Anda di halaman 1dari 170

OPTIMALISASI SAMBANG OLEH BHABINKAMTIBMAS GUNA

MENCEGAH CURANMOR DI POLRES PEKALONGAN KOTA

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Oleh :

YUSAN SAKA FIRMAN

No. Ak. 18.166

AKADEMI KEPOLISIAN

SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Segala pujian syukur dan rasa hormat penulis panjatkan kepada


Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul
“OPTIMALISASI SAMBANG OLEH BHABINKAMTIBMAS GUNA
MENCEGAH CURANMOR DI POLRES PEKALONGAN kOTA” dengan
maksimal. Tugas akhir ini dibuat dan disusun oleh penulis dalam rangka
sebagai syarat untuk melaksanakan sidang tugas akhir Taruna Akpol
tahun 2022

Pada kesempatan yang baik ini izinkan penulis menyampaikan rasa


hormat dan terima kasih kepada :

1. Inspektur Jenderal Polisi Suroto M.si selaku Gubernur Akademi


Kepolisian beserta staf yang telah memberikan dukungan dan
bimbingan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

2. Danmentarsis AKBP Guritno Wibowo SH SIK M.Si. AKBP Dodik


Susianto SIK selaku Danyontar TK IV Batalyon 53 Arkana Satria
Dharma beserta seluruh pengasuh taruna TK IV

3. AKBP Supriyanto SIK M.Si selaku dosen pembimbing materi yang


telah meluangkan segenap waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan arahan dan koreksi selama pelaksanaan bimbingan

4. kapolres Pekalongan Kota AKBP Wahyu Rohadi SIK beserta staf


yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
melaksanakan kegiatan penelitian di Polres Pekalongan Kota.

2
5. Kedua orangtuaku ayahanda Yugro Haryanto dan Ibunda Erlin
Haryanti yang telah memberikan dorongan, semangat, restu dan
doa selama menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian sehingga
tugas akhir ini terselesaikan secara maksimal.

6. Rekan-rekan taruna TK IV Angkatan 53 Batalyon Arkana Satria


Dharma yang telah memberikan bantuan dan banyak motivasi.

7. Serta seluruh pihak yang telah terlibat baik secara langsung


maupun tidak langsung dalam pembuatan tugas akhir ini mulai dari
awal hingga akhir yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ditemui banyak


kekurangan sehingga diharapkan adanya kritik, saran maupun
masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan penulisan tugas
akhir ini.

Akhirnya, tugas akhir ini penulis persembahkan bagi


Akademi Kepolisian sebagai tanda bakti dan ucapan terimakasih
dengan harapan tugas akhir ini bermanfaat bagi Akademi
Kepolisian maupun Institusi Polri.

Semarang, Maret 2022

YUSAN SAKA FIRMAN

BRIGTAR NO.AKA 18.166

3
DAFTAR ISI

HalaMan Judul I
Kata Pengantar II

Daftar Isi IV

BAB I 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1


1.2 Permasalahan 7
1.3 Maksud Dan Tujuan 8
1.4 Ruang Lingkup 8
1.5 Metode Penelitian 8
1.5.1 Pendekatan Penelitian 8
1.5.2 Jenis Penelitian 10

BAB II 11

2.1 Kepustakaan Penelitian 11


2.2 Kepustakaan Konseptual 13
2.2.1 Teori Manajemen 13
2.2.2 Teori Komunikasi 17
2.2.3 Pemolisian Masyarakat 18
2.2.4 Konsep Bhabinkamtibmas 18
2.2.5 Konsep Sambang 19
2.2.6 Konsep Pencegahan 20
2.2.7 Pencurian Kendaraan Bermotor 21
2.3 Kerangka Berpikir 22

BAB III 24

3.1 Kondisi Awal 25


3.1.1 Gambaran Umum Pekalongan Kota 25
3.1.2 Gambaran Umum Polres Pekalongan Kota 30

4
3.2 Peran Bhabinkamtibmas Dalam Pelaksanaan Sambang 51
3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 56
3.3.1 Faktor Internal 56
3.3.2 Faktor Eksternal 72
3.4 Optimalisasi Sambang Oleh Bhabinkamtibmas 72

BAB IV 79

4.1 Simpulan 78
4.2 Saran 83
4.3 Daftar Pustaka 85
4.4 Daftar Tabel 86
4.5 Daftar Gambar 87

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beraneka macam


suku, ras, agama, dan budaya. Kondisi masyarakat Indonesia yang
majemuk menjadi salah satu sebab timbulnya permasalah keamanan
dan ketertiban. Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat yang tidak
kondusif akan berdampak terhadap pencapaian tujuan nasional. Hal
tersebut mengatakan bahwa kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat yang kondusif sangat dibutuhkan agar tercapainya tujuan
nasional, maka dari itu diperlukan upaya dan kesadaran untuk
menciptakan keamanan dan ketertiban.
Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan kebutuhan suatu
negara untuk mendukung proses pembangunan Nasional. Berdasarkan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 7 tahun
2021 pasal 1 ayat 5 disebutkan bahwa pengertian kamtibmas adalah :
“Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis
masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses
pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang
ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum,
serta terbinanya ketentraMan yang mengandung kemampuan membina
serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam
menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran
hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan
masyarakat”.
Maka dari itu keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan
tanggung jawab seluruh elemen yang ada di negara ini yaitu mulai dari

1
2

masyarakat sampai pemerintahan. Pemerintah maupun masyarakat


harus berperan secara aktif untuk memelihara dan meningkatkan
kamtibmas agar dapat mendukung proses pembangunan Nasional.
Salah satu lembaga pemerintah. Yang berperan dalam memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat adalah Polri.

Polri merupakan lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia


yang tugasnya dibawah langsung Presiden. Menurut Undang- Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
tugas pokok Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat,.menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan masyarakat. Polri menyelenggarakan
berbagai Metode yaitu preemtif, preventif dan represif dalam
pelaksanaan tugasnya.

Preemtif adalah salah satu upaya Polri dalam memelihara


keamanan dan ketertiban masyarakat dengan cara mengurangi niat dan
peluang masyarakat dalam berbuat kejahatan dan pelanggaran.
Tindakan preemtif Polri ini dilakukan dengan komunikasi yang bersifat
persuasif dan mengajak masyarakat untuk melakukan hal yang
seharusnya dilakukan dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang
menurut aturan dan norma sosial kemasyarakatan. Tindakan preemtif ini
dilakukan oleh fungsi Binmas.

Binmas merupakan salah satu fungsi kepolisian yang dalam


menjalankan operasi kepolisian mengacu kepada Perkap no.9 Tahun
2011 tentang Manajemen Operasi Kepolisian. Binmas melaksanakan
tugasnya melalui giat rutin sebelum, selama dan sesudah operasi
berlangsung. Dalam pelaksanaan tugasnya, Binmas menerapkan
strategi pemolisian masyarakat. Salah satu pengemban pemolisian
masyarakat yaitu Bhabinkamtibmas.
3

Berdasarkan Perkap No.7 tahun 2021 tentang Bhabinkamtibmas,


Bhayangkara Pembina keamanan dan ketertiban masyarakat yang
selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang
bertugas sebagai Pembina keamanan dan ketertiban masyarakat di
desa/kelurahan/nama lain yang setingkat. Bhabinkamtibmas merupakan
garda terdepan dalam melaksanakan pembinaan keamanan dan
ketertiban masyarakat. Masyarakat diharapkan bertindak secara proaktif
bukan reaktif. Peran Bhabinkamtibmas sangat penting dalam
memelihara keamanan dan ketertiban serta menjadi perantara langsung
antara institusi Polri dengan masyarakat. Salah satu kegiatan
bhabinkamtibmas yaitu melaksanakan sambang kepada masyarakat.

Sambang adalah kegiatan kunjungan dan komunikasi dengan


masyarakat tertentu dengan dari pintu ke pintu (door to door system).
Kegiatan sambang bhabinkamtibmas berkunjung ke rumah-rumah
masyarakat guna menciptakan komunikasi dua arah tentang
permasalahan kamtibmas serta menjelaskan, memberikan cara-cara
pencegahan dan penyelesaian terhadap gangguan kamtibmas. kegiatan
sambang kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang kamtibmas dan mengajak masyarakat untuk
berperan aktif dalam mencegah permasalahan kamtibmas dan
mengurangi angka kasus kejahatan.

Permasalahan keamanan dan ketertiban merupakan masalah yang


dapat kita temui pada masyarakat. Permasalahan tersebut bisa berupa
tindak kejahatan. Menurut data dari kompas.com (12/5/2020), Kepala
Bagian Penerangan Umum Polri Kombes (Pol) Ahmad Ramadhan
menyatakan bahwa pada minggu ke-18 hingga ke-19 tahun 2020 terjadi
peningkatan kasus kejahatan jalanan yang mana awalnya terdapat 3.244
kasus menjadi 3.473 kasus. Beliau juga menegaskan bahwa kasus
kejahatan yang meningkat salah satu diantaranya yaitu tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor.
4

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pencurian yaitu


mengambil benda milik orang lain secara tidak sah dan biasanya
sembunyi-sembunyi. Sedangkan kendaraan bermotor menurut UU No.22
tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yaitu setiap kendaraan
yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan
yang berjalan diatas rel. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pencurian kendaraan bermotor adalah tindakan mengambil kendaraan
bermotor baik roda 2 maupun roda 4 milik orang lain dengan cara tidak
sah.

Secara hukum Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor diatur


dalam KUHP pasal 362 tentang tindak pidana pencurian. Kemudian
tindak pidana pencurian dibagi lagi antara lain yaitu pencurian dengan
pemberatan yang diatur dalam KUHP pasal 363 dan pencurian dengan
kekerasan yang diatur dalam KUHP pasal 365. Pada tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor, barang yang dicuri atau sasaran oleh
tersangka yaitu kendaraan bermotor.

Di zaman sekarang kendaraan bermotor bagi masyarakat sangat


penting karena sebagai sarana transportasi untuk perpindahan tempat
baik jarak jauh maupun jarak dekat. Menurut riset Lifepal.co.id yang
dilansir melalui suaramerdeka.com (29 Juli 2020) menunjukkan bahwa,
sepanjang tahun 2014 hingga 2018, jumlah kendaraan berupa mobil
penumpang dan sepeda motor di seluruh Indonesia meningkat 29,3
persen, yakni 105.575.278 unit pada 2014, menjadi 136.542.034 unit
pada tahun 2018. Hal ini menjadi faktor pendukung bahwa semakin
terbuka peluang bagi pelaku curanmor untuk melaksanakan aksinya.

Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor tidak hanya sering


terjadi di kota-kota besar, namun kota kecil seperti Pekalongan kota juga
sering terjadi kasus pencurian kendaraan bermotor. Berdasarkan data
dari jateng.inews.id hari kamis tanggal 18 Februari 2021 oleh Taufik Budi
tentang Polisi Tangkap Duet Maut Spesialis Curanmor di Kota
5

Pekalongan menyatakan bahwa duet Sebeh dan Kojek menjadi kawanan


pencuri spesialis kendaraan bermotor yang cukup disegani di Kota
Pekalongan. Bahkan dalam sebulan terakhir setidaknya mereka telah
beraksi di empat titik.

Hal ini juga didukung dengan laporan polisi satuan reskrim Polres
Pekalongan Kota sebagai berikut :

Tabel 1.1: Data Laporan Polisi di Wilayah Hukum Polres Pekalongan


Kota Tahun 2020-2021
NO JENIS 2020 2021 (sampai
KEJAHATAN bulan
September)

1 Pencurian 15 31
Kendaraan
bermotor

2 Pencurian 38 14
dengan
pemberatan

3 Pencurian 1 7
dengan
kekerasan

Sumber : Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota

Data diatas menunjukkan bahwa tindak pidana pencurian


kendaraan bermotor merupakan tindak pidana yang juga sering terjadi di
Polres Pekalongan Kota. Data diatas juga menunjukkan bahwa curanmor
di Pekalongan Kota dari tahun 2020 ke 2021 jumlahnya naik secara
signifikan yaitu 50%. Menurut data laporan polisi Sat Reskrim Polres
Pekalongan Kota Tindak pidana Pencurian kendaraan bermotor di
Pekalongan Kota pada tahun 2021 sampai pada bulan September masih
6

menjadi kasus paling tinggi dibanding dengan pencurian dengan


pemberatan dan pencurian dengan kekerasan.

Kondisi ini akan membuat resah bagi masyarakat pekalongan Kota.


Pencurian kendaraan bermotor tidak hanya mengakibatkan kerugian
secara Materiil namun juga secara fisik. Masalah ini tentunya menjadi
gangguan atau ancaMan terhadap keamanan dan ketertiban bagi
masyarakat terutama dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Maka
dari itu diperlukan upaya-upaya untuk menciptakan kondisi masyarakat
yang aMan dan tertib.

Mengingat adanya permasalahan gangguan kamtibmas seperti


kasus pencurian kendaraan bermotor yang ada di wilayah hukum
Pekalongan Kota, anggota satuan binmas yang menjadi
bhabinkamtibmas mencegah tindak pidana pencurian tersebut salah
satunya dengan sambang kepada masyarakat. Meskipun sambang telah
dilakukan oleh bhabinkamtibmas, namun curanmor di Pekalongan Kota
tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka penulis tertarik


untuk meneliti tentang bagaimana mengoptimalkan sambang yang
dilakukan oleh bhabinkamtibmas guna mencegah curanmor.
Berdasarkan ketertarikan inilah, maka penulis akan menuangkannya
dalam tugas akhir berjudul “OPTIMALISASI SAMBANG OLEH
BHABINKAMTIBMAS GUNA MENCEGAH CURANMOR DI POLRES
PEKALONGAN KOTA”.
7

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, maka penulis


memfokuskan penelitian pada rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pelaksanaan sambang oleh Bhabinkamtibmas dalam


mencegah terjadinya pencurian kendaraan bermotor di Polres
Pekalongan Kota?
b. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan peran
Bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang untuk mencegah
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor?

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang ada


yaitu:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas


untuk mencegah kasus tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor yang terjadi di Polres Pekalongan Kota
2. Mendeskripsikan upaya apa saja yang dilakukan dalam
mengoptimalkan pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas
guna mencegah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup bertujuan untuk memfokuskan permasalahan pada


tugas akhir tersebut. Hal ini diharapkan agar penulis tidak keluar dari
bahasan masalah yang ada pada tugas akhir tersebut. Sehingga tugas
akhir dari penulis dapat diselesaikan secara tepat dan sistematis.
Tugas akhir ini membahas tentang bagaimana mengoptimalkan
kegiatan sambang yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas di wilayah
8

hukum Pekalongan Kota. Sambang ini bertujuan untuk mencegah tindak


pidana pencurian kendaraan bermotor guna mewujudkan keamanan dan
ketertiban masyarakat di Pekalongan Kota.

1.5 Metode Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian dijgunakan agar penelitian lebih


terfokus dan mendapatkan hasil yang maksimal. Pendekatan dan
Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.5.1 Pendekatan Penelitian

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan


penelitian kualitatif. Menurut Lexy J.Moleong (2007:6) bahwa penelitian
kualitatif adalah sebagai berikut :

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami


fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya) secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai Metode ilmiah”.

Menurut Lexy J.Moleong (2007:6) bahwa penelitian kualitatif


memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

“Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya


dengan penelitian jenis lainnya yaitu latar alamiah, manusia sebagai alat
(instrumen), Metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari
dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada
hasil, adanya batas yang ditentukan oleh focus, adanya cerita khusus
untuk keabsahan data, desain yang bersifat sementara, dan hasil yang
dirundingkan dan disepakati bersama”.
9

Penelitian ini menggambarkan secara menyeluruh tentang obyek


yang menjadi penelitian. Penelitian ini tidak hanya terfokus pada
sebagian objek yang diteliti namun memandangnya sebagai satu
kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Data pada pendekatan kualitatif
berbentuk kata-kata dan laporan informasi secara detail dan menyeluruh
yang dianalisis dalam terminologi respon-respon individual,kesimpulan
deskriptif maupun keduanya,bukan dengan data angka yang diolah
menggunakan Metode statistik. Data angka hanya mendukung dalam
upaya untuk menggambarkan permasalahan secara detail.

Pendekatan kualitatif ini digunakan atas pertimbangan bahwa


kegiatan penelitian ini tentang peran bhabinkamtibmas dalam mencegah
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Polres Pekalongan Kota,
sehingga memerlukan hubungan secara langsung dengan obyek yang
alamiah atau sasaran yang diteliti. Hal ini diharapkan segala data atau
informasi yang didapat adalah informasi yang sebenar-benarnya.

1.5.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini


adalah Metode Field Research (penelitian lapangan). Penelitian
lapangan merupakan Metode dalam penelitian yang mempelajari
fenomena secara langsung dan menyeluruh sehingga diharapkan dapat
mengerti permasalahan yang diteliti secara detail dan menyeluruh.
Menurut Lexy J Moleong (2016:26), penelitian lapangan merupakan
salah satu Metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Penelitian turun
langsung di lapangan untuk melakukan pengamatan tentang suatu
peristiwa dalam suatu situasi dan kondisi alamiah. Pendekatan ini
menuntut peneliti untuk berpartisipasi dalam durasi lama di lapangan
serta mencatat hal-hal yang terjadi dan dilakukan analisis secara detail
terhadap hal yang ditemukan di lapangan.
10

Penelitian lapangan menyatukan teknik pengamatan dan


wawancara, jika diperlukan dengan pemeriksaan dokumen dalam
pengumpulan data. Hal ini mengartikan bahwa setelah menyaksikan
subjek (orang yang diamati) menyelesaikan suatu pekerjaan atau
berperilaku subjek, pengamat langsung mewawancarainya agar dapat
dimengerti alasan dan faktor-faktor yang menyebabkan subjek seperti
hasil yang diamati. Tujuan penelitian ini menggunakan Metode
penelitian lapangan yaitu agar dapat lebih memfokuskan terhadap peran
bhabinkamtibmas dalam melaksanakan sambang untuk mencegah
pencurian kendaraan bermotor di Polres Pekalongan Kota.

1.5.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap


tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian ini bertujuan
buat mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data dan
mengolah data. Fokus penelitian merupakan garis besar penelitian,
sehingga observasi serta Analisis akibat penelitian akan lebih tepat.
Pada penelitian ini,yang sebagai fokus penelitian adalah kegiatan
sambang oleh bhabinkamtibmas guna mencegah kasus pencurian
kendaraan bermotor di Polres Pekalongan Kota serta faktor apa saja
yang mempengaruhi pelaksanaan tersebut.

1.5.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Polda Jawa Tengah yang


difokuskan pada Polres Pekalongan Kota. Penelitian difokuskan pada
kegiatan sambang oleh bhabinkamtibmas yang pertanggungjawabannya
kepada Kasat Binmas. Sedangkan guna memperoleh data sesuai
dengan masalah yang diteliti maka dilakukan penelitian di wilayah yang
kasus pencurian kendaraan bermotor nya masih relatif tinggi,sedang dan
rendah. serta lokasi yang menjadi sasaran utama petugas untuk
11

melaksanakan pencegahan terhadap tindak pidana pencurian kendaraan


bermotor.

1.5.5 Sumber Data


Sumber data adalah dari mana data itu diperoleh. Data diperoleh
terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
yaitu data yang diperoleh penulis secara langsung pada saat penelitian
itu berlangsung atau tanpa ada perantara. Dalam penulisan tugas akhir
ini data primer yang digunakan oleh penulis adalah hasil wawancara dan
hasil observasi yang dilakukan di lapangan. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh secara tidak langsung pada saat penulis
melaksanakan penelitian. Sumber data tersebut bisa melalui media
seperti internet,sosmed, atau dicatat oleh pihak lain.

1.5.5.1 Sumber Data Primer

Dalam tugas akhir ini,penulis menggunakan jenis data primer,yaitu


data yang diperoleh dari hasil penulisan di lapangan atau secara
langsung kepada objek dengan cara melakukan observasi dan
wawancara dengan informan. Adapun data primer pada penelitian ini
diperoleh dari :

1. Kapolres Pekalongan Kota


2. Kasat Binmas Polres Pekalongan Kota
3. Kanit Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Kota
4. Anggota Sat Binmas Polres Pekalongan Kota
5. Bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota
6. Anggota masyarakat di wilayah Pekalongan Kota
7. Pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor
12

1.5.5.2 Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber data yang didapat melalui perantara.


Sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal dari
internet,beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
fokus penelitian ini serta hasil studi dari dokumen yang diperoleh penulis
dalam melaksanakan penelitian. Sumber data sekunder dari penelitian ini
antara lain sebagai berikut :
1. Undang-undang no.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia

2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7


tahun 2001 tentang Bhabinkamtibmas

3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1


tahun 2001 tentang pemolisian masyarakat pasal 1 ayat 12
pengertian sambang

5. Data yang diperoleh dari Satuan Reskrim Polres Pekalongan kota

6. Data yang diperoleh dari satuan Intelkam Polres Pekalongan Kota

7. Data yang diperoleh dari Satuan Binmas Polres Pekalongan Kota

1.5.6 Teknik Pengumpulan Data

1.5.6.1 Pengamatan (Observasi)

John W. Creswell (2013:267) Menjelaskan bahwa observasi


kualitatif merupakan observasi yang didalamnya peneliti langsung turun
ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di
lokasi penelitian.dalam pengamatan,peneliti menulis dan mengamati
secara terstruktur maupun semi struktur perilaku di lokasi penelitian.
Peneliti juga dapat terlibat dalam peran -peran yang beragam seperti
sebagai partisipan sampai partisipan utuh.
13

Penulis dalam penelitian turun langsung ke lapangan menjadi


bagian dari sasaran penelitian yang keberadaannya diketahui maupun
tidak diketahui oleh subjek penelitian. Penulis lebih berperan dalam
pengamatan daripada berpartisipasi dalam pekerjaan subjek. Penulis
dalam mengamati di lapangan menggunakan panca indera terutama
mata dengan tujuan mendapatkan fakta yang sebenarnya serta
dibutuhkan untuk pemecahan suatu masalah. Penelitian ini melakukan
pengamatan terhadap pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas
untuk mencegah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. Hasil dari
pengamatan tersebut digunakan sebagai data untuk mendukung proses
penelitian.

1.5.6.2 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan memberikan pertanyaan


kepada narasumber. Pertanyaan tersebut mengarah pada data yang
dibutuhkan pada penelitian. Wawancara digunakan sebagai Metode
pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang ada dan untuk
mengetahui hal tentang responden lebih detail. Penelitian kegiatan
sambang oleh bhabinkamtibmas untuk mencegah tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor di Polres Pekalongan Kota ini
menggunakan teknik wawancara dengan pedoMan wawancara yang
sudah ditetapkan .

Pelaksanaan pengambilan data melalui wawancara penelitian ini


menggunakan Metode wawancara tidak berstruktur,yaitu pedoMan
wawancara yang hanya menampilkan garis besar informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti. Dalam wawancara tidak berstruktur peneliti
belum mengerti informasi yang akan diberikan oleh inforMan sehingga
peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang disampaikan oleh
informan. Hal tersebut bertujuan peneliti membuat pertanyaan sesuai
dengan keadaan inforMan sehingga peneliti dapat mengajukan berbagai
14

pertanyaan yang lebih fokus pada pokok permasalahan. Hal ini agar
peneliti mendapat informasi lebih detail dan mendalam mengenai fokus
penelitian tersebut.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah terjadi.


Dokumen bisa berupa tulisan,gambar,atau data monumental dari
seseorang. Telaah dokumen menjadi data pendukung dari penggunaan
teknik observasi maupun wawancara. Hasil penelitian juga akan semakin
bisa dipertanggungjawabkan apabila didukung oleh dokumentasi

Telaah dokumen digunakan untuk memperoleh data dari data


dokumen. Alasan penulis menggunakan teknik ini karena data yang
didapat berupa dokumen, maka dari itu penulis ingin tahu apa data yang
ada dalam dokumen tersebut. Penulis menelaah isi dokumen tersebut
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

1.5.6 Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah sejauh mana kesesuaian antara data yang terjadi


pada sasaran penelitian dengan data yang dilaporkan pada penelitian.
Data yang valid yaitu data yang dilaporkan sesuai dengan data yang ada
di lapangan. Penelitian ini dalam menentukan data menggunakan
Metode triangulasi. Menurut William Wiersma (1986) dalam Sugiyono
(2017:273), menyatakan bahwa triangulasi diartikan sebagai
pengecheckan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Dengan demikian triangulasi terdiri dari triangulasi
sumber,triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
Triangulasi tadi dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dalam menguji kredibilitas data dilakukan
dengan mengecheck data yang didapat dari beberapa sumber. Dari
data-data tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti pada penelitian
kualitatif, tetapi dideskripsikan,dikelompokkan mana data yang sama
15

dan mana data yang tidak sama serta mana spesifik dari data-data
tersebut
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji validitas data dilakukan dengan
cara mengecheck data terhadap sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Contohnya data hasil wawancara di check
kredibilitasnya dengan cara observasi,dokumentasi atau kuisioner.
Apabila hasil pengecheckan tersebut berbeda-beda maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data tersebut.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu adalah pengujian data dengan cara melakukan
wawancara, observasi atau teknik lainnya dalam waktu dan situasi
yang berbeda. Apabila hasil data yang didapat berbeda-beda, Maka
dilakukan pengecekan data secara berulang-ulang sampai
ditemukan kepastian data.

Pada penelitian ini,penulis menggunakan teknik triangulasi


sumber. Data yang di check oleh penulis berasal dari berbagai sumber
yang hasilnya nanti diolah oleh penulis.

1.5.7 Teknik Analisis Data

Analisa data merupakan teknik menganalisa data yang dilakukan


saat penulis melakukan penelitian dengan cara mengolah dan
menganalisis informasi yang diperoleh dari hasil penulisan dengan
menggunakan kerangka pemikiran sehingga diharapkan bisa membuat
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Berikut beberapa
teknik Analisis data yang penulis gunakan antara lain :
16

1.5.7.1 Reduksi Data

Reduksi data adalah proses yang mempertegas,


memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting serta
mengatur data. Reduksi data melakukan seleksi,menyederhanakan data
yang didapat di lapangan. Proses ini mengelompokkan data hasil
penulisan. Data yang dikumpulkan kemudian diolah agar menjadi suatu
informasi yang sesuai dengan fokus permasalahan penelitian. Data
tersebut diolah dengan cara dirangkum. dipilih hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya, kemudian difokuskan pada permasalahan yang
ada di lapangan,sehingga menghasilkan data yang efektif dan efisien.
1.5.7.2 Penyajian Data

Penyajian data adalah salah satu kegiatan pembuatan laporan


hasil penelitian yang bertujuan agar mudah dipahami dan dianalisis
sesuai dengan hasil yang diinginkan. Penyajian data dilakukan agar
data-data yang disajikan dapat dipahami dengan baik. Dalam penelitian
dengan Metode kualitatif ini penyajian data dapat diuraikan dalam
bentuk tulisan singkat,bagan,hubungan antar kategori,flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini menurut Miles and HuberMan (1984) dalam
Prof.Dr.Sugiyono (2015:95) yang menyatakan “the most frequent form of
display data for qualitative research data in the past has been narrative
text”. Penyajian data yang sering dilakukan pada penelitian kualitatif yaitu
dengan tulisan yang bersifat naratif.

1.5.7.3 Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan akhir dibuat setelah proses pengumpulan data


berakhir. Kesimpulan yang diperoleh perlu di check Kembali dengan cara
melihat dan mempertanyakan kembali secara cermat dalam catatan
lapangan untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat.
17

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan rencana penelitian yang berjudul “Optimalisasi


Sambang Oleh Bhabinkamtibmas Guna Mencegah Curanmor Di Polres
Pekalongan Kota.” Peneliti membagi sistematika penulisan ke dalam tiga
bab. Susunan penulisan penelitian dijelaskan sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan

Pada pendahuluan, peneliti memberikan uraian dan menjelaskan


hal-hal yang menyangkut tentang penyebab, maksud, tujuan serta ruang
lingkup peneliti mengambil permasalahan penelitian. Pada bab ini pula,
peneliti mendeskripsikan sistem yang digunakan untuk memperoleh
data. Peneliti menjelaskan pendekatan dan jenis penelitian, lokasi
penelitian, sumber data/ informasi yang diperlukan, teknik pengumpulan
data, validitas data dan teknik analisis data yang nantinya akan
dihubungkan berdasarkan kepada triangulasi data yang akan
dilaksanakan di Polres Pekalongan Kota.

b. Bab II Tinjauan Kepustakaan

Tinjauan kepustakaan berisi tentang dasar-dasar yang digunakan


peneliti sebagai pedoMan penulisan terutama hal yang menyangkut
tentang teori dan konsep yang berdimensi hukum kepolisian. Landasan-
landasan teori dan konsep yang digunakan menjadi pisau analisis dalam
melaksanakan penelitian serta menjadi pemecahan masalah pada
permasalahan penelitian.

c. Bab III Kondisi Faktual

Kondisi faktual menguraikan kondisi awal/ pokok-pokok


permasalahan sesuai hasil penelitian,didukung dengan data dan teori
yang relevan. Perolehan data menggunakan teknik pengumpulan data
berdasarkan Metode penelitian yang dijelaskan pada Bab I. Pada bab ini
18

pula, peneliti menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi awal


di ruang lingkup penelitian untuk dianalisis berdasarkan pengaruh
internal maupun eksternal pada pokok permasalahan yang diteliti.

d. Bab IV Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Peneliti mendeskripsikan kondisi yang diharapkan terjadi


berdasarkan teori dan konsep yang relevan. Peneliti menguraikan
kondisi yang diharapkan secara objektif, terukur dan dapat terlaksana.
Selain itu, peneliti juga mengaitkan kondisi faktual pada bab sebelumnya
dengan kondisi yang diharapkan terjadi berdasar pada pisau analisis
yang diterapkan sebagai langkah-langkah pemecahan masalah.
Tentunya, upaya yang diterapkan masuk akal atau realistis sehingga
mampu untuk diimplementasikan sesuai dengan takaran kajian ilmu
dogmatis.

e. Bab V Penutup

Pada bab ini, peneliti memberi kesimpulan atas jawaban dari


permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Simpulan terdiri atas
pemecahan masalah dari rumusan masalah, faktor yang mempengaruhi
kondisi awal serta pengoptimalan sambang oleh bhabinkamtibmas yang
terhubung menjadi sebuah konklusi atas penelitian tugas akhir yang
dilakukan peneliti. Pada bab ini pula, peneliti memberikan saran berupa
gagasan yang belum dibahas dalam naskah namun masih relevan
dengan pokok pembahasan. Saran yang diberikan oleh peneliti
diharapkan mampu memperbaiki dan membangun kondisi yang ada
menjadi kondisi yang lebih baik. Tentunya, simpulan dan saran keduanya
harus sinkron.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan kepustakaan merupakan upaya dalam mengumpulkan


informasi yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dilihat dari
sumbernya, tinjauan kepustakaan dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu kepustakaan penelitian dan kepustakaan konseptual.

2.1 Kepustakaan Penelitian


Kepustakaan penelitian yang dijadikan referensi penulis adalah
menggunakan referensi yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti. Referensi tersebut diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
beberapa penulis sebelumnya dengan pertimbangan memiliki keterkaitan
atau relevansi dengan penelitian penulis. Adapun rujukan tersebut
adalah :

Tabel 2.1 : Rujukan Kepustakaan Terdahulu

Rujukan Perbedaan Persamaan

Imas Niken Penelitian yang Persamaan dengan


Kusumaningrum dilakukan oleh Imas penelitian ini adalah
(2018) berjudul Niken Kusumaniningrum menggunakan
“Peranan tersebut dilatarbelakangi Metode penelitian
Bhabinkamtibmas oleh tingginya kasus kualitatif.
Melalui Sambang tindak pidana pencurian
Keduanya juga sama
Dalam Mencegah dengan pemberatan di
menjelaskan tentang
Pencurian Dengan Polsek Cirebon Utara
kegiatan sambang
Pemberatan Di Barat Polres Cirebon
yang dilakukan oleh
Polsek Cirebon Utara Kota.
Bhabinkamtibmas
Barat Polres Cirebon
Penelitian terdahulu dalam mencegah

19
20

Kota. dilaksanakan di Polsek tindak pidana


Cirebon Utara Barat pencurian
Polres Cirebon Kota
sedangkan penulis
sekarang melaksanakan
penelitian di Polres
Pekalongan Kota

Penelitian terdahulu
dilaksanakan pada
tahun 2018 sedangkan
penulis sekarang
melaksanakan penelitian
pada tahun 2022

Penelitian terdahulu
fokusnya terhadap
tindak pidana pencurian
dengan pemberatan
sedangkan penulis
sekarang berfokus pada
pencurian kendaraan
bermotor

Priscilla Tissy Atotoy Penulis terdahulu Persamaan dengan


(2018) berjudul mendeskripsikan upaya penelitian ini adalah
“Pelaksanaan penyuluhan yang menggunakan
Penyuluhan Oleh dilakukan oleh satuan Metode penelitian
Satuan Binmas Guna binmas guna mencegah kualitatif.
Mencegah Pencurian terjadinya tindak pidana
Kedua penulis juga
Dengan Pemberatan pencurian dengan
sama menggunakan
Di Wilayah Polres pemberatan di wilayah
teori komunikasi.
21

Cianjur Cianjur.

Sedangkan penulis
sekarang
mendeskripsikan
sambang oleh
bhabinkamtibmas guna
mencegah curanmor di
Polres Pekalongan Kota.

2.2 Kepustakaan Konseptual

Kepustakaan konseptual berguna untuk memberi definisi yang bisa


dijadikan pedoMan operasionalnya khususnya untuk pengumpulan data,
teori untuk pengkajian fakta berdasarkan hasil penulisan, dan konsep-
konsep yang akan digunakan pada penulisan bahwasannya teori dan
konsep memiliki keterkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Dari data
yang sudah dikumpulkan oleh penulis, didapatkan teori-teori yang terkait
dengan permasalahan yang diteliti. Kerangka konseptual digunakan untuk
perbandingan fakta yang didapat dari hasil penelitian lapangan,
sedangkan kerangka teoritis digunakan untuk pembahasan
permasalahan.

2.2.1 Teori Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengurus,


mengatur dan mengelola. Manajemen sangat penting dalam proses
pencapaian hasil yang telah ditentukan. Menurut teks yang dikutip
(George R. Terry, 2014: 9-10), fungsi manajemen terbagi menjadi empat
yaitu, Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating
(memberi dorongan) dan Controlling (pengawasan). Pada penelitian ini
22

menggunakan teori manajemen oleh George R.Terry yang


mengklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :

a. Planning atau perencanaan

Perencanaan adalah kegiatan yang menentukan berbagai


tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Rencana
tersebut dibuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
Perencanaan berarti memilih cara yang terbaik untuk mencapai
hasil yang telah ditentukan itu dari beberapa alternatif yang
tersedia. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen
yang penting dan saling relevan satu sama lain karena
perencanaan mencakup langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi.

b. Organizing atau pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses pengelompokkan dan


penentuan berbagai kegiatan penting. Pengorganisasian
menetapkan susunan organisasi serta tugas dan fungsi dari setiap
unit yang ada dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan
pemberian kekuasaan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
tersebut. Pengorganisasian dilaksanakan untuk menghimpun dan
mengatur semua sumber-sumber yang dibutuhkan, sehingga
pekerjaan yang diinginkan dapat dilaksanakan dengan maksimal.

c. Actuating atau pelaksanaan

Fungsi pemberian dorongan merupakan fungsi manajemen


terpenting dan dominan. Actuating juga bisa disebut sebagai
pengarahan. Pemberian dorongan mencakup pemetaan dan
pemuasan kebutuhan manusiawi dari anggota organisasinya,
memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan, dan memberi
kompensasi kepada mereka. Pemberian dorongan berfungsi untuk
23

membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan


bekerja secara tulus serta bersemangat untuk mencapai hasil yang
terbaik.

d. Controlling atau pengawasan

Pengawasan merupakan evaluasi dari pelaksanaan kerja


dengan membandingkan pelaksanaan yang telah ditetapkan serta
membuat tindakan yang perlu. Tindakan tersebut berupa perbaikan-
perbaikan dari hasil penilaian terhadap pelaksanaan kerja, sehingga
pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau
secara maksimal.

Teori manajemen didukung oleh beberapa unsur untuk


menjalankan suatu organisasi. Unsur-unsur tersebut bila tidak ada
maka manajemen tidak akan tercapai secara maksimal.Beberapa
unsur manajemen yang digunakan yaitu :

1. Man (manusia)

Man dalam suatu organisasi digambarkan sebagai


manusia. Faktor manusia merupakan faktor yang paling penting
dan paling berpengaruh. Hal tersebut dikarenakan manusia
adalah sebuah objek yang membuat suatu tujuan dan yang
melaksanakan proses untuk mencapai tujuan tersebut. Manusia
adalah makhluk yang bekerja sehingga bila tidak ada manusia,
pencapaian tujuan pun tidak ada. Manajemen dikatakan ada
karena adanya manusia yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang sudah mereka buat. Pada penelitian ini, manusia
adalah personil bhabinkamtibmas di Polresta Pekalongan.

2. Money (uang)
24

Uang yaitu salah satu unsur yang dibutuhkan dalam


mencapai tujuan yang diharapkan. Uang merupakan unsur yang
sangat penting karena dalam pelaksanaan suatu manajemen
harus didukung dengan anggaran atau uang yang cukup. Dalam
penelitian ini, uang adalah anggaran atau dana untuk
memfasilitasi kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Apabila
anggaran yang tersedia kurang maka hasil akhir dari pekerjaan
yang dilakukan akan kurang maksimal, sedangkan apabila
anggaran yang tersedia cukup atau lebih maka hasil akhir dari
pekerjaan itu akan sesuai yang diinginkan

3. Materials atau (bahan-bahan)

Materi merupakan unsur penting dalam pelaksanaan


suatu manajemen. Materi disini sebagai sarana dan prasarana
pendukung dalam pelaksanaan manajemen. Dalam pelaksanaan
penyuluhan ,sarana dan prasarana yang dimaksud berupa
kendaraan, pengeras suara dan kelengkapan lainnya. Apabila
sarana dan prasarana mendukung, maka para bhabinkamtibmas
dalam pelaksanaan tugas akan efektif dan efisien. Hal ini juga
berdampak pada pencapaian hasil yang diinginkan.

4. Methods atau metode

Metode dibutuhkan dalam pelaksanaan kerja.


Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu pekerjaan.
Dalam penentuan Metode harus mempertimbakan sasaran yang
dikerjakan Penerapan Metode yang tepat dalam suatu pekerjaan
akan mendapatkan hasil dari pekerjaan tersebut secara baik,
Dalam Penelitian ini Metode yang dilakukan oleh
25

bhabinkamtibmas adalah bimbingan dan penyuluhan serta


memberikan pesan-pesan kamtibmas kepada masyarakat.

5. Machines atau mesin

Mesin merupakan suatu benda yang dapat


mendukung suatu pekerjaan. Dengan adanya mesin diharapkan
pekerjaan dapat efektif dan efisien. Mesin yang dimaksud adalah
sarana atau peralatan yang mendukung pekerjaan seperti
komputer dana alat komunikasi. Bimbingan dan penyuluhan
yang dilaksanakan oleh bhabinkamtibmas akan lebih optimal
apabila unsur mesinnya bisa terpenuhi.

6. Markets atau pasar

Market adalah sebagai sasaran atau tempat


pemasaran. Setelah memiliki lima unsur di atas, manajemen
harus memiliki sasaran atau tempat pemasaran dari manajemen
itu sendiri. Sasaran yang dimaksud adalah lingkungan atau
tempat dimana bhabinkamtibmas melaksanakan penyuluhan
kepada masyarakat yang rawan akan menjadi korban maupun
pelaku dari tindak pidana pencurian dengan pemberatan.

Pada penulisan tugas akhir ini penulis hanya


menggunakan unsur man, money, method, Materiil.

2.2.2 Teori Komunikasi

Komunikasi merupakan hal penting dalam kehidupan sebagai


manusia. Menurut Deddy Mulyana, komunikasi secara etimologi berasal
dari kata latin communis yang berarti sama, communico, communication,
atau communicare yang berarti membuat sama. Komunikasi menyarankan
26

suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama
(Mulyana, 2007:46)

Menurut Deddy Mulyana (2007:67) konseptualisasi komunikasi,


yaitu:

a. Komunikasi sebagai interaksi, bisa disebut juga dengan komunikasi


dua arah. Dalam komunikasi ini,komunikan bisa memberikan umpan
balik atau feedback kepada komunikator sebagai tanda pesan
tersebut bisa diterima. Komunikasi ini dirasa lebih efektif dibandingkan
dengan komunikasi satu arah.

b. Komunikasi efektif, adanya pengertian bisa menimbulkan


kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial
yang baik dan menghasilkan suatu tindakan. Syarat-syarat untuk
berkomunikasi efektif adalah antara lain:

1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.

2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dipahami.

3. Pesan yang disampaikan bisa menggugah perhatian atau minat di


pihak komunikan.

4. Pesan bisa menggugah kepentingan di pihak komunikan yang


akan menguntungkannya

5. Pesan bisa menumbuhkan suatu penghargaan atau reward di


pihak komunikan.

2.2.3 Konsep Optimalisasi

Optimalisasi adalah sebuah proses menemukan praktik terbaik


yang dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal dan ideal dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada sebaik mungkin. Depdikbud
27

(1995:628) menjelaskan bahwa optimalisasi berasal dari kata optimal


yang mempunyai arti terbaik dan tertinggi. Sedangkan optimalisasi proses
meninggikan atau meningkatkan ketercapaian dari suatu tujuan yang
diharapkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

2.2.4 Konsep Sambang

Pengertian Sambang tertuang dalam Perkap No.1 tahun 2021


tentang Pemolisian Masyarakat pasal 1 ayat 12. Sambang adalah
kegiatan kunjungan dan komunikasi dengan masyarakat tertentu dengan
dari pintu ke pintu (door to door system). Kegiatan sambang
bhabinkamtibmas berkunjung ke rumah-rumah masyarakat guna
menciptakan komunikasi dua arah tentang permasalahan kamtibmas serta
menjelaskan, memberikan cara-cara pencegahan dan penyelesaian
terhadap gangguan kamtibmas. kegiatan sambang kepada masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kamtibmas
dan mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah
permasalahan kamtibmas dan mengurangi angka kasus kejahatan.

2.2.5 Konsep Bhabinkamtibmas

Berdasarkan Perkap No.7 tahun 2021 tentang Bhabinkamtibmas,


Bhayangkara Pembina keamanan dan ketertiban masyarakat yang
selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas
sebagai Pembina keamanan dan ketertiban masyarakat di
desa/kelurahan/nama lain yang setingkat. Tugas bhabinkamtibmas yaitu:
a. Melakukan pembinaan kepada masyarakat
b. Menghimpun informasi dan pendapat masyarakat
c. Melayani kepentingan warga masyarakat sebelum ditangani oleh
instansi yang berhak menangani
d. Membina dan melati satuan keamanan lingkungan
28

e. Menghadiri kegiatan yang ada di desa untuk menyampaikan pesan


kamtibmas
f. Melakukan tugas pembantuan dan menggerakkan masyarakat untuk
menanggulangi dan memulihkan keadaan apabila terjadi bencana.
g. Membantu satuan fungsi lain
h. Melakukan deteksi dini terhadap gangguan kamtibmas.

2.2.6 Konsep Pencegahan

Pencegahan dijelaskan oleh M.Kemal Dermawan dalam buku


Strategi Pencegahan Kejahatan (1994 : 4) sebagai kegiatan yang meliputi
segala tindakan yang mempunyai tujuan yang khusus untuk memperkecil
luas lingkup suatu pelanggaran, baik melalui pengurangan kesempatan
untuk melakukan kejahatan ataupun melalui usaha pemberian pengaruh
kepada orang yang potensial dapat menjadi pelanggar serta kepada
masyarakat umum.
a. Pencegahan primer 

Pencegahan primer ditetapkan sebagai strategi pencegahan


kejahatan melalui bidang sosial, ekonomi dan bidang lain dari kebijakan
umum. Tujuan umum dari pencegahan primer ini untuk menciptakan
kondisi-kondisi yang sangat memberikan harapan bagi keberhasilan
sosialisasi untuk setiap anggota masyarakat.
b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder ditemui dalam kebijakan peradilan pidana


dan pelaksanaannya. Peran preventif dari polisi diletakkan dalam
pencegahan sekunder, begitu pula pengawasan dari masa media,
perencanaan perkotaan, serta desain dan kontraksi pembangunan.
c. Pencegahan Tersier 

Pencegahan tersier sangat memberikan perhatian pada


pencegahan terhadap residivisme melalui peran polisi dan agen-agen lain
29

dalam sistem peradilan pidana. Segala tindakan dari pencegahan tersier ini
dengan demikian berkisar dari sanksi-sanksi peradilan informal dan kondisi
bayar hutang bagi korban atau juga sebagai perbaikan pelanggaran serta
hukuMan penjara. 

2.2.7 Pencurian Kendaraan Bermotor

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia,pencurian yaitu mengambil


benda milik orang lain secara tidak sah dan biasanya sembunyi-sembunyi.
Sedangkan kendaraan bermotor menurut UU No.22 tahun 2009 tentang
lalu lintas dan angkutan jalan yaitu setiap kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel.
dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pencurian kendaraan
bermotor adalah tindakan mengambil kendaraan bermotor baik roda 2
maupun roda 4 milik orang lain dengan cara tidak sah.

Secara hukum Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor diatur


dalam KUHP pasal 362 tentang tindak pidana pencurian. Kemudian tindak
pidana pencurian dibagi lagi antara lain yaitu pencurian dengan
pemberatan yang diatur dalam KUHP pasal 363 dan pencurian dengan
kekerasan yang diatur dalam KUHP pasal 365. Pada tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor, barang yang dicuri atau sasaran oleh
tersangka yaitu kendaraan bermotor.

2.2.8 Konsep Kamtibmas

Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan kebutuhan suatu


negara untuk mendukung proses pembangunan Nasional. Berdasarkan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 7 tahun
2021 pasal 1 ayat 5 disebutkan bahwa pengertian kamtibmas adalah :

“Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis


masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses
30

pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang


ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta
terbinanya ketentraMan yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,
mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan
bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat”.

Keamanan dan ketertiban masyarakat akan terwujud apabila


seluruh masyarakat Indonesia sadar bahwa pentingnya kondisi masyarakat
yang aMan dan tertib serta ikut berperan aktif dalam menjaga kamtibmas.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang dituangkan pada penelitian ini dimaksudkan


untuk menggambarkan alur penelitian tentang peran bhabinkamtibmas
dalam menanggulangi pencurian kendaraan bermotor. Tujuan dari
kerangka berpikir ini yaitu memudahkan untuk menggambarkan
permasalahan pada penulisan ini secara tepat,sehingga mudah dibaca dan
dipahami oleh pembaca. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir

Kasus pencurian Peraturan Kepala


Kepolisian Negara
kendaraan bermotor di Republik Indonesia
Polres Pekalongan Kota No. 1 Tahun 2021
tentang Pemolisian
masih relative tinggi Masyarakat

Peraturan Kepala
Kepolisian Negara
Pencegahan Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun
2021 tentang
Bhabinkamtibmas

Pencurian
kendaraan bermotor

Optimalisasi
pelaksanaan
sambang oleh
Teori Manajemen Teori
POAC Komunikasi

Man Turunnya jumlah


Money BABtindak
III pidana
Methods
curanmor dan
Materials HASIL PENELITIAN
terciptanya situasi
keamanan yang
kondusif
Dalam bab ini, penulis menyajikan hasil penelitian yang disertai
dengan pembahasan berdasarkan hasil penelitian tersebut. Hasil
penelitian yang penulis bahas mengacu kepada rumusan permasalahan
yang dibahas menggunakan teori dan konsep yang tertera pada bab dua
bagian kepustakaan konseptual. Dalam pembahasan permasalahan
terdapat tiga hal yang menjadi pokok pembahasan yaitu hasil temuan di
lapangan, ketentuan, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi awal, dan
pembahasan masalah berupa kondisi ideal berdasarkan peraturan
maupun teori-teori yang digunakan serta hal-hal yang perlu ditingkatkan.
Untuk pembahasan selengkapnya mengenai hasil penelitian oleh penulis
dapat dilihat dibawah ini.

3.1 Kondisi Awal

Penelitian ini difokuskan khususnya pada kegiatan sambang yang


dilakukan oleh Bhabinkamtibmas dalam mencegah curanmor di wilayah
Pekalongan Kota
3.1.1 Gambaran Umum Pekalongan Kota
Pekalongan Kota adalah sebuah Kota yang berada di Provinsi
Jawa Tengah, Indonesia. Daerah hukum Polres Pekalongan Kota terdiri
dari wilayah Kota Pekalongan ( empat kecamatan) dan Kabupaten
Pekalongan (dua kecamatan).

31
32

Gambar 3.1: Peta Daerah Hukum Polres Pekalongan Kota

Luas Kota Pekalongan 4.525 Ha dengan kecamatan paling luas adalah


Kecamatan Pekalongan Utara sekitar 33% dari luas Kota Pekalongan
(1.488 Ha) dan kecamatan paling kecil adalah kecamatan Pekalongan
Timur sekitar 21% dari Kota Pekalongan (952 Ha) dan luas wilayah
masing-masing kecamatan Kota Pekalongan adalah Pekalongan Barat
10,05 Ha, Pekalongan Utara 14,88 Ha, Pekalongan Timur 9,52 Ha, dan
Pekalongan Selatan 10,80 Ha serta Buaran 22,14 Ha dan Tirto 17,39 Ha.
33

Luas wilayah Kota Pekalongan terdiri dari kawasan pemukiman, pertanian


(sawah, ladang, kebun), tambak dan rawa. Pekalongan Kota merupakan
salah satu kota yang berada pada jalur pantura yang secara topografis
berada pada ketinggian antara 0-3 meter diatas permukaan air laut.
Batas-batas wilayah Pekalongan Kota yaitu sebelah utara berbatasan
dengan laut jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Batang,
sebelah selatan Kabupaten Pekalongan dan sebelah barat kabupaten
Pekalongan. Sebagian wilayah hukum Polres Pekalongan Kota
merupakan daerah pesisir/pantai landai dengan keberadaan satu area
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP) yang merupakan
salah satu pelabuhan produsen ikan terbesar Indonesia yang mempunyai
tingkat kerawanan kriminalitas tinggi, didukung tingginya temperamen
emosional masyarakat.
Jumlah Penduduk, persentase penduduk, laju pertumbuhan
penduduk dan kepadatan penduduk Pekalongan Kota adalah :

Tabel 3.1 : Penduduk Pekalongan Kota


NO KECAMATAN LUAS JUMLAH PRESENTA KEPADA LAJU
DAERAH PENDUDU SE TAN PERT
K PENDUDUK PENDUD UMBU
UK PER HAN
KM2 PEND
UDUK
34

1 PEKALONGAN 10,5 94,881 31,30 9,441 0,82


BARAT

2 PEKALONGAN 9,52 65,563 26,80 6,887 1,07


TIMUR

3 PEKALONGAN 10,80 62,186 21,80 5,758 0,56


SELATAN

4 PEKALONGAN 14,88 81,847 20,10 5,500 1,50


UTARA

JUMLAH 45,25 304,47 100,00 6,729 0,96


7

5 TIRTO 17,39 65,002 - 3,738 -

6 BUARAN 1776, 43921 - 2472 -


63
35

Kecamatan Pekalongan Barat merupakan Kecamatan dengan


jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga terbanyak di antara empat
kecamatan yang ada di Kota Pekalongan maka Kecamatan Pekalongan
Barat sebagai kecamatan terdapat dengan tingkat kepadatan 8,691 jiwa
per Km2, Kecamatan Pekalongan Utara merupakan kecamatan terpadat
kedua dengan tingkat kepadatan penduduk 4.849 jiwa per Km2 dan
Kecamatan Kecamatan Buaran sebagai kecamatan berpenduduk paling
sedikit dengan jumlah rumah tangga terendah dan tingkat kepadatan
penduduk terendah diantara kecamatan lain yaitu 2.474 jiwa per Km2.
Secara absolut jumlah penduduk Pekalongan Kota terus bertambah dari
tahun ke tahun, jumlah penduduk Pekalongan Kota tahun sebelumnya
adalah 301.870 jiwa menjadi 304.477 jiwa, ini berarti selama satu tahun
terakhir penduduk Pekalongan Kota telah bertambah sebanyak 2.648 jiwa
dengan demikian rata-rata pertumbuhan penduduknya adalah 0,009
persen.
Sebagian besar penduduk Pekalongan Kota bekerja di sektor
industri khususnya industri batik. Pekalongan Kota yang terkenal
dengan produsen tekstil khususnya batik menjadi daya tarik tersendiri
baik bagi wisatawan domestik maupun luar negeri yang berkunjung ke
wilayah Pekalongan Kota yang mana kunjungan tersebut akan
berkonsekuensi positif maupun negatif terhadap segala aspek
kehidupan masyarakat Pekalongan Kota. selanjutnya sektor
perdagangan merupakan pilihan kedua penduduk Pekalongan Kota
dalam mencari mata pencaharian kemudian sektor jasa merupakan
sektor ketiga terbesar sebagai mata pencaharian penduduk
Pekalongan Kota.
36

Masyarakat Pekalongan Kota tidak mempermasalahkan


terhadap keberadaan Pancasila yang merupakan pandangan hidup
bangsa dan merupakan asas serta satu-satunya sumber hukum yang
tertinggi dengan kata lain ideologi pancasila telah dipahami dan
dihayati namun implementasinya masih perlu ditingkatkan terutama
terhadap sikap dan perilaku masyarakat dalam memenuhi peraturan
perundang-undangan karena masih ada masyarakat yang tidak
proaktif (bersifat pasif). Di daerah hukum Polres Pekalongan Kota telah
terbentuk sebuah organisasi publik kemasyarakatan yang dinamakan
dengan Forum Silaturahmi Umat Islam Pekalongan (FSUI-P) yang
merupakan jaringan tempat pertemuan berbagai macam lembaga,
ormas dan LSM dengan program utama mengaplikasikan nilai-nilai
syariat islam di Pekalongan Khususnya dalam koridor Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan atau misi utama dari FSUI-P
adalah penerapan dan penegakan (mengaplikasikan) nilai-nilai syariat
Islam di Pekalongan khususnya dalam koridor NKRI.
Kehidupan masyarakat Pekalongan Kota umumnya masih
dipengaruhi beberapa aliran seperti pengaruh budaya Hindu Budha,
meskipun mayoritas penduduk Pekalongan Kota beragama islam
namun dalam kehidupan sehari-hari masih diilhami budaya kedua
agama tersebut terutama pada kehidupan sosialnya. Hal ini terbukti
dengan adanya upacara yang bersifat tradisional yang masih menjadi
budaya dan sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari seperti adanya
acara adat, mengkeramatkan benda-benda pusaka seperti keris dan
mengkeramatkan tempat-tempat seperti candi dan makam.
37

Rendahnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat baik


terhadap perkembangan situasi aktual maupun terhadap keberadaan
hukum merupakan kendala bagi pemerintah dan aparat penegak
hukum dalam menentukan kebijakan dan tindakan, hal ini akan
berakibat pada situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Adanya
ide atau kreatifitas yang berlebihan yang ditimbulkan akibat maraknya
budaya entertainment terutama film-film yang penuh dengan aksi
kekerasan baik di media massa maupun elektronika mengilhami
pelaku melakukan kekerasan.
Lapangan pekerjaan sangat terbatas sedangkan jumlah pencari
kerja terus meningkat mengakibatkan banyak pengangguran di sisi lain
dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Meningkatnya
jumlah pengangguran dampak dari PHK dan pemberitaan media
massa yang tidak seimbang berpengaruh pada perkembangan
kehidupan sosial dan perilaku masyarakat. Pekalongan Kota
merupakan daerah yang berbasis agama (Islam) sehingga
temperamen masyarakat yang majemuk sangat labil, cenderung taat
kepada ulama kharismatik daripada peraturan perundang-undangan
atau bentuk norma hukum.
Situasi keamanan khususnya kriminalitas di wilayah hukum Polres
Pekalongan Kota relatif kondusif, tindak pidana atau kasus kejahatan yang
masih mendominasi peta crime terakhir berkisar pada pencurian biasa,
pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, pencurian
kendaraan bermotor dan penipuan atau penggelapan. Dari segi
masyarakat,ke hati-hatian atau kewaspadaan serta kesadaran dalam
memelihara kamtibmas masih kurang. Keterbatasan Polri dan materil
serta fasilitas pendukung dalam pelaksanaan tugas dilapangan yang
memungkinkan pelaku kejahatan melakukan aksinya tanpa perlawanan.

3.1.2 Gambaran Umum Polres Pekalongan Kota


38

Kepolisian Resor yang selanjutnya disebut Polres adalah unsur


pelaksana tugas kewilayahan pada tingkat Polda yang berada di bawah
Kapolda. Polres Pekalongan Kota adalah unsur pelaksana tugas
kewilayahan pada tingkat Polda Jawa Tengah yang berada dibawah
Kapolda Jawa Tengah. Wilayah Polres dipimpin oleh Kapolres yang
bertanggung jawab kepada Kapolda.
Polres bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri yaitu
memelihara keamanan, ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dan melaksanakan tugas-tugas Polri lainnya dalam daerah
hukum polres sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau
kebijakan yang ada pada organisasi Polri. Dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 2 tahun 2021 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor, maka Polres
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a) Pelayanan Kepolisian kepada masyarakat, dalam bentuk bentuk
penanganan dan penerimaan laporan/pengaduan, pemberian
bantuan dan pertolongan termasuk pengamanan kegiatan
masyarakat dan instansi pemerintah, dan pelayanan surat
izin/keterangan, serta pelayanan pengaduan atas tindakan
anggota Polri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b) Pelaksanaan fungsi intelijen dalam bidang keamanan guna
terselenggaranya deteksi dini dan peringatan dini.
c) Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, fungsi identifikasi
dan fungsi laboratorium forensik lapangan dalam rangka
penegakkan hukum, serta pembinaan, koordinasi, dan
pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
39

d) Pembinaan masyarakat, yang meliputi kegiatan pembinaan


ketertiban sosial, pembinaan keamanan swakarsa, koordinasi
dan pengawasan kepolisian khusus dan satuan pengamanan,
pemolisian masyarakat, serta pembinaan Bhayangkara
Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.
e) Pelaksanaan fungsi samapta kepolisian, meliputi kegiatan
pengaturan, penjagaan, pengawalan, patroli serta pengamanan
kegiatan masyarakat dan pemerintah, termasuk penindakan
tindak pidana ringan, pengamanan unjuk rasa, pengendalian
massa, dan pengamanan objek vital serta bantuan satwa.
f) Pelaksanaan fungsi lalu lintas, meliputi kegiatan pengaturan,
penjagaan, pengawalan, dan patroli lalu lintas, termasuk
penindakan pelanggaran dan penyidikan kecelakaan lalu lintas
serta registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dalam
rangka penegakkan hukum dan pembinaan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
g) Pelaksanaan fungsi kepolisian perairan dan udara, meliputi
kegiatan patroli perairan, penanganan pertama terhadap tindak
pidana perairan, pencarian dan penyelamatan kecelakaan di
wilayah perairan, pembinaan masyarakat perairan dalam rangka
pencegahan kejahatan, dan pemeliharaan keamanan di wilayah
perairan dan dukungan logistik pesawat udara
h) Pelaksanaan fungsi-fungsi lain, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Penyusunan organisasi yang ada pada Polres Pekalongan Kota


mengacu pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Kepolisian
Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2021. Berikut adalah susunan
organisasi Polres Pekalongan Kota yang dapat dilihat dari gambar
sebagai berikut:
40

Gambar 3.2 : Struktur Organisasi dan Daftar Susunan


Personel Pada Tingkat Polres
41

Sumber : Bag Sumda Polres Pekalongan Kota


Dari gambar struktur organisasi Polres Pekalongan Kota diatas,
maka unsur pimpinan yang terdapat di Polres Pekalongan Kota adalah
Kapolres yang berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dan
Wakapolres yang berpangkat Komisaris Polisi (Kompol). Adapun unsur
pengawas dan pembantu pimpinan seperti SIWAS, SIPROPAM,
SIHUMAS, SIKUM, SITIK, SIUM, BAGOPS, BAGREN, BAG SDM,
BAGLOG. Unsur pelaksanaan pokok yaitu : Sentra Pelayanan Kepolisian
Terpadu (SPKT), Satuan Intelkam (SATINTELKAM), Satuan Reserse
Kriminal (SATRESKRIM), Satuan Resnarkoba (SATRESNARKOBA),
Satuan Binmas (SATBINMAS), Satuan Sabhara (SATSABHARA), Satuan
Lalu Lintas (SATLANTAS), Satuan Pengamanan Obyek Vital
(SATPAMOBVIT), Satuan Polisi Perairan (SATPOLAIR), Satuan Tahanan
dan Barang Bukti (SATTAHTI). Adapun unsur pendukung yaitu sikeu dan
sidokes. Unsur pelaksana tugas kewilayahan yaitu Kepolisian Sektor.
42

Jumlah personel yang terdapat di Polres Pekalongan Kota berjumlah


482 personel terdiri dari 309 personel Polres Pekalongan Kota dan 73
personel yang tersebar di beberapa polsek dengan rincian sebagai
berikut:

Tabel 3.2: Daftar Personil Polres Pekalongan Kota

NO KESATUAN JUMLAH

RILL DSPP

2 2
1. PIMPINAN

2. BAG OPS 13 23

3. BAG REN 10 17

4. BAG SDM 12 14

5 BAG LOG 11 10

6. SIWAS 6 8

7. SIPROPAM 11 17

8 SIHUMAS 4 5

9 SIKUM 3 5

10 SI TIK 2 8

11. SIKEU 6 9
43

12 SIUM 3 13

13 SPKT 12 13

14 SAT INTELKAM 24 53

15. SAT RESKRIM 34 67

16. SAT RESNARKOBA 14 26

17. SAT BINMAS 10 24

18. SAT SAMAPTA 58 122

56 88
19. SAT LANTAS

20. SAT TAHTI 5 8

21. SAT PAMOBVIT

22 SAT POLAIRUD

23 SIDOKKES 6 8

JUMLAH 309 540

Sumber : Bag Sumda Polres Pekalongan Kota


44

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa berdasarkan jumlah


DSPP (Daftar Susunan Personel Polres) yang terdapat di peraturan
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2021 diatas
yaitu sebanyak 540 personil sedangkan personil yang tersedia di Polres
Pekalongan Kota hanya 309 Personel belum termasuk PNS nya, sehingga
jumlah personel pada masing-masing satuan fungsi Sebagian besar
belum sesuai dengan DSPP yang ada begitu juga dengan pembagian
wilayah administrasi yang ada di Polres Pekalongan Kota yang mana
terdiri dari 6 Polsek. Berikut adalah tabel Polsek yang terdapat di Polres
Pekalongan Kota :

Tabel 3.3 : Daftar Polsek dan Kecamatan di Wilayah Hukum Polres


Pekalongan Kota

No Nama Polsek Kecamatan

1 Polsek Pekalongan Utara Kecamatan Pekalongan Utara

2 Polsek Pekalongan Selatan Kecamatan Pekalongan Selatan

3 Polsek Pekalongan Timur Kecamatan Pekalongan Timur

4 Polsek Pekalongan Barat Kecamatan Pekalongan Barat

5 Polsek Buaran Kecamatan Buaran

6 Polsek Tirto Kecamatan Tirto


45

Sumber : Bag Ops Polres Pekalongan Kota

Dari data diatas dapat kita simpulkan Bahwa Polres Pekalongan


Kota membawahi enam Polsek yang terdapat enam kecamatan. Di Polres
Pekalongan Kota dimana setiap satu Polsek membawahi satu kecamatan.
Dalam lingkup wilayah Polres Pekalongan Kota terdapat empat Polsek
yang berada di Pekalongan Kota yaitu Pekalongan Barat, Pekalongan
Timur, Pekalongan Selatan, Pekalongan Utara dan dua Polsek yang
berada di Kabupaten Pekalongan yaitu Buaran dan Tirto.
46

3.1.2 Gambaran Umum Bhabinkamtibmas


Menurut Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
No.7 tahun 2021 tentang Bhabinkamtibmas. Bhayangkara Pembina
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat yang selanjutnya disebut
Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas sebagai pembina
keamanan dan ketertiban masyarakat di desa/kelurahan/nama lain yang
disingkat.
Berdasarkan Perkap No.7 tahun 2021 pasal 3 dalam kegiatan
sehari-hari tugas Bhabinkamtibmas yaitu :
a) Melakukan pembinaan masyarakat
b) Menghimpun informasi dan pendapat masyarakat untuk memperoleh
masukan atas berbagai isu tentang penyelenggaraan fungsi dan tugas
pelayanan kepolisian serta permasalahan yang berkembang di
masyarakat
c) Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum
ditangani oleh instansi dan pihak yang berwenang
d) Membina dan melatih petugas satuan keamanan lingkungan
e) Menghadiri kegiatan/keramaian yang ada di desa/kelurahan untuk
menyampaikan pesan kamtibmas
f) Melakukan tugas pembantuan serta menggerakkan masyarakat untuk
menanggulangi dan memulihkan keadaan apabila terjadi bencana
alam dan bencana non alam, bersama dengan aparat dan komponen
masyarakat lainnya
g) Membantu satuan fungsi lain dalam penanganan atau olah tempat
kejadian perkara
h) Melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan kamtibmas
47

Dalam pelaksanaan tugas pokok kepolisian guna memelihara


kamtibmas serta tugas-tugas kepolisian lainnya, maka organisasi
kepolisian diperlukan struktur organisasi. Struktur organisasi dimaksudkan
agar setiap posisi mengerti tupoksi dan tanggung jawab masing-masing.
Berikut kedudukan Bhabinkamtibmas dalam struktur organisasi di Polsek:

Gambar 3.3: Struktur Organisasi Bhabinkamtibmas di Polsek

KAPOLSEK

WAKAPOLSEK

KANIT BINMAS

PANIT I BINMAS PANIT II BINMAS

BHABINKAMTIBMAS BHABINKAMTIBMAS

BHABINKAMTIBMAS BHABINKAMTIBMAS

Sumber: Satuan Binmas Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan struktur diatas Kepolisian Sektor dipimpin oleh Kepala


Kepolisian Sektor. Bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan tugas
bertanggung jawab kepada Kepala Unit Pembinaan Masyarakat
Kepolisian Sektor. Unit Pembinaan Masyarakat Kepolisian Sektor tugas
dan fungsinya berada di bawah ruang lingkup Satuan Binmas Polres
Pekalongan Kota. Di Polres Pekalongan Kota terdapat 53
Bhabinkamtibmas. Berikut daftar jumlah bhabinkamtibmas
48

Tabel 3.4: Daftar Bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota

JUMLAH JUMLAH
NO. POLSEK
DESA/KELURAHAN BHABINKAMTIBMAS

1 POLSEK PKL 7 7
BARAT

POLSEK PKL
2 7 7
TIMUR

POLSEK PKL
3 7 7
UTARA

POLSEK PKL
4 6 6
SELATAN

POLSEK
5 10 10
BUARAN

6 POLSEK TIRTO 16 16

Sumber : Sat Binmas Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan tabel diatas bahwa jumlah tersebut sesuai dengan


jumlah desa atau kelurahan yang ada di wilayah hukum Pekalongan Kota.
Setiap satu bhabinkamtibmas membawahi suatu desa atau kelurahan.

3.1.4 Gambaran Umum Pencurian Kendaraan Bermotor

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pencurian yaitu mengambil


benda milik orang lain secara tidak sah dan biasanya sembunyi-sembunyi.
Sedangkan kendaraan bermotor menurut UU No.22 tahun 2009 tentang
lalu lintas dan angkut jalan yaitu setiap kendaraan yang digerakkan oleh
49

peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas


rel. dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pencurian kendaraan
bermotor adalah tindakan mengambil kendaraan bermotor milik orang lain
dengan cara tidak sah.

Secara hukum Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor diatur


dalam KUHP pasal 362 tentang tindak pidana pencurian. Kemudian tindak
pidana pencurian dibagi lagi antara lain yaitu pencurian dengan
pemberatan yang diatur dalam KUHP pasal 363 dan pencurian dengan
kekerasan yang diatur dalam KUHP pasal 365. Pada tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor, barang yang dicuri atau sasaran oleh
tersangka yaitu kendaraan bermotor.
Pencurian kendaraan bermotor adalah salah satu tindak pidana yang
paling menonjol diantara tindak pidana yang lainnya di Polres Pekalongan
Kota. Berikut merupakan data curanmor di banding dengan tindak pidana
pencurian lainnya yang terjadi di Polres Pekalongan Kota :

Tabel 3.5 : Data Laporan Polisi di Wilayah Hukum Polres Pekalongan


Kota Tahun 2020-2021
NO JENIS 2020 2021
KEJAHATAN

1 Pencurian 15 33
Kendaraan
bermotor

2 Pencurian 38 15
dengan
pemberatan
50

3 Pencurian 1 7
dengan
kekerasan

Sumber : Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota

Data tersebut menunjukkan bahwa curanmor di Polres Pekalongan


Kota mengalami kenaikan jumlah dari tahun 2020 ke tahun 2021.
Curanmor pada tahun 2021 merupakan kasus pencurian paling tinggi
dibanding dengan kasus pencurian dengan pemberatan dan pencurian
dengan kekerasan.

Pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor menggunakan


modus operandi untuk melaksanakan aksinya. Modus operandi yang
dilakukan oleh pelaku bisa berupa merusak kunci, lalai dari korban dan
masuk ke rumah. Berikut data modus operandi pelaku curanmor dalam
melakukan aksinya berdasarkan data Laporan Polisi yang saya dapat dari
Satuan Reskrim Polres Pekalongan Kota.

Tabel 3.6 : Data Modus Operandi Pelaku Curanmor Di Polres


Pekalongan Kota
NO MODUS 2019 2020 2021
OPERANDI

Merusak Kunci
1 4 6 12

Lalai Korban
2 6 8 20

Masuk rumah
3 4 1 1
51

Ancam
4

Lain Lain
14 15 33

Sumber : Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan data modus operandi diatas maka dari tiap tahun ke


tahun kasus curanmor di akibatkan oleh lalainya dari korban. Berdasarkan
pada tahun 2021 modus operandi dengan merusak kunci sebanyak 12
kasus, memasuki rumah 1 kasus dan yang paling sering terjadi yaitu
karena lalai dari Korban. Hal tersebut mencerminkan kurang kehati-hatian
atau kewaspadaan dari masyarakat Polres Pekalongan Kota terhadap
gangguan kamtibmas seperti curanmor.

Tempat kejadian tindak pidana curanmor di Polres Pekalongan Kota


tidak hanya terjadi di pemukiman warga, namun juga terjadi di jalan
umum, sekolah, perkantoran, tempat parkir bahkan di toko dan counter.
Berdasarkan data laporan polisi yang saya dapat dari Satuan Reskrim
Polres Pekalongan Kota, tempat kejadian tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor sebagai berikut :

Tabel 3.7 : Data Tempat Kejadian Curanmor di Polres Pekalongan


Kota
NO TKP 2019 2020 2021

1 Pemukiman 6 8 23

2 Toko / Counter 2 1 1

3 Jalan umum 4 2 4

4 Sekolah 1 2 1
52

5 Perkantoran 1

6 Tempat Parkir 2 4

7 Lain-lain

Sumber : Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tindak pidana


curanmor dari tahun 2019 sampai tahun 2021 jumlah tempat kejadian
yang paling banyak yaitu terjadi di pemukiman warga. Data di atas juga
menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah tempat kejadian
curanmor di pemukiman juga mengalami peningkatan bahkan dari tahun
2020 ke 2021 mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat. Meskipun
begitu tempat kejadian curanmor di tempat lain seperti di toko, jalan
umum, sekolah, perkantoran dan tempat parkir masih terjadi.

Tindak pidana curanmor di Polres Pekalongan Kota berdasarkan


waktu terjadinya sangat bervariasi. Waktu terjadinya curanmor
berdasarkan data Laporan Polisi dari Satuan Reskrim Polres Pekalongan
Kota didapat sebagai berikut :

Tabel 3.8 : Waktu Terjadinya Curanmor di Polres Pekalongan Kota


NO JAM 2019 2020 2021

1 00.00 s.d. 03.00 1

2 03.00 s.d. 06.00 2 2

3 06.00 s.d. 09.00 1 3 2

4 09.00 s.d. 12.00 2 1 6

5 12.00 s.d. 15.00 1 1

6 15.00 s.d. 18.00 4 2 8

7 18.00 s.d. 21.00 7 6 7


53

8 21.00 s.d. 24.00 6

JUMLAH 14 15 33

Sumber : Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa curanmor di


Pekalongan Kota sewaktu-waktu bisa terjadi. Curanmor di Pekalongan
Kota pada tahun 2021 tidak hanya terjadi pada malam hari namu pada
pagi,siang dan sore hari juga terjadi. Namun berdasarkan data tersebut,
diatas pukul 15.00 WIB merupakan waktu paling sering terjadi curanmor.

Pada tahun 2021 terdapat desa atau kelurahan yang tingkat kasus
curanmornya tergolong tinggi, sedang dan rendah. Berikut tabel pemetaan
angka curanmor berdasarkan tempat terjadinya di wilayah desa atau
kelurahan

Tabel 3.9 : Resume Lokasi Curanmor


No POLSEK LOKASI JUMLAH IDENTITAS
KASUS/LOKASI TSK

1 PEKALONGAN BARAT Kel. Sapuro 1

Kel. Podosugih 1

Kel. Mendono 1

Kel. Sapuro 1

Kel. Pringrejo 2

Kel. Tirto 1

Kel. Bendan 1
Kregon
54

Total 8

2. PEKALONGAN TIMUR Kel. Poncol 4

Kel. Nyontaan sari 1

Kel. Sampang 1

Kel. Kalibaros 2

Kel. Kauman 5

Kel. Gamer 1

Kel. Sentono 1

Kel. Klego 1

Total 16

3. BUARAN Kel. Bligo 1

Kel. Wonokerto 1

DS. Kertijaya 1

Total 3

4. PEKALONGAN UTARA Kel. Degayu 1

Kel.Krapyak 1

Total 2

5. POLSEK TIRTO Ds. Panca 1

Ds. Dadirejo 1

Kel. Siderojo 1

Total 3

6. POLSEK Kel. Banyuurip 1


55

PEKALONGAN
SELATAN

Total 1

Wilayah lainnya Kel terban 1

Kel. Kepetek 1

Total 2

TOTAL KASUS 35

Sumber : Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan data diatas angka kasus curanmor yang tergolong


banyak terdapat di kelurahan KauMan dan poncol. Masing-masing
kelurahan jumlah kasus curanmornya yaitu 5 dan empat kasus.
Berdasarkan data diatas terdapat dua kelurahan yang terdapat jumlah
curanmornya 2 kasus yaitu kelurahan Jalibaros dan Pringrejo. Sisanya
tergolong rendah yaitu 1 kasus dan tidak ada kasus curanmor.

3.2 Pelaksanaan Sambang Oleh Bhabinkamtibmas Guna Mencegah

Curanmor di Polres Pekalongan Kota

Dalam menjabarkan hasil temuan penelitian berkaitan mengenai


pelaksanaan sambang oleh Bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota
akan dijabarkan dengan berpedoman pada teori manajemen oleh George
R. Terry. Dalam manajemen dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan)
dan Controlling (pengendalian).

a. Planning
56

Dalam pelaksanaan sambang melibatkan seluruh bhabinkamtibmas


yang ada di Polres Pekalongan Kota, sebelum melaksanakan harus
membuat rencana kegiatan, rencana kegiatan ini dibuat dalam harian,
mingguan dan bulanan oleh Panit Binmas yang ada di Polsek. Rengiat
tersebut dibuat oleh panit Binmas dan mengetahui Kapolsek masing-
masing Polsek. Namun mengingat pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas belum memperhatikan sasaran. Berdasarkan hasil
wawancara penulis dengan bhabinkamtibmas bahwa rata-rata
bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang kepada masyarakat
kendalanya sering tidak bertemu dengan pemilik rumah atau tidak tepat
sasaran. Hal ini dikarenakan tidak ada koordinasi terlebih dahulu antara
bhabinkamtibmas dengan sasaran. Berdasarkan data intel dasar yang
penulis dapat bahwa lebih dari 50 persen penduduk Pekalongan Kota
bekerja sebagai buruh atau karyawan, atau pekerja dibayar, baik sebagai
pegawai negeri maupun sebagai karyawan swasta.

b. Organizing

Dalam struktur Organisasi Polres Pekalongan Kota terdapat


Kapolres yang membawahi beberapa fungsi satuan dan seluruh polsek
yang ada di Pekalongan Kota. Satuan Binmas membidangi pekerjaan
yang berkaitan dengan fungsi preemtif dan preventif. Polsek dipimpin oleh
Kapolsek yang membawahi beberapa unit salah satunya unit Binmas.
Unit binmas memiliki anggota yaitu para Bhabinkamtibmas.
Bhabinkamtibmas merupakan pelaksana fungsi preemtif dan
preventif. Di Polres Pekalongan Kota jumlah Bhabinkamtibmas sebanyak
53 orang. Jumlah Bhabinkamtibmas sesuai dengan jumlah desa atau
kelurahan yang ada di Pekalongan Kota, jadi satu desa atau kelurahan
diisi oleh satu Bhabinkamtibmas. Bhabinkamtibmas diangkat berdasarkan
surat telegram Kapolda. Namun dalam pelaksanaannya di lapangan
bhabinkamtibmas masih ditugaskan atau diperbantukan dalam kegiatan
57

atau operasi lain. Hal ini dikarenakan terbatasnya personil anggota Polri di
Polres Pekalongan Kota.

c. Actuating

pelaksanaan sambang oleh Bhabinkamtibmas di wilayah Polres


Pekalongan Kota berpedoman pada Perkap No.1 tahun 2021 tentang
Pemolisian Masyarakat dan Perkap No.7 Tahun 2021 tentang
Bhabinkamtibmas. Berdasarkan surat telegram Kapolda Jateng tentang
Bhabinkamtibmas bahwa dalam pelaksanaan tugasnya minimal sehari 3
kali sambang, dalam seminggu membuat 1 kali laporan informasi dan
dalam sebulan 1 kali melakukan problem solving. Berikut tabel pelaporan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Bhabinkamtibmas.

Tabel 3.12 : Laporan hasil kegiatan Bhabinkamtibmas Pada Bulan


Januari
JUMLAH
LAPORAN
NO NAMA PANGKAT
DALAM SATU
BULAN

BARAT      

1 CATUR BUDIYANTO, S.H. BRIPKA 9

2 M. KHAERON AIPTU 20

3 FAJAR DWI ARIYANTO AIPDA 8

4 BAYU ARIYANTO, S.Psi. BRIPKA 7

5 MOH. FAKHRUDDIN, S.H. AIPDA 14

6 TEGUH ARI PAMUNGKAS AIPTU 15

7 HARTONO AIPTU 19
58

UTARA      

1 HARYANTO, S.H AIPTU 24

2 SAMSUL BURHAM AIPDA 21

3 TUTUT WINARTO AIPTU 19

4 AMIR MUSTOFA ,S.H BRIPKA 19

5 NUR FATONI BRIPKA 23

6 RUSBIYANTO AIPTU 21

7 PURNOMO HARI MUSTOFA AIPDA 14

TIMUR      

1 MUH. KHAMIM AIPTU 13

EKO NUGROHO WALUYO,


2
S.H BRIPKA 7

3 TEGUH ANTORO, SH. AIPDA 12

4 AHMAD MUAZIM BRIPKA 18

5 MUHAMAD TRI NURUDIN BRIPKA 10

6 TEGAR MAHARDHI.A BRIPKA 14

7 YONANTA ARYA LOKA BRIPKA 7

SELATAN      

RIDWAN BUDI DARMAWAN, AIPTU


1
S.H 23

2 HENDRO WAHYONO BRIPKA 20

3 SARWEDI AIPDA 10
59

4 SENO ADI WIRAWAN , S.H BRIPKA 13

5 ZAENAL ARIFIN AIPDA 11

6 SUDARNO,S.H AIPTU 16

BUARAN      

1 SANITA AIPTU 12

2 BUDI KRISNANTO BRIPKA 12

3 KUSNI AIPDA 8

4 DWI ENDARTO AIPTU 9

5 HARBAYA SUGIARTO AIPDA 6

6 PARNO AIPDA 7

7 AMAT CHOLIL BRIPKA 17

8 ACHMAT FAUZAN BRIPKA 9

9 DIDIK BAGYA S.M. AIPTU 16

10 EDI WIBOWO, S.H. AIPDA 13

TIRTO      

1 ANGGA FAJAR IRAWAN BRIPKA 15

2 WAHUDIN AIPTU 10

3 MIFTAH, S.H. AIPTU 9

4 JUWADI BRIPKA 8

5 KASNUR AIPTU 15

6 TUSLANI AIPTU 11

7 M. SYAIFUL A AIPTU 11
60

8 AGUS PUJI H.,S.H. AIPTU 9

9 M. TAROM AIPTU 13

10 ZAENAL ARIF MUSTOFA BRIPKA 7

11 CUCUN HENDRIYANTO AIPDA 13

12 TRI BUDI YOSO BRIPKA 9

SETIYO PAMBUDI, A.Md


13 AIPTU
Kom 3

14 M. AQIB JELANI, S.H. AIPTU 10

15 DASMOIT AIPTU 15

16 SARIYANTO BRIPKA 7

Sumber : Satuan Binmas Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan data diatas apabila berpedoman pada surat telegram


Kapolda Jawa Tengah mengenai tugas Bhabinkamtibmas idealnya dalam
satu bulan setiap satu Bhabinkamtibmas melaporkan sebanyak 71
laporan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan kegiatan oleh Bhabinkamtibmas belum memenuhi target
yang ditentukan.
Jumlah personel di Polres Pekalongan Kota yang terbatas
merupakan salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
sambang. Berdasar hasil wawancara dengan Kanit Bhabinkamtibmas
Polres Pekalongan Kota, beliau menyatakan bahwa pada saat ada
kegiatan operasi atau kegiatan besar lainnya contohnya seperti Operasi
Lilin, Bhabinkamtibmas ikut dalam pelaksanaan kegiatan tersebut atau
diperbantukan. Hal tersebut akan mempengaruhi jalannya pelaksanaan
sambang yang seharusnya setiap hari dilaksanakan. Sehingga pelaporan
kegiatan sambang menjadi terhambat.
61

Hubungan bhabinkamtibmas dengan masyarakat juga merupakan


salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan sambang. Berdasar hasil
wawancara yang saya lakukan dengan Kanit Binpolmas Aiptu
Widiyatmoko bahwasannya masih ditemukan renggangnya hubungan
masyarakat dengan bhabinkamtibmas. Beliau mengatakan sebagai
berikut :

”Ada kasus dimana bhabinkamtibmas putus hubungan dengan


masyarakat karena bhabinkamtibmas di polsek tersebut merangkap
menjadi inforMan terhadap tindak pidana contoh seperti sabung ayam dan
perjudian, sehingga masyarakat memiliki tanggapan buruk terhadap
bhabinkamtibmas tersebut.”

Berdasarkan pernyataan tersebut kegiatan sambang yang dilakukan


Bhabinkamtibmas kepada masyarakat jadi kurang maksimal.
Pada era pandemi covid-19 mengharuskan kita untuk menjaga
protokol kesehatan, antara lain yaitu dengan menghindari kerumunan dan
menjaga jarak atau meminimalkan kontak. Hal ini tidak terkecuali
pelaksanaan sambang yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas. Kondisi
tersebut mengharuskan kegiatan sambang oleh bhabinkamtibmas
mendatangi dari rumah ke rumah. Hal ini membuat jumlah sasaran yang
didapat tidak efektif dan efisien.
Selain itu berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa
kondisi pandemi seperti saat ini serta minimnya bahan materi tentang
curanmor yang dimiliki bhabinkamtibmas menjadikan fokus atau pesan
utama yang disampaikan hanya terkait covid-19 dan protokol kesehatan.

Gambar 3.4 : Pelaksanaan Sambang ke Masyarakat


62

Sumber : Dokumentasi pelaksanaan observasi kegiatan sambang


bhabinkamtibmas
63

Berdasarkan dokumentasi diatas merupakan salah satu contoh


pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas kepada masyarakat.
Dalam kegiatan sambang tersebut pesan yang disampaikan
bhabinkamtibmas hanya berfokus pada covid-19 dan protokol
kesehatan. Penulis tidak menemukan bhabinkamtibmas
menyampaikan tentang kamtibmas khususnya terhadap curanmor.
Sedangkan curanmor tahun terakhir mengalami kenaikan jumlah
kejadian sekitar 50%.

d. Controlling
Dalam sistem pengawasan yang dilakukan pimpinan terhadap
bhabinkamtibmas yaitu dengan cara menerima laporan kegiatan secara
berkala serta pelaksanaan analisa dan evaluasi setiap bulannya. Setiap
melaksanakan tugas, petugas Bhabinkamtibmas melaksanakan pelaporan
dengan cara melaksanakan dokumentasi serta memberikan uraian
kegiatan yang dilakukan. Berikut contoh pelaporan Bhabinkamtibmas
kepada Kanit Bhabinkamtibmas .
64

Gambar 3.5 Pelaporan Bhabinkamtibmas

Sumber : Kanit Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Kota


Berdasarkan gambar tersebut Bhabinkamtibmas melaksanakan
giat ke masyarakat yang dilaporkan via Whatsapp kepada pimpinan.
Namun kelemahan disini masih banyak Bhabinkamtibmas yang hanya
asal kirim laporan bahkan biasanya dokumentasi yang lama dikirim pada
hari-hari libur kerja seperti sabtu dan minggu. Hal ini demi memenuhi
laporan yang sudah ditentukan. Pernyataan tersebut saya dapat dari Kanit
Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Kota Aiptu Ahmad Subekhi ,SH.
Sementara itu pelaksanaan analisis dan evaluasi diadakan setiap satu
bulan sekali.
65

Gambar 3.6 Kegiatan Anev Bhabinkamtibmas

Sumber : Satuan Binmas Polres Pekalongan Kota

Gambar diatas merupakan pelaksanaan anev bulanan


bhabinkamtibmas jajaran Polres Pekalongan Kota. Anev tersebut dihadiri
oleh unsur pimpinan serta seluruh bhabinkamtibmas yang ada di Polres
Pekalongan Kota.

3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Sambang Oleh

Bhabinkamtibmas

Dalam pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas dipengaruhi


oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal tersebut tersebut akan saya uraikan
66

dengan berpedoman pada teori manajemen unsur oleh George R. Terry


yaitu Man, Money, Material, method, Machine, dan Market. Namun pada
penelitian ini penulis hanya menggunakan unsur man, money, method
dan Materiil. Sedangkan faktor eksternal penulis urai berdasarkan kondisi
geografis, ekonomi dan sosial budaya. Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas.

3.4.1 Faktor Internal

a. Man ( Manusia )

Man dalam hal ini merupakan unsur manajemen yang dimaksudkan


sebagai sumber daya manusia. Dalam manajemen faktor manusia
berperan sangat penting dan menentukan karena manusia yang
membuat suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan atau pengendalian. Tanpa adanya unsur manusia suatu
pekerjaan tidak akan berjalan.

Bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota jumlahnya sebanyak


53 orang. Berikut data bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota:

Tabel 3.10 : Data Personel Bhabinkamtibmas di Polres


Pekalongan Kota
DIK DIKJUR/
PANG NRP /
NO NAMA JABATAN PERT DIKBANGSP
KAT NIP
AMA ES

BHABINKAMTI
BMAS KEL. GAKKUM
6512081 SEBA
1 HARTONO AIPTU PRINGREJO LANTAS
9 89/90
POLSEK PKL 1995
BARAT

2 TEGUH AIPTU 7804011 BHABINKAMTI SEBA  


67

BMAS KEL.
ARRI PASIR
PK
PAMUNGK 1 KRATONKRA
97/98
AS MAT POLSEK
PKL BARAT

BHABINKAMTI
BMAS KEL. DIKMA
MUHAMAD 7607053
3 AIPTU BENDANKER BA  
KHAERON 9
GON POLSEK 1997
PKL BARAT

BHABINKAMTI
BMAS KEL. DIKMA JURDAS BA
FAJAR DWI 7810116
4 AIPDA PODOSUGIH BA TIPIRING
ARIYANTO 5
POLSEK PKL 2001 2003
BARAT

BHABINKAMTI
BMAS KEL.
BAYU DIKTU
8505003 SAPURO
5 ARIYANTO, AIPDA KBA  
4 KEBULEN
S.Psi. 2003
POLSEK PKL
BARAT

BHABINKAMTI
MOH. BMAS KEL. DIKTU
8210105
6 FAKHRUD AIPDA TIRTO KBA  
0
DIN, S.H. POLSEK PKL 2003
BARAT

BRIPK 8703042 BHABINKAMTI DIKTU


7 CATUR
A 1 BMAS KEL. KBA
BUDIYANT
MEDONO 2006
68

POLSEK PKL
O, S.H.
BARAT

BHABINKAMTI
BMAS KEL. SECA DAS TA
MUH. 6701017
8 AIPTU GAMER TA BRIMOB
KHAMIM 9
POLSEK PKL 87/88 87/88
TIMUR

BHABINKAMTI
TEGUH BMAS KEL. DIKTU
8305042
9 ANTORO, AIPDA KAUMAN KBA  
6
S.H. POLSEK PKL 2003
TIMUR

BHABINKAMTI
EKO
BMAS KEL. DIKTU
NUGROHO BRIPK 8505115
10 NOYONTAAN KBA  
WALUYO, A 6
SARI POLSEK 2005
S.H.
PKL TIMUR

BHABINKAMTI
TEGAR BMAS KEL. DIKTU
BRIPK 8512148
11 MAHARDHI PONCOL KBA
A 5
ATMA POLSEK PKL 2006
TIMUR

BHABINKAMTI
YONANTA BMAS KEL. DIKTU
BRIPK 8707034
12 ARYA KALIBAROS KBA  
A 9
LOKA POLSEK PKL 2006
TIMUR

13 MUHAMAD BRIPK 8609092 BHABINKAMTI DIKTU


69

BMAS KEL.
TRI KLEGO KBA
A 8
NURUDIN POLSEK PKL 2006
TIMUR

BHABINKAMTI
AHMAD BMAS KEL DIKTU
BRIPK 8706131
14 MUAZIM, SETONO KBA  
A 2
S.H. POLSEK PKL 2007
TIMUR

BHABINKAMTI
BMAS KEL.
HARYANT 6906049 SEBA
15 AIPTU PANJANGBAR  
O, S.H. 3 92/93
U POLSEK
PKL UTARA

BHABINKAMTI
BMAS KEL.
RUSBIANT 6707019 SEBA
16 AIPTU KRAPYAK  
O 1 87/88
POLSEK PKL
UTARA

BHABINKAMTI
BMAS KEL.
DIKMA
TUTUT 7909030 PADUKUHAN
17 AIPTU BA  
WINARTO 9 KRATON
99/00
POLSEK PKL
UTARA

PURNOMO BHABINKAMTI DIKMA


8005098
18 HARI AIPDA BMAS KEL. BA  
2
MUSTOFA BANDENGAN 2001
POLSEK PKL
70

UTARA

BHABINKAMTI
BMAS KEL.
SAMSUL DIKTU
8403092 KANDANG
19 BURHAM, AIPDA KBA  
3 PANJANG
S.H. 2004
POLSEK PKL
UTARA

BHABINKAMTI
BMAS KEL. DIKTU
NURFATO BRIPK 8408078
20 PANJANGWE KBA  
NI A 2
TAN POLSEK 2004
PKL UTARA

BHABINKAMTI
AMIR BMAS KEL. DIKTU
BRIPK 8511073
21 MUSTOFA, DEGAYU KBA  
A 9
S.H. POLSEK PKL 2005
UTARA

BHABINKAMTI
RIDWAN
BMAS KEL. SEBA
BUDI 7906001
22 AIPTU BUARAN PK  
DARMAWA 2
POLSEK PKL 97/98
N, S.H.
SELATAN

BHABINKAMTI
BMAS KEL. DIKMA
SUDARNO, 7908035
23 AIPTU BANYURIP BA  
S.H. 2
POLSEK PKL 99/00
SELATAN

24 SARWEDI AIPDA 8209060 BHABINKAMTI DIKTU DIKBANGSP


71

BMAS KEL.
ES BINTARA
SOKODUWET KBA
5 SAR POLAIR
POLSEK PKL 2003
2016
SELATAN

BHABINKAMTI
BMAS KEL.
ZAINAL 8106115 KURIPAN SECA
25 AIPDA  
ARIFIN 1 YOSOREJO BA
POLSEK PKL
SELATAN

BHABINKAMTI
BMAS KEL. DIKTU
HENDRO BRIPK 8512168
26 JENGGOT KBA
WAHYONO A 2
POLSEK PKL 2006
SELATAN

BHABINKAMTI
BMAS KEL.
SENO ADI DIKTU
BRIPK 8812023 KURIPAN
27 WIRAWAN, KBA  
A 6 KERTOHARJO
S.H. 2007
POLSEK PKL
SELATAN

BHABINKAMTI
BMAS DS.
MUH. 6510068 SEBA DAS BABIN
28 AIPTU DADIREJO
TAROM 8 89/90 2003
POLSEK
TIRTO

6810027 BHABINKAMTI SECA DAS TA


29 DASMOIT AIPTU
9 BMAS DS. TA BRIMOB
MULYOREJO
72

POLSEK
TIRTO

BHABINKAMTI
BMAS DS.
7302023 SECA
30 TUSLANI AIPTU JERUKSARI  
2 BA
POLSEK
TIRTO

BHABINKAMTI
M. BMAS DS.
7310018 SECA
31 SYAIFUL AIPTU KARANGANY  
5 BA
ALHADZAR AR POLSEK
TIRTO

BHABINKAMTI
BMAS DS.
7603082 SEBA
32 WAHUDIN AIPTU KARANGJOM  
3 95/96
PO POLSEK
TIRTO

BHABINKAMTI
BMAS DS. SEBA
7604067
33 KASNUR AIPTU SILIREJO PK  
1
POLSEK 97/98
TIRTO

BHABINKAMTI
BMAS DS. SEBA
AGUS PUJI 7605034 DAS BA
34 AIPTU PANDANARU PK
HARTONO 2 BRIMOB
M POLSEK 96/97
TIRTO

35 MIFTAH, AIPTU 8008015 BHABINKAMTI DIKMA DIKBANGSP


73

BMAS DS.
ES BINTARA
NGALIYAN BA
S.H. 5 PENGUJI
POLSEK 99/00
SIM 2018
TIRTO

BHABINKAMTI
M. AQIB BMAS DS. DIKMA
7807082
36 JELANI, AIPTU TEGALDOWO BA  
8
S.H. POLSEK 99/00
TIRTO

BHABINKAMTI
CUCUN BMAS DS. DIKMA
8009013
37 HENDRIYA AIPDA SIDOREJO BA  
6
NTO POLSEK 99/00
TIRTO

BHABINKAMTI
BMAS DS. DIKTU
NUGROHO 8303044
38 AIPDA SAMBOREJO KBA  
RAHARJO 2
POLSEK 2003
TIRTO

BHABINKAMTI
BMAS DS. DIKTU
TRI BUDI BRIPK 8403031
39 TANJUNG KBA  
YOSO, S.H. A 8
POLSEK 2003
TIRTO

BHABINKAMTI
DIKTU
BRIPK 8210120 BMAS DS.
40 JUWADI KBA  
A 5 WULED
2004
POLSEK
TIRTO
74

BHABINKAMTI
ZAENAL BMAS DS. DIKTU
BRIPK 8412015
41 ARIF PUCUNG KBA  
A 0
MUSTOFA POLSEK 2003
TIRTO

BHABINKAMTI
ANGGA BMAS DS. DIKTU
BRIPK 8708018 DAS
42 FAJAR PACAR KBA
A 7 INTELKAM
IRAWAN POLSEK 2005
TIRTO

BHABINKAMTI
BMAS DS. DIKTU
SARIYANT BRIPK 8611100
43 CURUG KBA
O A 8
POLSEK 2006
TIRTO

DIDIK BHABINKAMTI
BAGYA BMAS DS.
6512043 SECA
44 SUSENA AIPTU BLIGO  
3 BA
MARWANT POLSEK
A BUARAN

BHABINKAMTI
BMAS DS.
7207063
45 SANITA AIPTU SAPUGARUT SEBA  
4
POLSEK
BUARAN

46 DWI AIPTU 7504070 BHABINKAMTI SEBA DAS BA


ENDARTO 9 BMAS DS. PK BRIMOB
SIMBANG 96/97 1998
KULON
75

POLSEK
BUARAN

BHABINKAMTI
BMAS DS. DIKMA JUR DAS BA
7907134
47 PARNO AIPDA PAWEDEN BA TIPIRING
7
POLSEK 2001 2004
BUARAN

BHABINKAMTI
BMAS DIKTU
KUSNI
8301094 SIMBANG KBA
48 IMAM AIPDA  
0 WETAN 2003
YUDI, S.H.
POLSEK GEL. II
BUARAN

BHABINKAMTI
BMAS DS. DIKTU
ACHMAT 8307074
49 AIPDA WATUSALAM KBA  
FAUZAN 2
POLSEK 2003
BUARAN

BHABINKAMTI
BMAS DS. DIKMA
HARBAYA 8407000
50 AIPDA COPRAYAN BA  
SUGIARTO 4
POLSEK 2002
BUARAN

51 EDI AIPDA 8406140 BHABINKAMTI SECA  


WIBOWO, 5 BMAS DS. BA
S.H. KERTIJAYAN
POLSEK
BUARAN
76

BHABINKAMTI
BUDI BMAS DS. DIKTU DIKBANGSP
BRIPK 8504092
52 KRISNANT PAKUMBULAN KBA ES BRIGPOL
A 4
O POLSEK 2004 SPK 2009
BUARAN

53 BHABINKAMTI
AMAT BMAS DS. DIKTU
BRIPK 8404172
CHOLIL, WONOYOSO KBA  
A 2
S.H. POLSEK 2005
BUARAN

Sumber : Sat Binmas Polres Pekalongan Kota


77

Berdasarkan data diatas kita ketahui bahwa terdapat 6


bhabinkamtibmas yang usianya sudah memasuki 50 tahun. Kondisi
tersebut akan mempengaruhi kinerja dari bhabinkamtibmas dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari. Hal tersebut juga saya dapat dari
hasil wawancara dengan Kanit Bhabinkamtibmas, beliau menyatakan
bahwa kendala dari bhabinkamtibmas yang ada di Polres Pekalongan
Kota yaitu masih ada sekitar 6 bhabinkamtibmas yang usianya sudah
beranjak 50 tahun. Bhabinkamtibmas di usia segitu kendalanya gagal
teknologi dan secara fisik untuk kegiatan yang membutuhkan tenaga lebih
banyak sudah tidak mampu. Berdasarkan data diatas juga menunjukkan
bahwa yang belum mengikuti dikjur masih sekitar 80% Bhabinkamtibmas.
Bhabinkamtibmas yang sudah pernah dikjur pun bukan dikjur fungsi
Binmas namun fungsi teknis lain seperti intel, reskrim dan brimob.

b. Money ( uang )

Unsur uang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan


anggaran dalam pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas di lapangan dalam
pelaksanaan sambang. Berikut penulis mengambil data sampel nominatif
penerimaan dukopsnal Bhabinkamtibmas Polsek Pekalongan Timur Bulan
Oktober tahun 2021.
78

Gambar 3.4 : Daftar Nominatif Penerimaan Dukopsnal


Bhabinkamtibmas Polsek Pekalongan Timur Bulan Oktober
2021

Sumber : SIKEU Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan data diatas setiap Bhabinkamtibmas setiap kegiatan


operasional mendapatkan uang makan sebesar Rp. 30.000,00 dan dana
satuan sebesar Rp.35.000,00 jadi setiap kegiatan Bhabinkamtibmas
menerima Dukopsnal senilai Rp. 65.000,00. Berdasarkan data diatas
Bhabinkamtibmas melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang sudah ada
sebagai berikut :
79

Gambar 3.5 : Jadwal Giat Bhabinkamtibmas Polsek Pekalongan


Timur Bulan Oktober 2021

Sumber : SIKEU Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan jadwal diatas bhabinkamtibmas dalam satu bulan


melaksanakan giat sejumlah 22 hari. Namun Di Polres Pekalongan Kota,
Bhabinkamtibmas melaksanakan tugasnya kepada masyarakat dalam
waktu setiap hari termasuk hari libur seperti hari sabtu dan minggu.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bhabinkamtibmas bahwa
rata-rata bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang masih
mengeluarkan biaya pribadi masing-masing contohnya seperti biaya
makanan yang dibutuhkan dalam suatu acara dan sarana pendukung
lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah anggaran yang tersedia
tidak sesuai dengan realita kegiatan bhabinkamtibmas di lapangan yang
mengharuskan mengirim laporan ke pimpinan setiap harinya.
80

c. Method

Metode adalah suatu cara yang memperlancar pekerjaan suatu


organisasi. Metode yang digunakan oleh bhabinkamtibmas dalam
penelitian ini yaitu sambang. Sambang sudah dilakukan oleh
bhabinkamtibmas di wilayah Polres Pekalongan Kota. Pelaksanaan
sambang jika mengacu pada Perkap No.7 tahun 2021 Bab II tentang
tugas, peran dan wewenang bhabinkamtibmas bahwa idealnya
bhabinkamtibmas membuat rencana kegiatan, menentukan sasaran yang
tepat, menyampaikan pesan-pesan kamtibmas, meningkatkan kesadaran
masyarakat, melaksanakan komunikasi dua arah, melaporkan rencana
kegiatan kepada Kanit Binmas.

Dalam pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas belum


dilakukan koordinasi terlebih dahulu terhadap sasaran. Berdasarkan hasil
wawancara penulis dengan bhabinkamtibmas bahwa rata-rata
bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang kepada masyarakat
kendalanya sering tidak bertemu dengan pemilik rumah atau tidak tepat
sasaran. Hal ini dikarenakan tidak ada koordinasi terlebih dahulu antara
bhabinkamtibmas dengan sasaran. Akibatnya pelaksanaan sambang
menjadi terhambat.
81

Pada era pandemi covid-19 mengharuskan kita untuk menjaga


protokol kesehatan, antara lain yaitu dengan menghindari kerumunan dan
menjaga jarak atau meminimalkan kontak. Kondisi tersebut juga tidak
mendukung kegiatan sambang oleh bhabinkamtibmas yang sifatnya
berkerumun atau berkumpul. Kondisi tersebut mengharuskan kegiatan
sambang oleh bhabinkamtibmas mendatangi dari rumah ke rumah. Hal ini
membuat jumlah sasaran yang didapat tidak efektif dan efisien. Selain itu
berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kondisi pandemi
seperti saat ini serta minimnya bahan materi tentang curanmor yang
dimiliki bhabinkamtibmas menjadikan fokus atau pesan utama yang
disampaikan hanya terkait covid-19 dan vaksinasi.

Jumlah personel di Polres Pekalongan Kota yang terbatas


merupakan salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
sambang. Berdasar hasil wawancara dengan Kanit Bhabinkamtibmas
Polres Pekalongan Kota, beliau menyatakan bahwa pada saat ada
kegiatan operasi atau kegiatan besar lainnya contohnya seperti Operasi
Lilin, Bhabinkamtibmas ikut dalam pelaksanaan kegiatan tersebut atau
diperbantukan. Hal tersebut akan mempengaruhi jalannya pelaksanaan
sambang yang seharusnya setiap hari dilaksanakan. Sehingga pelaporan
kegiatan sambang menjadi terhambat.

Hubungan bhabinkamtibmas dengan masyarakat merupakan salah


satu faktor yang mempengaruhi kegiatan sambang. Berdasar hasil
wawancara yang saya lakukan dengan Kanit Binpolmas bahwasannya
masih ditemukan renggangnya hubungan masyarakat dengan
bhabinkamtibmas. Beliau mengatakan sebagai berikut :
”Ada kasus dimana bhabinkamtibmas putus hubungan dengan
masyarakat karena bhabinkamtibmas di polsek tersebut merangkap
menjadi inforMan terhadap tindak pidana contoh seperti sabung ayam dan
perjudian, sehingga masyarakat memiliki tanggapan buruk terhadap
bhabinkamtibmas tersebut.”
82

Berdasarkan pernyataan tersebut kegiatan sambang yang dilakukan


Bhabinkamtibmas kepada masyarakat jadi kurang maksimal

d. Materiil

Materiil yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sarana prasarana


yang mendukung pelaksanaan sambang. Dimaksud sarana dan
prasarana yang mendukung berdasarkan Perkap No.7 tahun 20221 pasal
16 ayat 3 yaitu kartu nama, format kunjungan, stiker kunjungan, brosur
kunjungan, buku agenda, peta, alat tulis, ban lengan Bhabinkamtibmas,
jaket bhabinkamtibmas, ransel kerja, senter, garis polisi, rompi polisi, jas
hujan, laptop, borgol, senjata api, tongkat polisi, buku pintar
bhabinkamtibmas, buku catatan, alat komunikasi, kamera dan sepeda
motor. Berikut daftar barang inventaris bhabinkamtibmas di Polres
Pekalongan Kota :
Tabel 3.11 : Barang Inventaris Bhabinkamtibmas Di Polres
Pekalongan Kota

BARANG INVENTARIS

POLSEK
H TONGKAT JAS
R2 HP ROMPI JAKET BORGOL
T T HUJAN

BARAT 7 2 6 7 7 4 7 7

TIMUR 7 3 4 7 7 3 7 7
SELATA
N 6 3 3 6 6 4 6 6

UTARA 7 3 6 7 7 7 7 7

BUARAN 10 3 5 10 10 7 10 10

TIRTO 16 4 6 16 16 11 16 16
83

JUMLAH 53 18 30 53 53 36 53 53

Sumber : Sat Binmas Polres Pekalongan Kota


Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa barang inventaris
seperti rompi, jaket, borgol, tongkat T, jas hujan dan sepeda motor sudah
terpenuhi yaitu totalnya sudah sesuai dengan total bhabinkamtibmas yaitu
53. Namun untuk alat komunikasi seperti HP dan HT masih belum
terpenuhi. Hal ini menjadi salah satu faktor terhambatnya komunikasi
yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas.
Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi sarana dan prasarana tersebut yaitu rata-rata
ketersediaan di polsek yang belum terpenuhi maupun dari masing-masing
bhabinkamtibmas yang tidak membawa Ketika pelaksanaan sambang.
Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan Kanit Binmas Polsek
Pekalongan Selatan IPDA Yosep SH beliau menyatakan bahwa peralatan
seperti komputer dan printer di ruang unit Binmas sudah kuno dan sering
mengalami masalah.
Salah satu juga faktor yang mempengaruhi Materiil dalam
pelaksanaan sambang yaitu dari segi sarana atau tempat pada era
pandemi covid-19. Pada saat sebelum covid-19, Bhabinkamtibmas
melaksanakan sambang ke pemukiman, di aula masyarakat, tempat
orang berkumpul atau kegiatan masyarakat. Pada era pandemi covid-19
mengharuskan kita untuk menjaga protokol kesehatan, antara lain yaitu
dengan menghindari kerumunan dan menjaga jarak. Hal ini tidak
terkecuali pelaksanaan sambang yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas
dengan cara mengumpulkan warga di suatu tempat akan menjadi
terhambat. Berdasarkan observasi yang saya lakukan dari segi materi
pesan yang disampaikan bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang
di masa pandemi ini juga lebih terfokus pada masalah covid-19,
84

sedangkan pada tahun terakhir angka curanmor di Polres Pekalongan


Kota mengalami kenaikan jumlah hampir 50%.
Dalam hal ini sumberdaya manusianya juga sebagai faktor yang
mempengaruhi dari Materiil atau sarana dan prasarana tersebut. Di Polres
Pekalongan Kota sebagian Bhabinkamtibmas malas-malasan
menggunakan aplikasi yang sudah ada contohnya seperti aplikasi yang
tersedia seperti SIBOS V2. Berikut jumlah laporan aplikasi BOS yang
masuk:

Tabel 3.11 : Rekap Lap Bos V2 Jajaran Bhabinkamtibmas


Polres Pekalongan Kota Sd Tanggal 27 Februari 2022

N DD PS PS TOTA
O Nama Desa S DD 1 2 L

  POLSEK BARAT            

CATUR
1 BUDIYANTO, S.H. MEDONO 1 0 0 0 1

MUHAMAD BENDAN
2 KHAERON KERGON 8 0 0 4 12

FAJAR DWI
3 ARIYANTO PODOSUGIH 2 0 0 0 2

BAYU ARIYANTO, SAPURO


4 S.Psi. KEBULEN 0 0 0 0 0

MOH.
5 FAKHRUDDIN, S.H. TIRTO 20 0 0 0 20

6 TEGUH ARRI PASIRKRATONKR 10 0 0 0 10


85

PAMUNGKAS AMAT

7 HARTONO PRINGREJO 3 0 0 0 3

POLSEK
PEKALONGAN
  TIMUR            

8 MUH. KHAMIM GAMER 15 0 0 0 15

EKO NUGROHO NOYONTAANSAR


9 WALUYO, S.H. I 1 0 0 0 1

TEGUH ANTORO,
10 S.H. KAUMAN 1 0 0 1 2

AHMAD MUAZIM,
11 S.H. SETONO 3 0 1 0 4

TEGAR MAHARDHI
12 ATMA PONCOL 0 0 0 0 0

MUHAMAD TRI
13 NURUDIN KLEGO 9 1 0 1 11

YONANTA
14 ARYALOKA KALI BAROS 0 0 0 0 0

POLSEK
PEKALONGAN
  UTARA            

15 HARYANTO, S.H. PANJANG BARU 22 0 3 0 25

SAMSUL BURHAM, KANDANG


16 S.H. PANJANG 7 0 0 0 7

17 TUTUT WINARTO PADUKUHAN 4 0 0 0 4


86

KRATON

AMIR MUSTOFA,
18 S.H. DEGAYU 4 0 0 0 4

PANJANG
19 NURFATONI WETAN 3 0 1 0 4

20 RUSBIANTO KRAPYAK 2 0 0 0 2

PURNOMO HARI
21 MUSTOFA BANDENGAN 4 0 0 0 4

POLSEK
PEKALONGAN
  SELATAN            

RIDWAN BUDI BUARAN


22 DARMAWAN, S.H. KRADENAN 4 0 0 0 4

HENDRO
23 WAHYONO JENGGOT 1 0 0 0 1

SENO ADI KURIPAN


24 WIRAWAN, S.H. KERTOHARJO 2 0 0 0 2

KURIPAN
25 ZAINAL ARIFIN YOSOREJO 6 0 0 0 6

26 SUDARNO, S.H. BANYURIP 12 0 0 0 12

27 SARWEDI SOKODUWET 1 0 0 0 1

  POLSEK BUARAN            

28 SANITA SAPUGARUT 8 0 0 0 8

29 BUDI KRISNANTO PAKUMBULAN 3 1 1 0 5

30 DWI ENDARTO SIMBANGKULON 14 0 0 0 14


87

HARBAYA
31 SUGIARTO COPRAYAN 6 0 0 0 6

32 PARNO PAWEDEN 2 0 0 0 2

AMAT CHOLIL,
33 S.H. WONOYOSO 17 0 0 0 17

34 ACHMAT FAUZAN WATUSALAM 3 0 0 0 3

DIDIK BAGYA
SUSENA
35 MARWANTA BLIGO 4 0 1 0 5

KUSNI IMAM YUDI,


36 S.H. SIMBANGWETAN 2 0 0 0 2

37 EDI WIBOWO, S.H. KERTIJAYAN 16 0 2 1 19

  POLSEK TIRTO            

ANGGA FAJAR
38 IRAWAN PACAR 1 0 0 0 1

39 WAHUDIN KARANGJOMPO 10 0 0 0 10

40 MIFTAH, S.H. NGALIAN 1 0 0 0 1

41 JUWADI WULED 2 0 0 0 2

42 KASNUR SILIREJO 1 0 0 0 1

43 TUSLANI JERUKSARI 3 0 0 0 3

M. SYAIFUL
44 ALHADZAR KARANGANYAR 26 0 0 0 26

45 AGUS PUJI PANDANARUM 11 0 0 0 11


88

HARTONO, S.H.

46 MUH. TAROM DADIREJO 0 0 0 0 0

ZAENAL ARIF
47 MUSTOFA PUCUNG 4 0 0 0 4

CUCUN
48 HENDRIYANTO SIDOREJO 29 0 0 1 30

49 TRI BUDI YOSO TANJUNG 2 0 0 0 2

M. AQIB JELANI,
50 S.H. TEGALDOWO 14 1 0 2 17

51 DASMOIT MULYOREJO 23 0 0 0 23

52 SARIYANTO CURUG 1 0 0 0 1

53 NUGROHO SAMBOREJO 3 0 0 0 3

Sumber : Satuan Binmas Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan data tersebut selama aplikasi ini berjalan masih banyak


Bhabinkamtibmas yang laporannya masih dibawah angka 5 dan belum
memenuhi target. Hal ini juga ditambah pernyataan dari Kanit
Bhabinkamtibmas Aiptu Subekhi bahwa para bhabinkamtibmas
cenderung mengabaikan pelaksanaan pelaporan melalui aplikasi BOS
karena dinilai terlalu rumit.

3.3.2 Faktor Eksternal

a. Kondisi Geografi

Pekalongan Kota merupakan kota yang sebelah utara


perbatasan langsung dengan laut jawa. Di Kecamatan Pekalongan Utara
khususnya di dekat pantai sering terjadi bencana banjir rob. Daerah
Hukum polres Pekalongan Kota terdapat aliran sungai yang berfungsi
89

sebagai sarana pengairan pertanian dan tidak untuk sarana perhubungan


lalu lintas karena pada umumnya kondisi sungai tidak begitu lebar dan
mudah diseberangi serta arus air yang kecil, namun setiap tahunnya
sering terjadi banjir khususnya musim penghujan. Kondisi tersebut
tentunya juga menjadi penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
sambang oleh Bhabinkamtibmas.

b. Kondisi Ekonomi

Pekalongan Kota merupakan kota yang banyak terdapat industri dan


perkantoran Sehingga masyarakat Pekalongan Kota banyak yang menjadi
buruh pabrik atau kerja di kantoran. Berdasarkan data intel dasar yang
penulis dapat bahwa lebih dari 50 persen penduduk yang bekerja
berstatus sebagai buruh atau karyawan, atau pekerja dibayar, baik
sebagai pegawai negeri maupun sebagai karyawan swasta. Kondisi
tersebut membuat bhabinkamtibmas menjadi terkendala untuk bertemu
atau melakukan sambang terhadap masyarakat.

c. Kondisi Sosial Budaya

Pekalongan Kota merupakan kota religi. Hal ini ditandai dengan


banyaknya para ulama ulama terkenal di Indonesia yang tinggalnya di
Pekalongan Kota. Di Pekalongan Kota juga terdapat makam ulama
terdahulu yang setiap harinya juga banyak orang yang berziarah.
Masyarakat Pekalongan Kota lebih patuh terhadap para ulama-ulama
kharismatik yang disana. Hal ini sebagai keuntungan untuk pendekatan
Bhabinkamtibmas kepada para Ulama tersebut yang tujuannya untuk
mengajak masyarakat agar ikut serta dalam memelihara kondisi
kamtibmas.
90

BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH


91

4.1. Pelaksanaan Sambang Oleh Bhabinkamtibmas Guna Mencegah


Curanmor

Tindak Pidana Pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum


Polres Pekalongan Kota tergolong tinggi. Hal itu ditandai dengan jumlah
kasus curanmor dari tahun 2020 ke 2021 mengalami kenaikan hampir
50% yaitu dari angka 15 menjadi 33 kasus. Bhabinkamtibmas sebagai
anggota polisi yang mengemban fungsi preemtif dan preventif,
melaksanakan upaya pencegahan dengan sambang kepada masyarakat.
Sasaran sambang yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas antara lain tokoh
agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan masyarakat yang ada di
wilayah hukum Polres Pekalongan Kota.

Dalam menjabarkan hasil temuan penelitian berkaitan mengenai


pelaksanaan sambang oleh Bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota
akan dijabarkan dengan berpedoman pada teori manajemen oleh George
R. Terry. Dalam manajemen dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan)
dan Controlling (pengendalian).

a. Planning

Dalam pelaksanaan sambang melibatkan seluruh bhabinkamtibmas


yang ada di Polres Pekalongan Kota, sebelum melaksanakan harus
membuat rencana kegiatan, rencana kegiatan ini dibuat dalam harian,
mingguan dan bulanan oleh Panit Binmas yang ada di Polsek. Rengiat
tersebut dibuat oleh panit Binmas dan mengetahui Kapolsek masing-
masing Polsek. Namun Rengiat pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas belum memperhatikan sasaran. Berdasarkan hasil
wawancara penulis dengan bhabinkamtibmas bahwa rata-rata
92

bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang kepada masyarakat


kendalanya sering tidak bertemu dengan pemilik rumah atau tidak tepat
sasaran. Hal ini dikarenakan tidak ada koordinasi terlebih dahulu antara
bhabinkamtibmas dengan sasaran. Berdasarkan data intel dasar yang
penulis dapat bahwa lebih dari 50 persen penduduk Pekalongan Kota
bekerja sebagai buruh atau karyawan, atau pekerja dibayar, baik sebagai
pegawai negeri maupun sebagai karyawan swasta.

b. Organizing

Dalam struktur Organisasi Polres Pekalongan Kota terdapat Kapolres


yang membawahi beberapa fungsi satuan dan seluruh polsek yang ada di
Pekalongan Kota. Satuan Binmas membidangi pekerjaan yang berkaitan
dengan fungsi preemtif dan preventif. Polsek dipimpin oleh Kapolsek yang
membawahi beberapa unit salah satunya unit Binmas. Unit binmas
memiliki anggota yaitu para Bhabinkamtibmas.
Bhabinkamtibmas merupakan pelaksana fungsi preemtif dan preventif.
Di Polres Pekalongan Kota jumlah Bhabinkamtibmas sebanyak 53 orang.
Jumlah Bhabinkamtibmas sesuai dengan jumlah desa atau kelurahan
yang ada di Pekalongan Kota, jadi satu desa atau kelurahan diisi oleh
satu Bhabinkamtibmas. Bhabinkamtibmas diangkat berdasarkan surat
telegram Kapolda. Namun dalam pelaksanaannya di lapangan
bhabinkamtibmas masih ditugaskan atau diperbantukan dalam kegiatan
atau operasi lain. Hal ini dikarenakan terbatasnya personil anggota Polri di
Polres Pekalongan Kota.
93

Berdasarkan data tabel 3.1 kita ketahui bahwa terdapat 6


bhabinkamtibmas yang usianya sudah memasuki 50 tahun. Kondisi
tersebut akan mempengaruhi kinerja dari bhabinkamtibmas dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari. Hal tersebut juga saya dapat dari
hasil wawancara dengan Kanit Bhabinkamtibmas, beliau menyatakan
bahwa kendala dari bhabinkamtibmas yang ada di Polres Pekalongan
Kota yaitu masih ada sekitar 6 bhabinkamtibmas yang usianya sudah
beranjak 50 tahun. Bhabinkamtibmas di usia segitu kendalanya gaptek
teknologi dan secara fisik untuk kegiatan yang membutuhkan tenaga lebih
banyak sudah tidak mampu. Berdasarkan data diatas juga menunjukkan
bahwa yang belum mengikuti dikjur masih sekitar 80% Bhabinkamtibmas.
Bhabinkamtibmas yang sudah pernah dikjur pun bukan dikjur fungsi
Binmas namun fungsi teknis lain seperti intel, reskrim dan brimob.

c. Actuating

pelaksanaan sambang oleh Bhabinkamtibmas di wilayah Polres


Pekalongan Kota berpedoman pada Perkap No.1 tahun 2021 tentang
Pemolisian Masyarakat dan Perkap No.7 Tahun 2021 tentang
Bhabinkamtibmas. Berdasarkan surat telegram Kapolda Jateng tentang
Bhabinkamtibmas bahwa dalam pelaksanaan tugasnya minimal sehari 3
kali sambang, dalam seminggu membuat 1 kali laporan informasi dan
dalam sebulan 1 kali melakukan problem solving. Berikut tabel pelaporan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Bhabinkamtibmas.
94

Tabel 3.12 : Laporan hasil kegiatan Bhabinkamtibmas Pada Bulan


Februari
JUMLAH
LAPORAN
NO NAMA PANGKAT
DALAM SATU
BULAN

BARAT      

CATUR BUDIYANTO,
1 S.H. BRIPKA 10

2 M. KHAERON AIPTU 19

3 FAJAR DWI ARIYANTO AIPDA 14

4 BAYU ARIYANTO, S.Psi. BRIPKA 13

MOH. FAKHRUDDIN,
5 S.H. AIPDA 20

TEGUH ARI
6 PAMUNGKAS AIPTU 17

7 HARTONO AIPTU 21

UTARA      

1 HARYANTO, S.H AIPTU 16

2 SAMSUL BURHAM AIPDA 18

3 TUTUT WINARTO AIPTU 16

4 AMIR MUSTOFA ,S.H BRIPKA 19

5 NUR FATONI BRIPKA 18

6 RUSBIYANTO AIPTU 17
95

PURNOMO HARI AIPDA


7
MUSTOFA 10

TIMUR      

1 MUH. KHAMIM AIPTU 20

EKO NUGROHO
2
WALUYO, S.H BRIPKA 28

3 TEGUH ANTORO, SH. AIPDA 22

4 AHMAD MUAZIM BRIPKA 20

MUHAMAD TRI
5
NURUDIN BRIPKA 26

6 TEGAR MAHARDHI.A BRIPKA 18

7 YONANTA ARYA LOKA BRIPKA 15

SELATAN      

RIDWAN BUDI AIPTU


1
DARMAWAN, S.H 20

2 HENDRO WAHYONO BRIPKA 18

3 SARWEDI AIPDA 16

SENO ADI WIRAWAN , BRIPKA


4
S.H 18

5 ZAENAL ARIFIN AIPDA 14

6 SUDARNO,S.H AIPTU 16

BUARAN      

1 SANITA AIPTU 21
96

2 BUDI KRISNANTO BRIPKA 16

3 KUSNI AIPDA 29

4 DWI ENDARTO AIPTU 16

5 HARBAYA SUGIARTO AIPDA 12

6 PARNO AIPDA 11

7 AMAT CHOLIL BRIPKA 23

8 ACHMAT FAUZAN BRIPKA 17

9 DIDIK BAGYA S.M. AIPTU 16

10 EDI WIBOWO, S.H. AIPDA 23

TIRTO      

ANGGA FAJAR BRIPKA


1
IRAWAN 19

2 WAHUDIN AIPTU 16

3 MIFTAH, S.H. AIPTU 17

4 JUWADI BRIPKA 14

5 KASNUR AIPTU 21

6 TUSLANI AIPTU 19

7 M. SYAIFUL A AIPTU 17

8 AGUS PUJI H.,S.H. AIPTU 17

9 M. TAROM AIPTU 17

ZAENAL ARIF BRIPKA


10 8
MUSTOFA
97

11 CUCUN HENDRIYANTO AIPDA 20

12 TRI BUDI YOSO BRIPKA 17

SETIYO PAMBUDI,
13 AIPTU
A.Md Kom 18

14 M. AQIB JELANI, S.H. AIPTU 9

15 DASMOIT AIPTU 17

16 SARIYANTO BRIPKA 10

Sumber : Satuan Binmas Polres Pekalongan Kota

Berdasarkan data diatas apabila berpedoman pada surat


telegram Kapolda Jawa Tengah mengenai tugas Bhabinkamtibmas
idealnya dalam satu bulan setiap satu Bhabinkamtibmas melaporkan
sebanyak 71 laporan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan kegiatan oleh Bhabinkamtibmas belum memenuhi
target yang ditentukan. Pada satu bulan idealnya laporan kegiatan seluruh
bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota yaitu sebanyak 3.763
laporan. Berdasarkan data laporan bulan Januari jumlah laporan seluruh
bhabinkamtibmas dalam satu bulan yaitu sebesar 683 laporan.
Sedangkan pada bulan Februari jumlah laporan seluruh bhabinkamtibmas
sebanyak 919 laporan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan
kegiatan bhabinkamtibmas belum memenuhi target yang ditentukan.
Jumlah personel di Polres Pekalongan Kota yang terbatas
merupakan salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
sambang. Berdasar hasil wawancara dengan Kanit Bhabinkamtibmas
Polres Pekalongan Kota, beliau menyatakan bahwa pada saat ada
kegiatan operasi atau kegiatan besar lainnya contohnya seperti Operasi
Lilin, Bhabinkamtibmas ikut dalam pelaksanaan kegiatan tersebut atau
diperbantukan. Hal tersebut akan mempengaruhi jalannya pelaksanaan
98

sambang yang seharusnya setiap hari dilaksanakan. Sehingga pelaporan


kegiatan sambang menjadi terhambat.
Hubungan bhabinkamtibmas dengan masyarakat juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan sambang. Berdasar hasil
wawancara yang saya lakukan dengan Kanit Binpolmas Aiptu
Widiyatmoko bahwasannya masih ditemukan renggangnya hubungan
masyarakat dengan bhabinkamtibmas. Beliau mengatakan sebagai
berikut :
”Ada kasus dimana bhabinkamtibmas putus hubungan dengan
masyarakat karena bhabinkamtibmas di polsek tersebut merangkap
menjadi informan terhadap tindak pidana contoh seperti sabung ayam dan
perjudian, sehingga masyarakat memiliki tanggapan buruk terhadap
bhabinkamtibmas tersebut.”

Berdasarkan pernyataan tersebut kegiatan sambang yang dilakukan


Bhabinkamtibmas kepada masyarakat jadi kurang maksimal.
Berdasarkan gambar 3.4 tentang Jumlah Penerimaan Duksopnal
Bhabinkamtibmas bahwa dukops yang diterima bhabinkamtibmas tidak
sesuai dengan realita kegiatan bhabinkamtibmas di lapangan.
Bhabinkamtibmas melaksanakan tugasnya kepada masyarakat dalam
waktu setiap hari termasuk hari libur seperti hari sabtu dan minggu. Hal ini
didukung dengan pernyataan dari bhabinkamtibmas Sedangkan di dalam
penerimaan dukopsnal Bhabinkamtibmas hanya diperuntukkan dalam
satu bulan melaksanakan giat sejumlah 22 hari. Berdasarkan hasil
wawancara penulis dengan bhabinkamtibmas bahwa rata-rata
bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang masih mengeluarkan
biaya pribadi masing-masing contohnya seperti biaya makanan yang
dibutuhkan dalam suatu acara dan sarana pendukung lainnya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa jumlah anggaran yang tersedia tidak sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas di lapangan yang
harus mengirim laporan ke pimpinan setiap harinya.
Pada era pandemi covid-19 mengharuskan kita untuk menjaga
protokol kesehatan, antara lain yaitu dengan menghindari kerumunan dan
99

menjaga jarak atau meminimalkan kontak. Hal ini tidak terkecuali


pelaksanaan sambang yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas. Kondisi
tersebut mengharuskan kegiatan sambang oleh bhabinkamtibmas
mendatangi dari rumah ke rumah. Hal ini membuat jumlah sasaran yang
didapat tidak efektif dan efisien.
Selain itu berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa
kondisi pandemi seperti saat ini serta minimnya bahan materi tentang
curanmor yang dimiliki bhabinkamtibmas menjadikan fokus atau pesan
utama yang disampaikan hanya terkait covid-19 dan protokol kesehatan.
100

Gambar 3.7 : Pelaksanaan Sambang ke


Masyarakat

Sumber : Dokumentasi pelaksanaan observasi kegiatan


sambang bhabinkamtibmas

Berdasarkan dokumentasi diatas merupakan salah satu contoh


pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas kepada masyarakat.
Dalam kegiatan sambang tersebut pesan yang disampaikan
bhabinkamtibmas hanya berfokus pada covid-19 dan protokol
kesehatan. Penulis tidak menemukan bhabinkamtibmas
menyampaikan tentang kamtibmas khususnya terhadap curanmor.
Sedangkan curanmor tahun terakhir mengalami kenaikan jumlah
kejadian sekitar 50%.
101

Ketersediaan sarana dan prasarana yang tersedia juga menjadi


salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas. Berdasarkan tabel 3.11 tentang Barang Inventaris
Bhabinkamtibmas menunjukkan bahwa barang inventaris khususnya alat
komunikasi seperti HP dan HT masih belum terpenuhi. Sedangkan fungsi
alat komunikasi disini seperti HP dan HT sangat penting yaitu untuk
mempermudah bhabinkamtibmas dalam komunikasi dan koordinasi
dengan rekan bhabinkamtibmas,masyarakat, maupun pimpinan atau
atasan.

Kemudian para bhabinkamtibmas juga kurang menggunakan


dengan baik sarana prasarana atau aplikasi yang ada. Berdasarkan
gambar 3.11 tentang Rekap Laporan Aplikasi BOS Jajaran
Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Kota masih belum memenuhi
harapan. Hal ini ditunjukkan bahwa selama aplikasi ini berjalan masih
banyak Bhabinkamtibmas yang laporannya masih dibawah angka 5 dan
belum memenuhi target. Hal ini juga ditambah pernyataan dari Kanit
Bhabinkamtibmas Aiptu Subekhi bahwa para bhabinkamtibmas cenderung
mengabaikan pelaksanaan pelaporan melalui aplikasi BOS karena dinilai
terlalu rumit. Jadi berdasarkan uraian tersebut masih banyak
bhabinkamtibmas yang tidak menggunakan dengan baik sarana dan
prasarana atau aplikasi yang tersedia.

d. Controlling

Dalam sistem pengawasan yang dilakukan pimpinan terhadap


bhabinkamtibmas yaitu dengan cara menerima laporan kegiatan secara
berkala serta pelaksanaan analisa dan evaluasi setiap bulannya. Setiap
melaksanakan tugas, petugas Bhabinkamtibmas melaksanakan pelaporan
dengan cara melaksanakan dokumentasi serta memberikan uraian
102

kegiatan yang dilakukan. Berikut contoh pelaporan Bhabinkamtibmas


kepada Kanit Bhabinkamtibmas .
Gambar 3.8 Pelaporan Bhabinkamtibmas

Sumber : Kanit Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Kota


Berdasarkan gambar tersebut Bhabinkamtibmas melaksanakan giat
ke masyarakat yang dilaporkan via Whatsapp kepada pimpinan. Namun
kelemahan disini masih banyak Bhabinkamtibmas yang hanya asal kirim
laporan bahkan biasanya dokumentasi yang lama dikirim pada hari-hari
libur kerja seperti sabtu dan minggu. Hal ini demi memenuhi laporan yang
sudah ditentukan. Pernyataan tersebut saya dapat dari Kanit
Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Kota Aiptu Ahmad Subekhi ,SH.
Sementara itu pelaksanaan analisis dan evaluasi diadakan setiap satu
bulan sekali.
103

Gambar 3.9 Kegiatan Anev Bhabinkamtibmas Di Polsek

Pekalongan Timur

Sumber : Polsek Pekalongan Timur

Gambar diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan anev tidak hanya


dilaksanakan pada tingkat Polres, namun pelaksanaan anev juga
dilaksanakan pada tingkat Polsek. Anev tersebut dihadiri oleh unsur
pimpinan serta seluruh bhabinkamtibmas.

