelaskan kerangka acuan
koordinat dari suatu data
5. Informasi entitas dan atribut : yang memberikan informasi tentang isi
informasi data, termasuk jenis entity, atribut dan domain untuk
mendapatkan besaran atribut data
6. Informasi pendistribusian : yang memberikan informasi tentang nama
institusi yang mendistribusikan dan tatacara untuk mendapatkan data
7. Informasi acuan metadata : yang memberikan informasi tentang
informasi metadata. Informasi yang terkandung di dalamnya
termasuk tanggal pembuatan metadata, kontak, standar dan versi
metadata. Informasi acuan metadata merupakan unsur yang harus
tersedia dari suatu metadata.

3.1.10 Penyusunan Metadata


Agar mendatangkan hasil maksimal, penyusunan metadata harus
dipersiapkan dengan mempertimbangkan berbagai hal hingga produk
informasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak.
Informasi metadata ditetapkan berdasarkan 4 karakeristik yang
menentukan peranan dari metada, yaitu :
 Ketersediaan : informasi yang diperlukan untuk mengetahui ketersediaan
data
 Penggunaan : informasi yang diperlukan untuk mengetahui kegunaan
data
 Akses : informasi yang diperlukan tentang tatacara mendapatkan data
 Transfer : informasi yang diperlukan untuk mengolah dan mengunakan
data
Dalam mempersiapkan metadata, sangat penting untuk memahami data itu
sendiri. Selanjutnya, agar data bisa dimanfaatkan bersama dalam suatu sistim
clearinghouse, adalah penting juga untuk mengenal standar yang akan kita
acu. Dalam suatu sistem online, metadata harus mengacu pada suatu
keseragaman agar dapat diinterpretasikan sama oleh setiap user, baik itu
format maupun isinya. Keseragaman juga penting artinya untuk mendapatkan
pemahaman yang sama dalam terminologi yang dipakai dalam menjelaskan
data. Oleh karena itu, keseragaman harus mengacu pada suatu standar
tertentu yang disepakati.
Metadata pada umumnya dibuat dalam satu file digital untuk satu jenis
data untuk sebagian orang, membuat metadata terkesan ruwet. Sebenarnya
pembuatan metadata bisa kita buat lebih sederhana dengan cara mendesain
alur kerja. Informasi dapat kita kumpulkan melalui formulir isian yang dibuat
sesuai kebutuhan serta mudah dipahami. Formulir isian dipersiapkan serta
didesain sedemikian rupa dengan menggunakan istilah yang dikenal oleh
pembuat data. Kita bisa bagikan formulir tersebut kepada semua pembuat
data/peta (Misalnya kelompok kerja yang memproduksi data spasial) untuk
diisi dan kemudian kita kumpulkan. Formulir tersebut selanjutnya dikelola oleh
seorang data administrator yang paham betul dengan standar yang
digunakan untuk kemudian dibuat sesuai standar yang berlaku. Tentu saja
terlebih dahulu kita harus sudah memiliki software metadata creation tool
yang akan memudahkan seorang data administrator memasukan formulir
isian dan mengubahnya ke dalam format standar. Dengan cara ini, dalam satu
tahun kita bisa membuat metadata untuk banyak data spasial yang kita miliki
atau kita produksi.
Jaringan Infrastruktur Data Spasial Nasional yang dikoordinir oleh
Bakosurtanal telah membuat satu sistim aplikasi metadata berbasiskan web
yang dapat dipergunakan oleh masyarakat ISDN yaitu Metadata Data Spasial
Nasional (MDSN). Aplikasi tersebut dibuat sesuai standar Federal Geographic
Data Committee (FGDC) Amerika yang diakui secara internasional.

3.1.11 Metadata Dalam Data GIS


Metadata yang menjelaskan data dan object geografi (seperti dataset,
peta, features, atau bagian dokumen dari komponen data geospatial dimulai
tahun 1994 (mengacu pada MIT Library mengenai FGDC Metadata).
U.S. FGDC (Federal Geographic Data Committee) menjabarkan (geospatial)
metadata sebagai : “catatan metadata adalah file berisikan informasi yang
biasanya dibuat dalam bentuk XML yang menggambarkan informasi
karakteristik dari data dan informasi sumber data. Yang ditampilkan adalah
data siapa, apa, kapan, dimana , mengapa dan bagaimana dari sumber data
tersebut. Geospatial metadata untuk menjelaskan sumber data dalam file GIS,
baik geospatial database, dan citra satelit. Metdata geospatial mencatat
elemen penting data seperti Judul, Abstrak, dan Data Pengelola; juga
dicantumlan elemen geografi seperti Geographic Extent. Informasi Proyeksi;
serta atribut Label dan Nilai Domain.
a. Ada banyak software GIS yang mampu menampilkan dan mengedit
metadata dari data GIS. Misalnya ESRI's ArcGIS Desktop, Autodesk's
AutoCAD Map 3D 2008 dan Intergraph's GeoMedia.
 Metadata dalam ArcGIS
Menggunakan ArcCatalog untuk melihat dan mengedit
metadata.
Setting metadata yang akan ditampilkan dan diisi dengan - Klik
Customize - Klik Metadata

