Anda di halaman 1dari 2

Defenisi adalah penjelasan tentang sesuatu hal dan disertai dengan

batasan-batasan sehingga hal tersebut menjadi jelas.

Akal merupakan alat untuk berpikir dan dia tidak bisa direalisasikan dalam
bentuk konkritnya, akan tetapi secara abstrak akal berupa ideal yang
utama dari diri manusia. 

Kerangka adalah sesuatu yang menyusun atau menopang yang lain,


sehingga sesuatu yang lain dapat berdiri, contohnya manusia

Berpikir merupakan gerak akal dari satu titik ke titik yang lain. Atau bisa
juga gerak akal dari pengetahuan yang satu ke pengetahuan yang lain.

Ilmiah adalah suatu hal /pernyataan yang bersifat keilmuan atau teruji
kebenarannya

Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya dan


disusun secara sistematis berdasarkan dengan metode ilmiah.

Sistematis,radikal,komperensif dan radikal

Sistematis maksudnya terstruktur/tidak amburadul

Radikal, adalah kajian yang di uji sampai keakar”nya

Kompeherensif, sifatnya menyeluruh/point per point

Universal adalah suatu kajian yang sifatnys umum

Pengetahuan adalah informasi akan suatu kegiatan yang belum teruji


kebenarannya contoh air laut itu asin / batu itu keras dikatakan ilmu jika
sudah di uji secara mendalam

Kerangka Berpikir Ilmiah membahas sesuatu yang menyusun secara


mendalam mengenai proses untuk memperoleh pengetahuan yang sesuai
dengan kebenarannya.

Sumber pengetahuan :
1. Skriptualisme(kitab)
Skriptualisme adalah sebuah sistem berpikir yang dalam menilai
kebenaran digunakan teks kitab. 
2. Idealisme Platonian(ide plato)
Pemikiran Plato dapat digambarkan kurang lebih seperti ini. Sebelum
manusia lahir dan masih berada di alam ide, semua kejadian telah terjadi. 
3. Empirisme(indra)
Doktrin empirisme berlandaskan pada pengalaman dan persepsi inderawi.
Oleh karena itu, kebenaran dalam doktrin ini adalah sesuatu yang dapat
ditangkap oleh indra manusia. 
4. Kaum Perasa (Intuisi)
Kaum perasa selalu menjadikan perasaannya sebagai tolok ukur
kebenaran. Ciri khas mereka adalah “Yakin saja”. Mereka menganggap
dirinya sebagai orang yang paling mampu mendengar suara hatinya, dan
menjadikan suara hatinya sebagai ukuran kebenaran.
5. rasionalisme (akal)
Sesuatu yang di ketahui menggunakan akal

Instrumental pengetahuan(instrumen adalah komposisi)


· Indera, yang mencakup warna, bentuk, bunyi, bau,dam sebagainya.
Perbedaan dengan empirisme, empirisme menjadikan indera sebagai tolok
ukur sedang rasionalisme menjadikan indera sebagai sumber pengetahuan
namun bukan utama.
· Khayal. Hasil persekutuan ide yang tidak memiliki realitas eksternal.
Misalnya ide manusia dan monyet yang kesemuanya memiliki realitas
eksternal, namun jika digabungkan menjadi kera sakti yang hanya memiliki
realitas internal (dalam ide) tapi tidak direalitas eksternal.
· Wahmi. Berkaitan dengan perasaan. Benci, cinta, rindu, jengkel dan
sebagainya. Ilmu secara wahmiyah seperti pada kaum perasa diatas.
Cuma perbedaannya wahmi masih dikontrol, bukan sebagai patokan
utama.
· Akal. Fakultas dalam diri kita yang mengontrol semuanya.
Cara berpikir piramida terbalik adalah bahwa kita menempatkan akal di
bagian paling atas yaitu karena akal adalah bagian yang paling penting di
bandingkan yang lainnya.
Hukum hokum berfikir benar
1. Prinsip identitas.
Prinsip ini menyatakan bahwa sesuatu hanya sama dengan dirinya sendiri.
2. Prinsip non kontradiksi.
Prinsip ini menyatakan bahwa tiada sesuatu pun yang tidak berkontradiksi. 
3. Prinsip kausalitas.
Prinsip ini menyatakan bahwa tidak ada sesuatupun yang kebetulan.
Setiap sebab melahirkan akibat.
4. Prinsip keselarasan.
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap akibat selaras dengan sebabnya.
Untuk menjelaskan hal itu Aristoteles juga mengembangkan metode ke
dalambeberapa macam (Yang sebenarnya tidak jauh beda): 1. Induksi
yaitu penalaran dari yang khusus kepada yang umum, 2. Deduksi yaitu
penalaran dari yang umum kepada yang khusus 3. Observasi yaitu
penggunaan bukti empiris, 4. Klasifikasi yaitu penggunaan definisi. 
Kesalahan berfikir :
Menyamaratakan,Menyalahkan sejarah,Menganggap semua sesuatu itu
adalah takdir dan menyalahkannya, otoriter atau berfikiran bahwa kita
harus selalu mengikuti apa yang dikatakan oleh pemimpin dan semuanya
benar,pemikiran berulang” adalah pemikiran yang kita takuti atau sangat
berpikiran buruk terhadap sesuatu itu tanpa mencobanya terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai