Anda di halaman 1dari 31

KARYA ILMIAH SISWA

“PENGARUH PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM


(HANDPHONE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI-MIPA 3 SMA ISLAM KOTA
MALANG”

Disusun Oleh: 1. Farrel Ahnaf N. (11)


2. Resta Divany S. (28)

SMA ISLAM KOTA MALANG


JLN. KARTINI NO.2 TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Telepon
Genggam (Handphone) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI-MIPA 3 SMA Islam
Kota Malang”.

Penulis menyadari dan mengakui Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Karena itulah penulis
mengharapkan adanya kritikan dan saran-saran perbaikan dari para pembaca demi
kesempurnaan karya ilmiah ini.

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari guru Bahasa Indonesia dan semua pihak yang telah memberikan bantuan
dengan ikhlas, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
1. Mohammad Zainal Fanani, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia sekaligus guru pembimbing
2. Teman dan rekan penulis yang sudah berbagi saran dan referensinya sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini berjalan lancar.
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan alat
komunikasi handphone (HP) terhadap aktivitas belajar dan pengaruh yang dimaksud di sini
adalah pengaruh negatif dari penggunaan alat komunikasi handphone.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Di samping itu
belajar adalah suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses
untuk mencapai tujuan. Sering sekali dalam proses belajar tersebut terdapat hambatan
untuk mencapai tujuan diinginkan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian cepat sehingga
tanpa kita sadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Selain itu
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang mempunyai dampak yang
positif bagi manusia tapi dapat juga berdampak negatif jika perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi saat ini tidak dipergunakan sebagai mana mestinya yaitu
khususnya pada alat komunikasi handphone.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan “metode statistik deskriptif analisis yaitu metode yang ditujukan untuk
mendesrifsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik berupa alami
maupun rekayasa manusia dengan sifat kajiannya menggunakan ukuran, jumlah atau
frekuensi” dan ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field
research) yaitu mengumpulkan data dari objek yang diteliti. Adapun untuk memperoleh
data yang diperlukan maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya
observasi, interview (wawancara) dan angket atau kuesioner.
DAFTAR ISI
BAB I; PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak perubahan yang terjadi di sekeliling
kita. Hal itu ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi yang pesat.
Berkembangnya kedua aspek ini membuat manusia dituntut untuk memecahkan segala
persoalan masalah, dan kebutuhan yang harus dipenuhi. Tentunya untuk memenuhi semua itu
dibutuhkan kemampuan, kecerdasan, pemahaman, serta keterampilan yang tepat agar tidak
menimbulkan masalah yang lebih sulit.

Perkembangan zaman adalah sebuah perubahan zaman dari waktu ke waktu yang
dimana ditandai dengan berkembangnya berbagai aspek seperti ilmu pengetahuan atau
teknologi. Setiap perkembangan zaman yang terjadi membawa dampak tertentu, entah positif
atau negatif. Dari dampak tersebut, kemampuan manusia untuk beradaptasi menyebabkan
manusia menciptakan hal-hal baru dan inovatif. Seiring berkembangnya zaman, manusia
akan terus dan terus untuk menciptakan hal-hal baru dan inovatif. Namun, apabila dampak
negatif dari perkembangan zaman tidak ditangani dengan bijak, maka generasi penerus
bangsa akan mengalami penurunan.

Seperti yang sudah kita ketahui, ilmu teknologi merupakan salah satu dari dampak
perkembangan zaman. Ilmu teknologi merupakan sebuah bidang atau ilmu pengetahuan yang
mempelajari mengenai keterampilan dalam mengolah atau menciptakan sesuatu yang dapat
membantu menyelesaikan perkara manusia. Perkembangan teknologi sekarang sangatlah
pesat. Manusia sudah seringkali mengotak-atik pikiran dan nalarnya untuk memecahkan
sebuah masalah, dan tidak jarang dari sana tercipta hal baru.

Alat komunikasi misalnya. Alat komunikasi sekarang menjadi kecanggihan teknologi


yang marak digunakan oleh massa, karena dapat menjangkau panggilan atau informasi
yang berada di luar jangkauan kita. Handphone, menjadi salah satu dari sekian alat
komunikasi yang sering kita temui dan sering digunakan. Handphone merupakan
sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar secara
konvensional yang mudah dibawa dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan
telepon yang menggunakan kabel. Dengan benda kecil ini, kita bisa mengakses segala
hal yang belum kita ketahui dari seluruh penjuru dunia.