4.1.1 Optimalisasi Pelaksanaan Sambang oleh Bhabinkamtibmas guna

mencegah curanmor

a. Planning

Berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Bab II Perkap no. 7 Tahun 2021 tentang


tugas, wewenang dan peran bhabinkamtibmas bahwa dalam menghimpun
104

informasi dan pendapat masyarakat dengan cara sambang atau


kunjungan dilaksanakan dengan kegiatan:

1. Membuat rencana kegiatan kunjungan mingguan

2. Melaporkan rencana kegiatan kunjungan harian kepada Kepala Unit


Pembinaan Masyarakat yang meliputi :

a) Mencocokkan sasaran kunjungan sesuai dengan rencana kegiatan


mingguan
b) Memeriksa kelengkapan perorangan dan kelengkapan sarana dan
prasarana
c) Memeriksa waktu pelaksanaan

b. Organizing

Berdasarkan Perkap No.7 tahun 2021 ayat 2 pasal 3 BAB II tentang


bhabinkamtibmas menyatakan bahwa bhabinkamtibmas dalam
pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam
kegiatan sehari-hari di bawah pembinaan Kepala Unit Pembinaan
Masyarakat Kepolisian Sektor. Wilayah binaan bhabinkamtibmas berada
di desa atau kelurahan. Dalam menjalankan tugasnya bhabinkamtibmas
melakukan koordinasi dengan Kepala Desa/Lurah, Bintara Pembina Desa
dan tokoh masyarakat.

Sesuai Perkap No.7 tahun 2021 tentang Bhabinkamtibmas Bab III


pasal 10 tahapan-tahapan pengangkatan bhabinkamtibmas yaitu meliputi
pengangkatan, pendidikan, pelatihan dan peningkatan kemampuan
Bhabinkamtibmas

c. Actuating

Berdasarkan Perkap nomor 7 tahun 2021 tentang bhabinkamtibmas


pasal 6 tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
sambang oleh Bhabinkamtibmas diantaranya sebagai berikut :
105

1. Memperkenalkan diri
2. Menanyakan Keadaan keluarga yang dikunjungi
3. Mempergunakan Bahasa yang mudah dipahami
4. Memperhatikan situasi dan kenyamanan warga yang akan
dikunjungi
5. Menyesuaikan Pola komunikasi dengan latar belakang warga yang
akan dikunjungi
6. Menggunakan materi sosialisasi yang sudah tersedia melalui media
brosur, buku pintar bhabinkamtibmas dan aplikasi yang tersedia.
7. Menyampaikan informasi penting tentang kamtibmas
8. Mengisi blanko kunjungan

d. Controlling

Berdasarkan pasal 17 Bab IV Perkap No.7 tahun 2021 tentang


pengawasan dan pengendalian bhabinkamtibmas bahwa pengawasan
dan pengendalian bhabinkamtibmas dilakukan secara berjenjang dalam
bentuk supervisi, asistensi, pelaporan dan anev (analisis dan evaluasi).
Pengawasan dan pengendalian tersebut dilaksanakan secara periodik dan
insidentil. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan oleh :

1. Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri


2. Kepala Korps Pembinaan Masyarakat Baharkam Polri
3. Kepala Kepolisian Daerah
4. Kepala Kepolisian Resor
5. Kepala Kepolisian Sektor

Pengawasan dan pengendalian tersebut dapat didelegasikan kepada


pejabat pengemban fungsi Pembinaan Masyarakat di lingkunganya..
106

4.1.2 Pemecahan Masalah

a. Planning

Perencanaan merupakan salah satu dasar dalam pelaksanaan


kegiatan sambang yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas. Berdasarkan
Perkap No.7 tahun 2021 Bab II pasal 6 ayat 1, bahwa terdapat beberapa
hal yang harus dipenuhi dalam persiapan pelaksanaan sambang, adapun
hal tersebut yaitu :

1. Membuat rencana kegiatan harian,mingguan dan bulanan.


Pembuatan rencana kegiatan tersebut harus menentukan sasaran
yang akan dikunjungi secara berkala. Sasaran tersebut berupa
orang, tempat dan kegiatan.
2. Membuat rencana dengan memilih target yang akan dikunjungi
disesuaikan dengan kondisi sasaran, waktu, tempat dan rute yang
akan dilalui. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari
Bhabinkamtibmas bahwa pelaksanaan sambang yang dilakukan ke
rumah warga tidak bisa bertemu dengan warga dikarenakan kalau
pada siang hari ada yang bekerja sebagai buruh dan perkantoran.hal
ini didukung dengan data intel dasar yang penulis dapat bahwa lebih
dari 50 persen penduduk Pekalongan Kota bekerja sebagai buruh
atau karyawan, atau pekerja dibayar, baik sebagai pegawai negeri
maupun sebagai karyawan swasta. Berdasarkan penjelasan diatas
pembuatan rencana sasaran harus memperhatikan keberadaan
sasaran, waktu dan rute yang dilalui.
3. Mencocokkan sasaran sambang sesuai dengan rencana kegiatan
yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan sambang mencocokkan
sasaran sambang sesuai dengan rencana kegiatan harian,
mingguan, maupun bulanan yang telah dibuat oleh Kanit Binmas
masing-masing Polsek. Hal ini bertujuan unsur penentuan target
kunjungan terpenuhi.
107

4. Menyiapkan informasi dan pesan-pesan kamtibmas yang akan


disampaikan kepada warga. Berdasarkan hasil observasi penulis
bahwa kegiatan sambang oleh bhabinkamtibmas, pada masa
pandemi bhabinkamtibmas lebih menekankan kepada covid-19 dan
protokol kesehatan. Pesan-pesan kamtibmas yang disampaikan
masih secara umum. belum ada penyampaian secara khusus cara
mengantisipasi tindak pidana curanmor. Sedangkan tahun terakhir ini
angka kasus curanmor di Pekalongan Kota mengalami kenaikan
sekitar 50 persen. Berdasarkan penjelasan diatas untuk daerah yang
tahun terakhir terjadi curanmor tinggi agar diberikan penyampaian
pesan atau himbauan secara khusus tentang curanmor dan cara
mengantisipasinya.
5. Menyiapkan kartu nama, format kunjungan, brosur kamtibmas dan
lain-lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bhabinkamtibmas
Polsek Pekalong timur yang dalam tahun terakhir jumlah
curanmornya yang tergolong tinggi bahwa tidak ada format
kunjungan yang dibagikan kepada masyarakat dengan alasan cara
tersebut terlalu rumit dan masyarakat cenderung mengabaikan
format kunjungan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas format
kunjungan yang sudah diatur dalam Perkap No.7 tahun 2021 Bab II
tentang tugas, peran dan wewenang bhabinkamtibmas belum
berjalan lancar serta belum ada penyebaran brosur atau tulisan yang
berisikan himbauan kamtibmas yang dilaksanakan oleh
Bhabinkamtibmas yang desa atau kelurahannya tergolong tinggi dan
sedang kasus curanmor. Dari pernyataan tersebut agar pelaksanaan
sambang bisa optimal harus mempersiapkan materi sosialisasi atau
sarana dan prasarana dengan maksimal sesuai dengan aturan yang
sudah ditetapkan.
108

6. Memeriksa kerapian pakaian,atribut, penampilan serta


mempersiapkan peralatan yang akan dibawa. Berdasarkan hasil
observasi penulis terhadap bhabinkamtibmas yang sedang
melaksanakan sambang, pemeriksaan kerapian dan penampilan
serta peralatan tetap dilaksanakan, hanya pelaksanaanya masing-
masing individu dan bisa disebut hanya sebagai formalitas. Jadi
unsur pemeriksaan penampilan dan peralatan terpenuhi namun
masih belum maksimal. Untuk mengantisipasinya yaitu ketika apel
pagi sebelum mengawali tugas pimpinan mengecek kerapian serta
kelengkapan personel.
7. Dalam kegiatan sambang sebaiknya menghubungi terlebih dahulu
warga masyarakat atau sasaran yang akan dikunjungi. Berdasarkan
wawancara dengan bhabinkamtibmas bahwa ketika melakukan
sambang banyak ditemukan warga sedang tidak berada di rumah
atau bepergian, bekerja dan lain sebagainya. Sehingga
berkoordinasi terlebih dahulu dengan sasaran akan lebih efektif dan
efisien.

b. Pengorganisasian

Berdasarkan Perkap No.7 tahun 2021 ayat 2 pasal 3 BAB II tentang


bhabinkamtibmas menyatakan bahwa bhabinkamtibmas dalam
pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam
kegiatan sehari-hari di bawah pembinaan Kepala Unit Pembinaan
Masyarakat Kepolisian Sektor. Wilayah binaan bhabinkamtibmas berada
di desa atau kelurahan. Dalam menjalankan tugasnya bhabinkamtibmas
melakukan koordinasi dengan Kepala Desa/Lurah, Bintara Pembina Desa
dan tokoh masyarakat.
109

Sesuai Perkap No.7 tahun 2021 Bab III pasal 10 tentang tahapan-
tahapan pengangkatan bhabinkamtibmas yaitu meliputi pengangkatan,
pendidikan, pelatihan dan peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas.

1. Pengangkatan bhabinkamtibmas dilakukan berdasarkan Keputusan


Kepala Kepolisian Daerah. Pengangkatan tersebut juga
mempertimbangkan kemampuan dan kinerja atas penilaian
Kapolres. Bhabinkamtibmas yang diangkat harus memenuhi
persyaratan yaitu sehat jasmani dan rohani, paling rendah
berpangkat Brigadir Polisi Satu dan tidak dalam proses pelanggaran
kode etik, disiplin dan tindak pidana.

2. Pendidikan yang dilaksanakan oleh bhabinkamtibmas meliputi


Pendidikan pengembangan spesialis fungsi pembinaan masyarakat.
Pendidikan tersebut dilaksanakan di Pusat Pendidikan Pembinaan
Masyarakat Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri. Oleh karena itu
melakukan pengajuan sprin untuk bhabinkamtibmas yang belum
pernah mengikuti dikjur maupun dikbang

3. Pelatihan yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas meliputi pelatihan


fungsi teknis Pembinaan Masyarakat. Pelatihan tersebut
dilaksanakan di Sekolah Polisi Negara. Bagi bhabinkamtibmas yang
belum pernah mengikuti pelatihan dilakukan pengajuan sprin agar
mengikuti pelatihan fungsi teknis pembinaan masyarakat.
110

4. Peningkatan kemampuan bhabinkamtibmas dilakukan melalui


kegiatan seminar, diskusi dan kegiatan melalui Kerjasama dengan
pihak terkait. Peningkatan kemampuan tersebut diselenggarakan
oleh Korbinmas Baharkam Polri, Direktorat Pembinaan Masyarakat
Kepolisian Daerah dan Kepolisian Resor. Untuk di lingkup Polres
dapat dilakukan peningkatan kemampuan bhabinkamtibmas seperti
seminar, diskusi dan kegiatan Kerjasama dengan pihak terkait. Hal
ini bertujuan agar bhabinkamtibmas lebih mampu dalam membina
masyarakat binaannya.

Berdasarkan observasi dan data yang penulis dapat masih terdapat


yang menjabat kanit dan panit yang tidak berpangkat perwira. Dan dilihat
dari segi dikjurnya pun rata-rata masih banyak yang belum mengikuti
dikjur maupun dikbang fungsi binmas. Ada yang sudah mengikuti
dikjurpun fungsi teknis lain yang diikuti seperti Lantas, Reserse dan Intel.
Hal ini harus dijadikan bahan evaluasi terkait susunan organisasi.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan sambang sifatnya komunikasi dua arah. Sambang


dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan atau himbauan,
menghimpun informasi dan menerima pendapat masyarakat. Sambang
dilaksanakan dengan sasaran :

1. Orang, yaitu seluruh potensi masyarakat baik aparatur pemerintahan


desa/kelurahan maupun tokoh masyarakat dan masyarakat itu
sendiri.
2. Tempat meliputi rumah, perkantoran dan fasilitas umum antara lain
rumah ibadah, tempat pendidikan, pasar, tempat pariwisata, tempat
olahraga, rumah sakit/Puskesmas, panti, tempat pemakaman umum.
3. Kegiatan masyarakat
111

Berdasarkan Perkap nomor 7 tahun 2021 tentang bhabinkamtibmas


pasal 6 tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
sambang oleh Bhabinkamtibmas diantaranya sebagai berikut :

1. Memperkenalkan diri

Hasil pengamatan terhadap bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan


sambang tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu karena
bhabinkamtibmas sudah lama menjabat sebagai bhabinkamtibmas di
wilayah binaannya tersebut. Meskipun demikian hal pertama
pelaksanaan sambang belum terpenuhi karena tidak semua orang kenal
Bhabinkamtibmas tersebut dan apa tujuannya dalam melaksanakan
sambang tersebut.

2. Menanyakan keadaan masyarakat yang dikunjungi

Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan sambang oleh


bhabinkamtibmas di desa yang tinggi curanmornya bahwa rata-rata masih
ditemukan belum terjadi komunikasi dua arah contohnya seperti
bhabinkamtibmas hanya menghimbau masyarakat untuk memenuhi
protokol kesehatan. Komunikasi dua arah tersebut dimaksudkan agar
bhabinkamtibmas juga tahu keluh kesah masyarakat, pendapat
masyarakat dan membuat penyelesaian masalah.

3. Pergunakan bahasa yang mudah dipahami


112

Berdasarkan teori komunikasi Deddy Mulyana Syarat-syarat untuk


berkomunikasi efektif adalah antara lain yaitu menggunakan bahasa yang
mudah ditangkap dan dipahami, pesan yang disampaikan bisa
menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan. Berdasarkan
pengamatan yang dilaksanakan penulis, pada saat pelaksanaan sambang
bhabinkamtibmas melakukan komunikasi dengan Bahasa yang mudah
dipahami oleh masyarakat disitu contohnya seperti menggunakan Bahasa
jawa. Dalam hal ini penyampaian Bahasa atau cara komunikasi
bhabinkamtibmas ke masyarakat masih terpenuhi.

4. Memperhatikan situasi dan kenyamanan warga yang akan


dikunjungi

Pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas juga sudah


memperhatikan situasi dan kenyamanan warga yang akan dikunjungi.
Seperti Ketika masa waktu pandemi bhabinkamtibmas beserta
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sambang tersebut tetap
mematuhi protokol Kesehatan. Pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas biasanya juga disaat sasaran tidak sedang sibuk.

5. Menyesuaikan pola komunikasi dengan latar belakang yang dikunjungi


113

Berdasarkan teori komunikasi oleh Deddy Mulyana yaitu menciptakan


suasana yang menguntungkan dan pesan bisa menumbuhkan suatu
penghargaan atau reward di pihak komunikan. dalam hal tersebut
mengatakan bahwa komunikasi harus memperhatikan latar belakang
orang yang kita ajak komunikasi dan menciptakan rasa nyaman,
menguntungkan serta memberikan penghargaan kepada pihak yang
terlibat komunikasi. Pada hal ini bhabinkamtibmas berdasarkan hasil
observasi terhadap tiga bhabinkamtibmas yang masing-masing desa atau
kelurahan binaannya memiliki skala jumlah curanmor tinggi, sedang dan
rendah, mereka menyesuaikan terhadap ke siapa mereka melakukan
sambang antara lain seperti ulama atau tokoh agama,tokoh masyarakat
dan masyarakat itu sendiri. Namun masih ada juga kami temukan
terhadap hasil wawancara dengan bhabinkamtibmas bahwa ketika
memberikan himbauan kamtibmas kepada warga yang sering melakukan
tindakan yg meresahkan warga seperti suka minuMan keras, perjudian
dan sabung ayam mereka sering tidak suka dan mengabaikan. Maka dari
bhabinkamtibmas ketika dalam pelaksanaan sambang harus sopan,
memberikan rasa nyaman, menguntungkan serta memberikan
penghargaan atau menghormati sasaran.

6. Menggunakan materi sosialisasi yang sudah tersedia melalui media


brosur, buku pintar Bhabinkamtibmas dan aplikasi Binmas.
114

Berdasarkan pengamatan kami terhadap kegiatan sambang oleh


bhabinkamtibmas belum ada pembagian brosur kepada masyarakat
maupun pemasangan pamflet mengenai kondisi kamtibmas. Kemudian
berdasarkan wawancara terhadap kanit Bhabinkamtibmas Aiptu Subekhi
mengatakan bahwa masih banyak bhabinkamtibmas yang belum
sepenuhnya menggunakan aplikasi BOS untuk pelaporan kegiatan
bhabinkamtibmas terhadap masyarakat. Hal ini juga didukung dengan
tabel jumlah laporan bhabinkamtibmas melalui aplikasi BOS yang belum
memenuhi target yang ditentukan. Hal ini menandakan penggunaan
materi atau sarana dan prasarana belum maksimal. Menanggapi hal
diatas maka bhabinkamtibmas harus memaksimalkan materi atau sarana
dan prasarana yang ada.

7. Menyampaikan informasi penting tentang kamtibmas

Penyampaian informasi tentang kamtibmas meliputi :

a. Gangguan kamtibmas dan cara pencegahannya


b. Tindakan darurat apabila terjadi kejahatan dan bencana dengan
cara menghubungi bhabinkamtibmas atau kantor Polsek terdekat
c. Cara pelaporan/pengurusan surat izin/keterangan yang diterbitkan
oleh Polri
115

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap kegiatan sambang oleh


bhabinkamtibmas, selama era pandemi ini bhabinkamtibmas lebih
menekankan soal covid-19 dan vaksinasi. Sedangkan pada wilayah
kelurahan kauMan dan poncol yang jumlah kasus curanmor tergolong
tinggi belum ada penyampaian atau himbauan khusus tentang tindak
pidana curanmor serta pencegahannya. Untuk bhabinkamtibmas di desa
atau kelurahan yang jumlah curanmor tergolong rendah mereka
menyampaikan tentang kondisi kamtibmas secara umum yang tujuannya
meningkatkan peran dan kewaspadaan masyarakat terhadap kamtibmas.
Maka dari itu pemberian pesan atau himbauan kepada masyarakat
khususnya terhadap tindak pidana curanmor dan cara mengantisipasinya
harus ditingkatkan.

8. Mengisi blanko kunjungan

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap kanit


bhabinkamtibmas bahwa pengisian blanko kunjungan itu semestinya diisi,
namun dalam pelaksanaanya sekarang bhabinkamtibmas jarang yang
mengisi blanko kunjungan tersebut. Blanko kunjungan tersebut juga
bertujuan untuk memetakan penduduk yang ada di wilayah binaannya
Bhabinkamtibmas, imbuhnya dalam wawancara yang dilakukan di Polres
Pekalongan Kota pada tanggal 2 maret 2021. Maka dari itu pengisian
blanko kunjungan ini harus dilaksanakan kembali karena blanko tersebut
sebagai data terkait kondisi dan situasi masyarakat binaan serta sebagai
bahan pelaporan ke pimpinan.

c. Tahap Pengendalian

Tahap pengawasan dan pengendalian Bhabinkamtibmas dilakukan


secara berjenjang dalam bentuk supervisi, asistensi, pelaporan dan
analisis evaluasi. Berdasarkan wawancara dengan Kanit
116

Bhabinkamtibmas Aiptu Subekhi bentuk pengawasan selama ini hanya


pelaporan dan analisa evaluasi. Hal ini ditambah dengan Panit Binmas di
masing-masing Polsek hanya melaksanakan pelaporan kegiatan
Bhabinkamtibmas melalui via whatsapp. Pelaksanaan analisa dan
evaluasi dilakukan setiap bulannya dan Ketika kondisi-kondisi penting.
Untuk meningkatkan pengawasan maka pimpinan atau pejabat yang
diberikan delegasi melakukan pengecheckan pelaksanaan sambang
bhabinkamtibmas secara langsung dan berkala.

4.2 Kondisi Awal

a. Man

Man dalam hal ini merupakan unsur manajemen yang dimaksudkan


sebagai sumber daya manusia. Dalam manajemen faktor manusia
berperan sangat penting dan menentukan karena manusia yang membuat
suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
atau pengendalian. Tanpa adanya unsur manusia suatu pekerjaan tidak
akan berjalan.

Berdasarkan tabel 3.10 tentang Data Personel Bhabinkamtibmas Di


Polres Pekalongan Kota bahwa bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan
Kota berjumlah 53 orang. Jumlah tersebut sudah sesuai dengan jumlah
desa atau kelurahan yang ada di Pekalongan Kota. Di Polres Pekalongan
Kota terdapat 6 bhabinkamtibmas yang usianya sudah memasuki 50
tahun. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kinerja dari bhabinkamtibmas
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Hal tersebut juga saya dapat
dari hasil wawancara dengan Kanit Bhabinkamtibmas, beliau menyatakan
bahwa kendala dari bhabinkamtibmas yang ada di Polres Pekalongan
Kota yaitu masih ada sekitar 6 bhabinkamtibmas yang usianya sudah
beranjak 50 tahun. Bhabinkamtibmas di usia tersebut kendalanya gagal
117

teknologi dan secara fisik untuk kegiatan yang membutuhkan tenaga lebih
banyak sudah tidak mampu. Berdasarkan tabel 3.10 tentang Data
Personel Bhabinkamtibmas Di Polres Pekalongan Kota menunjukkan
bahwa yang belum mengikuti dikjur masih sekitar 80% Bhabinkamtibmas.
Bhabinkamtibmas yang sudah pernah dikjur pun bukan dikjur fungsi
Binmas namun fungsi teknis lain seperti intel, reskrim dan brimob.

b. Money

Money disini yang dimaksud adalah uang atau anggaran yang


mendukung pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas. Jumlah anggaran yang
tersedia masih dinilai kurang. Hal ini didukung dengan data nominatif
penerimaan dukopsnal bhabinkamtibmas bahwa penerimaan dukopsnal
bhabinkamtibmas hanya diperuntukkan selama 22 hari kerja dalam satu
bulan. Sedangkan bhabinkamtibmas melaksanakan tugasnya kepada
masyarakat dalam waktu setiap hari termasuk hari libur seperti hari sabtu
dan minggu. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
bhabinkamtibmas bahwa rata-rata bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan
sambang masih mengeluarkan biaya pribadi masing-masing contohnya
seperti biaya makanan yang dibutuhkan dalam suatu acara dan sarana
pendukung lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah anggaran
yang tersedia tidak sesuai dengan realita kegiatan bhabinkamtibmas di
lapangan yang mengharuskan mengirim laporan ke pimpinan setiap
harinya.
118

c. Method

Metode adalah suatu cara yang memperlancar pekerjaan suatu


organisasi. Metode yang digunakan oleh bhabinkamtibmas dalam
penelitian ini yaitu sambang. Sambang sudah dilakukan oleh
bhabinkamtibmas di wilayah Polres Pekalongan Kota. Pelaksanaan
sambang jika mengacu pada Perkap No.7 tahun 2021 tentang
Bhabinkamtibmas idealnya membuat rencana kegiatan, menentukan
sasaran yang tepat, menyampaikan pesan-pesan kamtibmas,
meningkatkan kesadaran masyarakat, melaksanakan komunikasi dua
arah, melaporkan rencana kegiatan kepada Kanit Binmas.

Berdasarkan surat telegram Kapolda Jateng tentang


Bhabinkamtibmas bahwa dalam pelaksanaan tugasnya minimal sehari 3
kali sambang, dalam seminggu membuat 1 kali laporan informasi dan
dalam sebulan 1 kali melakukan problem solving. Jadi idealnya dalam
satu bulan bhabinkamtibmas melaporkan sebanyak 71 laporan.
Berdasarkan tabel 3.12 tentang Laporan Hasil Kegiatan Bhabinkamtibmas
Pada Bulan Januari menunjukkan bahwa hampir seluruh
bhabinkamtibmas belum memenuhi target laporan yang telah ditentukan.
Berdasarkan data tersebut Rata-rata pelaporan bhabinkamtibmas dalam
satu bulan masih dibawah angka 71.

Dalam pelaksanaan sambang bhabinkamtibmas sering tidak bisa


bertemu dengan sasaran karena masyarakat Pekalongan Kota banyak
yang menjadi buruh pabrik atau kerja di kantoran. Berdasarkan data intel
dasar yang penulis dapat bahwa lebih dari 50 persen penduduk yang
bekerja berstatus sebagai buruh atau karyawan, atau pekerja dibayar,
baik sebagai pegawai negeri maupun sebagai karyawan swasta. Kondisi
tersebut membuat bhabinkamtibmas menjadi terkendala untuk bertemu
atau melakukan sambang terhadap masyarakat.
119

Pada era pandemi covid-19 mengharuskan kita untuk menjaga


protokol kesehatan, antara lain yaitu dengan menghindari kerumunan dan
menjaga jarak atau meminimalkan kontak. Kondisi tersebut juga tidak
mendukung kegiatan sambang oleh bhabinkamtibmas yang sifatnya
berkerumun atau berkumpul. Kondisi tersebut mengharuskan kegiatan
sambang oleh bhabinkamtibmas mendatangi dari rumah ke rumah. Hal ini
membuat jumlah sasaran yang didapat tidak efektif dan efisien. Selain itu
berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kondisi pandemi
seperti saat ini serta minimnya bahan materi tentang curanmor yang
dimiliki bhabinkamtibmas menjadikan fokus atau pesan utama yang
disampaikan hanya terkait covid-19 dan vaksinasi.

Jumlah personel di Polres Pekalongan Kota yang terbatas


merupakan salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
sambang. Berdasar hasil wawancara dengan Kanit Bhabinkamtibmas
Polres Pekalongan Kota, beliau menyatakan bahwa pada saat ada
kegiatan operasi atau kegiatan besar lainnya contohnya seperti Operasi
Lilin, Bhabinkamtibmas ikut dalam pelaksanaan kegiatan tersebut atau
diperbantukan. Hal tersebut akan mempengaruhi jalannya pelaksanaan
sambang yang seharusnya setiap hari dilaksanakan. Sehingga pelaporan
kegiatan sambang menjadi terhambat.

Hubungan bhabinkamtibmas dengan masyarakat merupakan salah


satu faktor yang mempengaruhi kegiatan sambang. Berdasar hasil
wawancara yang saya lakukan dengan Kanit Binpolmas bahwasannya
masih ditemukan renggangnya hubungan masyarakat dengan
bhabinkamtibmas. Beliau mengatakan sebagai berikut :
”Ada kasus dimana bhabinkamtibmas putus hubungan dengan
masyarakat karena bhabinkamtibmas di polsek tersebut merangkap
menjadi inforMan terhadap tindak pidana contoh seperti sabung ayam dan
perjudian, sehingga masyarakat memiliki tanggapan buruk terhadap
bhabinkamtibmas tersebut.”
120

Berdasarkan pernyataan tersebut kegiatan sambang yang dilakukan


Bhabinkamtibmas kepada masyarakat jadi kurang maksimal.

d. Materiil

Materiil yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sarana prasarana


yang mendukung pelaksanaan sambang. Dimaksud sarana dan
prasarana yang mendukung berdasarkan Perkap No.7 tahun 20221 pasal
16 ayat 3 yaitu kartu nama, format kunjungan, stiker kunjungan, brosur
kunjungan, buku agenda, peta,alat tulis, ban lengan Bhabinkamtibmas,
jaket bhabinkamtibmas, ransel kerja, senter, garis polisi, rompi polisi, jas
hujan, laptop, borgol, senjata api, tongkat polisi, buku pintar
bhabinkamtibmas, buku catatan, alat komunikasi, kamera dan sepeda
motor.
Berdasarkan tabel 3.11 tentang Barang Inventaris Bhabinkamtibmas
Di Polres Pekalongan Kota menunjukkan bahwa barang inventaris seperti
rompi, jaket, borgol, tongkat T, jas hujan dan sepeda motor sudah
terpenuhi yaitu totalnya sudah sesuai dengan total bhabinkamtibmas yaitu
53. Namun untuk alat komunikasi seperti HP dan HT masih belum
terpenuhi. Hal ini menjadi salah satu penyebab terhambatnya komunikasi
yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas.
Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi sarana dan prasarana tersebut yaitu rata-rata
ketersediaan di polsek yang belum terpenuhi maupun dari masing-masing
bhabinkamtibmas yang tidak membawa Ketika pelaksanaan sambang.
Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan Kanit Binmas Polsek
Pekalongan Selatan IPDA Yosep SH beliau mengatakan bahwa peralatan
seperti komputer dan printer di ruang unit Binmas sudah kuno dan sering
mengalami masalah.
121

Salah satu juga faktor yang mempengaruhi Materiil dalam


pelaksanaan sambang yaitu dari segi sarana atau tempat pada era
pandemi covid-19. Pada saat sebelum covid-19, Bhabinkamtibmas
melaksanakan sambang ke pemukiman, di aula masyarakat, tempat orang
berkumpul atau kegiatan masyarakat. Pada era pandemi covid-19
mengharuskan kita untuk menjaga protokol kesehatan, antara lain yaitu
dengan menghindari kerumunan dan menjaga jarak. Hal ini tidak
terkecuali pelaksanaan sambang yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas
dengan cara mengumpulkan warga di suatu tempat akan menjadi
terhambat. Berdasarkan observasi yang saya lakukan dari segi materi
pesan yang disampaikan Bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang
di masa pandemi ini juga lebih terfokus pada masalah covid-19,
sedangkan pada tahun terakhir angka curanmor di Polres Pekalongan
Kota mengalami kenaikan jumlah hampir 50%.

Dalam hal ini sumberdaya manusianya juga sebagai faktor yang


mempengaruhi dari Materiil atau sarana dan prasarana tersebut. Di Polres
Pekalongan Kota sebagian Bhabinkamtibmas malas-malasan
menggunakan aplikasi yang sudah ada contohnya seperti aplikasi yang
tersedia seperti SIBOS V2. Berdasarkan tabel 3.11 tentang Rekap
Laporan Aplikasi Bos Jajaran Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Kota
tersebut menunjukkan bahwa selama aplikasi ini berjalan masih banyak
Bhabinkamtibmas yang laporannya masih dibawah angka 5 dan belum
memenuhi target. Hal ini juga ditambah pernyataan dari Kanit
Bhabinkamtibmas Aiptu Subekhi bahwa para bhabinkamtibmas cenderung
mengabaikan pelaksanaan pelaporan melalui aplikasi BOS karena dinilai
terlalu rumit. Berdasar hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
bhabinkamtibmas belum menggunakan aplikasi atau sarana dan
prasarana yang ada dengan maksimal.
122

4.1.1 Kondisi Yang Diharapkan

a. Man

Kondisi yang diharapkan dari unsur Man yaitu bhabinkamtibmas


yang sehat secara jasmani dan rohani, pekerja keras, paham teknologi,
memiliki karakter yang baik dan pandai bersosial. Bhabinkamtibmas
diharapkan memiliki keterampilan atau kemampuan khususnya di bidang
pembinaan masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan bhabinkamtibmas
yang sudah pernah mengikuti pendidikan pengembangan maupun
pelatihan fungsi teknis pembinaan masyarakat.

b. Money

Kondisi yang diharapkan dari unsur Money yaitu bhabinkamtibmas


mampu memanfaatkan anggaran yang tersedia dengan efektif dan efisien.
Tentunya dengan ketersediaan anggaran yang cukup bhabinkamtibmas
juga akan lebih termotivasi dalam bekerja. Dan setiap pengeluaran
anggaran oleh bhabinkamtibmas dapat dipertanggungjawabkan.

c. Method

Kondisi yang diharapkan dari unsur method yaitu pelaksanaan


sambang oleh bhabinkamtibmas tepat sasaran dan memenuhi target yang
ditentukan. Pelaksanaan sambang bhabinkamtibmas bertujuan
memberikan pesan-pesan kamtibmas, meningkatkan kesadaran
masyarakat, melaksanakan komunikasi dua arah dan memberikan
penyelesaian masalah. Dalam pelaksanaan sambang diharapkan mampu
memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan tugas diharapkan mampu berbaur
dengan masyarakat.
123

d. Materiil

Kondisi yang diharapkan dari unsur Materiil yaitu materi sosialisasi


atau sarana dan prasarana dalam pelaksanaan sambang
bhabinkamtibmas tercukupi. Bhabinkamtibmas diharapkan mampu
memanfaatkan materi sosialisasi, aplikasi dan sarana prasarana yang ada
secara efektif dan efisien. Penggunaan semua barang inventaris yang
diberikan harus bisa dipertanggungjawabkan oleh bhabinkamtibmas.

4.1.2 Pemecahan Masalah

a. Man

Pemecahan masalah yang diberikan penulis terhadap unsur Man


yaitu sesuai dengan Perkap No.7 tahun 2021 Bab III pasal 10 tentang
tahapan-tahapan pengangkatan bhabinkamtibmas. Tahapan-tahapan
pengangkatan bhabinkamtibmas yaitu meliputi pengangkatan, pendidikan,
pelatihan dan peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas

1. Pengangkatan bhabinkamtibmas dilakukan berdasarkan Keputusan


Kepala Kepolisian Daerah. Pengangkatan tersebut juga
mempertimbangkan kemampuan dan kinerja atas penilaian Kapolres.
Bhabinkamtibmas yang diangkat harus memenuhi persyaratan yaitu
sehat jasmani dan rohani, paling rendah berpangkat Brigadir Polisi
Satu dan tidak dalam proses pelanggaran kode etik, disiplin dan
tindak pidana.
124

2. Pendidikan yang dilaksanakan oleh bhabinkamtibmas meliputi


Pendidikan pengembangan spesialis fungsi pembinaan masyarakat.
Pendidikan tersebut dilaksanakan di Pusat Pendidikan Pembinaan
Masyarakat Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri. Oleh karena itu
melakukan pengajuan sprin untuk bhabinkamtibmas yang belum
pernah mengikuti dikjur maupun dikbang
3. Pelatihan yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas meliputi pelatihan
fungsi teknis Pembinaan Masyarakat. Pelatihan tersebut dilaksanakan
di Sekolah Polisi Negara. Bagi bhabinkamtibmas yang belum pernah
mengikuti pelatihan dilakukan pengajuan sprin agar mengikuti
pelatihan fungsi teknis pembinaan masyarakat.
4. Peningkatan kemampuan bhabinkamtibmas dilakukan melalui
kegiatan seminar, diskusi dan kegiatan melalui Kerjasama dengan
pihak terkait. Peningkatan kemampuan tersebut diselenggarakan oleh
Korbinmas Baharkam Polri, Direktorat Pembinaan Masyarakat
Kepolisian Daerah dan Kepolisian Resor. Untuk di lingkup Polres
dapat dilakukan peningkatan kemampuan bhabinkamtibmas seperti
seminar, diskusi dan kegiatan Kerjasama dengan pihak terkait. Hal ini
bertujuan agar bhabinkamtibmas lebih mampu dalam membina
masyarakat binaannya.

b. Money

Pemecahan masalah yang penulis berikan pada unsur Money yaitu


bhabinkamtibmas dalam setiap kegiatannya harus melaporkan hasil
pelaksanaan beserta jumlah biaya atau anggaran yang dikeluarkan.
Apabila dinilai kurang maka akan disampaikan kepada pimpinan dengan
laporan hasil pelaksanaan. yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini
bertujuan untuk mengajukan penambahan anggaran untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan bhabinkamtibmas.
125

Dalam hal ini bhabinkamtibmas harus mampu


memanfaatkan anggaran yang tersedia dengan baik. Bagi
bhabinkamtibmas yang tidak bisa mempertanggung jawabkan anggaran
maka akan dikenakan hukuMan atau sanksi. Sedangkan bagi
bhabinkamtibmas yang memiliki prestasi atau dalam pekerjaannya
melebihi target yang diharapkan akan diberikan reward sehingga dapat
mendorong motivasi.

c. Method

Pemecahan masalah yang penulis berikan pada unsur method yaitu


mengacu Perkap No.7 tahun 2021 Bab II tentang tugas, peran dan
wewenang bhabinkamtibmas bahwa idealnya bhabinkamtibmas membuat
rencana kegiatan, menentukan sasaran yang tepat, menyampaikan
pesan-pesan kamtibmas, meningkatkan kesadaran masyarakat,
melaksanakan komunikasi dua arah, melaporkan rencana kegiatan
kepada Kanit Binmas.

Sebelum melaksanakan sambang bhabinkamtibmas harus


berkoordinasi terlebih dahulu dengan sasaran atau pemilik rumah untuk
mengantisipasi tidak bisanya bertemu dengan sasaran atau kendala
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan sambang. Dalam pelaksanaan
sambang tetap dilakukan dari rumah ke rumah tetapi untuk meminimalkan
waktu yaitu dengan membuat grup whatsapp sehingga pesan atau
himbauan dapat diterima oleh orang banyak dan bisa untuk berdiskusi
juga
126

Selain itu berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa


kondisi pandemi seperti saat ini serta minimnya bahan materi tentang
curanmor yang dimiliki bhabinkamtibmas menjadikan fokus atau pesan
utama yang disampaikan hanya terkait covid-19 dan vaksinasi. Sementara
itu kasus curanmor di Pekalongan Kota akhir tahun ini mengalami
kenaikan sekitar 50 persen. Menanggapi hal tersebut maka
bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang tetap menyampaikan
himbauan tentang covid 19 dan vaksinasi, namun tidak
mengesampingkan himbauan tentang tindak pidana yang rawan terjadi
seperti curanmor. Materi terkait dengan tindak pidana curanmor serta cara
mengantisipasinya harus disampaikan dalam pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bhabinkamtibmas masih


penulis temukan bahwa ketika bhabinkamtibmas memberikan himbauan
kamtibmas kepada sasaran yang sering melakukan tindakan yang
meresahkan warga seperti suka minuMan keras, perjudian dan sabung
ayam mereka sering tidak suka dan mengabaikan. Maka dari itu
bhabinkamtibmas ketika dalam pelaksanaan sambang harus sopan,
memberikan rasa nyaman, pandai berbaur, menguntungkan serta
memberikan penghargaan atau menghormati sasaran.

Keterbatasan personel di Polres Pekalongan Kota membuat


bhabinkamtibmas sering diikutkan atau diperbantukan dalam tugas lain
atau kegiatan operasi besar contohnya seperti Operasi Lilin. Hal ini akan
menghambat kegiatan sambang bhabinkamtibmas serta pelaporan
kegiatan yang setiap harinya harus dilaporkan kepada pimpinan.
Berdasarkan masalah tersebut maka bhabinkamtibmas harus
berkoordinasi dengan Panit Binmas sebelum atau sesudah dilakukannya
perbantuan tugas lain atau operasi tersebut. Hal ini agar bhabinkamtibmas
dapat melakukan penambahan kegiatan dari yang telah ditentukan dalam
sehari untuk memenuhi laporan yang telah ditentukan.
127

d. Materiil

Pemecahan masalah yang diberikan penulis terkait unsur Materiil


yaitu bhabinkamtibmas harus memanfaatkan materi sosialisasi atau
sarana dan prasarana dengan sebaik mungkin. Dimaksud sarana dan
prasarana yang mendukung berdasarkan Perkap No.7 tahun 20221 pasal
16 ayat 3 yaitu kartu nama, format kunjungan, stiker kunjungan, brosur
kunjungan, buku agenda, peta,alat tulis, ban lengan Bhabinkamtibmas,
jaket bhabinkamtibmas, ransel kerja, senter, garis polisi, rompi polisi, jas
hujan, laptop, borgol, senjata api, tongkat polisi, buku pintar
bhabinkamtibmas, buku catatan, alat komunikasi, kamera dan sepeda
motor.

Dalam pelaksanaan tugasnya bhabinkamtibmas harus


memanfaatkan sarana dengan baik seperti memberikan brosur
kamtibmas, blanko kunjungan dan pemasangan pamflet terkait himbauan
kamtibmas di daerah yang rawan terjadi tindak pidana.hal ini bertujuan
untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, menghimpun
informasi dan pendapat dari masyarakat serta memberikan cara
mengantisipasi. Dalam penyampaian pesan atau himbauan kamtibmas
bhabinkamtibmas dapat memanfaatkan media elektronik serta aplikasi
yang ada contohnya seperti facebook, Instagram, twitter dan whatsapp.
Hal ini agar penyampaian pesan atau himbauan kamtibmas dapat cepat
diterima oleh orang banyak.

.
128

BAB V

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah


dilakukan oleh penulis terhadap pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas guna mencegah pencurian kendaraan bermotor dengan
menggunakan teori dan konsep maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1.Pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas guna mencegah
curanmor
Dalam Permasalahan pertama penulis membahas permasalahan
dengan menggunakan teori manajemen George R.Terry yaitu planning,
organizing, actuating, controlling. Dalam tahapan tersebut penulis
menemukan beberapa temuan terkait pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota. Pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas tersebut juga di pengaruhi oleh beberapa unsur yaitu
sumber daya manusia, anggaran, metode, materiil atau sarana dan
prasarana
2. Optimalisasi pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas
Dalam permasalahan kedua penulis membahas dengan teori
manajemen unsur yaitu man, money, method, materiil. Dalam
pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas unsur-unsur teresebut
belum maksimal. Kondisi tersebut juga akan mempengaruhi pelaksanaan
sambang oleh bhabinkamtibmas itu sendiri. Sehingga penulis melakukan
penelitian tentang optimalisasi sambang oleh bhabinkamtibmas.
129

4.2 Saran
Berdasarkan hasil tugas akhir ini penulis memberikan saran terkait
pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas guna mencegah curanmor
di Polres Pekalongan Kota.

a. Pada rumusan masalah pertama penulis memberikan saran seperti


berikut:
1. Dalam membuat perencanaan kegiatan disarankan juga
memperhatikan kondisi sasaran. Hal ini untuk menghindari sambang yang
tdilakukan tidak bisa bertemu dengan sasaran. Hal ini juga didukung data
intelejen dasar bahwa sekitar 50 persen penduduk Pekalongan Kota
bekerja sebagai buruh atau karyawan.
2. Melakukan pergantian personel bagi yang usianya sudah tua dengan
personel yang lebih muda. Ada 6 bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan
Kota yang usianya diatas 50 tahun. Bhabinkamtibmas dengan usia
tersebut kurang mampu menggunakan aplikasi maupun teknologi yang
ada serta kondisi fisik sudah mulai menurun
3 Memberikan reward kepada bhabinkamtibmas bagi yang berprestasi.
Hal ini untuk menumbuhkan motivasi para bhabinkamtibmas
4. Melaksanakan asistensi dan supervis secara rutin untuk meningkatkan
pengawasan pelaksanaan sambang bhabinkamtibmas

b. Pada rumusan masalah kedua penulis memberikan saran seperti


berikut:
1. Menerbitkan Sprin untuk dikbang maupun mengadakan pelatihan bagi
bhabinkamtibas. Hal ini dikarenakan sekitar 80 persen bhabinkamtibmas
belum pernah ikut dikjur maupun dikbang.
2. Mengajukan penambahan anggaran untuk kegiatan bhabinkamtibmas.
130

3. Melakukan sambang dengan menggunakan sarana dan prasarana


maupun teknologi yang ada
4. Memenuhi sarpras yang kurang. Dari data sarpras dapat disimpulkan
bahwa sarpras seperti HP dan HT belum terpenuhi.

a. Planning
Pada saat membuat rencana kegiatan bhabinkamtibmas belum
memperhatikan kondisi sasaran. Hasilnya sambang oleh
bhabinkamtibmas sering tidak bisa bertemu dengan sasaran. Hal ini
didukun dengan data intelejen dasar bahwa 50 persen penduduk
Pekalongan Kota bekerja sebagai buruh atau karyawan .
b. Organzing
Kondisi personel Polres Pekalongan Kota yang terbatas membuat
para bhabinkamtibmas diperbantukan dalam fungsi lain atau kegiatan
operasi lainnya.
Terdapat 6 bhabinkamtibmas yang usianya diatas 50 tahun.
Bhabinkamtibmas yang berusia tersebut kurang mampun dalam
penggunaan aplikasi maupun teknologi yang ada serta kondisi fisik sudah
mulai menurun
Kemudian masih ditemukan sekitar 80 persen personel
bhabinkamtibmas belum pernah ikut dikjur maupun dikbang.
c. actuating
Laporan kegiatan bhabinkamtibmas belum memenuhi target sesuai
Surat Telegram Kapolda Jawa Tengah
Bhabinkamtibmas diperbantukan terhadap kegiatan operasi
contohnya seperti Operasi Lilin. Hal tersebut akan mempengaruhi
kegiatan sambang yang targetnya telah ditentukan
Adanya kerenggangan atau putus hubungan dengan masyarakat.
Hal ini akan mempengaruhi pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas
131

Dukopsnal bhabinkamtibmas yang hanya diperuntukkan selama 22


hari dalam satu bulan. Sedangkan bhabinkamtibmas bekerja dalam waktu
setiap hari. Hal ini akan mempengaruhi pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas

Pelaksanaan sambang yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas


memenuhi 4 tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian. Pada tahap perencanaan harus lebih disesuaikan
dengan kondisi sasaran, tempat, waktu dan rute yang akan dilalui. Dalam
pengorganisasian jumlah bhabinkamtibmas sudah terpenuhi dalam artian
satu desa atau kelurahan sudah diisi oleh satu bhabinkamtibmas. Dalam
pelaksanaan bhabinkamtibmas belum memenuhi target yang ditentukan
oleh pimpinan yang dalam sehari minimal tiga kali kegiatan sambang ke
masyarakat. Namun dalam pelaksanaan serta pelaporan ke pimpinan
belum memenuhi target yang ditentukan. Materi atau pesan yang
disampaikan ke masyarakat pun rata-rata bhabinkamtibmas hanya
cenderung ke masalah covid-19. Kemudian untuk pengawasan yang
dilaksanakan pimpinan kepada bhabinkamtibmas yaitu dengan pelaporan
setiap kegiatan secara tertulis maupun via whatsapp. Pelaksanaan
analisis dan evaluasi diadakan setiap satu bulan sekali kecuali terjadi
sesuatu hal penting yang harus dibutuhkan anev.
132

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sambang oleh


bhabinkamtibmas dibagi menjadi 2 yaitu eksternal dan internal. Faktor
internal disini meliputi man, money, method, material. Man yang dimaksud
disini adalah manusianya yaitu Bhabinkamtibmas. Di Polres Pekalongan
Kota masih banyak ditemukan bhabinkamtibmas yang belum pernah
mengikuti dikjur maupun dikbang. Di Polres Pekalongan Kota ada kurang
lebih enam bhabinkamtibmas yang usianya diatas 50 tahun. Money disini
diartikan sebagai anggaran yang diperuntukkan dalam kegiatan
Bhabinkamtibmas. Dukops pelaksanaan kegiatan bhabinkamtibmas rata-
rata hanya diperuntukkan selama hari kerja yaitu selama 22 hari. Namun
pada pelaksanaannya bhabinkamtibmas dituntut setiap hari termasuk hari
libur untuk terus mengirim laporan kegiatan kepada pimpinan. Method
dalam hal ini yaitu kegiatan sambang oleh bhabinkamtibmas, apalagi
kegiatan sambang ke masyarakat. Namun dalam pelaksanaan serta
pelaporan ke pimpinan belum memenuhi target yang ditentukan. Materi
atau pesan yang disampaikan ke masyarakat pun rata-rata
bhabinkamtibmas hanya cenderung ke masalah covid-19 dan rata-rata
belum ada penyampaian tentang kamtibmas yang khususnya terhadap
curanmor. Dalam pelaksanaan komunikasi dua arah pun rata-rata belum
tercapai karena beberapa faktor seperti masyarakatnya yang memberi
jarak serta dalam pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas rata-rata
hanya sekedar memberi himbauan dan tidak ada komunikasi secara dua
arah. Pengisian format kunjungan pun tidak berjalan lancar karena dari
keterangan bhabinkamtibmas rata-rata menyatakan bahwa pengisian
format kunjungan terlalu ribet dan masyarakat cenderung mengabaikan.
Materiil disini yaitu sarana dan prasarana yang mendukung. Sarana dan
prasarana yang tersedia seperti laptop, printer, sepeda motor,alat
komunikasi dan alat tulis sudah terpenuhi. Namun sarana seperti brosur
kamtibmas dan format kunjungan rata-rata belum berjalan. Penggunaan
sarana aplikasi juga belum berjalan dengan baik. Hal ini didukung dengan
oleh bhabinkamtibmas belum maksimal. Hal itu dikarenakan rata-rata
133

bhabinkamtibmas lebih memilih pelaporan melalui via whatsapp. Sehingga


penggunaan aplikasi SIBOS V2 tersebut tidak maksimal.
Sedangkan faktor eksternal dari pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas yaitu antara lain Kondisi geografi dan demografi wilayah
Pekalongan Kota. Faktor geografi meliputi letak dan kondisi wilayah
Pekalongan Kota serta kerawanan bencana yang ada di wilayah
Pekalongan Kota. Faktor demografi dimaksud meliputi kondisi
ekonomi,sosial dan budaya masyarakat Pekalongan Kota.
Hal-hal yang perlu dimaksimalkan Dari segi perencanaan yaitu
sebelum membuat rencana kegiatan sambang harus mempertimbangkan
serta memperhatikan kondisi sasaran, warga masyarakat, waktu dan rute
pelaksanaan sambang. Dari segi pengorganisasian harus lebih
ditingkatkan lagi dalam pengawasan dan melaksanakan anev kinerja
jabatan. Dalam hal pelaksanaan harus disesuaikan berdasarkan Perkap
no.7 tahun 2021 pasal 4 ayat 1. Pada tahap pelaksanaan
bhabinkamtibmas masih banyak ditemukan kekurangan antara lain, yang
pertama bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang tidak
memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada sasaran. Kedua, belum
maksimal ketersediaan maupun penggunaan sarana dan prasarana yang
sesuai pada perkap No 7 tahun 2021 pasal 16 tentang sarana dan
prasarana Bhabinkamtibmas. Ketiga, melaksanakan komunikasi dua arah
dengan masyarakat serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Dalam komunikasi tersebut bhabinkamtibmas juga harus tahu latar
belakang pihak yang diajak komunikasi. Keempat, tidak hanya
menyampaikan pesan atau himbauan yang hanya lagi marak sekarang
seperti covid-19 contohnya.
134

Namun penyampaian pesan kamtibmas terkait kerawanan lainnya


juga harus disampaikan kepada masyarakat. Kelima, sebelum
melaksanakan kegiatan sambang ke masyarakat bhabinkamtibmas
melakukan koordinasi terlebih dahulu untuk mencegah ketidak adanya
sasaran atau semisal sasaran lagi sibuk dan tidak ada dirumah. Hal ini
bertujuan agar pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas berjalan
dengan efektif dan efisien.

4.2 Saran

Sebagaimana yang telah dijelaskan peranan bhabinkamtibmas


melalui sambang dalam mencegah tindak pidana curanmor di Polres
Pekalongan Kota masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis
mengajukan saran sebagai berikut :
Bhabinkamtibmas di Polres Pekalongan Kota rata-rata masih banyak
yang belum melaksanakan dikjur atau dikbang. Hal ini diharapkan
Pengajuan dikjur untuk bhabinkamtibmas ataupun pelatihan secara
berkala yang diadakan oleh lingkup Polres Pekalongan Kota. Dalam
pengangkatan bhabinkamtibmas disarankan diutamakan anggota polri
yang berdomisili di daerah tempat tugasnya tujuannya agar
bhabinkamtibmas mengerti serta memahami kondisi masyarakat yang ada
disitu
Bhabinkamtibmas lebih diperhatikan lagi kesejahteraannya.
Bhabinkamtibmas merupakan garda terdepan ketika berinteraksi dengan
warga dan masyarakat. Bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan tugasnya
selama seminggu penuh. Bagi bhabinkamtibmas yang memiliki kinerja
baik diharapkan diberikan reward yang sesuai untuk meningkatkan
motivasi.
135

Dalam pelaksanaan sambang saran penulis bhabinkamtibmas


harus lebih memperhatikan SOP pelaksanaan sambang atau
kunjungan yang telah diatur dalam Perkap No.7 tahun 2021 tentang
bhabinkamtibmas. Serta dalam pelaksanaanya menyampaikan
pesan-pesan mengenai kondisi kamtibmas khususnya tentang
curanmor dan cara pencegahannya. Komunikasi dengan masyarakat
tersebut disarankan untuk melakukan komunikasi dua arah.
Dalam pengawasan pelaksanaan kerja bhabinkamtibmas
disarankan untuk melaksanakan supervisi secara berkala terhadap
kerja bhabinkamtibmas. Dalam analisis dan evaluasi disarankan
ditekankan terhadap kinerja dan kegiatan sambang oleh
bhabinkamtibmas agar pelaporan kegiatan sambang yang dilakukan
bhabinkamtibmas sesuai target yang ditentukan.
136

DAFTAR PUSTAKA
Buku :

Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian Nomor: Kep/ 153/ X/ HUK/4.5/2021 tentang


PedoMan Penelitian Ilmiah Taruna Akademi Kepolisian

Moloeng, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi ke-3, Malang: UMM
Press.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Terry, George R. 2014. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : PT Bumi Aksara

Deddy Mulyana 2010, Prinsip-Prinsip Komunikasi : PT Bumi Aksara

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (Amandemen Ke-IV).


Jakarta

Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia. 2002. Jakarta: Mabes Polri

Peraturan Kepolisian Nomor 2 Tahun 2021 tentang Susunan Organisasi Dan Tata
Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resor Dan Kepolisian Sektor

Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 Tentang


Pemolisian Masyarakat
Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang
Bhabinkamtibmas

Penelitian:

Kusumaningrum, Imas Niken. 2018. “Peranan Bhabinkamtibmas Melalui Sambang


Dalam Mencegah Pencurian Dengan Pemberatan Di Polsek Cirebon Utara Barat
Polres Cirebon Kota”. Skripsi. Semarang: Akademi Kepolisian
137

Atotoy, Priscilla Tissy. 2018. “Pelaksanaan Penyuluhan Oleh Satuan Binmas Guna
Mencegah Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Di Wilayah Polres
Cianjur”. Skripsi. Semarang: Akademi Kepolisian

Internet:

Dikutip dari berita Kompas.com,Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas)


Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono melalui siaran langsun di akun Youtube
Tribrata TV Humas Polri,selasa (16/6/2020) menyatakan bahwa “pada minggu ke-23
dan minggu ke-24 terjadi kenaikan gangguan kamtibmas sebesar 38,45 persen
persen,yang awalnya 4.244 kasus menjadi 5.876 kasus

(Polri Sebut Angka Kriminalitas Naik 38,45 Persen dalam Sepekan Hala Man all -
Kompas.com

Angka Kriminalitas Meningkat pada Pekan Lalu, Kasus Narkotika Terbanyak


(kompas.com))

Suara Merdeka, pada rentang waktu 2014 hingga 2018, jumlah kendaraan berupa


mobil penumpang dan sepeda motor di seluruh Indonesia tumbuh 29,3 persen, yakni
105.575.278 unit pada 2014, menjadi 136.542.034 unit pada tahun 2018. Angka
Curanmor di era Pandemi Cenderung Naik - Suara Merdeka

8 Pengertian Optimalisasi Menurut Para Ahli - Mingseli

Optimalisasi Adalah? Pengertian, Manfaat, & Contoh Optimalisasi ( divedigital.id)


138

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1: DATA LAPORAN POLISI DI WILAYAH HUKUM POLRES PEKALONGAN KOTA TAHUN
2020-2021 5

TABEL 3.1 : PENDUDUK PEKALONGAN KOTA 27

TABEL 3.2: DAFTAR PERSONIL POLRES PEKALONGAN KOTA 34

TABEL 3.3 : DAFTAR POLSEK DAN KECAMATAN DI WILAYAH HUKUM POLRES PEKALONGAN
KOTA 36

TABEL 3.4: DAFTAR BHABINKAMTIBMAS DI POLRES PEKALONGAN KOTA 40

TABEL 3.5 : DATA LAPORAN POLISI DI WILAYAH HUKUM POLRES PEKALONGAN KOTA TAHUN
2020-2021 45

TABEL 3.6 : DATA MODUS OPERANDI PELAKU CURANMOR DI POLRES PEKALONGAN KOTA
46

TABEL 3.7 : DATA TEMPAT KEJADIAN CURANMOR DI POLRES PEKALONGAN KOTA 47

TABEL 3.8 : WAKTU TERJADINYA CURANMOR DI POLRES PEKALONGAN KOTA48

TABEL 3.9 : RESUME LOKASI CURANMOR 49

TABEL 3.12 : LAPORAN HASIL KEGIATAN BHABINKAMTIBMAS PADA BULAN JANUARI 52

TABEL 3.10 : DATA PERSONEL BHABINKAMTIBMAS DI POLRES PEKALONGAN KOTA 58

TABEL 3.11 : REKAP LAP BOS V2 JAJARAN BHABINKAMTIBMAS POLRES PEKALONGAN KOTA
SD TANGGAL 27 FEBRUARI 2022 70
139

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Peta Daerah Hukum Polres Pekalongan Kota

GAMBAR 2.1 : KERANGKA BERPIKIR

Gambar 3.2 : Struktur Organisasi dan Daftar Susunan Personel Pada Tingkat Polres
Gambar 3.3: Struktur Organisasi Bhabinkamtibmas di Polsek
Gambar 3.6 Pelaporan Bhabinkamtibmas
Gambar 3.4 : Daftar Nominatif Penerimaan Dukopsnal Bhabinkamtibmas Polsek
Pekalongan Timur Bulan Oktober 2021
Gambar 3.5 : Jadwal Giat Bhabinkamtibmas Polsek Pekalongan Timur Bulan Oktober
2021
140

Daftar Lampiran
1. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
2. PedoMan Observasi
3. Lembar Observasi
4. PedoMan Wawancara
5. Dokumentasi Pelaksanaan
141

Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian


142

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


AKADEMI KEPOLISIAN

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati pelaksanaan


sambang oleh bhabinkamtibmas guna mencegah curanmor di Polres Pekalongan Kota
A. Tujuan :
Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik maupun non
fisik terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas guna mencegah curanmor di polresta pekalongan.
B. Aspek yang diamati :
1. Alamat/lokasi yang sering terjadi curanmor di wilayah Kota pekalongan.
2. Lingkungan fisik Polresta Pekalongan.
3. Kegiatan yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas.
4. Materi yang dimiliki oleh bhabinkamtibmas.
5. Cara yang dilakukan bhabinkamtibmas dalam melakukan sambang
6. Kesesuaian antara pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas dengan Perkap
no.21 tahun 2007 tentang sambang
7. sasaran pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas guna mencegah curanmor di
Kota Pekalongan
8. Siapa saja yang membantu bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan sambang guna
mencegah curanmor
9. Tanggapan masyarakat terhadap bhabinkamtibmas terkait dengan penyampaian
materi sambang guna mencegah curanmor
143

LEMBAR OBSERVASI

1.      Lokasi                   : ......................................................


2.      Nama Anggota : ......................................................
3.      Hari/Tanggal                    : ......................................................

Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

A.  Persiapan Satuan Binmas


1.    Menyiapkan Surat Perintah
2.    Menyiapkan kekuatan petugas
sesuai dengan sasaran
3.    Melakukan pengecekan kondisi fisik
dan mental
4.    Menentukan sasaran penerangan
lalu lintas
5 Menentukan materi penerangan lalu
lintas
6. Mengolah materi yang tersedia
menjadi bahan informasi yang akan
dikomunikasikan kepada masyarakat
7. Menentukan saluran komunikasi
yang akan dipakai
6.    Menyiapkan kelengkapan untuk
pelaksanaan kegiatan berupa
sarana dan prasarana

B.  Pelaksanaan
1. AAP (Acara Arahan
Pimpinan) dengan penyampaian:
1.    Karakteristik sasaran
144

2.    Rencana urutan langkah dan


tindakan
Tidak
Aspek yang diamati Ada Ada Keterangan
3.    waktu pelaksanaan
kegiatan
4.    Larangan dan kewajiban saat
kegiatan
5 Cara berkomunikasi menggunakan
Teori komunikasi

C.  Pelaksanaan Kegiatan
1.    petugas yang menyampaikan
pesan/menyiarkan/mengatakan pesan
2.    materi yang disampaikan kepada
masyarakat

3.    Mendatangi lokasi yang sering


terjadi curanmor
4.    Melakukan komunikasi terhadap
masyarakat terkait curanmor
5.    alat yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan sambang
- yang dapat didengar (radio)
- yang dapat dilihat (surat kabar,
majalah, poster, leaflet)
- yang dapat didengar atau dilihat
(televisi, film pendek)
- penerangan langsung (ceramah,
diskusi, anjangsana)
- komunikasi dengan masyarakat
145

6.    Mengingatkan masyarakat tentang


curanmor
7.    Mengingatkan masyarakat agar
selalu waspada dan hati-hati
terhadap curanmor
8.   Mencatat segala keluhan
masyarakat terkait kamtibmas yang
didapat ke dalam buku catatan
Tidak
Aspek yang diamati Ada Ada Keterangan
9.    Meminta saran dan kritik dari
masyarakat.
10. Meninggalkan contact person
kepada masyarakat dan tokoh
masyarakat.
D.  Tahap Pengakhiran

1 . Membuat Laporan Hasil Kegiatan


2. Melaporkan Kepada pimpinan
tentang pelaksanaan kegiatan.
3. Melampirkan Dokumentasi kegiatan
4. Melaksanakan APP dan Anev
setelah pelaksanaan kegiatan.
5. Mengecek Kelengkapan sarpras
setelah pelaksanaan kegiatan
146

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

AKADEMI KEPOLISIAN

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN KAPOLRES PEKALONGAN KOTA

I. Pengantar

Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan


skripsi serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul Optimalisasi Sambang
Oleh Bhabinkamtibmas Guna Mencegah Curanmor Di Wilayah Hukum Kota
Pekalongan, maka dilaksanakan wawancara kepada inforMan selaku subjek
penelitian dengan mengacu pada pedoMan wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

a
. Nama : AKBP Wahyu Rohadi SIK

b
. Agama : Islam

c
. Jabatan : Kapolres Pekalongan Kota

d
. Pangkat : Ajun Komisaris Besar Polisi

III. Pertanyaan

1. Bagaimana kondisi secara umum Wilayah Polresta Pekalongan


pada saat ini?
147

Kondisi saat ini yang menjadi fokus utama yaitu tentang


penyebaran covid-19

2. Bagaimana dengan situasi kamtibmas di wilayah Kota Pekalongan


pada saat ini?
Untuk kamtibmas tidak ada kasus yang menonjol. Mungkin yang
sering terjadi seperti pencurian,penipuan dan penganiayaan.

3. Bagaimana gambaran kasus curanmor yang terjadi di wilayah


hukum kota Pekalongan?
Curanmor merupakan kasus yang sering terjadi di Polres
Pekalongan Kota. Apalagi Ketika mendekati hari-hari besar seperti
Ramadhan dan tahun baru kasus pencurian cenderung naik
jumlahnya.

4. Mengapa kasus curanmor banyak terjadi di Wilayah Polresta


Pekalongan?
Kurangnya kesadaran dari masyarakat tentang menjaga
kamtibmas. Masih kurangnya kewaspadaan dan kehati-hatian
masyarakat terhadap barang miliknya.

5. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya curanmor di wilayah


Polresta Pekalongan?
Faktor ekonomi,sosial, dan budaya

6. Apa dampak yang timbul oleh banyaknya kasus curanmor


terhadap Kota Pekalongan?
Masyarakat menjadi resah terhadap terjadinya kasus curanmor di
Kota Pekalongan

7. Konsep Satuan Binmas merupakan salah satu instrumen dalam


melakukan pencegahan sehingga upaya preemtif dapat lebih
optimal. Apa konsep Satuan Binmas sudah benar-benar
diterapkan di Wilayah Polresta Pekalongan?
148

Selama ini fungsi binmas telah melaksanakan kegiatan sambang


maupun sambang kepada masyarakat pekalongan kota.
Bhabinkamtibmas di pekalongan sudah cukup terpenuhi dimana
dalam satu desa atau kelurahan diisi oleh satu bhabinkamtibmas.

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

AKADEMI KEPOLISIAN

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN KASAT BINMAS POLRES PEKALONGAN KOTA

I. Pengantar
Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan
skripsi serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul Optimalisasi Sambang
Oleh Bhabinkamtibmas Guna Mencegah Curanmor Di Wilayah Hukum Kota
Pekalongan, maka dilaksanakan wawancara kepada inforMan selaku subjek
penelitian dengan mengacu pada pedoMan wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

a Bambang Slamet Koadi


. Nama :

b Islam
. Agama :

c Kasat Binmas
. Jabatan :

d Pangka Ajun Komisaris Polisi


. t :

III. Pertanyaan
149

1. Bagaimana kondisi secara umum Wilayah Polres Klaten pada


saat ini?
Kondisi saat ini yang menjadi fokus utama yaitu tentang
penyebaran covid-19

2. Bagaimana kondisi kamtibmas di Kota Pekalongan?


Untuk kamtibmas tidak ada kasus yang menonjol. Mungkin yang
sering terjadi seperti pencurian,penipuan dan penganiayaan.

3. Bagaimana gambaran curanmor yang terjadi di Wilayah Polresta


Pekalongan?
Curanmor merupakan kasus yang sering terjadi di Polres
Pekalongan Kota. Apalagi Ketika mendekati hari-hari besar seperti
Ramadhan dan tahun baru kasus pencurian cenderung naik
jumlahnya.

4. Mengapa kasus curanmor yang tinggi di wilayah Kota Pekalongan


dapat terjadi?
Kurangnya kesadaran dari masyarakat tentang menjaga
kamtibmas. Masih kurangnya kewaspadaan dan kehati-hatian
masyarakat terhadap barang miliknya.

5. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya curanmor?


Faktor ekonomi,sosial, dan budaya

6. Apa dampak yang diberikan oleh tingginya kasus curanmor


terhadap masyarakat Kota Pekalongan?
Masyarakat menjadi resah terhadap terjadinya kasus curanmor di
Kota Pekalongan

7. Bagaimana upaya satuan Binmas dalam upaya preemtif dalam


mencegah curanmor?
Selama ini fungsi binmas telah melaksanakan kegiatan sambang
maupun sambang kepada masyarakat pekalongan kota.
150

Bhabinkamtibmas di pekalongan sudah cukup terpenuhi dimana


dalam satu desa atau kelurahan diisi oleh satu bhabinkamtibmas

8. Bagaimana pelaksanaan sambang di Polresta Pekalongan?


Pelaksanaan sambang dilaksanakan di tempat kegiatan
masyarakat serta di sekolah. Dilaksanakan oleh
bhabinkamtibmas. Bhabinkamtibmas disini bervariasi ada yang
rajin dan tidak. Materi yang diberikan berupa tentang protokol
kesehatan,kamtibmas,wawasan kebangsaan. Bhabinkamtibmas
juga melaksanakan dengan lembaga atau instansi lain salah
satunya yaitu kesbangpol

9. Bagaimana tahapan pelaksanaan sambang?


Menguasai materi,monitoring,pengecheckan,analisa dan evaluasi
serta dalam setiap kegiatan disertai dokumentasi

10. Dalam melaksanakan sambang, apakah bhabinkamtibmas sudah


memiliki cukup personil untuk melaksanakannya?
Dalam 1 desa atau kelurahan terdapat satu bhabinkamtibmas

11. Apakah bhabinkamtibmas sudah memenuhi kompetensi


kemampuan yang harus dimiliki oleh satuan Binmas?
Bhabinkamtibmas sudah pernah ikut dikjur dan di polres
Pekalongan Kota minimal berpangkat briptu

12. Dalam melaksanakan sambang, kegiatan apa saja yang sudah


dilakukan oleh bhabinkamtibmas?
Mengunjungi tempat kegiatan masyarakat,membuat grup
whatsapp dengan masyarakat.
13. Bagaimana intensitas pelaksanaan sambang oleh
bhabinkamtibmas?
Satu hari minimal 2 kali
151

14. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam


melaksanakan sambang?
Alat komunikasi dan transportasi
15. Dengan dilakukan sambang kepada masyarakat diharapkan
jumlah curanmor di wilayah Polresta Pekalongan dapat berkurang,
namun berdasarkan data curanmor Polresta Pekalongan, jumlah
curanmor di wilayah polresta Pekalongan masih tinggi dan
cenderung meningkat. Dengan demikian pelaksanaan sambang
masih belum optimal. Bagaimana langkah yang bapak ambil untuk
mengoptimalkan sambang kepada masyarakat guna mencegah
terjadinya curanmor?
Menambah informasi atau mencari inforMan agar sambang lebih
tepat sasaran atau ke potensi gangguan
152

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

AKADEMI KEPOLISIAN

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN KANIT BHABINKAMTIBMAS

I. Pengantar
Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan
skripsi serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul Optimalisasi Sambang
Oleh Bhabinkamtibmas Guna Mencegah Curanmor Di Wilayah Hukum Kota
Pekalongan, maka dilaksanakan wawancara kepada inforMan selaku subjek
penelitian dengan mengacu pada pedoMan wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

a AHMAD SUBEKI SH
. Nama :

b ISLAM
. Agama :

d KANIT BHABINKAMTIBMAS
. Jabatan :
153

e Pangka AIPTU
. t :

III. Pertanyaan

1. Bagaimana kondisi kamtibmas di Kota Pekalongan?


Untuk kamtibmas tidak ada kasus yang menonjol. Mungkin yang
sering terjadi seperti pencurian,penipuan dan penganiayaan.

2. Bagaimana gambaran curanmor yang terjadi di Wilayah Polresta Pekalongan?


Curanmor merupakan kasus yang sering terjadi di Polres
Pekalongan Kota. Apalagi Ketika mendekati hari-hari besar seperti
Ramadhan dan tahun baru kasus pencurian cenderung naik
jumlahnya.

3. Mengapa kasus curanmor yang tinggi di wilayah Kota Pekalongan dapat terjadi?
Kurangnya kesadaran dari masyarakat tentang menjaga
kamtibmas. Masih kurangnya kewaspadaan dan kehati-hatian
masyarakat terhadap barang miliknya.

4. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya curanmor?


Faktor ekonomi,sosial, dan budaya

5. Apa dampak yang diberikan oleh tingginya kasus curanmor terhadap masyarakat
Kota Pekalongan?
Masyarakat menjadi resah terhadap terjadinya kasus curanmor di
Kota Pekalongan

6. Bagaimana upaya satuan Binmas dalam upaya preemtif dalam mencegah


curanmor?
Selama ini fungsi binmas telah melaksanakan kegiatan sambang
maupun sambang kepada masyarakat pekalongan kota.
Bhabinkamtibmas di pekalongan sudah cukup terpenuhi dimana
dalam satu desa atau kelurahan diisi oleh satu bhabinkamtibmas
154

7. Bagaimana pelaksanaan sambang di Polresta Pekalongan?


Pelaksanaan sambang dilaksanakan di tempat kegiatan
masyarakat serta di sekolah. Materi yang diberikan berupa
tentang protokol kesehatan,kamtibmas,wawasan kebangsaan.
Bhabinkamtibmas juga melaksanakan dengan lembaga atau
instansi lain salah satunya yaitu kesbangpol

8. Apa kendala atau hambatan dalam pelaksanaan sambang kepada masyarakat?


Ada kasus dimana bhabinkamtibmas putus hubungan dengan
masyarakat karena bhabinkamtibmas di polsek tersebut
merangkap menjadi inforMan terhadap tindak pidana contoh
seperti sabung ayam dan perjudian, sehingga masyarakat
memiliki tanggapan buruk terhadap bhabinkamtibmas tersebut.

9. Dalam melaksanakan sambang, apakah bhabinkamtibmas sudah memiliki cukup


personil untuk melaksanakannya?
Dalam 1 desa atau kelurahan terdapat satu bhabinkamtibmas

10. Apakah bhabinkamtibmas sudah memenuhi kompetensi kemampuan yang harus


dimiliki oleh seorang satuan Binmas?
Bhabinkamtibmas sudah pernah ikut dikjur dan di polres
Pekalongan Kota minimal berpangkat briptu

11. Dalam melaksanakan sambang, kegiatan apa saja yang sudah dilakukan oleh
bhabinkamtibmas?
Mengunjungi tempat kegiatan masyarakat,membuat grup
whatsapp dengan masyarakat.

12. Bagaimana intensitas pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas?


Satu hari minimal 2 kali
155

13. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan
sambang?
Alat komunikasi dan transportasi

14. Dengan dilakukan sambang kepada masyarakat diharapkan jumlah curanmor di


wilayah Polresta Pekalongan dapat berkurang, namun berdasarkan data
curanmor Polresta Pekalongan, jumlah curanmor di wilayah polresta Pekalongan
masih tinggi dan cenderung meningkat. Dengan demikian pelaksanaan sambang
masih belum optimal. Bagaimana langkah yang bapak ambil untuk
mengoptimalkan sambang kepada masyarakat guna mencegah terjadinya
curanmor?
Menambah informasi atau mencari inforMan agar sambang lebih
tepat sasaran atau ke potensi gangguan

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

AKADEMI KEPOLISIAN

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN KANIT BHABINKAMTIBMAS

I. Pengantar
Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan
skripsi serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul Optimalisasi Sambang
Oleh Bhabinkamtibmas Guna Mencegah Curanmor Di Wilayah Hukum Kota
Pekalongan, maka dilaksanakan wawancara kepada inforMan selaku subjek
penelitian dengan mengacu pada pedoMan wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan


156

a AHMAD SUBEKI SH
. Nama :

b ISLAM
. Agama :

d KANIT BHABINKAMTIBMAS
. Jabatan :

e Pangka AIPTU
. t :

III. Pertanyaan

1.Bagaimana kondisi kamtibmas di Kota Pekalongan?


Untuk kamtibmas tidak ada kasus yang menonjol. Mungkin yang
sering terjadi seperti pencurian,penipuan dan penganiayaan.

2.Bagaimana gambaran curanmor yang terjadi di Wilayah Polresta Pekalongan?


Curanmor merupakan kasus yang sering terjadi di Polres
Pekalongan Kota. Apalagi Ketika mendekati hari-hari besar seperti
Ramadhan dan tahun baru kasus pencurian cenderung naik
jumlahnya.

3.Mengapa kasus curanmor yang tinggi di wilayah Kota Pekalongan dapat terjadi?
Kurangnya kesadaran dari masyarakat tentang menjaga
kamtibmas. Masih kurangnya kewaspadaan dan kehati-hatian
masyarakat terhadap barang miliknya.

4.Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya curanmor?


Faktor ekonomi,sosial, dan budaya

5.Apa dampak yang diberikan oleh tingginya kasus curanmor terhadap masyarakat
Kota Pekalongan?
Masyarakat menjadi resah terhadap terjadinya kasus curanmor di
Kota Pekalongan
157

6.Bagaimana upaya satuan Binmas dalam upaya preemtif dalam mencegah


curanmor?
Selama ini fungsi binmas telah melaksanakan kegiatan sambang
maupun sambang kepada masyarakat pekalongan kota.
Bhabinkamtibmas di pekalongan sudah cukup terpenuhi dimana
dalam satu desa atau kelurahan diisi oleh satu bhabinkamtibmas

7.Bagaimana pelaksanaan sambang di Polresta Pekalongan?


Pelaksanaan sambang dilaksanakan di tempat kegiatan
masyarakat serta di sekolah. Materi yang diberikan berupa
tentang protokol kesehatan,kamtibmas,wawasan kebangsaan.
Bhabinkamtibmas juga melaksanakan dengan lembaga atau
instansi lain salah satunya yaitu kesbangpol

8.Apa kendala atau hambatan dalam pelaksanaan sambang kepada masyarakat?


Ada kasus dimana bhabinkamtibmas putus hubungan dengan
masyarakat karena bhabinkamtibmas di polsek tersebut
merangkap menjadi inforMan terhadap tindak pidana contoh
seperti sabung ayam dan perjudian, sehingga masyarakat
memiliki tanggapan buruk terhadap bhabinkamtibmas tersebut.

9.Dalam melaksanakan sambang, apakah bhabinkamtibmas sudah memiliki cukup


personil untuk melaksanakannya?
Dalam 1 desa atau kelurahan terdapat satu bhabinkamtibmas

10.Apakah bhabinkamtibmas sudah memenuhi kompetensi kemampuan yang harus


dimiliki oleh seorang satuan Binmas?
Bhabinkamtibmas sudah pernah ikut dikjur dan di polres
Pekalongan Kota minimal berpangkat briptu

11.Dalam melaksanakan sambang, kegiatan apa saja yang sudah dilakukan oleh
bhabinkamtibmas?
158

Mengunjungi tempat kegiatan masyarakat,membuat grup


whatsapp dengan masyarakat.

12.Bagaimana intensitas pelaksanaan sambang oleh bhabinkamtibmas?


Satu hari minimal 2 kali

13.Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan


sambang?
Alat komunikasi dan transportasi

14.Dengan dilakukan sambang kepada masyarakat diharapkan jumlah curanmor di


wilayah Polresta Pekalongan dapat berkurang, namun berdasarkan data curanmor
Polresta Pekalongan, jumlah curanmor di wilayah polresta Pekalongan masih tinggi
dan cenderung meningkat. Dengan demikian pelaksanaan sambang masih belum
optimal. Bagaimana langkah yang bapak ambil untuk mengoptimalkan sambang
kepada masyarakat guna mencegah terjadinya curanmor?
Menambah informasi atau mencari inforMan agar sambang lebih
tepat sasaran atau ke potensi gangguan
159

Dokumentasi Kegiatan

Dokumentasi wawancara dengan Kapolres Pekalongan Kota AKBP Wahyu


Rohadi SIK MH

Dokumentasi wawancara dengan Kasat Binmas Polres Pekalongan Kota


160

Wawancara dengan Kaur Bin Ops Sat Binmas Polres Pekalongan Kota

Wawancara dengan Kanit Binpolmas Polres Pekalongan Kota


161

Wawancara dengan Kanit Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Kota


162

Wawancara Bhabinkamtibmas
163
164

Observasi
165

Anda mungkin juga menyukai