Anda di halaman 1dari 5

SISI KEPEMIMPINAN UNTUK PENGEMBANGAN RS DENGAN KENDALA UPAYA HARAPAN

DAN MANFAAT TERKAIT DENGAN PMK 3 TAHUN 2023 MENGENAI JKN

Keberhasilan sebuah organisasi bisnis (termasuk RS) mencapai tujuan yang diharapkan

sangat terkait dengan sosok pemimpin dan proses atau gaya kepemimpinan. Kepemimpinan

dalam organisasi berarti membimbing anggota organisasi menuju kesuksesan dengan

kinerja terbaiknya. Seorang pemimpin yang efektif dapat mengambil langkah berani untuk

mengubah budaya dan struktur yang dapat mengubah organisasi. Sebaliknya, pemimpin

yang tidak efektif dapat membuat organisasi tidak sehat dan ketidakpuasan anggota.

Terkait dengan kepemimpinan, berdasarkan hasil penelitian Hodgetts (2011) terkait dengan

karakteristik kepemimpinan dan dasar psikologis yang kuat. Penelitian dapat

mengimplikasikan bahwa kualitas kepemimpinan bersifat inheren. Kepemimpinan adalah

sesuatu yang kita lakukan kepada orang lain, terkait dengan pembentukan hubungan dan

pekerjaan yang sesuai dengan orang lain.

 Tiga Aksioma Kepemimpinan

Secara umum dapat dikatakan bahwa tidak ada karakteristik kepemimpinan universal. Apa

yang berhasil untuk suatu organisasi, mungkin tidak berfungsi untuk yang lain. Para

pemimpin yang efektif memiliki tujuan luas bersama dengan pengetahuan mengenai aset

kepemimpinan potensial mereka secara cukup, walaupun tidak tahu secara keseluruhan.

Para pemimpin individu didorong untuk menjadi lebih efektif, dan mampu mengembangkan

pemimpin lain. Menurut Hodgetts (2011), terdapat 3 aksioma kepemimpinan mendasar

sbb :
1. Situasional

Secara logika, kepemimpinan bersifat situasional. Artinya, jenis kepemimpinan yang

dibutuhkan akan dipengaruhi oleh situasi. Banyak pemimpin memiliki waktu dan tempat

mereka. Misalnya, Winston Churchill: Seorang pemimpin yang inspirasional, tetapi gayanya

tidak cocok dengan agenda rekonstruksi pasca perang Inggris. Nelson Mandela, sebaliknya

memiliki kemampuan untuk menawarkan kepemimpinan di berbagai konteks yang berbeda.

Penginderaan situasi adalah kunci untuk kepemimpinan yang efektif. Disamping itu

dibutuhkan kemampuan untuk mengambil sinyal situasional yang penting, memahami apa

yang sedang terjadi; memiliki keterampilan mikro dan makro, serta mengelola rapat.

2. Non Hirarki

Kepemimpinan yang produktif tidak bersifat hierarkis. Kualitas yang membawa seseorang ke

puncak organisasi mungkin tidak ada hubungannya dengan kepemimpinan, tetapi mungkin

timbul karena ketajaman politik, ambisi pribadi, waktu, nepotisme dan sejenisnya.

Organisasi-organisasi hebat memiliki pemimpin yang hebat di semua tingkatan. Organisasi

yang sukses berusaha membangun kapasitas kepemimpinan secara luas dan memberi orang

kesempatan untuk mengembangkannya.

3. Relasional

Relasi sangat penting untuk kesuksesan sebagai pemimpin. Anda tidak bisa menjadi

pemimpin tanpa pengikut. Kepemimpinan adalah konstruksi sosial yang diciptakan oleh

hubungan antara para pemimpin dan mereka yang ingin dipimpin. Pemimpin secara aktif

terlibat dalam serangkaian hubungan kompleks yang membutuhkan pembinaan dan

pengasuhan. Jaringan hubungan sering renggang, maka membutuhkan pemulihan kembali


secara konstan. Hubungan tidak selalu harmonis, sehingga memberikan tantangan dalam

organisasi untuk meningkatkan, berinovasi dan mengambil risiko.

Masih menurut pendapat Hodgetts (2011), yang mendasari semua hal di atas adalah

keaslian. Yaitu konsistensi antara kata-kata dan perbuatan, koherensi dalam kinerja, serta

fokus yang mendasari tujuan dan keadilan. Kepemimpinan yang efektif itu sulit. Jangan

pernah meremehkan jumlah usaha dan energi yang dibutuhkan, serta keterampilan dan

pengetahuan yang diperlukan. Kepemimpinan sejati terbukti melalui perilaku individu.

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi, mengarahkan, danmengoordinasi-kan

segala kegiatan organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuanorganisasi dan kelompok.

Kepemimpinan dijelaskan sebagai proses di mana seorang memengaruhi sekelompok

individu untuk mencapai tujuan bersama. Definisi tersebut mencakup 3 komponen:

(a) Kepemimpinan adalah proses,

(b) kepemimpinan terdapatdalam kelompok, dan

(c) kepemimpinan melibatkan tujuan yang sama (Northouse, 2013 dalam Su’Ud, 2015).

 Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi. Para

ahli dalam bidang organisasi umumnya mengajukan pengertian tersendiri mengenai

kepemimpinan. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri individual, kebiasaan, cara

mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam administrasi, dan persepsi

mengenai pengaruh yang sah (Sholihah & Haksama, 2014).

Seorang pemimpin dapat dikatakan berhasil apabila dalam memimpin Rumah Sakit dapat

melakukan perubahan-perubahan yang dapat membuat kemajuan pada organisasi yang

dipimpin, sebagai contoh dengan penerapan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),

JKN yang di selenggarakan oleh BPJS Kesehatan menghasilkan perubahan yang besar dalam

pelayanan kesehatan di Indonesia salah satunya yaitu pembayaran klaim yang sebelumnya
menggunakan mekanisme Fee For Service (FFS) sekarang menjadi Prospective Payment

System (PPS) melalui INA -- CBGs (Indonesia Case Base Groups). INA -- CBGs menggunakan

mekanisme paket paket dimana harus di dasarkan penyakit yang diderita oleh pasien.

Sejak JKN diimplementasikan terjadi kemudahan dalam pelayanan kesehatan sehingga

menghasilkan peningkatan salah satu nya peningkatan jumlah pengunjung pada fasilitas

kesehatan yang dirasakan Rumah Sakit Vertikal Kemenkes dan dari analisis laporan keuangan

dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan secara drastis pendapatan

layanan Rumah Sakit Vertikal Kemenkes.

Secara keseluruhan dengan adanya implementasi program JKN sangat membawa perubahan

salah satunya pada Rumah sakit Vertikal Kemenkes terdapat dampak positif seperti

peningkatan yang cukup drastis pada pendapatan layanan, penurunan periode penagihan

piutang. Selain mendapatkan dampak positif nya rumah sakit harus tetap memperhatikan

tantangan yang ada dalam manajemen keuangan yaitu rumah sakit dapat beroperasi dengan

efisien dan efektif karna hal tersebut merupakan salah satu kunci bagi rumah sakit agar

selalu bertahan dalam era JKN.

Keefekifan kepemimpinan tergantung pada faktor kesesuaian perilaku pemimpin dengan

faktor situasional yang terjadi. Perilaku pemimpin dipengaruhi oleh sifat-

sifat personal pemimpin. Sebagai sorang pemimpin perlu adanya adaptasi yang

baik di setiap perubahan yang terjadi di era Industri 4.0 sehingga

dapat melakukan perubahan dengan cara yang baik kedepannya. Seorang pemimpin

organisasi pelayanan kesehatan misalnya Rumah Sakit juga diharapkan mempunyai

kemampuan dalam mengenal dirinya serta organisasi yang dipimpinnya sangatlah penting.

Pengenalan terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman merupakan titik yang


mendasar untuk memutuskan dibawa kemana suatu organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin

yang efektif, yang menjadi harapan semua pihak tidak tercipta secara instan, perlu adanya

proses untuk membentuk seseorang menjadi kuat dari segala tantangan didepannya.

Kepemimpinan yang efektif akan bisa dan mampu membawa organisasi yang dipimpinnya

dalam menjawab tuntutan serta harapan masayarakat yang menginginkan pelayanan

kesehatan yang baik serta cepat melalui digitalisasi pelayanan kesehatan di eraindustri 4.0

saat ini.

Anda mungkin juga menyukai