Anda di halaman 1dari 13

Critical Book Report

Sejarah dan Filsafat Olahraga

DOSEN PENGAMPU : Siti Rahima Gultom

DISUSUN OLEH :

Mikhael Fernando Hulu

Nim : 6223311003

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kepada Tuhan yang telah menolong saya untuk menyelesaikan
CBR ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak akan sanggunp
untuk menyusun Critical Book Report ini dengan baik. Critical Book Report ini disusun untuk
mambahas materi kuliah Sejarah dan Filsafat Olahraga yang pengajiannya berdasarkan
pengamatan dari sumber yaitu Buku Pegangan yaitu Buku Sejarah dan Filafat Olahraga dengan
Buku pembanding yaitu Buku Filsafat Olahraga.

Ucapan terima kasih penulis juga kepada Dosen yang telah membimbing dalam
mengarahkan mengenai CBR tersebut. Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini
memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapakan
untuk menjadi bahan evaluasi dan perbaikan kedepannya.

Medan, 25 Oktober 2022

Mikhael Fernando Hulu


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….……………ii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………....4

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………….….4

1.2. Tujuan …………………………………………………………………………………….…..4

1.3. Manfaat …………………………………………………………………………………….…4

1.4. Identitas Buku ……………………………………………………………………….………..4

BAB II. ISI BUKU …………………………………………………………………………………..……..6

2.1. Ringkasan Buku Pertama ………………………………………………………………….….6

2.2. Ringkasan Buku Kedua …………………………………………………………………….....8

BAB III. PEMBAHASAN ………………………………………………………………………11

3.1. Persamaan dan Perbedaan kedua buku …………………………………………......11

3.2. Keunggulan …………………………………………………………………………11

3.3. Kelemahan ……………………………………………………………………….....11

BAB IV. PENUTUP …………………………………………………………………………....12

4.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………12

4.2. Saran ………………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..13


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan
itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup pengertian tentang baik, buruknya
perbuatan manusia. Dalam dunia olahraga moralitas merupakan sikap yang harus dimiliki.
Moralitas atau nilai yang terkandung dalam olahraga adalah : kejujuran, kerjasama, komunikasi,
peduli terhadap peraturan, mengatasi masalah dan masih banyak lagi. Dengan adanya moral,
manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Dengan saling menghormati maka setiap
manusia akan dapat menghargai pendapat individu sehingga terjalin keselarasan dan komunikasi
dan begitupun dalam dunia olahraga.

1.2. Tujuan

a. Untuk memahami apa saja bentuk moralitas dalam olahraga


b. Memahami peran olahraga dalam pembentukan moralitas
c. Memahami tuntutan dalam olahraga

1.3. Manfaat

a. Mengetahui moralitas dalam olahraga


b. Mengetahui perkembangan moral dalam olahraga
c. Mengaplikasikan moral dalam olahraga

1.4. Identitas Buku

Identitas Buku Pegangan


Judul : Sejarah dan Filsafat Olahraga

Penulis : Prof. Dr. H.J.S. Husdarta, M.Pd.

Penerbit : ALFABETA

Kota terbit : Bandung

Tahun terbit : 2019

Edisi :V

Jumlah halaman : 190

Identitas Buku Pembanding

Judul : Filsafat Olahraga

Penulis : Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd.

Pernerbit : LARISPA INDONESIA

Kota terbit : Medan

Tahun terbit : 2015

Edisi :I

Jumlah halaman : 200


BAB II

ISI BUKU

2.1. Ringkasan Buku Pertama

Dimensi Moralitas Dalam Olahraga

Bagian I Konsep Dasar Perkembagan Moral

A. Studi Perkembangan Moral

Studi perkembangan moral adalah sebuah proses kajian yang membahas persoalan
bagaimana dan melalui proses apa manusia belajar atau mengmbangkan moral dan etika. Ada
dua perspektif model teori untuk memahami isu moral, yaitu model teori internalisasi dan
Konstruktivis. Model internalisasi mencakup teori psikoanalistik dan teori pembelajaran sosial.