Buka ArcCatalog
Tampilan Awal ArcCatalog
Browse ke data yang akan
digunakan

Print screen dan


edit ( dengan paint)
utk mendapatkan
Icon/gambar
Preview di
metadata
 Melihat Metadata di ArcMap
b. GeoNetwork merupakan satu solusi yang lengkap untuk mengelola
dan mempublikasikan metadata dari data spatial berdasarkan sistem
international metadata dan katalog standar. Software ini merupakan
satu dari Open Source Geospatial Foundation's.

c. GeoCat Bridge memungkinkan proses, validasi and bisa secara


langsung mempublikasikan metadata dari ArcGIS Desktop ke
GeoNetwork dan mempublikasikan sebagai fungsi peta melalui
GeoServer.
3.2. DATAKU
Pembangunan merupakan program berkesinambungan pemerintah
dengan tujuan untuk meningkatkan berbagai sektor dan potensi di setiap
daerah. Dalam mewujudkan pembangunan yang baik maka setiap
pengambilan keputusan harus mengacu kepada data dan informasi
pendukung yang valid dan akurat. Untuk memudahkan pengelolaan data
tersebut diperlukan sistem informasi yang mampu mendukung proses
monitoring dan evaluasi hasil pembangunaan dari waktu ke waktu.
Sistem informasi DATAKU merupakan alat bantu yang dimiliki oleh Bappeda
DIY sebagai upaya untuk memfasilitasi pengadaan, pengelolaan, dan menjaga
konsistensi data pembangunan. Data-data itulah yang digunakan oleh
pemerintah sebagai salah satu dasar penyusunan perencanaan
pembangunan. Seiring dengan semakin banyaknya tuntutan untuk
menyediakan pelayanan yang lebih maksimal, Balai Statistik Daerah (BSD)
Bappeda DIY terus berusaha melakukan pengembangan aplikasi DATAKU agar
memiliki fitur dan teknologi yang lengkap.
Dataku merupakan wujud dari satu data pembangunan yang ada di DIY.
Pembangunan di setiap daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota merupakan
sebuah proses yang berkesinambungan. Dalam setiap tahun pemerintah
menjalankan berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan berbagai
sektor dan potensi di masing-masing wilayah. Untuk menjaga agar proses
pembangunan ini mendapatkan capaian yang diinginkan maka dibutuhkan
sebuah ALAT BANTU untuk memonitor, mengevaluasi dan menginformasikan
hasil pembangunan dari waktu ke waktu. Dataku merupakan jawaban dari
kebutuhan tersebut. Dataku sangat bermanfaat dalam membantu proses
perencanaan dan pengambilan keputusan yang akurat karena adanya sumber
data yang valid dan terintegrasi. Dataku mampu menampilkan perkembangan
pembangunan dari waktu ke waktu serta menginformasikan permasalan yang
terjadi di DIY untuk dijadikan dasar perencanaan pembangunan di tahun
berikutnya.
Aplikasi DATAKU memiliki tingkat akurasi dan konsistensi data yang lebih
tinggi dalam menampilkan hasil query data. Di dalam aplikasi disediakan data
dan informasi terbaru yang lebih lengkap sehingga mampu menampilkan
dinamika yang terjadi di kabupaten/kota dan tentu saja mencari solusi
pengendaliannya. Tidak hanya pemerintah saja, namun masyarakat pun dapat
dengan mudah mengakses aplikasi ini. Aplikasi DATAKU dikembangkan ke
dalam berbagai perangkat, baik berbasis web maupun aplikasi di smartphone.
Dengan adanya pengembangan aplikasi DATAKU, diharapkan terwujud
pelayanan publik yang lebih berkualitas dari pemerintah kepada masyarakat,
serta mampu mendukung proses pengelolaan data yang lebih baik di dalam
manajemen. Dengan pengelolaan dan pelayanan yang baik maka akan
mendukung keberhasilan pembangunan dalam negeri

 3.2.1 Dasar Hukum


1. UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2003 tentang Pelaporan
Penyelenggara Pemerintahan Daerah;
4. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 050/1266/Bangda tanggal 3
Oktober 2005 tentang Pelaksanaan Sistem Informasi Profil Daerah;
5. Permendagri 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Perencanaan
Pembangunan Daerah;
6. UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

 3.2.2 Manfaat Dataku


1. Sebagai wujud Satu Data Pembangunan di DIY, hasil kerjasama DIY
dengan Kabupaten Kota dan Lembaga Vertikal yang ada di DIY
2. Memberikan informasi profil daerah dan hasil pembangunan dari
tahun ke tahun kepada setiap pihak baik pemerintah ( G to G),
pebisnis (G to B), akademisi (G to A), maupun masyarakat (G to C)
3. Sebagai landasan dalam penyusunan perencanaan yang berbasiskan
pada data dan informasi yang akurat.
4. Mewujudkan keterbukaan informasi kepada publik dengan
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan data
dengan mudah dan cepat tanpa melalui birokrasi yang tidak efektif.
Fitur pencarian di dalam Dataku didesain semudah mencari dengan
G
5. Menjawab perkembangan teknologi dengan tersedianya versi mobile
apps yang lebih user friendly terhadap para pengguna

Anda mungkin juga menyukai