Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESUME DISKUSI

SELASA, 9 NOVEMBER 2021


SIKLUS PENGELUARAN “PAYROLL & FIXED ASSETS PROCEDURES”

Disusun oleh : Kelompok 6

1. Eva Nur Diana [200302010]


2. Putri Kharisma Sari [200302082]
3. Selvia Dias Devitamalla [200302093]
4. Siti Sofah Safitri [200302035]

A. Resume Diskusi.
Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu kerangka pengkoordinasian sumber daya untuk
mengkonversi input berupa data elektronik menjadi keluaran berupa informasi keuangan
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi
akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi disampaikan kepada
para pengguna/users untuk pengambilan keputusan. “Salah satu siklus yang terdapat dalam
sistem informasi akuntansi adalah siklus pengeluaran kas, yaitu kejadian-kejadian yang
berkaitan dengan pendistribusian barang atau jasa ke entitas-entitas lain, dan pengumpulan
pembayaran- pembayaran” (Mujilan, 2012:45). Tujuan utama dari siklus pengeluaran adalah
untuk meminimalkan biaya total, memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan,
dan berbagai layanan yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan aktifitas bisnisnya.
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus menerus berhubungan dengan pembelian serta
pembayaran barang dan jasa. Terdapat 3 fungsi dasar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dalam
siklus pengeluaran, yaitu ; memperoleh dan memproses data mengenai berbagai aktivitas
bisnis, menyimpan dan mengatur data untuk mendukung pengambilan keputusan, dan
menyediakan fungsi pengendalian untuk memastikan keandalan data dan penjagaan atas
sumber daya organisasi.
Dalam pemrosesan gaji pada kenyataan merupakan sistem pembelian kasus khusus.
Secara teori, cek gaji dapat diproses melalui sistem utang usaha dan pengeluaran kas reguler.
Namun, pendekatan ini memiliki sejumlah kekurangan karena alasan kepraktisan. Contoh
dari permasalahan transaksi pengeluaran untuk penggajian maupun aset tetap antara lain ;
tidak validnya pencatatan pengeluaran, di mana mungkin saja melibatkan karyawan atau
pemasok fiktif, transaksi pengeluaran mungkin dicatat dalam jumlah yang salah, transaksi
pengeluaran aktiva tetap tidak valid karena diabaikan atau dihilangkan dari pencatatan
akuntansi, dan masih banyak lagi. Langkah yang dapat diterapkan untuk mengatasi hal
tersebut di antaranya dengan membuat laporan dengan rangkap 2 (duplikat), membuat
jurnal pengembangan/koreksi yang mana jurnal ini berfungsi sebagai pencatatan atas
transaksi yang salah dan memperbaiki kesalahan klasifikasi akun maupun pada nilai transaksi
yang dibukukan, serta melakukan pemisahan tugas yang berkaitan dengan pemesanan
aktiva tetap, menerima, persiapan buku besar pembantu, dan sebagainya.
Sistem Informasi Akuntansi.
B. Pembahasan Diskusi.
Hasil tanya jawab selama diskusi.
Daftar pertanyaan:
1. Septian Dwi [200302087].
Dalam penggajian atau payroll tentu terdapat resiko terkait dengan transaksi
pengeluaran untuk penggajian dan asset tetap, sebutkan contoh resikonya serta
jelaskan bagaimana cara mengatasinya ?
2. Ferlika Putri Susanto [200302040].
Dalam sistem penggajian manual, Kira-kira departemen apa saja yang terkait, dan
berikan penjelasannya!
3. Warisqia Dwi Y.L [200302077].
Suatu pengendalian yang efektif dan efesien sangat dibutuhkan oleh organisasi atau
perusahaan, karena dengan adanya sistem pengendalian internal diharapkan semua
yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Sebutkan tujuan dari sistem
pengendalian internal !
4. Wanda Nur Qomaria [200302004].
Tadi dijelaskan bahwasannya aktiva tetap adalah properti, pabrik, dan peralaan yang
digunakan dalam operasi bisnis. Item-item ini relatif permanen dan seringkali secara
kolektif mencerminkan investasi keuangan terbesar perusahaan. Apa tujuan dari
adanya. Bagaimana pengendalian yang dapat dilakukan oleh perusahaan pada sistem
aktiva tetap ?
Sistem Informasi Akuntansi.
1. Pertanyaan pertama.
Penjawab : Eva Nur Diana [200302010].
Jawaban :
Berbagai resiko yang mungkin terjadi dari transaksi pengeluaran untuk penggajian dan
aset tetap antara lain :
1) Tidak validnya pencatatan pengeluaran, di mana mungkin saja melibatkan karyawan
atau pemasok fiktif.
Langkah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah
dengan mempersiapkan laporan dengan rangkap 2 (duplikat).
2) Transaksi pengeluaran mungkin dicatat dalam jumlah yang salah.
Penyelesaian nya dengan membuat jurnal pengembangan/koreksi yang mana jurnal
ini berfungsi sebagai pencatatan atas transaksi yang salah dan memperbaiki
kesalahan klasifikasi akun maupun pada nilai transaksi yang dibukukan.
3) Akuisisi tidak valid atau penipuan, vendor tidak valid, harga tidak disetujui.
Penyelesaian nya dengan membuat persyaratan untuk persetujuan khusus akuisisi
barang dengan jumlah yang besar atau dimasukkan dalam anggaran modal.
4) Transaksi pengeluaran aktiva tetap tidak valid karena diabaikan atau dihilangkan dari
pencatatan akuntansi.
Penyelesaian nya dengan melakukan pemisahan tugas yang berkaitan dengan
pemesanan aktiva tetap, menerima, persiapan buku besar pembantu, dan
sebagainya.
5) Transaksi belum dicatat dalam waktu yang tepat
Penyelesaian nya yaitu dengan melakukan cek independen dan rekonsiliasi berupa
a. Perhitungan capaian fisik aktiva tetap dan rekonsiliasi dengan buku aktiva
tetap anak perusahaan.
b. Rekonsiliasi buku aset tetap dengan buku besar.
6) Transaksi belum diakumulasikan atau ditransfer dalam catatan akuntansi yang benar
Penyelesaian nya :
a. Review ulang buku aset tetap dan memastikan bahwa perbaikan dan
