TENTANG
OLEH
Tentang :
Bagamaina pengendalian diplodia pada tanaman jeruk nipis
Dasar Pelaksanaan :
Bapak Maslan bertanya dan mengeluh tentang kondisi pertanaman jeruk
beliau yang mana pada batang tanaman adanya lendir mirip busa yang mengakibatkan
penurunan produksi sehingga berpengaruh terhadap pendapatan beliau.
Pemecahan Masalah :
Tindakan yang dilakukan :
1. Melakukan wawancara dan diskusi dengan p Bapak Maslan
2. Melakukan pengamatan di lahan kebun tanaman jeruk beliau
3. Merumuskan pemecahan masalah bersama
4. Memberikan penyuluhan dan tips pengendalian dan pengobatan pada
tanaman yang terserang
A. Latar Belakang
Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah
dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat,
berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, umumnya mengandung
daging buah masam, agak serupa rasanya dengan lemon. Jeruk nipis, yang sering
dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya
untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. Fungsinya sama dengan cuka.
Sebagai bahan obat tradisional, perasan langsung buah jeruk nipis dipakai sebagai
obat batuk, diberikan bersama dengan kapur untuk menurunkan demam. Perasannya
Hilir. Budidaya jeruk nipis/limau nipis merupakan salah satu usaha pokok masyarakat
karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Namun dalam pemeliharaan masih
banyak hambatan yang dialami petani salah satunya penyakit diplodia pada tanaman
tanaman jeruk. Dengan demikian penyakit diplodia merupakan salah satu penyebab
B. Pokok Materi
1. Pengertian
pada batang dan cabang tanaman jeruk di Indonesia. Sebutan penyakit ini yaitu
Blendok karena kebanyakan batang dan cabang yang terserang dan bereaksi
pertanaman jeruk, terutama yang telah berumur lebih dari 10 tahun dengan
pemeliharaan yang kurang intensif. Serangan melingkar pada cabang dan batang
utama menyebabkan kematian bagian tanaman diatas titik serangan. Berdasarkan
gejalanya penyakit Diplodia dibedakan menjadi Diplodia basah dan Diplodia kering
2. Penyebab
Pat. Cendawan ini dapat membentuk piknidium yang tersebar, mula-mula tertutup
kemudian pecah dan berwarna hitam. Konidium berbentuk jorong dan mempunyai 1
berwarna kuning keemasan dari batang atau cabang tanaman. Jamur berkembang
diantara kulit dan kayu, merusak kambium, sehingga apabila serangan telah
mengelilingi batang, tanaman akan mati. Pada tahap awal patogen masuk pada kulit
di daerah ketiak cabang terutama kulit yang luka, serangan diantara kulit dan kayu
Penyakit Diplodia kering; kulit batang atau cabang tanaman yang terserang
akan mengering, terdapat celah-celah kecil pada permukaan kulit. Pada bagian celah-
celah kulit terlihat adanya massa spora cendawan berwarna putih atau hitam,
bagian tanaman diatas serangan akan kering/ mati dan berwarna hitam.
bagian cabang yang terinfeksi dan bekas potongannya diolesi parafin atau
bahkan membongkar tanaman terinfeksi berat. Bekas pemangkasan,
perlu diperbaiki.
atau alat lainnya, sebelum dan setelah digunakan dicuci bersih dan
kemudian sebaiknya diolesi kapas yang dibasahi alkohol 70% atau 10%
pemutih / klorox.
yang ada (bahan aktif benomil atau Cu) atau dengan bubur California yang
dapat dibuat sendiri. Penyaputan batang dilakukan paling sedikit dua kali
setahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Bagian tanaman yang
akan disaput, dibersihkan dari Blendok dan kulit kering yang mengelupas
5. Pembuatan BuburCalifornia
Cara Pembuatan:
Masih dalam kondisi panas, larutan Belerang dan larutan Kapur sedikit demi
efektifitasnya.
Cara Aplikasi
Satu bagian larutan induk diencerkan dengan 5 - 10 Lt. air bersih diaduk merata
sanitasi lingkungan kebun dengan cara melakukan pemangkasan secara rutin, sanitasi
PENUTUP
dihadapi petani perlu mendapat perhatian bagi penyuluh pertanian lapangan (PPL)
menggunakan rekomendasi hasil penelitian dari berbagai pihak sehingga hasil dapat
tercapai sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi oleh petani. Semoga hasil dari
Sumber Referensi :
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/gejala-serangan-penyakit-
diplodia-botryodiplodia-theobromae-pat-dan-pengendaliannya/
Anang Tri Wiratno dan Siti Nurbanah..1998. Pengendalian Penyakit Blendok Pada
Pertanian Wonocolo