Anda di halaman 1dari 8

KONSULTASI PERORANGAN

TENTANG

PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

OLEH

RIDHA HIKMAWAN, S.ST

NIP. 19890518 201001 1 001

WKPP TABUDARAT HILIR


KECAMATAN LABUAN AMAS SELATAN
2018
Formulir A
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN KONSULTASI BERUPA KONSEP
1. Penyuluh Pertanian : WKP TABUDARAT HILIR
a. Nama / NIP : Ridha Hikmawan,S.ST/19890518 201001 1 001
b. Pangkat / Golongan : Penata Muda / III a
c. Jabatan : Penyuluh Pertanian Pertama
d. Unit Kerja : BPP Pantai Hambawang Kec.Labuan Amas
Selatan
2. Dasar Pelaksanaan : RKP 2018/Tupoksi Penyuluh Pertanian
3. Tema Kegiatan : Pemberian Rekomendasi/Pemecahan masalah
berupa konsep
4. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Waktu Pelaksanaan : Selasa, 5 Juni 2018 / 10.30 – 11.30 Wita
b. Tempat / Lokasi : Desa Tabudarat Hilir
5. Hasil Pekerjaan : Materi Konsultasi yang diberikan dapat dilihat
pada lembar berikut (laporan materi konsultasi)

Mengetahui Pantai Hambawang, 5 Juni 2018


Pimpinan Unit Kerja Penyuluh Pertanian
Pejabat yang ditunjuk

Syahran, S.TP Ridha Hikmawan, S.ST


NIP. 19640827 198709 1 001 NIP. 19890518 201001 1 001

DATA IDENTITAS PETANI YANG DIKUNJUNGI

Nama Petani : Maslan


Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jumlah agt. Keluarga : 3 Orang
Alamat : Desa Tabudarat Hilir
Kepemilikan Lahan : 1,5
Topik yg dibicarakan : diplodia pada tanaman jeruk
KONSEP PEMECAHAN MASALAH DAN SOLUSI
KEPADA PETANI YANG BERKONSULTASI

Telah memberikan konsultasi kepada :


Nama : Maslan
Hari/tanggal : 5 Juni 2018
Alamat : Desa Tabudarat Hilir

Tentang :
Bagamaina pengendalian diplodia pada tanaman jeruk nipis

Dasar Pelaksanaan :
Bapak Maslan bertanya dan mengeluh tentang kondisi pertanaman jeruk
beliau yang mana pada batang tanaman adanya lendir mirip busa yang mengakibatkan
penurunan produksi sehingga berpengaruh terhadap pendapatan beliau.

Masalah yang ditemui :


1. Beliau bertanya bagaimana cara pengendaliannya
2. Beliau bertanya apakah ini merupakan hama atau penyakit dan bagaimana
pengobatannya

Pemecahan Masalah :
Tindakan yang dilakukan :
1. Melakukan wawancara dan diskusi dengan p Bapak Maslan
2. Melakukan pengamatan di lahan kebun tanaman jeruk beliau
3. Merumuskan pemecahan masalah bersama
4. Memberikan penyuluhan dan tips pengendalian dan pengobatan pada
tanaman yang terserang

Setelah mendapat keterangan yang jelas, maka dilakukan tindakan sebagai


berikut :
1. Menyarankan kepada beliau untuk melakukan sanitasi lingkungan kebun
2. Menyarankan kepada beliau untuk melakukan pemangkasan secara
berkala,dan pemeliharaan yang intensif
3. Memberikan penyuluhan tentang Diplodia pada tanaman jeruk nipis sebagai
berikut, terlampir sebagai konsep pemecahan masalah :
PENYAKIT DIPLODIA PADA TANAMAN JERUK NIPIS

A. Latar Belakang

Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah

dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat,

berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, umumnya mengandung

daging buah masam, agak serupa rasanya dengan lemon. Jeruk nipis, yang sering

dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya

untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. Fungsinya sama dengan cuka.

Sebagai bahan obat tradisional, perasan langsung buah jeruk nipis dipakai sebagai

obat batuk, diberikan bersama dengan kapur untuk menurunkan demam. Perasannya

juga dipakai sebagai obat batuk.

Budidaya jeruk nipis sudah lama dilakukan oleh petani di DesaTabudarat

Hilir. Budidaya jeruk nipis/limau nipis merupakan salah satu usaha pokok masyarakat

karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Namun dalam pemeliharaan masih

banyak hambatan yang dialami petani salah satunya penyakit diplodia pada tanaman

jeruk, yang mengakibatkan produksi turun bahkan menyebakan kematian pada

tanaman jeruk. Dengan demikian penyakit diplodia merupakan salah satu penyebab

terbesar kematian pada tanaman jeruk.

B. Pokok Materi

1. Pengertian

Penyakit Diplodia merupakan penyakit utama yang menyebabkan kematian

pada batang dan cabang tanaman jeruk di Indonesia. Sebutan penyakit ini yaitu

Blendok karena kebanyakan batang dan cabang yang terserang dan bereaksi

mengeluarkan blendok. Penyebaran penyakit ini di Indonesia hampir di seluruh

pertanaman jeruk, terutama yang telah berumur lebih dari 10 tahun dengan

pemeliharaan yang kurang intensif. Serangan melingkar pada cabang dan batang
utama menyebabkan kematian bagian tanaman diatas titik serangan. Berdasarkan

gejalanya penyakit Diplodia dibedakan menjadi Diplodia basah dan Diplodia kering

2. Penyebab

Penyakit Blendok disebabkan adanya Cendawan Botryodiplodia theobromae

Pat. Cendawan ini dapat membentuk piknidium yang tersebar, mula-mula tertutup

kemudian pecah dan berwarna hitam. Konidium berbentuk jorong dan mempunyai 1

sekat berwarna gelap, penyebaran di lapangan terutama oleh air.

3. Diplodia Basah dan Diplodia Kering

Penyakit Diplodia basah; tanaman yang terserang mengeluarkan blendok yang

berwarna kuning keemasan dari batang atau cabang tanaman. Jamur berkembang

diantara kulit dan kayu, merusak kambium, sehingga apabila serangan telah

mengelilingi batang, tanaman akan mati. Pada tahap awal patogen masuk pada kulit

di daerah ketiak cabang terutama kulit yang luka, serangan diantara kulit dan kayu

mengakibatkan tanaman mengeluarkan blendok sebagai reaksi tanaman atas serangan

patogen. Blendok yang dikeluarkan tidak selalu mengandung patogen Diplodia,

Cendawan ini juga menyebabkan Busuk pada pangkal buah.

Penyakit Diplodia kering; kulit batang atau cabang tanaman yang terserang

akan mengering, terdapat celah-celah kecil pada permukaan kulit. Pada bagian celah-

celah kulit terlihat adanya massa spora cendawan berwarna putih atau hitam,

selanjutnya kulit yang terserang akan mengering dan mengelupas.

Serangan pada batang utama akan lebih berbahaya dibanding pada

cabang/ranting. Serangan yang melingkar pada batang atau cabang mengakibatkan

bagian tanaman diatas serangan akan kering/ mati dan berwarna hitam.

4. Pencegahan dan Pengendalian

- Menjaga kebersihan kebun; memangkas ranting-ranting kering, memotong

bagian cabang yang terinfeksi dan bekas potongannya diolesi parafin atau
bahkan membongkar tanaman terinfeksi berat. Bekas pemangkasan,

pemotongan dan pembongkaran dibakar atau ditimbun. Drainase kebun

perlu diperbaiki.

- Menjaga kebersihan alat pertanian; Pisau, gunting pangkas maupun gergaji

atau alat lainnya, sebelum dan setelah digunakan dicuci bersih dan

kemudian sebaiknya diolesi kapas yang dibasahi alkohol 70% atau 10%

pemutih / klorox.

- Menyaput batang utama, cabang primer dan sekunder dengan fungisida

yang ada (bahan aktif benomil atau Cu) atau dengan bubur California yang

dapat dibuat sendiri. Penyaputan batang dilakukan paling sedikit dua kali

setahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Bagian tanaman yang

akan disaput, dibersihkan dari Blendok dan kulit kering yang mengelupas

dengan cara disikat.

5. Pembuatan BuburCalifornia

Bahan : 1 Kg Serbuk Belerang, 2 Kg Kapur hidup (CaCo2), 10 Lt. air bersih

Cara Pembuatan:

 Serbuk belerang direbus sampai larut.

 Setelah larut disaring untuk memisahkan dengan gumpalan.

 Kapur dilarutkan di wadah yang terpisah..

 Masih dalam kondisi panas, larutan Belerang dan larutan Kapur sedikit demi

sedikit dicampur sambil diaduk.

 Sebaiknya Larutan induk bubur California yang sudah jadi segera

dipergunakan karena penyimpanan terlalu lama dapat mengurangi

efektifitasnya.

Cara Aplikasi

Satu bagian larutan induk diencerkan dengan 5 - 10 Lt. air bersih diaduk merata

hingga mudah dan siap diaplikasikan.


REKOMENDASI PEMECAHAN MASALAH

Setelah melakukan wawancara langsung ke petani saya dapat

merekomendasikan yaitu melakukan pemeliharaan yang intensif dengan melakukan

sanitasi lingkungan kebun dengan cara melakukan pemangkasan secara rutin, sanitasi

alat pertanian, melakukan pengendalian dan pengobatan menggunakan bubur

california atau menggunakan Fungisida dengan bahan aktif carbendazim + Mancozeb

atau Benomyl yang dapat digunakan dengan aplikasi olesan batang.

PENUTUP

Dari hasil menyelesaikan masalah dan rekomenadi pemecahan masalah yang

dihadapi petani perlu mendapat perhatian bagi penyuluh pertanian lapangan (PPL)

yang merupakan ujung tombak pembangunan pertanian.

Penyelesaian masalah yang berhubungan dengan masalah petani harus

menggunakan rekomendasi hasil penelitian dari berbagai pihak sehingga hasil dapat

tercapai sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi oleh petani. Semoga hasil dari

penyelesaian rekomedasi pemecahan masalah ini dapat menguntungkan dari semua

kalangan khusunya masyarakat tani desa Tabudarat Hilir.

Sumber Referensi :

Anang Triwiratno.2014. Gejala Serangan Penyakit Diplodia (Botryodiplodia

theobromae Pat.) dan Pengendaliannya. Balai Penelitian

Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika more

http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/gejala-serangan-penyakit-

diplodia-botryodiplodia-theobromae-pat-dan-pengendaliannya/

Anang Tri Wiratno dan Siti Nurbanah..1998. Pengendalian Penyakit Blendok Pada

Tanaman Jeruk Besar. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Karangploso. Instalasi Penelitian Dan Pengkajian Teknologi

Pertanian Wonocolo

Anda mungkin juga menyukai