Perkembangan moral kognitif didasarkan pada tiga hal pokok, yaitu (1) apa yang
dipandang baik dan fair, (2) apa alasan untuk berbuat baik, dan (3) apa Prespektif budaya yang
melandasi perbuatan itu.

Perkembangan Moral Piaget

Piaget mengidentifikasi dua kategori besar perkembangan moral, yaitu (1) tahap
heteronomy moralitas dari aturan memaksa, dan (2) tahap otonom-moralitas dari aturan rasional.

Perkembangan Moral Kohlberg

Kohlberg mengembangkan teori pentahapan moral dari Piaget degan menyatakan bahwa
perkembangan moral mengikuti satu pola dan bersifat universal. Tahapan perkembangan Moral
Kohlberg yakni Tahap Prakonvensional, Tahap Konvensional, dan Tahap Pascakonvensional.

B. Aplikasi Penalaran Moral dalam Olahraga

Tiga sub bagian dari penalaran moral, yaitu (1) kesadaran untuk bermain Sportif, (2)
mengetahui, menilai dan berbuat, (3) Implikasi dalam Praktik.
Bagian II Peran Olahraga Dalam Perkembangan Moral

A. Beberapa Tuntutan dalam Penalaran Olahraga

Pertimbangan atau Penalaran moral adalah kegiatan pemecahan masalah, suatu cara
hingga kita sampai pada sebuah pemecahan. Ada beberapa tuntutan dalam Penalaran Olahraga
yaitu :

1. Tidak Memihak

Akal berfungsi untuk membedakan hal yang baik dan yang buruk, sehingga bisa berpihak pada
salah satu pilihan. Karena itu untuk tidak memihak pada salah satu pihak merupakan pekerjaan
paling berat dan barangkali mustahil untuk dapat dilakukan.

2. Nilai

Hunter Lewis mengemukakan enam cara untuk menilai sesuatu, nilai yang dimaksud tidak selalu
nilai moral, tetapi juga nilai non moral. Penalaran moral juga tidak selalu menempuh proses
deduktif atau penalaran ilmiah, tetapi memakai sistem nilai lainnya yaitu emosi dan intuisi.

3. Konsentrasi

Berpikir logis merupakan inti dari bernalar sosial yang melibatkan sebuah proses yang ekstrak.
Untuk berbuat secara konsisten dalam membuat keputusan moral, keputusan pada masa lalu dan
masa sekarang juga menjadi perhitungan.

4. Refleksi

Berpikir reflektif adalah melaksanakan pertimbangan cermat dalam semua isu moral berdasarkan
nilai-nilai moral dan non moral.

B. Etika, Moralitas, Baik dan Buruk

1. Etika dan Moral

Pengertian secara asal usul kata atau etimologis, kata ethics berasal dari bahasa yunani,
ethike yang berarti ilmu tentang moral atau karakter. Sedangkan Moral berasal dari bahasa latin
mos dan dimaksudkan sebagai adat istiadat atau tata krama. Dalam pengertian teknik moral
menunjukan apakah perbuatan seseorang baik atau buruk, bijak atau jahat.
2. Nilai Moral dan Non Moral

Moralitas berkenaan dengan perbuatan manusia dalam hubungannya dengan manusia dan
makhluk hidup lainnya dengan dilandasi motif dan maksud tertentu mempengaruhi orang lain.

Nilai Moral adalah kepatuhan relatif yang dikenakan bagi berbagia perilaku baik. Nilai moral
bersifat subjektif, internal dan tidak terukur dalam pengertian objektik. Menurut Frankena
(1973). menurutnya nilai non moral terdiri atas Nilai Utilitas, Nilai Ekstrinsik, Nilai Inheren,
Nilai Instrinsik, Nilai Kontribusi dan Nilai Final.