pemeliharaan biaya tidak dikapitalisasi.
b. Rekonsiliasi akuisisi aset tetap dan biaya terkait dengan jumlah yang
dianggarkan.
Referensi : Setiadji, SE.MM.CAAT.CADE.CI. (2019). Pemeriksaan Akuntansi “Teori dan
Praktik”, Bening Pustaka, Yogyakarta.
Sistem Informasi Akuntansi.
2. Pertanyaan kedua.
Penjawab : Putri Kharisma Sari [200302082].
Jawaban :
1) Departemen Personalia ; bertugas mempersiapkan dan menyerahkan Formulir
Kegiatan Persediaan ke bagian fungsi Penggajian. Dokumen tersebut
mengidentifikasi para karyawan yang diotorisasi untuk menerima cek pembayaran
dan digunakan untuk menunjukkan perubahan dalam tingkat gaji per jam,
pemotongan, dan klasifikasi pekerjaan.
2) Departemen Produksi ; Karyawan produksi menyiapkan dua jenis kartu catatan
waktu kerja: kartu pekerjaan dan kartu kerja. Kartu Pekerjaan berisi total jumlah
waktu yang dihabiskan oleh setiap pekerjaan produksi. Kartu Waktu berisi total
waktu kerja karyawan di tempat kerja.
3) Departemen Akuntansi Biaya ; menggunakan kartu pekerjaan untuk mengalokasikan
biaya tenaga kerja ke akun WIP (Work In Process) sebagai tenaga kerja langsung atau
overhead. Pembebanan ini dirangkum dalam rangkuman distribusi tenaga kerja dan
diteruskan ke departemen buku besar umum.
4) Departemen Penggajian ; menerima tarif pembayaran dan data pemotongan gaji
dari departemen personalia dan data jam kerja dari departemen produksi. Staff
administrasi di departemen ini melakukan pekerjaan sebagai berikut:
a. Menyiapkan daftar gaji yang menunjukkan pembayaran bruto, pemotongan,
pembayaran lembur dan pembayaran bersih.
b. Memasukkan informasi di atas ke catatan pengajian karyawan.
c. Menyiapkan cek gaji untuk karyawan
d. Mengirim cek gaji kepengeluaran kas dan salinan daftar gaji ke utang
e. Menyimpan kartu waktu, formulir kegiatan personalia dan salinan daftar gaji.
5) Departemen Utang ; Staf administarasi utang usaha memeriksa kebenaran daftar
gaji dan menyiapkan dua salinan tanda terima pengeluaran kas sejumlah gaji
tersebut. Satu salinan, bersama dengan daftar gaji, dikirim kepengeluaran kas.
Salinan lainnya dikirim kedepartemen buku besar umum. Pengeluaran Kas ; Manajer
dibagian pengeluaran kas menerima cek – cek penggajian, memeriksannya dan
kemudian menandatanganinnya lalu mengirimnya kepusat pembayaran
untuk didistribusikan kepada para pegawai.
Rererensi : Hall, James A. (2007). Sistem Informasi Akuntansi, Buku 2, Edisi ke-
1, Penerjemah Amir Abadi Jusuf, Salemba Empat, Jakarta.
Sistem Informasi Akuntansi.
3. Pertanyaan ketiga.
Penjawab : Siti Sofah Safitri [200302035].
Jawaban :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau hancur karena
kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang
memadai. Begitu juga dengan kekayaan perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik
seperti piutang dagang akan rawan oleh kekurangan jika dokumen penting dan
catatan tidak dijaga.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Manajemen memerlukan informasi keuangan yang diteliti dan andal untuk
menjalankan kegiatan usahanya. Banyak informasi akuntansi yang digunakan oleh
manajemen untuk dasar pengambilan keputusan penting. Pengendalian internal
dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi akan
menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal karena data akuntansi
mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan.
3. Mendorong efesiensi.
Pengendalian internal ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu
atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah
penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efesien.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen metapkan kebijakan dan prosedur.
Pengendalian internal ini ditujukan untuk memberikan jaminan yang memadai agar
kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan.
Untuk mencapai kegunaan dan tujuan pengendalian internal di atas maka
diperlukan adanya sistem informasi akuntansi yang benar hal ini dapat memberikan
bantuan yang utama terhadap kekayaan perusahaan dengan cara penyelenggaraan
pencatatan aktiva yang baik. Apabila struktur pengendalian internal suatu perusahaam
lemah maka akan timbul kesalahan, ketidakakuratan, serta kerugian yang cukup besar
bagi perusahaan
Referensi : Mulyadi, (2010). Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Sistem Informasi Akuntansi.
4. Pertanyaan keempat
Penjawab : Selvia Dias Devitamalla [200302093].
Jawaban :
Prosedur pengelolaan aktiva tetap tersebut dimulai dari tahap perencanaan
pengadaan aktiva tetap dan diakhiri pada kegiatan pencatatan, yaitu meliputi
prosedur pengadaan barang inventaris, prosedur reparasi dan pemeliharaan,
prosedur penghentian/penghapusan aktiva tetap, prosedur penyusutan, prosedur
revaluasi.
Prosedur pengelolaan aktiva tetap ini dilakukan karena aktiva tetap
mempunyai karakteristik yang berlainan dengan aktiva lancar. Jika aktiva lancar
dikendalikan pada saat konsumsinya, sedangkan pengendalian aktiva tetap
dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan atau pengadaan aktiva tetap
tersebut.
Hal ini disebabkan karena banyak pengeluaran - pengeluaran yang
bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak dapat dihindarkan karena berupa
committed cost yang dalam masa pengoperasian aktiva tetap sejenis biaya tersebut
tidak dapat dikendalikan oleh manajemen melalui wewenang yang dimilikinya,
sehingga prosedur atau sistem pengelolaan aktiva tetap yang dibuat, bermula dari
pengadaan aktiva tetap.
Referensi : Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Keuangan 01 :
Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009). Jakarta, IAI.