Di era modern seperti saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapai, terutama bagi
pelajar. Salah satu yang menjadi tantangan besar adalah pengaruh negative dari penggunaan
handphone. Dengan cepatnya perkembangan teknologi komunikasi, telepon genggam
(handphone) telah memilki berbagai fungsi selain untuk menerima telepon atau sms (pesan
singkat), handphone juga bisa berfungsi sebagai alat memotret, merekam segala aktivitas,
sebagai sarana informasi bahkan handphone tersebut bisa digunakan untuk menjelajahi dunia
internet tergantung pada feature handphone tersebut. Jika fungsi tersebut tidak digunakan
dengan baik, maka generasi muda bangsa ini perlahan akan rusak.

Di dalam setiap langkah belajar, apakah itu di dalam kelas atau di rumah, apabila kita
belajar sendiri, diperlukan konsentrasi yang dalam hal itu merupakan gangguan tinggi.
Konsentrasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu gangguan dari dalam (internal) dan
gangguan dari luar (eksternal). Sebab siswa tidak siap dalam menerima pelajaran, tidak fokus
dan tidak konsentrasi dalam proses belajar, dapat disebabkan siswa mengobrol atau bercanda
dengan temannya ketika guru sedang menjelasakan, dan bisa juga disebabkan karena siswa
asyik memainkan handphone yang mereka miliki ketika guru sedang menjelaskan pelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka ditemukan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penggunaan telepon genggam (handphone) terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI-MIPA 3 SMA Islam Malang?

2. Apakah siswa kelas XI-MIPA 3 SMA Islam Malang sudah memaksimalkan


penggunaan telepon genggam (handphone) pada kegiatan belajar mengajar?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu, "Mengetahui
Pengaruh Penggunaan Telepon Genggam (Handphone) Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas XI-MIPA 3 SMA Islam Malang”

1.4 Manfaat Penelitian


a. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat mengetahui dampak penggunaan telepon
genggam (handphone) terhadap prestasi belajar serta diharapkan dapat menggunakan
handphone dengan bijak.

b. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai dampak
penggunaan telepon genggam (handphone) terhadap prestasi belajar siswa.

c. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana agar membantu
keefektivan belajar siswa dengan menggunakan handphone dengan sebaik-baiknya.
BAB II; LANDASAN TEORI

2.1. Alat Komunikasi (Handphone)


2.1.1 Pengertian Handphone
Telepon Genggam (Handphone) atau Telepon Seluler (Ponsel) merupakan alat
telekomunikasi elektronik dua arah yang bisa dibawa kemana-mana dan memiliki
kemampuan untuk mengirimkan pesan dan mengunggah internet. Selain itu, Thomas J dan
Misty E juga berpendapat bahwa “Handphone merupakan telepon yang menyediakan fungsi
asisten personal serta fasilitas internet connecting yang bisa menghubungkan pengguna
dengan dunia maya seperti melalui media sosial dan lain-lain. Yang melalui media sosial ini,
manusia bisa berinteraksi dengan banyak orang sekaligus”.

Jadi, dari dua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Handphone merupakan suatu
barang atau benda yang dipakai sebagai sarana komunikasi baik itu berupa lisan maupun
tulisan untuk penyampaian informasi atau pesan dari suatu pihak kepihak lainnya secara
efektif dan efesien karena perangkatnya yang bisa dibawa kemana-mana dan dapat dipakai
dimana saja.

2.1.2 Jenis-Jenis Handphone


1) Handphone Bisnis
Handphone jenis ini ditujukan untuk anda yang menginginkan perangkat bisnis dalam
genggaman anda, biasanya handphone yang telah memiliki kemampuan ini tergolong
handphone pintar (smartphone). Beragai aplikasi bisnis terdapat dalam handphone ini dan
dapat membuat pekerjaan kantor anda dapat dilihat dan dikerjakan dalam sebuah handphone.

2) Handphone Hiburan
Handphone jenis ini merupakan handphone berjenis multimedia, dimana semua aktivitas
yang berhubungan dengan musik, seni, foto, sosial dan lainnya dapat anda atasi dengan
sebuah ponsel. Banyak handphone jenis ini yang memiliki dua belas variannya tersendiri,
seperti handphone musik, handphone kamera, dan handphone jejaring sosial.

3) Handphone Fashion
Handphone jenis ini lebih banyak mengandalkan tampilannya, dan dapat membuat
pemiliknya sangat puas meskipun dengan fitur yang terkesan sederhana. Tetapi dibalik itu
semua, sebuah handphone fashion dapat berharga berkalikali lipat dari harga handphone
tercanggih. Dewasa ini dapat ditemukan handphone yang berharga lebih mahal dari harga
sebuah kendaraan, bahkan lebih mahal dari harga sebuah rumah.

4) Handphone Standar
Handphone jenis ini diperuntukan untuk anda yang menginginkan handphone yang simpel,
fitur yang disematkan dalam handphone ini merupakan fitur inti, tanpa teknologi baru yang
disematkan.

2.1.3 Fungsi Handphone


Handphone sekarang sudah menjadi suatu benda yang selalu berada di genggaman
masyarakat Indonesia, bahkan tidak terlupakan. Berdasarkan paparan data Consumer Lab
Ericsson, selain sebagai alat komunikasi, handphonememiliki fungsi lain. Dari riset ditahun
2009, terdapat lima fungsi handphone yang ada di masyarakat. Handphone yang dulunya
hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, kini pun telah berubah. Di bawah ini merupakan
persentase 5 fungsi handphone bagi masyarakat Indonesia:
1. Sebagai alat Komunikasi agar tetap terhubung dengan teman ataupun keluarga = 65%
2. Sebagai simbol kelas masyakarat = 44%
3. Sebagai penunjang bisnis = 49%
4. Sebagai pengubah batas sosial masyarakat = 36%
5. Sebagai media alat hiburan = 36%.
(Dewalangit.com, 23 Desember 2015)

Memang jelas manfaat handphone terbesar yaitu sebagai alat komunikasi agar tetap
terhubung dengan teman ataupun keluarga sesuai dengan fungsi awalnya dan selain fungsi di
atas handphone tersebut bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang kemajuan
teknologi dan untuk memperluas jaringan, dan handphone tersebut juga bisa sebagai media
hiburan, media sosial dan sebagai sarana jendela dunia dalam menemukan berbagai informasi
yang kita inginkan, ditambah dengan feature handphone yang beragam seperti kamera, game,
video dan audio player, yang ditunjang dengan berbagai penyedia layanan internet yang
mempermudah mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan. Dengan dimanjakanya
berbagai layanan serta persaingan penyedia jasa peyedia layanan internet dan telepon yang
cepat dan murah akan membuat konsumen tersita waktu dan pikiran dalam menggunakan
handphone disemua kalangan mulai dari kalangan pelajar sampai ke masyarakat umum.

2.2. Prestasi Belajar Siswa


2.2.1 Pengertian Prestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang
dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Seseorang dianggap berprestasi,
jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya, baik karena hasil belajar,
bekerja, atau berlatih keterampilan dalam bidang tertentu. Prestasi merupakan indikator
penting dari hasil yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. Jika berdasarkan istilah
atau tata bahasa yang benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi dapat
diartikan sebagai hasil yang dicapai (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa dalam Iksan,
2012:11).
Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam melakukan kegiatan.
Menurut Maghfiroh (2011:24) Prestasi adalah perilaku yang berorientasi tugas yang
mengijinkan prestasi individu dievaluasi menurut kriteria dari dalam maupun dari luar,
melibatkan individu untuk berkompetensi dengan orang lain. Prestasi adalah bukti usaha
yang telah di capai (W.S Wingkel, 1996:165).

Muhibbin Syah (2010:150) mengungkapkan bahwa prestasi merupakan suatu tingkat


keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program. Berbeda dengan A. Tabrani (1991:22) yang berpendapat bahwa prestasi
merupakan kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan
atau
usaha.

Prestasi yang dicapai tiap-tiap individu berbeda, tergantung dari level performansi
individu atau kelompok terhadap tugas yang diberikan. Menurut Van de Bos (dalam Iksan
2012:11) level performansi inilah yang disebut dengan achievement level. Selanjutnya,
prestasi yang dicapai tiap individu juga berkaitan erat dengan motivasi berprestasi yaitu
keinginan untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang sulit termasuk dalam hal
pendidikan.

Dari beberapa definisi serta pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dikerjakan dan diciptakan
baik secara individual atau kelompok berupa pengetahuan maupun keterampilan.

2.2.2. Macam-Macam Prestasi Belajar Siswa


Prestasi belajar menjadi 3 jenis prestasi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
1. Prestasi Belajar Kognitif:
– Pengetahuan, yakni kemampuan ingatan tentang apa yang dipelajari baik dari buku, guru,
dan sumber lain.
– Analisis, tingkat selanjutnya adalah analisis yakni kemampuan merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, misalnya
mengurangi masalah menjadi bagian yang lebih kecil.
– Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
– Evaluasi, kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria
tertentu.
– Pemahaman, yakni kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang telah dipelajari

2. Prestasi Belajar Afektif:


– Penerimaan, merupakan kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal
tersebut.
– Partisipasi, merupakan sikap kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam
suatu kegiatan.
– Penilaian dan penentuan sikap, menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan
menentukan sikap.
– Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman
dan pegangan hidup.

3. Prestasi belajar psikomotorik:


– Persepsi, adalah kemampuan mendeskriminasikan hal-hal secara khas, dan menyadari
adanya perbedaan yang khas tersebut.
– Kesiapan, merupakan kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi
suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
– Gerakan terbimbing, yakni kemampuam menggerakan badan sesuai contoh.
– Gerakan yang terbiasa, yakni kemampuan melakukan gerakangerakan tanpa contoh.

2.2.3. Pengertian Belajar


Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Belajar
dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu
sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar.

Menurut Drs. Slameto dalam Djamarah (2002:13), belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.

Seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. (Hudoyo,Herman,1990:1)

Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan jika belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan
psikomotorik.

2.2.4. Tujuan Belajar


- Untuk memperoleh pengetahuan, hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan
meningkatnya kemampuan berfikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan baru, proses
belajar juga akan membuat kemampuan berfikir seseorang menjadi lebih baik.

- Menanamkan keterampilan, keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui


proses belajar. Penanaman konsep membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani
maupun rohani.
- Membentuk sikap, kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Pembentukan
sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan dengan penanaman nilai-nilai sehingga
menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya.

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


2.3.1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa, seperti faktor jasmani,
psikologis, dan juga faktor kelelahan. Faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan kecacataan
tubuh. Sedangkan faktor psikologis yakni tingkat intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.

2.3.2. Faktor Eksternal


Faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri individu, meliputi:

- Faktor keluarga, yakni cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

- Faktor lingkungan sekolah, yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

- Faktor masyarakat, yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, dengan teman sebaya, dan juga
kehidupan dalam masyarakat.
BAB III; METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam Pengaruh Penggunaan Telepon Genggam
(Handphone) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI-MIPA 3 SMA Islam Kota Malang
adalah penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis. Dengan jenis penelitian ini, akan mempermudah
peneliti karena kuantitatif bersifat lebih detail dan mendalam, mengingat penelitian ini
berfokus pada kualitas. Adapun dalam penulisan penelitian ini dengan menggunakan “metode
statistik deskriptif analisis yaitu metode yang ditujukan untuk mendesrifsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik berupa alami maupun rekayasa manusia
dengan sifat kajiannya menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi”. Dan yang ditunjang
oleh datadata yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) yaitu
mengumpulkan data dari objek yang diteliti.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Kota Malang, yang berlokasi di Jln.
RA Kartini No.2, Klojen, Malang, yang dilaksanakan pada hari Rabu-Kamis tanggal
01-02 Maret 2023.

3.3. Variabel Penelitian


Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,
menegaskan bahwa; “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitaian ini terdapat dua variabel antara lain
yaitu:
1. Variabel penggunaan alat komunikasi handphone yang merupakan variabel X sebagai
variabel bebas.
2. Variabel aktivitas belajar siswa merupakan variabel Y sebagai variabel terikat

3.4. Populasi dan Sampel


3.4.1. Populasi
Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya ingin kita ketahui. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI-MIPA 3 SMA Islam Kota Malang yang berjumlah 31.
3.4.2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang
diperlukan dalam suatu penelitian. Suharsimi Arikunto memberikan batasan-batasan cara
mengambil sampel. Bila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya berupa penelitian populasi dan jika lebih dari 100, dapat diambil antara 10% -
25% atau tergantung kemampuan peneliti. Dari penjelasan diatas untuk mempercepat dan
mempermudah penelitian ini maka kami mengambil seluruh siswa dari kelas yang berjumlah
seluruhnya adalah 31 siswa. Oleh karena seluruh populasi berjumlah kurang dari 100, maka
sesuai dengan pendapat Arikunto, peneliti menggunakan seluruh sampel di dalam penelitian,
yakni berjumlah 31 siswa sebagai sampel.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Interview (wawancara) yaitu suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban
dari responden dengan jalan bertanya sepihak dan dari jawaban yang diberikan responden
kepada pewawancara untuk dijadikan informasi melalui pedoman wawancara. Wawancara
dilakukan kepada siswa dan guru SMA Islam Kota Malang.

b. Angket atau kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi dan hal-hal yang ia
ketahui. Kuesioner dapat juga diartikan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Penyebaran angket diberikan pada
sampel yang telah ditentukan yaitu siswa kelas XI-MIPA 3.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


3.6.1. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Editing/memeriksa
Hal ini dilakukan setelah semua data yang telah terkumpul melalui cara
angket/kuesioner atau instrumen lainnya. Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu persatu. Hal tersebut
dilakukan dengan maksud mengoreksi, apakah setiap kuesioner telah terisi sesuai
petunjuk sebelumnya.

2. Scoring
Pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam
angket/kuesioner, dengan memperhatikan jenis data yang ada sehingga tidak terjadi
kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberi skor.

3. Tabulasing
Perhitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Tabulasing ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran dalam setiap item yang penulis kemukakan.

3.6.2. Teknik Analisis Data

Tabel 3.1
Skor item alternatif jawaban responden
Jawaban Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Jarang 1

Kemudian melihat rata-rata skor jawaban siswa dengan klasifiksi sebagai berikut ini:
Tabel 3.2
Klasifikasi skor angket

Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban


25-50 Rendah
51-75 Sedang
76-100 Tinggi

Dalam penelitian ini rumusan yang digunakan adalah korelasi product moment, secara
operasional analisis data tersebut dilakukan melalui tahapan:
1. Mencari angka korelasi dengan rumus sebagai berikut:
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
r xy =
√(N ∑ X ²−(∑ X) ²)(N ∑ Y ²−(∑ Y )²)
Keterangan:
rxy : Angka indeks “r” product moment (antara variabel X dan Y)
N : Number of cases
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y

2. Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu:


a. Interpretasi sederhana dengan cara mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks
korelasi “r” product moment.
b. Interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan jalan berkonsultasi
pada tabel “r” product moment. Apabila cara ini ditempuh, maka prosedur yang harus dilalui
adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho).
2) Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan dengan jalan membandingkan
besarnya “r” product moment dengan “r” yang telah tercantum dalam tabel nilai, terlebih
dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya
sebagai berikut:
Df = N – nr
Keterangan:
Df : Degrees of freedom
N : Number of cases
nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana maka langkah selanjutnya yaitu
adalah mencari seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100%
Keterangan:
KD = Koefiensi Determinasi ( kontribusi variabel X terhadap variabel Y )
r = Koefiensi korelasi antara variabel X dengan variabel

3.7. Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk mengumpulkan data melalui
pedoman tertulis tentang pengamatan wawancara, dan daftar pertanyaan (angket) yang
disiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden.
Adapun kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket (daftar pertanyaan) tersebut,
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen angket penelitian
PENILAIAN
NO INDIKATOR Variabe l
SS S TS STS
1 Apakah kamu mempunyai handphone?
Apakah kamu memaksa orangtua untuk membelikan
2
handphone?
Apakah kamu membawa handphone saat pergi ke
3
sekolah?
Apakah kamu menelepon dalam sehari lebih dari satu
4
jam?
Apakah kamu menghabiskan pulsa lebih dari Rp.
5
25.000?
Apakah kamu menggunakan handphone untuk hal-hal
6
positif?
Apakah kamu memberi kabar pada orangtua melalui
7
handphone?
Apakah kamu menambah teman atau berkenalan
8 Alat komunikasi
menggunakan handphone?
(Handphone)
Apakah kamu berbicara sopan ketika menggunakan
9
handphone?
Apakah kamu meminta maaf dengan menggunakan
10
handphone ketika melakukan kesalahan?
Apakah kamu melihat gambar atau video porno dari
11
handphone?
12 Apakah kamu membohongi teman melalui handhone?
Apakah kamu merasa sombong ketika mempunyai
13
handphone?
Apakah kamu meminta uang pada orangtua untuk
14
dibelikan pulsa?
Apakah kamu pernah mengancam seseorang dengan
15
menggunakan handphone?
Apakah kamu menonaktifkan handphone saat berada
16
di dalam kelas?
Apakah kamu memainkan handphone saat pelajaran
17
berlangsung di dalam kelas?
Apakah kamu meminta jawaban ulangan atau ujian
18
menggunakan Whatsapp?
Apakah kamu membuka
19 Instagram/Twitter/Facebook/TikTok saat pelajaran
berlangsung?
Apakah guru memainkan handphone saat mengajar di
20
dalam kelas?
Apakah guru mengajar dengan metode (cara
21
mengajar) yang bervariasi atau bermacam-macam?
22 Apakah pihak sekolah mengadakan razia handphone? Aktivitas Belajar
Siswa
Apakah guru atau pihak sekolah memberi nasehat
23
tentang dampak negatif handphone?
Apakah kamu malas belajar akibat terlalu asik
24
memainkan handphone?
Apakah kamu lupa mengerjakan PR akibat
25
memainkan handphone?
26 Apakah kamu menelepon di atas pukul 21.00?
27 Apakah kamu belajar kelompok di café atau warkop?

