Anda di halaman 1dari 2

Konsep HAM dalam Karya Sastra

(Intan Nurul Karimah ; 16350006)

Judul Buku : Ratu Yang Bersujud


Penulis : Mahdavi
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : 2013
Halaman : 396

Novel ini menceritakan tentang seorang perempuan yang menganut kepercayaan


feminisme , diantara orang tua yang beragama kristen dan katolik. Ia diajarkan untuk sangat
membenci Islam , di dasarkan oleh pengalaman pribadi orang tuanya dan oleh propaganda-
propaganda yang dibuat komunitas feminisnya tresebut tentang Islam.
Ia termasuk dalam deretan wanita feminis yang sangat di andalkan oleh pemimpin
komunitas tersebut, namun fakta bahwa keluarganya lekat dengan Islam tak dapat di bantah
lagi . Sedikit demi sedikit banyak jalan yang Allah tunjukkan untuk menarik hatinya ke
dalam Islam . Dimulai dengan kenyamanan yang muncul saat ia memasuki masjid , dan
perasaan gemuruh serta kerinduan yang amat dalam ketika melihat umat Muslim sholat
berjamaah.
Kemudian, semua mulai terlihat terang ketika sodari muslimnya datang berkunjung.
Semuanya semakin jelas, kegelisahan dan kerinduan terus menghantuinya. Hingga tanpa ia
sadari , ia banyak belajar tentang Islam . Hingga pada puncaknya ia memutuskan untuk
bersedia mengucapkan syahadat dan berpindah agama sebagai muslim.
Dengan identitasnya yang baru, sudah tentu bukan hal yang mudah, baik dengan
komunitas feminisnya , pun tentang kedua orang tuanya yang sangat keras menentang dan
membenci Islam. Hingga ia muncul dalam titik keberaniaanya untuk mengutarakan
identitasnya di depan komunitas feminisnya, dengan lantang mengundurkan diri. Serta
mendapat respon dari kedua orang tuanya, seketika mengusirnya dari kediaman mereka.
Disitulah letak perjuangannya, ketika teman-teman satu komunitas feminisnya merasa
kesal akan identitas barunya sebagai seorang muslim. Berusaha menciderainya, namun Allah
tetap bersama hamba-Nya yang teguh berada di jalanNya. Dan karna itu pula, ia
dipertemukan dengan orang-orang yang senantiasa menuntunnya ke jalan Allah.
Maka, dari kisah di atas dapat kita lihat dalam Islam tentang konsep kebebasan
beragama . Seperti disebutkan dalam Q.S. An-Nahl: 125 “Ajaklah (manusia) kepada jalan
Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baik” . Dalam ayat tersebut dijelaskan, bahwa Islam tidak pernah dalam berdakwah
memaksakan suatu kehendak untuk umatnya agar mau memeluk agama Islam. Namun
diajarkan, agar mampu mengajak memalui hikmah dan dengan penuh kelemah lembutan.
Islam selalu mengutamakan HAM dalam setiap dakwahnya, menghargai setiap
keputusan yang dibuat oleh umatnya. Dan memiliki banyak sekali cara untuk menunjukkan
hidayahNya. Tanpa sebuah paksaan ataupun diskriminasi . Termasuk dengan sabar menuntun
umatnya untuk mampu melihat ke dalam agama yang benar, namun bukan berarti dengan
cara memerangi mereka yang berbeda dengan Islam.

Anda mungkin juga menyukai