Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Dosen Pengampu :
Dr. Elok Sri Utami, M.Si.

Kelompok 3:
Farel Rozky Abdillah : 220810201022

Silvia Megi Suyitno : 220810201025

Jihan Nurhaliza : 220810201034

Dani Ramadhan : 220810201151

Pinkan Ayu Aurarennie : 220810201225

Vina Agustin : 220810201231

Achmad Dimas Aziz Effendi : 220810201232

UNIVERSITAS NEGERI JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 MANAJEMEN

2023
IDENTITAS KELOMPOK

1. Nama : Farel Rozky Abdillah


NIM : 220810201022
Program Studi : S1 Manajemen
Tahun Angkatan : 2022
2. Nama : Silvia Megi
Suyitno
NIM : 220810201025
Program Studi : S1 Manajemen
Tahun Angkatan : 2022
3. Nama : Jihan Nurhaliza
NIM : 220810201034
Program Studi : S1 Manajemen
Tahun Angkatan : 2022
4. Nama : Dani Ramadhan
NIM : 220810201151
Program Studi : S1 Manajemen
Tahun Angkatan : 2022
5. Nama : Pinkan Ayu Aurarennie
NIM : 220810201225
Program Studi : S1 Manajemen
Tahun Angkatan : 2022
6. Nama : Vina Agustin
NIM : 220810201231
Program Studi : S1 Manajemen
Tahun Angkatan : 2022
7. Nama : Achmad Dimas Aziz Effendi
NIM : 220810201232
Program Studi : S1 Manajemen
Tahun Angkatan : 2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Analisis Rasio Keuangan ” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Manajemen Keuangan.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Elok Sri Utami, M.Si.
selaku dosen mata kuliah Manajemen Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Jember, 31 Maret 2023

Kelompok 2

DAFTAR ISI

2
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untukmenilai


kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yangterdapat pada laporan
pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas).Rasio merupakan alat ukur yang
digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan
menggunkan alat analisa beruparasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.Analisis rasio keuangan adalah analisis
yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya,
yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan
suatu perusahaan tertentu.

Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuanganmeramalkan reaksi para calon


investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki
Baridwan, 1997 :17). Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran
yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya
hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali,
karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Rasio Keuangan ?
2. Sebut dan Jelaskan jenis-jenis Rasio Keuangan ?
3. Jelaskan analisis tren Rasio keuangan ?
4. Jelaskan mengenai Sistem Du Pont ?
5. Apa yang dimaksud Benchmarking ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dituliskannya makalah ini adalah guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan juga makalah ini bermanfaat untuk mengetahui tentang Rasio
Keuangan, jenis-jenis Rasio Keuangan, analisis tren Rasio Keuangan, Sistem Du
Pont, dan Benchmarking.

1
BAB 2 PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Rasio Keuangan
1.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini memiliki fungsi untuk mengukur seberapa kemampuan sebuah perusahaan
untuk dapat memenuhi dan melunasi hutangnya saat jatuh tempo yang berupa hutang jangka
pendek. Apabila perusahaan dapat memenuhi kewajibannya maka perusahaan tersebut
dikatakan dalam keadaan likuid, namun jika perusahaan tidak bisa memenuhi kewajibannya
maka dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan ilikuid. Jika perusahaan tidak dapat
memenuhinya maka likuiditas harus di tangani.

Terdapat 3 macam rasio liquiditas yang dapat digunakan,yaitu :

A. Current Ratio (rasio lancar)

Rasio lancar mengukur kemampuan dari sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban
lancarnya ketika jatuh tempo dengan menggunakan total dari aset lancar. Rasio likuiditas
menggambarkan rasio aset lancar yang tersedia terhadap kewajiban lancar.Berikut adalah
rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar:

Aktiva lancar
Rasio Lancar=
Kewajiban Lancar

Contohnya :

Komponen Laporan Keuangan 2004

Total aktiva lancar (current assets) 10.000.000

Total utang lancar (cur(Aktiva lancar)/(Hutang 5.000.000


lancar)rent liabilities)

10.000.000
Current ratio perusahaan adalah =2,0
5.000.000

2
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 2,0 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh Rp2,0 harta lancar atau 2,0: 1 antara aktiva lancar dengan utang
lancar

B. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Skala likuiditas perusahaan yang lebih akurat terdapat pada rasio cepat., dimana
persediaan dan persekot biaya dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya menyisakan
aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar.

Quick ratio dihitung dengan rumus berikut:

Total aktiva lancar−Persediaan


Rasio Cepat =
Total kewajiban lancar

Contohnya :

Perusahaan A memiliki transaksi berikut dalam Laporan Keuangannya untuk periode yang
berakhir 1 Januari 2020 sampai dengan 31 Desember 2020.

Aset lancar:

● Uang tunai = 100.000.000


● Uang Muka = 10.000.000
● Surat Berharga = 50.000.000
● Piutang Akun = 60.000.000
● Persediaan = 70.000.000

Total Aktiva Lancar = 290.000.000

Kewajiban Lancar:

● Hutang Akun = 160.000.000


● Beban Akrual = 60.000.000
● Hutang Jangka Pendek = 50.000.000
● Hutang Bunga = 50.000.000

Total Kewajiban Lancar = 320.000.000

3
Rasio Cepat pada tahun sebelumnya adalah 1,5 dan rata-rata industri untuk tahun ini adalah
1,6.

Evaluasi Rasio Cepat Perusahaan A :

Jawaban:

Rumus: Rasio Cepat = (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar

Aset Lancar = 290.000.000

Persediaan = 70.000.000

Kewajiban lancar = 320.000.000

Rasio cepat = ( 290.000.000 – 70.000.000) / 320.000.000 = 0. 69 atau 69%

C. Rasio Kas (Cash Rasio)

Merupakan perbandingan kas yang terdapat diperusahaan dan di bank dengan total hutang
lancar. Menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan uang kas dan sekuritas yang dijual dengan harga murah yang tersedia di perusahaan.
Rumus untuk menghitung rasio kas:

Kas+Setara Kas
Rasio Kas=
Total Kewajiban Lancar

Tempat usaha pembuatan roti memiliki data keuangan berikut:

● Uang tunai: Rp 130.000.000


● Surat berharga setara kas: Rp 200.000.000
● Utang usaha: Rp 70.000.000
● Gaji karyawan: Rp 30.000.000

Total Kewajiban Lancar : 100.000.000

4
Jawaban :

Cash Ratio = (130.000.000 + 200.000.000) / 100.000.000


Cash Ratio = 230.000.000 / 100.000.0000
Cash Ratio = 2.3

2. Rasio Manajemen Aktiva


3. Rasio Manajemen Utang
Rasio manajemen utang adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa besar utang
suatu perusahaan dalam hubungannya dengan aset atau ekuitasnya. Rasio ini
memberikan gambaran umum tentang seberapa baik suatu perusahaan dalam
mengelola utangnya dan seberapa besar risiko yang dihadapinya.
Ada beberapa rasio manajemen utang yang umum digunakan, antara lain:
a. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio)
Rasio ini menghitung proporsi utang perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya.
Semakin besar rasionya, semakin besar risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Rumus:
DER =
Contoh soal:
Dari LPKP perusahaan ABC, ditemukan data sebagai berikut:

Hitunglah debt to equity ratio (DER) dari perusahaan ABC pada tahun 1 dan tahun 2!

Solusi:

DER Tahun 1 =

DER Tahun 1 = 1,25

DER Tahun 2 =

= 1,25

5
b. Rasio hutang terhadap aset (debt to asset ratio)

Menghitung berapa banyak hutang perusahaan dibandingkan dengan keseluruhan


asetnya. Semakin besar rasionya, semakin besar risiko yang harus ditanggung oleh
perusahaan.

Rumus:

DAR =

Contoh soal:

Neraca perusahaan XYZ pada akhir tahun sebagai berikut:

Hitunglah debt to asset ratio (DAR) dari perusahaan XYZ!

Solusi:

DAR =

= 0,375 atau 37,5%

c. Rasio bunga terhadap laba sebelum bunga dan pajak (time interest earned
ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar bunga utangnya dari
laba sebelum bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga utangnya.

Rumus:

TIE =

Contoh soal:

6
Perusahaan ABC memiliki laba sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 10.000.000 dan
beban bunga sebesar Rp 2.000.000 pada tahun 2022. Hitunglah TIE perusahaan ABC
pada tahun 2022!

Solusi:

TIE =

TIE =

TIE = 5

d. Fixed Charge Coverage Ratio (FCCR)

FCCR adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam membayar beban tetap seperti bunga hutang dan sewa dengan
menggunakan laba operasi sebelum bunga dan pajak (EBIT). FCCR mengukur berapa
kali EBIT dapat menutupi beban tetap.

Rumus:

FCCR =

Contoh soal:

Berikut ini adalah contoh soal mengenai fixed charge coverage ratio:

Perusahaan XYZ memiliki laba sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 15.000.000,
beban bunga sebesar Rp 2.000.000, dan beban tetap lainnya (fixed charges) sebesar
Rp 1.500.000 pada tahun 2022. Hitunglah fixed charge coverage ratio (FCCR)
perusahaan XYZ pada tahun 2022!

Solusi:

FCCR =

=8

4. Rasio Profitabilitas

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas


Adapun jenis rasio aktivits yang sering digunkan perusahaan :
1. profit margin (profit margin on sales)
2. return on investment (ROI)

7
3. return on equity (ROE)
4. laba per lembar saham

Contoh :

Neraca PT Yumiko Maharani, Tbk


Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)

Laporan Laba Rugi PT Yumiko Maharani, Tbk

Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)

8
1. Profit Margin on Sales
a. Untuk margin laba kotor, dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan

Profit margin on sales = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan


Penjualan

- Untuk tahun 2005

Profit Margin on Sales = 5950 – 4050 = 0.319 = 32%


5950
- Untuk Tahun 2006

Profit Margin on Sales = 5550 – 3850 = 0.306 = 31%


5550
Jika rata-rata Industri untuk profit margin adalah 30% margin laba perusahaan pada tahun
2005 dan 2006 adalah baik. Karena berada di atas rata-rata industri.

b. Untuk Margin Laba Bersih, menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas


penjualan.
Net Profit Margin on Sales = Earning After Interest and Tax (EAIT)
Sales

Untuk mencari Net Profit Margin on Sales pada tahun 2005 dan 2006 maka :

9
- Untuk Tahun 2005

Net Profit Margin on Sales = 1296 = 0.2178 = 21.8%


5950

- Untuk Tahun 2006

Net Profit Margin on Sales = 904 = 0.1628 = 16.3%


5550

Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 20 % margin labaperusahaan tahun
2005 sebesar 21.8 % adalah baik karena berada di atas rata-rata industri. Namun, untuk tahun
2006 dengan margin laba yang hanyasebesar 16.3 % dapat dikatakan kurang baik karena
masih di bawah rata-rata industri.
Hal ini menunjukkan bahwa harga barang – barang perusahaan ini relatif rendah atau
biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya.Hasil dari kedua tahun ini juga menunjukkan
adanaya penurunan rasio yangcukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006, yaitu 5.5 % dan
hal ini perludicari tahu penyebabnya karena sangat membahayakan perusahaan.Dari hasil
analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor tidakmengalami perubahan
berarti, sedangkan marginlaba bersih justru turunsangat drastis. Hal ini berarti kemungkinan
meningkatnya biaya tidaklangsung yang relatif tingi terhadap penjualan, atau mungkin juga
karenabeban pajak yang juga tinggi untuk periode tersebut

2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment / ROI)


ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktivayang digunakan
dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya.
ROI = Earning After Interest and Tax (laba sesudah bunga dan pajak)
Total Aset (total aktiva)

- Untuk Tahun 2005

ROI = 1296 = 0.308 = 31%


4200
- Untuk Tahun 2006

ROI = 904 = 0.226 = 23%


4000
Perhitungan ROI tahun 2005 menunjukkan bahwa tingkat pengembalianinvestasi yang
diperolehnya sebesar 31 %. Kemudian, pada tahun 2006turun menjadi hanya sebesar 31 %.
Kemudian, pada tahun 2006 turunmenjadi hanya sebesar 23 %. Artinya hasil pengembalian
investasiberkurng sebesar 8 % dan ini menunjukkan ketidakmampuan manajemenuntuk
memperoleh ROI.Jika rata-rata industri untuk ROI adalah 30 %, berarti margin
labaperusahaan untuk tahun 2005 cukup baik, kecuali untuk tahun 2006sebesar 23 %, masih
di bawah rata-rata industri. Rendahnya rasio inidisebabkan rendahnya margin laba karena
rendahnya perputaran aktiva.