3. Strategi Penalaran Untuk perilaku Fair Play

Fair Play memang mudah diucapkan, namun sukar dilaksanakan, bukan saja dalam
olahraga namun juga dalam semua bentuk kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun
demikian, asumsi yang kita pegang teguh adalah bahwa sifat itu dapat didik atau dibiasakan.
Beberapa hal yang terkait dengan bagaimana menerapkan nilai moral dalam prinsip sehingga
menjadi landasan prilaku sportif yaitu (1) aplikasi moral, (2) nilai moral, (3) prinsip, (4)
peraturan utama, (5) memilih nilai moral

Nilai moral secara umum, antara lain loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran,
respek, keramahan, integrasi, keadilan, kooperasi, tugas dan lain-lain. Sedangkan sumber paling
sahih untuk memilih nilai moral itu, yaitu Agama- agama besar. Ada empat nilai moral yang
menjadi inti dan bersifat universal yaitu: (a) nilai moral keadilan, bentuknya antara lain
distributif, prosedural, retributif dan konpensatori, (b) nilai moral kejujuran, (c) nilai moral
tanggung jawab, dan (d) nilai moral kedamaian.

2.2. Ringkasan Buku Ke dua

Masalah Etika Dalam Olahraga

Etika dan Moral

Etika berasal dari kata latin “ethike” yang berarti ilmu tentang moral dan watak.
Sedangkan moral berasal dari kata latin “mos” yaitu adat istiadat atau tata krama. Apabila aturan
mengenai tata krama itu ditulisakan dan diberlakukan untuk sekelompok orang maka aturan
tersebut disebut kode etik.

Perbuatan bernilai moral yang bersifat universal dan lebih prinsipil diintisarikan oleh
Rush dan Sumardianto yakni berupa: 1. Keadilan, 2. Kejujuran, 3. Tanggung Jawab, 4. dan
kedamaian.
Bagaimana Etika Berkaitan dengan Olahraga

Olahraga itu merupakan laboratorium pengalaman manusia, karena dalam berolahraga


orang cenderung menunjukan jati diri yang sebenarnya. Saat berada di alam terbuka, bebas dari
kukungan kelas, murid akan menunjukan karakter asli masing-masing sehingga pengarahan
moral atau etika harus dilakukan dan mengarahkan ke jalan nilai-nilai moral yang dijunjung
masyarakat.

Metode Keteladanan

Setiap guru atau pelatih olahraga hendaknya menyadari bahwa metode paling efektif
dalam mengajarkan atau mensosialisasikan nilai-nilai moral adalah dengan Keteladanan
(percontohan). Hubungan guru murid dilapangan olahraga biasanya tidak seformal di dalam
kelas sehingga suasana hubungan guru olahraga atau pelatih dengan murid-murid biasanya lebih
bebas dan terbuka karena itu guru olahraga atau pelatih mudah mendapat simpati tipe idola bagi
murid-murid.

Pelajaran dari Olahraga

Seperti kata pepatah “pengalaman adalah guru yang baik”. yang artinya orang dapat
belajar dari pengalaman. Murid-murid dan atlet belajar banyak dari olahraga kompetitif, dan
tidak semua pelajaran itu baik. Beberapa pelajaran buruk dari sudut pandang etika terhadap
praktek olahraga adalah sebgai berikut:

1. Citra Olahraga Berskala Besar

Olahraga bersekala besar atau Big-Time sport adalah olahraga kempetitif tingkat puncak
yang sekaligus berbiaya besar dan bersifat prefesional. Olahraga profesional ini sering diwarnai
oleh praktek-praktek kotor.

2. Penghargaan Berlebihan Terhadap Kemenangan

Dengan berpengang pada prinsip bahwa kemenagan adalah satu-satunya maka orang
akan siap melakukan apa saja untuk mencapai tujuan menang.

3. Sportivitas yang Buruk

Hal yang baik dan suka kasihan dianggap merupakan kelemahan dan tiadanya semangat
untuk jadi juara, untuk jadi juara diperlukan orang yang keras dan sedikit kasar.

4. Kurangnya Kegembiraan dalam Olahraga


Karena adanya penekanan yang berlebihan terhadap masalah menang kalah, unsur unsur
kegembiraan dari sport jadi tersingkir.

5. Pengaruh Uang

Dewasa ini ada kecenderungan bahkan kekuatan terbesar mempengaruhi olahraga adalah
uang.