28 Apakah handphone kamu aktif selama 24 jam?


Apakah orangtua kamu memberi nasehat agar tidak
29
menggunakan handphone secara berlebih?
Apakah saat belajar di rumah orangtua mendampingi
30
kamu?
BAB IV; PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data
Seperti yang telah diungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah antara variabel X (penggunaan alat komunikasi handphone) dan variabel Y (aktivitas
belajar siswa) terdapat hubungan positif yang signifikan. Untuk itu menggunakan rumus
korelasi product moment untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang signigfikan
atau tidak diantara kedua variabel tersebut.
Adapun untuk mencari angka indeks korelasi “r” product moment tersebut, maka
langkah yang ditempuh adalah:
1. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (X) penggunaan alat komunikasi
handphone.
2. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (Y) aktivitas belajar siswa.
3. Scoring, diteliti jumlahnya kemudian dimasukan kedalam tabel kerja atau tabel
perhitungan yang terdiri dari enam kolom.
Tabel 4.1
Indeks Korelasi Antara Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone
(HP) terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI-MIPA 3 SMA Islam Kota
Malang

No X Y XY X² Y²
Responden
1 46 42 1932 2116 1764
2 40 32 1280 1600 1024
3 51 46 2346 2601 1932
4 46 39 1794 1932 1521
5 41 45 1845 1681 2025
6 39 43 1677 1521 1849
7 44 38 1672 1936 1444
8 49 46 2254 2401 1932
9 39 40 1560 1521 1600
10 47 40 1880 2209 1600
11 48 44 2112 2304 1936
12 48 44 2112 2304 1936
13 40 45 1800 1600 2025
14 50 48 2400 2500 2304
15 49 47 2303 2401 2209
16 48 44 2112 2304 1936
17 44 39 1716 1936 1521
18 41 38 1558 1681 1444
19 43 41 1763 1849 1681
20 45 43 1935 2025 1849
21 46 42 1932 2116 1764
22 49 45 2205 2401 2025
23 39 32 1248 1521 1024
24 40 33 1320 1600 1089
25 40 38 1520 1600 1444
26 42 39 1638 1764 1521
27 48 50 2400 2304 2500
28 46 51 2346 2116 2601
29 50 44 2200 2500 1936
30 47 45 2115 2209 2025
31 45 43 1935 2025 1849
N = 31 ∑X = ∑Y = ∑XY = ∑X² = ∑Y² =
1390 1306 58910 62578 55310

4. Setelah diketahui N=31, X=1390, Y=1306, XY=58910, X²=62578, Y²=55310. Maka


dapatlah dicari indeks korelasinya, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
N ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
r xy =
√(N ∑ X ²−(∑ X) ²)(N ∑ Y ²−(∑ Y )²)
Keterangan:
Rxy : Angka indeks “r” product moment (antara variabel X dan Y)
N : Number of cases
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y

N ∑ XY – (∑ X )(∑ Y )
r xy =
√(N ∑ X ²−(∑ X)²)( N ∑Y ²−(∑Y )²)

31 . 58910 – 1390 .1306


¿
√(31 .62578−(1390)²)(31. 55310−(1306)²)

1826210 – 1815340
¿
√(1939918−1932100)(1714610−1705636)

10870
¿
√(7818)( 8974)

10870
¿
√70158732
10870
¿
8376,08

= 1,297

Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y
bertanda positif, hal tersebut dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh yaitu
sebesar 1,297. Ini berarti terdapat korelasi positif antara penggunaan alat komunikasi
handphone (HP) terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI-MIPA 3 SMA Islam Kota Malang.