10
3. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi
Rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya.
ROE = Earning After Interest and Tax
Equity

- Untuk tahun 2005

ROE = 1296 = 57.6 = 58%


2250

- Untuk tahun 2006

ROE = 904 = 43%


2100
Perhitungan ROE tahun 2005, menunjukkan bahwa tingkat pengembalianinvestasi yang
diperolehnya sebesar 58 %. Kemudian, tahun 2006 turunmenjadi hanya sebesar 43 %.
Artinya hasil pengembalian investasiberkurang sebesar 15 % dan ini menunjukkan
ketidakmampuanmanajemen untuk memperoleh ROE seiring dengan menurunya ROI
namun jika rata-rata industri untuk ROE adalah 40 % berarti kondisiperusahaan cukup baik
karena keduanya masih di atas rata-rata industri.
4. Laba per Lembar Saham Biasa ( Earning per Share of Common Stock)
Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuantungan bagi pemegang saham.
Rasio yang rendah, berarti menejemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham,
sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat.

Laba per Lembar Saham = Laba Saham Biasa


Saham Biasa yang Beredar
Diketahui :
Laba Saham Biasa = Keuntungan
Saham Biasa yang Beredar = Ekuitas

- Untuk Tahun 2005

Laba per Lembar Saham = 1.296.000 = Rp810,-


1.600

- Untuk Tahun 2006

11
Laba per Lembar Saham = 904.000 = Rp565,-
1.600
dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham menurun,
sehubungan dengan menurunnya laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan.
Penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp.255,- per lembar saham.
Apabila di dalam perusahaan tersebut, di samping saham biasa, juga terdapat saham prioritas,
kita dapat menentukan mana yang menjadi hak pemegang saham prioritas estela dikurangkan
dari laba yang diperoleh. Baru kemudian menghitung laba perlembar masing-masing saham.
5. Rasio Nilai Pasar

1.3 Analisis Tren

1.4 Sistem Du Pont

1. Hasil Pengembalian Investasi (ROI) dengan Pendekatan Du Pont


Hasil Pengembalian Investasi seperti pada Rasio Profitabilitas diatas dapat juga dicari
dengan menggunakan pendekatan Du Pont dengan rumus :
ROI = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
Berikut ini adalah contoh pada data pengukuran yang digunakan dari rasio sebelumnya untuk
tahun 2005 dan 2006
a. (2005) Perputaran Total Aktiva = Penjualan = 5.950 = 1.416 kali
Total Aktiva 4.200
b. (2006) Perputaran Total Aktiva = Penjualan = 5.550 = 1.387 kali
Total Aktiva 4.000

Komponen Hasil Perhitungan 2005 2006


Rasio

Hasil Pegembalian 30.8% 22.6%


Investasi/ROI

Margin Laba Bersih 21.78% 16.28%

Perputaran Total Aktiva 1.416 kali 1.3875 kali


Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Untuk 2005
ROI = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
= 21.78% x 1.416
= 0.308
= 30.8%

2. Untuk 2006

12
ROI = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
= 16.28% x 1.387
= 0.2258
= 22.6%
2. Hasil Pengembalian Ekuitas/ROE dengan pendekatan Du Pont

Sama dengan ROI untuk mencari hasil penembalian ekuitas, selain dengancara yang sudah
dikemukakan di atas, juga dapat pula digunakanpendekatan Du Pont.

ROE = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva x Pengganda Ekuitas

Diketahui :

Komponen Hasil Perhitungan 2005 2006


Rasio

ROE 57.6% 43%

Margin Laba Bersih 21.78% 16.28%

Perputaean Laba Bersih 1.416 kali 1.387 kali

Pengganda Ekuitas (Total 4.200/2.250 = 1.86 kali 4.000/2.100 = 1.904 kali


Aktiva/ekuitas)

Dengan demikian hasil yang diperoleh :

- Untuk tahun 2005

ROE = Margin Laba Bersih x Perputaran Aktiva x Pengganda Ekuitas


= 21.78% x 1.416 x 1.866
= 57.6%

- Untuk Tahun 2006


ROE = Margin Laba Bersih x Perputaran Aktiva x Pengganda Ekuitas
= 16.28 x 1.387 x 1.904
= 43%

1.5 Benchmarking

BAB 3 PENUTUP

13
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

14
WIJAYA, A. P. W. A. P., & WIJAYA, A. P. (2013). Analisis rasio keuangan dalam merencanakan
pertumbuhan laba: Perspektif teori signal. Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen, 2(2).

Gustina, D. L., & Wijayanto, A. (2015). Analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan
laba. Management Analysis Journal, 4(2).

15

Anda mungkin juga menyukai