KELOMPOK 4 :
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “KEBIJAKAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL KOREA SELATAN” ini dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta untuk kedepannya kami dapat
memperbaiki maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Perumusan Masalah............................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kebijakan Perdagangan Internasional...................................
2.2 Perkembangan Kebijakan Perdagangan Internasional Korea Selatan.
2.3 Alasan Korea Selatan Melakukan Perdagangan Internasional............
2.4 Kegaitan Perdagangan Internasional di Korea Selatan.......................
2.5 Kerja Sama Kegiatan Perdagangan Korea Selatan dan Indonesia…..
BAB III PENUTUP..........................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan perdagangan telah ada dari zaman dahulu kala ketika orang-orang mulai
menukarkan barang dan jasa satu sama lain. Kegiatan tukar menukar barang tersebut di perlukan
untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. Seiring berkembangnya zaman, kegiatan serta
sistem perdagangan sudah banyak mengalami perubahan mulai dari cakupannya yang lebih luas
tanpa mengenal waktu dan jarak serta jenis barang yang diperdagangkan yang lebih beragam. Di
zaman sekarang perdagangan bisa dilakukan oleh berbagai negara di belahan dunia. Perdagangan
antar negara tersebut dikenal dengan Perdagangan Internasional yang merupakan aktivitas
ekonomi yang melibatkan pihak dari negara lain, mulai dari antar negara sampai dengan
perusahaan multinasional. Kegiatan perdagangan tersebut memiliki tujuan untuk memenuhi
permintaan domestik atas barang dan jasa yang kurang atau tidak dapat di produksi di dalam
negeri sehingga harus membelinya dari negara lain. Karena setiap negara memiliki keunggulan
komparatifnya masing-masing dalam memproduksi suatu barang dan jasa.
Salah satu jenis kegiatan dari Perdagangan Internasional yang sering dilakukan adalah
kegiatan ekspor atau impor yang dilakukan oleh setiap negara. Seperti halnya salah satu negara
maju di asia yang juga salah satu mitra dagang negara Indonesia yaitu Korea Selatan memiliki
komoditas yang harus di impor dari negara lainnya. Adapun produk yang sering di impor Korea
Selatan berasal dari komoditas sumber daya alam. Korea selatan melakukan impor tersebut
karena komoditas tersebut bukan merupakan keunggulan hasil produksi negeranya. Keunggulan
hasil produksi dari negara Korea Selatan lebih di dominasi oleh hasil produksi industri seperti
elektronik, telekomunikasi, dan otomotif.
Dalam melakukan Perdagangan Internasional setiap negara memiliki aturannya masing-
masing yang menjadi pedoman atau dasar perencanaan dalam melindungi kegiatan
perekonomiannya serta mendapatkan pendapatan dari kegiatan perdagangan tersebut. Untuk itu
diperlukan Kebijakan Perdagangan Internasional dengan tujuan utamanya ialah mengatur,
membatasi, serta melindungi agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tersebut dapat berjalan
dengan lancar sesuai aturan yang ada tanpa menimbulkan masalah bagi negara sendiri ataupun
negara lainnya. Korea Selatan sebagai salah satu negara maju di benua Asia juga memiliki
Kebijakan Perdagangan Internasionalnya sendiri agar dapat mengatur jalannya setiap kegiatan
perdagangan yang dilakuakan dengan negara lain. Untuk itu di dalam makalah ini akan
membahas lebih dalam mengenai Kebijakan Perdagangan Internasional yang dimiliki Korea
Selatan, jenis kegiatan perdagangannya serta kerja sama perdagangannya dengan Indonesia.
1. Era pemerintahan pertama (1948- 1960) Korea Selatan dengan Presiden Syngman Rhee.
Pemerintahan pertama Korea Selatan pada tahun 1948 melakukan land reform yang
berperan dalam meningkatkan produksi pertanian, menumbuhkan lapangan kerja dan
mendorong pemerataan.