4.2. Interpretasi Data


Untuk memberikan interpretasi terhadap rxy dapat ditempuh dengan dua macam cara,
yaitu:
a. Memberi interpretasi sederhana Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau
sederhana dengan mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product
moment. Ternyata besarnya rxy (1,297) yang besarnya berkisar antara 1,20 – 1,50 berarti
korelasi positif antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi kuat atau tinggi.
b. Memberikan interpretasi terhadap rxy dengan jalan berkonsultasi pada nilai “r” product
moment dengan jalan:
1. Dikemukakan kembali hipotesis penelitian, yaitu:
 Hipotesis nol, disingkat (Ho)
Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara penggunaan alat komunikasi
handphone terhadap aktivitas belajar siswa.
 Hipotesis kerja atau disebut dengan Hipotesis alternatif (Ha)
Ha: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara penggunaan alat komunikasi
handphone terhadap aktivitas belajar siswa. 2. Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah
dirumuskan dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r” yang
tercantum dalam tabel “r” pada taraf signifikasi 5% dan 1% namun terlebih dahulu mencari
drajat bebasnya (db) atau dregrees of freedom (df) dengan menggunakan rumus:
Df = N – nr
Keterangan:
Df : Degrees of freedom
N : Number of cases
nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Df = N – nr
= 31 – 2
= 29
Maka dengan df sebesar 29 diperoleh nilai “r” tabel pada taraf signifikan 5% sebesar
0,297, sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh niali “r” tabel sebesar 0,361. ternyata
rxy yang (besarnya = 1,297) adalah jauh lebih besar daripada “r” tabel (yang besarnya 0,297
dan 0,361). Karena rxy lebih besar dari “r” tabel, dengan demikian hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. karena terdapat hubungan positif yang signifikan
antara penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap aktivitas belajar siswa. Hal
tersebut artinya bahwa semakin banyak siswa mempergunakan alat komunikasi handphone
maka semakin berdampak negatif terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI-MIPA 3. Adapun
penghitungan Koefisien Determinasi (KD) yang digunakan untuk mengetahui kontribusi
(sumbangan) yang diberikan variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus:
KD = r² x 100%
Keterangan:
KD = Koefiensi Determinasi ( kontribusi variabel X terhadap variabel Y )
r = Koefiensi korelasi antara variabel X dengan variabel
KD = r2 x 100%
= (1,297)2 . 100%
= 1,688209 . 100%
= 68,88%
Dari perhitungan tersebut diperoleh KD 68,88% maka dapat diketahui bahwa
penggunaan alat komunikasi handphone mempengaruhi aktivitas belajar siswa sebesar
68,88% yang artinya handphone mempunyai pengaruh yang cukup buruk terhadap aktivitas
belajar siswa.
Selain itu dari narasi perhitungan manual yang penulis lakukan yaitu dari data yang
tertera dalam nilai tabel di atas, setelah dianalisis antara variabel X (sebagai angket
penggunaan alat komunikasi handphone) dan variabel Y (sebagai angket aktivitas belajar
siswa) hasilnya yang memiliki angka lebih tinggi yaitu penggunaan alat komunikasi
handphone sebesar 38 responden dan hasil yang lebih rendah adalah aktivitas belajar siswa
yaitu sebesar 15 responden dan yang memiliki hasil sama besar antara penggunaan alat
komunikasi handphone dan aktivitas belajar siswa hanya 2 responden. Maka berdasarkan
analisis tersebut dapat diambil kesimpulan juga bahwa penggunaan alat komunikasi
handphone dikalangan pelajar mempunyai pengaruh yang kuat atau tinggi terhadap aktivitas
belajar siswa baik itu di sekolah ataupun di rumah