C. Daftar Referensi Diskusi.


1) Buku
o Setiadji, SE.MM.CAAT.CADE.CI. (2019). Pemeriksaan Akuntansi “Teori dan Praktik”,
Bening Pustaka, Yogyakarta.
o Hall, James. (2013). Accounting Information Systems 8th edition. USA, Cengage
Learning.
o Agustinus Mujilan. (2012). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi I, Madiun, Wima Pers.
o Hall, James A. (2007). Sistem Informasi Akuntansi, Buku 2, Edisi ke- 1, Penerjemah
Amir Abadi Jusuf, Salemba Empat, Jakarta.
o Hall, James A. (2007). Sistem Informasi Akuntansi Buku 1. Edisi ke-4 Terjemahan Dewi
Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Jakarta.
o Mulyadi, (2010). Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
2) Jurnal
o Universitas Hasanuddin. (2021). Accounting, chapter 6 Siklus Pengeluaran Bagian II
Prosedur Pemrosesan Penggajian dan Aktiva Tetap, Makassar.
o Edhy Sutanta. (2004). Sistem Basis Data, Yogyakarta, Graha Ilmu.
o Teguh Wahyono (2004). Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta.
o Harnanto. (1987). Sistem Akuntansi “Survei dan Teknik Analisa”, Yogyakarta , BPFE.
o Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Keuangan 01, Penyajian
Laporan Keuangan “Revisi 2009”, Jakarta, IAI.

Anda mungkin juga menyukai