2. Pemerintahan kedua (1960-1961) Pemerintahan Chang Myon berlangsung hanya satu
tahun tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap perjalanan ekonomi Korea Selatan
selanjutnya. Akan tetapi hal yang penting dilakukannya dalam masa pemerintah yang
singkat tersebut yaitu:
a. Mempersiapkan Kebijakan ekonomi pertama (rencana pembangunan ekonomi 5
tahun) dan menjalin kerjasama ekonomi dengan Jepang,
b. Membuat kebijakan eksport industri dan membuat mega project infrastruktur
yang menyerap 45 juta orang tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran.
c. Membuat rencana membangun pembangkit listrik, membangun industri dasar
(pupuk, semen, pengolahan minyak, besi baja), membangun infrastruktur,
meningkatkan produksi pertanian, mendorong pengembangan sains dan teknologi.
3. Era pemerintahan Park Chung Hee, menjalankan pembangunan berencana. Pada jaman
Park Chung Hee dimulai pembangunan berencana lima tahun ekonomi (Repelita).
Masalah yang dihadapi Rejim Park adalah kemiskinan dan modal untuk membangun
industri. Simpanan dan modal domestik sangat rendah. Oleh karena itu kebijakan
ekonomi yang diambil adalah membuat pinjaman luar negeri dan suku bunga rendah
untuk mendorong produksi dalam negeri. Dengan akumulasi perkembangan di jaman
kolonial Jepang dan bantuan Amerika Serikat, pada tahun 1960 Korea Selatan telah
memiliki angkatan kerja terdidik dan infrastruktur yang modern. Pemerintah memutuskan
berperan dalam pembangunan ekonomi karena tidak ada institusi lain yang memiliki
kapasitas atau sumberdaya untuk membuat perubahan drastis dalam jangka pendek.
Dalam kegiatan ekonomi terjalin kerjasama pemerintah dengan pengusaha swasta
didukung oleh BUMN. Kebijakan penting yang dibuat pemerintah dalam tahap ini dalam
menggerakkan perekonomian seperti:
a. Pemerintah menjalankan kebijakan ekspor dengan memberi target produksi/target
ekspor kepada koglomerat perusahan swasta (chaebol) dengan instrumen terutama
dengan mengontrol pemberian kredit.
b. Menasionalisasi bank dan menyatukan koperasi pertanian dengan bank pertanian.
c. Membentuk Badan Perencanaan Ekonomi pada tahun 1961 yang didukung oleh
Korea Development Institute yaitu suatu lembaga independen dalam riset
ekonomi yang dibiayai negara.
d. Badan Perencana Ekonomi menetapkan target eksport kepada perusahaan swasta.
Kalau terpenuhi maka pemerintah mengucurkan kredit bersubsidi dan akses
kepada pasar domestik yang sedang berkembang. Sementara kalau gagal
pemerintah akan menghentikan kredit tersebut.
e. Menerapkan kebijakan “self reliant industrial economy” dengan menerapkan
strategi substitusi import yang didorong oleh faktor berkurangnya bantuan dari
Amerika Serikat.
Rencana pembangunan lima tahunan yang dijalankan yaitu: dalam Repelita I (1962-66)
membangun struktur industri untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang berorientasi pada
produksi barang-barang bukan konsumsi dan tidak bergantung kepada minyak seperti
elektrifikasi, membangun pabrik pupuk, pengolahan minyak, dan serat sintetis serta mendorong
ekspor industri ringan. Program ini dilakukan dengan bantuan Amerika Serikat. Repelita II
(1967-71) memodernisasi struktur industri dan membangun industri substitusi import seperti
pabrik besi baja, mesin-mesin dan kimia.
Selanjutnya dalam Repelita IV (1977-81) membangun industri yang dapat bersaing pada
pasar industri global. Pada tahap ini mulai terjadi pergeseran dengan mengembangkan industri
strategis padat teknologi (technologyintensive) dan sekaligus juga industri padat tenaga kerja
(skill labor-intensive) seperti permesinan, elektronik dan perkapalan. Repelita V (1982-86)
menggeser penekanan industri berat dan kimia kepada technology-intensive industries yang high
technology product seperti mesin presisi, elektronik (televisi, videokaset, dan industri terkait
semikonduktor), dan informasi. Hal ini didorong karena penekanan berlebihan kepada industri
berat yang pasar lesu menyebabkan struktur industri tidak seimbang dan terjadi inflasi akut. 4.
Tahap tinggal landas Dengan telah berkembangnya industri berbasis ekspor yang kuat maka pada
tahap selanjutnya Korea Selatan mulai memasuki tahapan pembangunan industri high-tech.
Pertumbuhan ekonomi meningkat pesat demikian juga dengan GDP per kapita. Mulai tahap ini
dapat disebut pembangunan ekonomi Korea Selatan sudah mulai tinggal landas.
Dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 perkembangan kegiatan ekspor dan impor Korea Selatan
selama satu tahun terakhir. Angka impor tertinggi Korea Selatan berada pada pertengahanan
tahun pada tahun 2022. Tingginya nilai impor tersebut mencai angka 66.040 Miliar USD,
sedangkan untuk nilai ekspor pada petengahan tahun tersebut tidak dapat mengimbangi tingginya
nilai impor tersebut. Tingginya angka impor dari pada eskpor tersebut membuat defisit neraca
perdagangan negara Korea Selatan. Dan nilai ekspor terendah pada satu tahun terakhir terjadi
pada awal tahun 2023 dengan nilai eskpor hanya mencapai angka 46.270 Miliar USD,
berbanding jauh dengan nilai impor pada bulan yang sama dengan nilai impor berada pada angka
58.960 Miliar USD. Perubahan drastis terjadi pada bulan kedua di tahun 2023 yang mengalami
peningkatan eskpor yang lebih tinggi dari pada nilai impornya. Nilai impor pada bulan februari
menurun drastis mencapai angka 55.404 Miliar USD, sedangkan untuk nilai ekspornya
mengalami kenaikan sebesar 50.100 Miliar USD. Hal tersebut menjadi titik balik perkembangan
ekspor korea selatan setelah selama satu tahun mengalami defisit neraca perdagangan.
Dapat dilihat pada gambar diatas menunjukan neraca perdagangan Korea Selatan berada
di bawah garis nol. Hal tersebut menandakan bahw selama satu tahun terakhir dari tahun 2022
hingga tahun 2023, neraca perdagangan Korea Selatan mengalami defisit. Defisit nerara
perdagangan paling parah dalam satu tahun terkahir terjadi pada awal tahun 2023. Defisit
tersebut tercatat sebesar -12.650 Miliar USD. Bahkan defisit neraca perdagangan pada bulan
Agustus 2022 disertai dengan melemahnya nilai tukar won dan tingginya harga energi yang
membuat biaya impor bengkak. Hal tersebut dapat terjadi karena kenaikan harga energi dan
kenaikan biaya impor, serta didorong oleh perang berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina.
Tingginya permintaan global juga berisiko untuk membuat Bank Sentral menaikan suku
bunganya agar dapat mengendalikan inflasi. Selain itu, gangguan rantai pasokan yang sebagian
diperburuk akibat lockdown Covid-19 juga mendorong pada kenaikan inflasi. Serangkaian
kenaikan suku bunga oleh Federal Reserce untuk mengendalikan inflasi Amerika Serika juga
membebani mata uang lain, termasuk won. Kenaikan harga impor dan penurunan kegiatan
ekspor tersebut yang membuat negara Korea Selatan mengalami defisit. Hal ini mengidikasikan
walaupun Korea Selatan sebagai salah satu negara produsen paling berpengaruh di dunia, akan
tetapi jika tidak didukung oleh perkembangan perekonomian global yang baik, negara Korea
Selatan pun dapat mengalami gangguan perekonomian yang menyebabkan negaranya mengalami
defisit neraca perdagangan.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/21535/6.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://www.beacukai.go.id/berita/ik-cepa-resmi-diimplementasikan-pahami-ketentuan-
bea-masuk-barang-dari-korea.html
https://www.gramedia.com/literasi/sistem-ekonomi-liberal/#:~:text=Sedangkan%20dalam
%20pelaksanaanya%2C%20sistem%20ekonomi,juga%20sistem%20ekonomi%20laissez
%20faire.
https://id.tradingeconomics.com/south-korea/balance-of-trade