BAB V; PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian dan pembahasan data yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa hubungan pengaruh handphone (variabel X) dengan prestasi belajar siswa (variabel Y)
termasuk dalam katagori kuat. Nilai korelasi ini dapat dilihat dari hasil interprestasi nilai rxy
sebesar 0,610 yang terletak diantara 0,60 sampai dengan 0,799 dengan interprestasi korelasi
kuat. Pengaruh penggunaan handphone secara signifikan memilki korelasi positif dengan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis korelasi “r” hitung
sebesar 0,610 lebih besar dari “r” tabel baik pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,468 dan
taraf signifikan 1% sebesar 0,590. ini berarti terdapat hubungan antara variabel X (Pengaruh
penggunaan handphone ) dengan variabel Y prestasi belajar siswa.
Sebagian besar penggunaan handphone dikalangan pelajar memberikan pengaruh
terhadap aktivitas belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan kontribusi (sumbangan)
penggunaan alat komunikasi handphone terhadap aktivitas belajar yaitu sebesar 68,88%.
Hambatan aktivitas belajar siswa memang tidak sepenuhnya disebabkan akibat
penggunaan alat komunikasi handphone yang dimiliki siswa, namun besar
kemungkinan handphone tersebut memang sudah menjadi salah satu dari faktor yang
dapat mempengaruhi terhambatnya aktivitas belajar siswa baik itu belajar di sekolah atau pun
di rumah. Hal ini dibuktikan dengan 100% siswa telah memiliki handphone dan di samping
itu adanya ketergantungan siswa pada handphone.

5.2. Saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan kepada beberapa pihak yang
berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan di SMA Islam Malang terutama kelas XI-
MIPA 3, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada orang tua agar tidak terlalu memanjakan anaknya dengan membelikan handphone
yang berlebihan seperti handphone yang begitu lengkap fiturnya dan mahal harganya. Hal
tersebut dapat mempengaruhi perkembangan anak dan aktivitas belajar siswa. Apabila anak
sudah mempunyai handphone agar lebih diperhatikan dan dikontrol dalam menggunakan alat
komunikasi handphone tersebut. Jangan sampai keseharian anak tersebut hanya sibuk
memainkan handphone hingga lupa akan tugas dan kewajibannya yaitu untuk belajar. Selain
itu kiranya orang tua mendampingi anakanaknya ketika belajar di rumah karena hal tersebut
sangat penting agar tercipta hubungan yang harmonis.
2. Kepada para guru agar lebih memperhatikan para siswa yang membawa handphone dalam
lingkungan sekolah terlebih lagi di dalam kelas jangan sampai siswa menyalahgunakan fungsi
handphone kepada fungsi negatif seperti memainkan handphone saat pelajar berlangsung
yang dapat dipastikan hal tersebut akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa yang dapat
menyebakan tidak berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Di samping itu untuk
para guru agar memberi peringatan keras pada siswa yang ketahuan memainkan handphone
di dalam kelas saat pelajar berlangsung.
3. Dan bagi siswa seluruhnya agar dapat lebih bijaksana menyikapi kemajuan teknologi
seperti perkembangan alat komunikasi handphone dengan memanfaatkan sebagaimana
fungsinya, jangan sampai kemajuan teknologi tersebut mambawa dampak negatif bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Bumi Aksara


Muhibbin Syah, 2005. Psikologi Pendekatan Suatu Pendekatan Baru,Bandung: Remaja
Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, -
Saifuddin Azwar, 2001. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka pelajar
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Menengahinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: CV Alfabeta
M. Anton. Moeliono. Dkk., Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus
Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
M. Arief Mansurm, Didik, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi,
Bandung: PT Rapfika Aditama, Cet. 1, 2005.
Narbuka, Cholid. Ahmad, Abu., metodologi penelitian Jakarta: Bumi Aksara, Cet.
VI, 2004.
Nasution, Hoeni, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan
Agama Islam, 1997.
Roxyhp, “Merek Hp Baru”, www.Roxyhp.com, 23 April 2011.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet II, 1996.
Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, Cet. X
2003.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet V, 2006.
Soenarjo, R.H.A. Dkk. Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama RI,
1971.
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2009
Basuki, Sulistyo, Dasar-dasar Teknologi Informasi, Jakarta: Universitas
Terbuka.Depdikbud, Cet. 1, 1998.
Bell Greadler, Margaret E., Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan), Jakarta:
PT. RajaGrafinda Persada, Cet. II, 1994
Bunga Kehidupan, Pengaruh Handphone terhadap Pelajar,
www.bbawor.blogspot.com, Jakarta, 23 Desember 2010
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafinda Persada,
2007.

Anda mungkin juga menyukai