Anda di halaman 1dari 3

Tugas UTS Farmasi Fisik MIF

2022
Nama : Sulastari Cahyani
NIM :22/498866/PFA/02208

REVIEW ARTIKEL TERKAIT TESIS


(FISIKOKIMIA)

Peningkatan laju disolusi dan karakterisasi fisikokimia dispersi padat carbamazepine-


poloxamer
Masalah :
Carbamazepin merupakan salah satu zat aktif dengan kelarutan air yang rendah (sekitar 170mg/l
pada 25˚C) dan memilikki permeabilitas usus yang tinggi (BCS II). Sehingga faktor yang
menentukan keberhasilan terapi adalah kelarutannya karena untuk dapat diabsorbsi suatu zat harus
larut terlebih dahulu pada cairan biologisnya, sehingga efek farmakologisnya sebagai antiepilepsi
dapat tercapai dengan baik. Sehingga tantangannya pada penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan kecepatan disolusi karena absorbsi dilambung juga terbatas pada waktu
transit atau pengosongan lambung yang hanya 1-2 jam sehingga penting untuk
meningkatkan kecepatan disolusinya agar efek farmakologinya tercapai.
2. Mempertahankan bentuk polimorfisme tipe III dari carbamazepin karena polimorfisme ini
yang paling stabil secara termodinamika.
Solusi:

• Membuat sistem dispersi padat dengan teknik peleburan dengan polimer hidrofilik
(poloxamer 188 dan poloxamer 407) bukan hanya untuk meningkatkan laju disolusi
carbamazepin tetapi juga mempertahankan bentuk polimorfisme yang paling stabil.
• Sistem dispersi padat dipilih pada penelitian ini karena dispersi padat merupakan metode
yang sederhana, reproduksibel, dan relatif lebih murah jika dibandingkan dengan metode
peningkatan kelarutan lainnya.
• Poloxamer adalah kopolimer blok polioksietilen-polioksipropilena non-ionik, banyak
digunakan dalam teknologi farmasi sebagai agen pengemulsi atau pelarut. Poloxamer
bervariasi tergantung dari beberapa tingkatan, berbeda dalam berat molekul dan proporsi
segmen oksida etilena hidrofilik dan propilena oksida hidrofobik. Poloxamer memiliki sifat
aktif permukaan, titik leleh rendah di bawah 60˚C dan merupakan polimer non ionik
sehingga aman digunakan secara oral dan cocok untuk dibuat menjadi sistem dispersi
padat, terutama dengan metode peleburan. Poloxamer telah banyak digunakan untuk
preperasi dispersi padat untuk meningkatkan laju disolusi banyak obat yang sulit larut,
seperti ibuprofen, nifedipin, etorikoksib, rofecoxib dan meloksikam. Poloxamer telah
terbukti lebih efektif dalam meningkatkan laju disolusi nifedipine, dibandingkan dengan
polietilen glikol dan siklodekstrin

Pengujian terkait Fisikokimia:


1. Fourier Transform Infrared (FTIR)
• Senyawa carbamazepin murni, poloxamer 188, poloxamer 407 dan dispersi padat
ditimbang masing-masing 100 mg dicampur dengan serbuk KBr hingga 2000 mg.
Spektrum serapan direkam dengan FTIR pada bilangan gelombang 400-4000 cm -
1
. Spektrum IR dari dispersi padat dibandingkan dengan senyawa carbamazepin,
poloxamer 188 dan poloxamer 407.
2. Uji karakterisasi
a. SEM (Scanning electron microscopy)
• Fotomikrograf SEM diambil untuk membandigkan morfologi serbuk
carbamazepin murni, poloxamer 188, poloxamer 407 dan dispersi padat.
Sampel dipasang pada stub kuningan menggunakan pita perekat dua sisi dan
dibuat konduktif secara elektrik dengan ruang hampa (6 Pa) menggunakan
platinum (6 nm/menit) selama 120 detik pada 15 mA (Pradhan et al. 2016).

b. DSC (Differential Scaanning Calorimetry)


• Differential Scanning Calorimetry dari preparasi dispersi padat dibandingkan
dengan senyawa carbamazepin murni, poloxamer 188 dan poloxamer 407.
Sejumlah serbuk sampel (5 mg) dimasukkkan ke dalam wadah aluminium,
kemudian dipanaskan dan diukur pada suhu antara 40˚-350˚C dengan kecepatan
pemanasan 10˚C/menit (Pradhan et al. 2016).
• Karakterisasi kalorimetri ini diperlukan terkait adanya perubahan endotermik
yang mengindikasikan bahwa jika terjadi penurunan endotermik pada dispersi
padat carbamazepin menandakan telah terjadi perubahan bentuk struktur kristal
menjadi amorf.
• Termogram kalorimetri pemindaian diferensial dari bahan carbamazepin,
dispersi padat, poloxamer 188 dan dan poloxamer P407 diilustrasikan pada
Gambar 2 (a dan b). Terdapat tiga karakteristik yaitu dua endotermik dan satu
eksotermik, dapat dilihat dari kurva carbamazepin (Gambar 2a). Puncak
endoterm pertama pada 174,7˚C dikaitkan dengan peleburan bentuk polimorfik
III. Eksoterm berikutnya pada 179˚C, sesuai dengan rekristalisasi bentuk I,
yang meleleh pada 190,1˚C
c. XRD (X-Ray Difraction)
• Pola XRD serbuk carbamazepin murni, poloxamer 188, poloxamer 407, dan
dispersi padat carbamazepin diukur menggunakan difraktometer pada suhu
kamar menggunakan radiasi Cu Kα monokromatik ( γ = 1,5406Ǻ) pada 30 mA
dan 40 kV pada rentang sudut 2θ dari 10° hingga 50° dengan peningkatan sudut
0,02°/s. (Pradhan et al. 2016).
• Karakterisasi XRD untuk memvalidasi telah terjadi perubahan struktur dari
kristal menjad amorf terlihat dari puncak difraksi yang tadinya tajam menjadi
puncak difraksi yang landai atau berserabut (gambar 5).

Pustaka

Medarević, D. P., Kachrimanis, K., Mitrić, M., Djuriš, J., Djurić, Z., & Ibrić, S. 2016. Dissolution rate enhancement and
physicochemical characterization of carbamazepine-poloxamer solid dispersions. Pharmaceutical Development and Technology,
21(3), 268–276. https://doi.org/10.3109/10837450.2014.996899

Pradhan, R., Kim, S. Y., Yong, C. S., & Kim, J. O. 2016. Preparation and characterization of spray-dried valsartan-loaded
Eudragit® E PO solid dispersion microparticles. Asian Journal of Pharmaceutical Sciences, 11(6), 744–750.
https://doi.org/10.1016/j.ajps.2016.05.002

Anda mungkin juga menyukai