Aacidi
Aacidi
TOTHELASTBREATH'S BLOG
Me and My Entire World
HOME
GUEST BOOK
LINKS
ME ? ? ?
← Jawaban Ali bin Abi Thalib ketika Ditanya tentang Ilmu dan Harta
PresMa Terpilih BEM KM Unand 2011/2012 →
Analisa Volumetri
MAY 24
Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar dan komposisi dari sampel
ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (volume diketahui) yang ditambahkan ke dalam
larutan zat uji, hingga komponen yang ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan
pereaksi tersebut.
Proses diatas dikenal dengan titrasi. Oleh karena itu, analisa volumetri disebut
juga analisa titrimetri.
Suatu reaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi
persyaratan berikut:
1. Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam waktu yang
tidak terlalu lama
2. Reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga didapat kesetaraan yang
pasti dari reaktan
3. Reaksi harus berlangsung sempurna
Pereaksi yang digunakan dinamakan titran dan larutannya disebut larutan baku.
Konsentrasi larutan ini dapat dihitung berdasarkan berat zat baku yang ditimbang secara
seksama atau dengan penetapan yang dikenal dengan pembakuan
KLASIFIKASI TITRASI
1. Acidimetri
2. Alkalimetri
3. Permanganometri
4. Argentometri
5. Iodimetri
6. Nitrimetri
7. Bromometri
8. Bromatometri
1. Titrasi visual
2. Titrasi elektrometrik
3. Titrasi fotometrik
1. Titrasi makro
2. Titrasi semimikro
3. Titrasi mikro
1. Titrasi langsung
2. Titrasi kembali (Digunakan untuk reaksi titrasi yang berlangsung agak lambat apabila
dengan penambahan titran tetes demi tetes. Untuk menghindari hal ini, larutan titer
ditambahkan berlebih, kemudian kelebihannya dititrasi dengan titran yang cocok)
3. Titrasi blanko (Dilakukan untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh zat
pereaksi, pelarut, atau kondisi percobaabn. Prosedurnya sama dengan titrasi terhadap
zat uji, namun tanpa menggunakan zat uji)
Disamping itu, berdasarkan pelarut yang digunakan dikenal titrasi bebas air (titrasi non
aqua).
Larutan baku primer adalah larutan hang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara
penimbangan zat dengan seksama. Contoh:
Larutan baku sekunder adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara
dibakukan terlebih dahulu. Contoh:
NaOH H2SO4 I2
NaNO2 Na2EDTA dll
1. Murni atau sudah dimurnikan, dengan kemurnian yang sudah diketahui (sebaiknya 100%
atau mendekati angka itu)
2. Reaksi dengan zat yang dibakukan harus stoikiometrik, sehingga dapat dicapai dasar
perhitungan
3. Mudah ditangani (tidak higroskopik atau dipengaruhi udara)
4. Mempunyai bobot equvalen yang tinggi, sehingga kesalahan penimbangan kecil
5. Mudah didapat
TITIK EQUIVALEN DAN TITIK AKHIR TITRASI
Saat dimana komponen zat uji tepat habis bereaksi dengan titran dinamakan titik
equivalen. Dalam praktek, dapat ditetapkan dengan insttrumen. Indikator ini seyogyanya
mengalami perubahan yang dapat dilihat (perubahan warna) tetap pada titik equivalen,
atau di sekitar titik equivalen dalam batas-batsa kesalahan yang dapat diterima.
Perubahan warna indikator pada titrasi dinamakan titik akhir titrasi.
Pada titrasi tertentu (ex. Permanganometri), titik akhir ditetapkan dari perubahan sistem
titrasi itu sendiri, sehingga tidak diperlukan lagi penambahan indikator. Karena itu, titrasi
jenis ini disebut juga titrasi dengan menggunakan auto indikator.
PERHITUNGAN DALAM ANALISA VOLUMETRI
Titrasi langsung
1. Tanpa blanko
2. Dengan blanko
mgrek zat uji = mgrek titran zat uji – mgrek titran blanko
Titrasi Kembali
1. Tanpa blanko
2. Dengan blanko
mgrek zat uji = mgrek titran blanko – mgrek titran zat uji
*taken from Ilmu Kimia Teori Jilid III, Departemen Kesehatan Pusat Tenaga Kesehatan,
1995
About these ads
Like
Be the first to like this.
LEAVE A COMMENT
COMMENTS (4)
Leave a Reply
Join
Follow
Sign me up
Powered by WordPress.com
http://tothelastbreath.wordpress.com/2011/05/24/analisa-volumetri/