Pendidikan Moral Melalui Olahraga

Banyak pelajaran moral yang secara potensial terkandung dalam kegiatan olahraga. Dari
sekian banyak nilai etika itu Freeman (1982) memunculkan lima aspek penting yakni:

1. Keadilan dan Persamaan

keinginan murid atau atlet hanya satu yaitu perlakuan sama dan keadilan. Apapun alasannya,
kebijakan untuk membeda-bedakan murid itu tidaklah bijaksana ditinjau dari sudut pandang
pendidikan Moral.

2. Penghormatan dan Penghargaan Pada Diri Sendiri

murid membutuhkan citra diri yang positif dan harga diri untuk meraih sukses. Guru tidak boleh
menuntut kemampuan murid secara berlebihan.

3. Penghormatan kepada Orang Lain

Murid atau atlet perlu belajar untuk hormat kepada orang lain, apakah itu teman sekelas,
lawan bertanding, guru, coach,atau siapa saja,

4. Menghormati Peraturan dan Atasan

Murid dan atlet perlu belajar menghormati peraturan dan atasan karena tanpa sikap
seperti itu masyarakat tak dapat berfungsi.

5. Kesadaran Akan Sudut Pandang Nilai

Salah satu aspek nilai yang penting adalah meluruskan sudut pandang kita terhadap nilai
olahraga.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Persamaan dan Perbedaan Kedua Buku

Pada kedua buku yaitu buku Pegangan dengan buku Pembanding sama-sama membahas
tentang moral atau etika dalam ruang lingkup olahraga. Perbedaan kedua buku yaitu pada buku
pertama bab yang menjelaskan moral yaitu pada bab 5 yang berjudul “Dimensi Moralitas Dalam
Olahraga” sedangkan pada buku Pembanding itu, terdapat pada bab 10 yang berjudul “Masalah
Etika Dalam Olahraga”. Adapun persamaan dan perbedaan lain tentang kedua buku. Contoh
persamaan antara kedua buku yaitu menjelaskan tentang keterkaitan moral dalam olahraga,
pembentukan dan pengembangan moral dalam olahraga. Perbedaan lain juga mengenai kedua
buku yaitu seperti pada buku ke dua disitu ada materi megenai “Metode Keteladanan” yakni
dimana menjelaskan tentang metode yang harus dilakukan oleh guru olahraga atau Coach dalam
mengajarkan atau mensosialisasikan nilai-nilai norma dengan keteladanan atau percontohan
sedangkan pada buku ke dua tidak mencakup meteri tersebut.

3.2. Keunggulan

Keunggulan pada buku pegangan adalah pada buku pembaca lebih ditekankan untuk
bersikap kritis terhadap isi buku seperti memberikan pertayaan dan contoh sehingga pembaca
dibawa untuk masuk kedalam ruang lingkup isi buku. Kemudian keunggulan lain dari buku ini
adalah penggunaan bagan untuk lebih mudah memahami maksud dari buku.

Keunggulan dari buku Pembanding adalah pembahasannya lebih mudah dimengerti dan
dijelaskan secara sistematis, berurut, dengan bahasa yang mudah dipahami.

Dan keunggualan lain dari kedua buku adalah memberikan pengertian atau arti dari
istilah-istilah yang ada pada buku.

3.3. Kelemahan

Kelemahan pada kedua buku yaitu pada buku permata dan kedua masih terdapat
penulisan kata yang salah. Pada buku pertama materi yang di sampaikan masih kurang terperinci
dan susah untuk dipahami.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari kedua buku pembahasan atau materi sudah cukup lengkap sama-sama membahas
tentang moral dalam olahraga, keterkaitan etika dan moral dalam lahraga dan kedua buku
memiliki kekurangan dan kebihan masing-masing terutama pada pembahasan materinya. Namun
secara keseluruhan kedua buku ini sudah sangat baik.

4.2. Saran

Saran saya untuk untuk kedua buku yaitu memperbaiki penulisannya pada buku yang
masih terdapat kesalahan dan pada buku pertama atau pegangan saran saya yaitu jika bisa materi
atau pembahasannya lebih di perjelas sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H.J.S. Husdarta, M.Pd. (2019). Sejarah dan Filsafat Olahraga. ALFABETA
Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. (2015). Filsafat Olahraga. LARISPA INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai