Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pola penerapan hidup bersih dan sehat merupakan bentuk dari perilaku

berdasarkan kesadaran sebagai wujud dari pembelajaran agar individu bisa

menolong diri sendiri baik pada masalah kesehatan ataupun ikut serta dalam

mewujudkan masyarakat yang sehat di lingkungannya. Program penerapan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk dari upaya untuk

memberikan pelajaran berupa pengalaman pada tiap individu, anggota keluarga,

sekumpulan, maupun pada masyarakat umum. Tujuannya tidak lain adalah agar

terbentuknya masyarakat yang menerapkan cara kebiasaan hidup yang sehat pada

kesehariannya yang merupakan upaya dalam meningkatkan derajat kesehatannya

pada tatanan rumah tangga atau lingkungan masyarakat. (1)

Hingga saat ini perilaku hidup sehat menjadi satu perhatian khusus

terutama bagi pemerintah. Hal ini karena PHBS dijadikan sebagai tolak ukur

dalam pencapaian untuk meningkatkan cakupan kesehatan pada program

Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2015- 2030. PHBS dalam SDGs

merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan yang menimbulkan dampak

jangka pendek di dalam peningkatan kesehatan pada tiga tempat antara lain, pada

lingkup anggota keluarga, masyarakat umum, serta sekolah.(1)

Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu

bangunan rumah harus mempunyai pencahayaan, ruang gerak yang cukup,

1
2

ventilasi dan jauh dari kebisingan. Rumah juga merupakan tempat bagi anggota

keluarga untuk bertemu dan berkomunikasi dengan baik dan lancar,selain itu juga

rumah yang baik harus mempunyai sarana air bersih, jamban, saluran limbah dan

tempat sampah, sehingga dapat mencegah terjadinya penularan penyakit.

Menciptakan rumah sehat diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang

sangat berpengaruh, antara lain ; mempunyai sirkulasi udara yang baik,

mempunyai pencahayaan dan penerangan yang cukup, mempunyai air bersih yang

cukup dan terpenuhi, mempunyai saluran pembuangan air limbah yang diatur

dengan baik dan tidak menimbulkan pencemaran, mempunyai lantai yang tidak

licin, dinding yang tidak lembab dan tidak terpengaruh pencemaran seperti bau,

rembesan air kotor dan dan licin.(2)

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular

di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%- nya

disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat

tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara

dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah.(3)

Pada tahun 1971, masyarakat internasional berhasil menyepakati

Konvensi yang mengangkat kepedulian terhadap lahan basah. Konvensi Lahan

Basah ini bernama Conventions on Wetlands of International Importance,

Especially as Waterfowl Habitat atau biasa disebut sebagai Konvensi Ramsar.

Pada awalnya Konvensi Ramsar fokus pada masalah burung air dan burung

migran, namun dalam perkembangannya disepakati bahwa konservasi lahan basah

dinilai lebih penting, serta berkembang pula kesadaran pada keutuhan


3

keanekaragaman hayati dan aspek pemanfaatan lahan basah secara bijaksana

(wise use). Pasal 1 ayat (1) Konvensi Ramsar menentukan definisi lahan basah

yang meliputi daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan alami atau

buatan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar,

payau atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih

dari enam meter pada waktu air surut. Dari definisi tersebut sebenarnya wilayah

pantai yang kurang dari kedalaman 6 meter masih dianggap termasuk dalam

definisi ini. Mengenai sejauhmana wilayah berlakunya masih perlu diperinci lagi

mana yang termasuk daftar dalam konvensi ini.(4)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah terdapat hubungan implementasi program phbs dan rumah sehat

terhadap angka kejadian ispa di puskesmas Aluh Aluh?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan implementasi program phbs dan rumah sehat terhadap angka kejadian

ispa di puskesmas Aluh Aluh.

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengukur angka implementasi program phbs di puskesmas Aluh Aluh

2. Mengukur angka implementasi program rumah sehat di puskesmas Aluh Aluh

3. Mengukur angka kejadian ispa di puskesmas Aluh Aluh

4. Menganalisis hubungan antara implementasi program phbs dan rumah sehat

terhadap angka kejadian ispa di puskesmas Aluh Aluh


4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan informasi

bagi calon peneliti dan masyarakat mengenai hubungan phbs dan rumah sehat

terhadap angka kejadian ispa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam

menentukan kebijakan dalam tindakan preventif salah satu penyakit menular

yaang berkaitan dengan lahan basah.

Anda mungkin juga menyukai