Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PARADIGMA KEUNIKAN INDIVIDU (GORDON ALLPORT)”

Dosen Pengampu : Dr. H.A.Hari Witono, M.Pd

Ilham Handika, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. DIAH LAILI YUSRI (E1E019085)


2. DONI ADI (E1E019095)
3. ERA NAILA PUTRI (E1E019103)
4. EVA SULASTRI (E1E019109)
5. FARINA PRATIWI (E1E019114)

7C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan safaatnya diakhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Psikologi Kepribadian dengan judul
“PARADIGMA KEUNIKAN INDIVIDU (GORDON ALLPORT)”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga banyak mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak
khususnya kepada Dosen Psikologi Kepribadian kami yang telah membimbing kami. Demikian.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.

Mataram, 25 November 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3

A. Biografi Gordon Allport ................................................................................................... 3


B. Pendekatan Allport Terhadap Teori Kepribadian ............................................................. 4
C. Ciri-ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport........................................................ 5
D. Komponen Kepribadian .................................................................................................... 6
E. Struktur Kepribadian......................................................................................................... 10
F. Dinamika atau Proses Kepribadian ................................................................................... 13
G. Perkembangan Kepribadian .............................................................................................. 14
H. Psikopatologi dan Perubahan Perilaku.............................................................................. 15
I. Assesmen dan Riset .......................................................................................................... 16
J. Isi-isi penting dalam Kepribadian Menurut Allport.......................................................... 18
K. Kelebihan dan Kekurangan ............................................................................................... 20

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 21

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum teori Allport memberi definis yang positif terhadap manusia. Teori
Allport ini telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk yang baik
dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu “gambaran kondrat manusia
adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi
positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan
kekuasaan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribdian yang neorotis dan
kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini yang
menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi. Dalam teori Allport antisipasi adalah
penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini dalam membentuk identitas diri kita.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Biografi Gordon Allport?
2. Bagaimanakah Pendekatan Allport Terhadap Teori Kepribadian?
3. Bagaimanakah Ciri-ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport?
4. Bagaimanakah Komponen Kepribadian menurut Goldon Allport?
5. Apa saja Struktur Kepribadian menurut Goldon Allport?
6. Bagaimanakah Dinamika atau Proses Kepribadian menurut Goldon Allport?
7. Bagaimanakah Perkembangan Kepribadian menurut Goldon Allport?
8. Bagaimanakah Psikopatologi dan Perubahan Perilaku menurut Goldon Allport?
9. Bagaimanakah Assesmen dan Riset menurut Goldon Allport?
10. Bagaimanakah Isi-isi penting dalam Kepribadian Menurut Allport
11. Bagaimanakah Kelebihan dan Kekurangan teori kepribadian menurut Goldon
Allport?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Biografi Gordon Allport?
2. Untuk mengetahui Pendekatan Allport Terhadap Teori Kepribadian?
3. Untuk mengetahui Ciri-ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport?
4. Untuk mengetahui Komponen Kepribadian menurut Goldon Allport?
5. Untuk mengetahui Struktur Kepribadian menurut Goldon Allport?
6. Untuk mengetahui Dinamika atau Proses Kepribadian menurut Goldon Allport?
7. Untuk mengetahui Perkembangan Kepribadian menurut Goldon Allport?
8. Untuk mengetahui Psikopatologi dan Perubahan Perilaku menurut Goldon Allport?
9. Untuk mengetahui Assesmen dan Riset menurut Goldon Allport?
10. Untuk mengetahui Isi-isi penting dalam Kepribadian Menurut Allport
11. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan teori kepribadian menurut Goldon
Allport?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Gordon Allport


Gordon Willard Allport lahir pada 11 November 1897 di Montezuma, Indiana.
Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Ibunya, Nellie Wise Allport adalah
seorang guru dan ayahnya, Jhon E. Allport adalah seorang pengusaha yang kemudian
memutuskan untuk menjadi seorang dokter. Ibu Allport sangat taat terhadap agamanya
sehingga ajaran tersebut diterapkan terhadap kehidupan rumah tangganya. Oleh karena
itu, Allport menghabiskan masa kecil yang dipenuhi perjuangan untuk mendapat
perhatian dari beberapa teman yang dimilikinya, karena dia jarang diijinkan bermain
dengan saudaranya yang rentang usianya terpaut jauh dengannya. Allport mengaku pada
dasarnya dia bukanlah orang yang memiliki antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi,
Allport sangat tergantung pada orang lain dan kurang memiliki inspirasi. Namun dia
memiliki kemampuan yang baik dengan kata-kata, meskipun dia tidak terbilang mahir
dalam bidang olahraga.
Pada tahun 1915, Allport lulus dengan peringkat kedua di kelasnya dan
mendapatkan beasiswa di Univertsitas Harvard. Setelah mendapatkan A.B. Sarjana
Filsafat dan Ekonomi dari Harvard pada tahun 1919, Allport melakukan perjalanan ke
Istanbul, Turki untuk mengajar filsafat dan ekonomi. Setelah satu tahun mengajar, ia
kembali ke Harvard untuk menyelesaikan studinya. Allport meraih gelar Ph.D. Psikologi
pada tahun 1922.
Dalam sebuah esai berjudul „Pattern and Growth in Personality‟, Gordon Allport
menceritakan pengalamannya bertemu Psikiater Sigmund Freud. Saat menemui Freud
pertama kalinya, Allport disambut oleh keheningan. Freud tidak menyapa dan tidak
berbicara sepatah kata pun, sampai akhirnya Allport membuka pembicaraan dengan
menceritakan apa yang dilihatnya dalam perjalanan menuju kediaman Freud.“Aku
melihat seorang anak kecil di angkutan umum yang sangat takut badannya menjadi
kotor, dia berganti-ganti tempat duduk, bahkan meminta pada ibunya jangan
mengijinkan orang yang badannya kotor untuk duduk di sebelahnya”. Freud balik
bertanya “Apakah anak kecil itu kamu ?”. Peristiwa ini benar-benar tidak terlupakan oleh

3
Allport, yang membuatnya yakin bahwa sudah saatnya ilmu psikologi tidak lagi hanya
menekuni terlalu dalam dengan pengalaman masa lampau (alam bawah sadar), tapi mulai
mengeksplorasi alam kesadaran dan motivasi-motivasi yang ada di dalamnya.

B. Pendekatan Allport Terhadap Teori Kepribadian


Dalam mengemukakan pandangan ini, Allport (1937-1961) menunjukkan bahwa
pandangannya menggemakan beberapa perumusan sebelumnya; misalnya, ucapan yang
terkenal dari Woodwort (1918) bahwa mekanisme-mekanisme dapat ditransformasikan
menjadi dorongan-dorongan; Stren (1935) bahwa fenomotif-fenomotif dapat menjadi
genomotif dan pernyataan. Untuk mensahkan konsep tersebut, Allport menunjuk pada
observasi dari sejumlah bidang yang semuanya membenarkan adanya kecederung pada
organisme untuk mempertahankan suatu respon tertentu, walaupun alas an semula untuk
memberikan respon itu tidak ada lagi.
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori
Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik
dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran kodrat manusia
adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi
positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan
kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari
system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga
berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal
yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini yang menjadi kelebihan Allport adalah
tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa
dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat
ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang
dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan
oleh Freud.

4
Perkembangan Proprium
Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah
dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk
perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran
rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya
merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian. Fungsi-fungsi tersebut
sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “makna penting”. Fungsi-fungsi itu
bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir, melainkan
berkembang karena usia.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-
sendiri-an (self hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri
jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara
usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of
self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan
kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran.
Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita
yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Dengan penjelasan seperti dia atas, Allport ingin menghindari pendapat yang
mengundang pertanyaan dari banyak teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu
serupa manusia mikro (homunculus) atau “manusia yang berada di dalam dada” yang
melakukan tugas mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem
kepribadian. Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri
dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan ego
sebagai pelaku atau penggerak kepribadian. Bagi allport, diri dan ego dapat digunakan
sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam seluruh bidang
kepribadian.

C. Ciri-ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport


Pada dasarnya konsep tentang kematangan Kepribadian diarahkan kepada
kepribadian yang matang dan sehat, menurut tanda-tanda dari kepribadian yang matang

5
ini, banyak para ahli memberikan penjelasan tentang ciri-cirinya dengan nuansa dan versi
berbeda. Salah satunya adalah Konsep tentang Kematangan Kepribadian.

Pada dasricson yang menjelaskan sebagai berikut (Soemanto, 1998:193):

a. Pribadi yang sehat dan matang ialah seseorang yang memiliki organisasi usaha
yang efektif pula untuk mencapai tujuan hidupnya.
b. Dapat menerima realita dunia secara tepat.
c. Memiliki integritas karakter, dalam pengertian yang etnhis, serius,bertanggung
jawab, toleran, mampu berdiri diatas kakinya sendiri.
d. Memiliki hubungan baik dengan dunia luar, karena tidak egoistis, kurang
atautidak mencurigai orang lain, dan mampu mempertahankan diri sendiri.
Sementara itu Gordon Allport (1960) menjelaskan juga sebagai berikut (Soemanto,
1998:194):
a. Memiliki kesadaran yang cukup luas tentang diri sendiri dan orang lain.
b. Ada relasi yang hangat antara diri sendiri dengan orang lain.
c. Memiliki kecenderungan seks dan kepuasan seks yang sehat dengan jenis kelamin
yang dicintainya. Ada kepuasan organisme dan regilasi seks yang normal.
d. Memiliki kepastian emosional dan mampu menerima dirinya sendiri.

Dengan demikian dari beberapa pendapat atas penjelasan-penjelasan diatas maka


dapat ditarik kesimpulan bahwa pribadi yang matang merupakan kepribadian manusia
yang sangat efektif dalam melakukan setiap tingkah lakunya sehari-hari baik di
lingkungan keluarga maupun di lingkungan sosialnya. Dengan kepribadian yang matang
pula setiap individu akan lebih mampu dan percaya diri dengan segala permasalahan
yang dihadapinya dan lebih bertanggung jawab dalam segala tujuan dan maksud-
maksudnya (commitment) dan konsisten dalam segala tingkah lakunya.

D. Komponen Kepribadian\
Jenjang pada orang dewasa adalah jenjang kematangan kepribadian pada individu,
meskipun tidak semua orang yang dewasa mengalami kematangan pribadi sebagaimana
yang seharusnya. Biasanya individu yang normal memahami dan mengerti apa yang

6
dilakukan dan mengapa dikerjakannya. Untuk memahami manusia dewasa tidak dapat
diketahui tanpa mengerti tujuan-tujuan serta aspirasi-aspirasinya.Menurut Allport (1951)
dalam kutipan Sumadi Suryabrata bahwa pribadi yang telah dewasa itu pada pokoknya
harus memiliki komponen komponen seperti di bawah ini (Suryabrata, 1998:204).
a. Extension of Self yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat pada kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dan kewajiban langsung. Yang
paling penting dari extension of self adalah proyeksi ke masa depan yaitu
merencanakan danmengharapkan (planning hoping).
b. Self Objectification, adapun komponen pokoknya adalah :
1. Insight, Kecakapan individu untuk mengerti dirinya.
2. Humor, Kecakapan untuk mendapatkan kesenangan dan mentertawakan dan juga
mempertahankan hubungan positif dengan dirinya sendiri dan objek yang
disenangi.
3. Filsafat hidup, latar belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakan yang
memberinya arti dan tujuan.Untuk penjelasan lebih lengkap, Allport secara
eksplisit mengklasifikasikan kepribadian yang matang menjadi enam bagian, yaitu
(Mahpur, 2003:17-21):
a. Perluasan perasaan diri
Seseorang memiliki perasaan untuk memperhatikan sesuatu di luar
dirinya. Keadaan lingkungan menjadi sangat penting. Kesejahteraan hidup
bersama dengan orang lain diperhatikan, bukan hanya diri sendiri, pribadi
yang matang memiliki pertimbangan dan jiwa sosial yang kuat. Seseorang
kemudian menjadikan dirinya memiliki pandangan diri yang luas terhadap
suatu kenyataan hingga bisa dengan mudah menyelesaikan berbagai persoalan
yang menghimpit dirinya. Pribadi ini tidak menjadi seorang yang suka
mengunci diri, lari dari tanggung jawab sosial.
Seseorang dengan kualifikasi ini akan mencari beragam kemungkinan
agar keberadaan dirinya menjadi eksis, hal ini karena diarahkan pada
partisipasi langsung. Aktifitas ini yang kemudian oleh Allport disebut
partisipasi otentik yang dilakukan dalam beberapa suasana penting. Semakin

7
dirinya terlibat dalam kegiatan dan penggunaan ide, maka dirinya akan
menjadi semakin sehat dan matang secara psikologis.
b. Hubungan diri yang hangat dengan orang lain
Orang yang mampu menjalin hubungan dengan orang lain secara
hangat antara lain bersifat keintiman (intimacy) dan keharuan (compassion).
Seseorang pribadi matang tentu memiliki empati, peduli dan bisa merasakan
penderitaan orang lain. Dalam arti kata, pribadi yang hangat akan menjalin
keseimbangan hidup bersama, tidak hanya mencakup kebutuhan diri sendiri
dan menjadikan orang lain aman bersama dirinya, yakni menjaga
keharmonisan, kedamaian dan persaudaraan yang bermuara pada tumbuhnya
solidaritas maupun toleransi antar manusia.Seorang pribadi matang akan
mudah membangun rasa cinta untuk menciptakan harmoni dan keselarasan
antara dirinya dan sesuatu yang ada diluar dirinya. Apa yang dihasilkan dari
kapasitas cinta (keintiman) ini adalah suatu perasaan perkembangan diri yang
baik. Kesejahteraan itu diperoleh dengan mengungkapkan partisipasi otentik
dengan orang yang dicintai dan memperhatikan kesejahteraannya.
c. Penerimaan diri
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi yang terdapat
pada sesuatu yang ada di luar dirinya, termasuk segala kelemahan dan
kekurangan tanpa menyerah secara pasif denga disertai toleransi. Orang yang
sehat mampu hidup dengan segi lain dalam kodratnya, dengan memiliki
sedikit konflik, baik dengan diri sendiri terlebih dengan masyarakat.
Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia,
bukan akibat dari rasa emosinya, melainkan diarahkan pada emosi yang lebih
positif. Juga mampu mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu aktivitas
antar pribadi. Kualitas lain dari keamanan emosional adalah “sabar terhadap
kekecewaan”. Orang yang sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran,
tidak menyerah pada kekecewaan, melainkan mampu memikirkan jalan keluar
untuk mencapai tujuan.

8
d. Persepsi realistis mengenai kenyataan
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Dimana
dirinya tidak mempercayai bahwa orang di luar dirinya dan lingkungan
besikap kurang bersahabat atau semuanya baik menurut prasangka pribadi
terhadap realitas. Memiliki keterampilan menyelesaikan masalah (problem
centeredness).Hal ini menjadi pengertian untuk memahami dunia luar dan
menjadi pendorong munculnya kemauan untuk melakukan terobosan yang
lebih produktif dari pada larut dalam kenyataan yang tidak menguntungkan
bagi dirinya.
e. Obyektifikasi diri
Usaha untuk memahami diri secara obyektif mulai awal kehidupan
dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu
tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang
neurosis.Orang yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau
wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya
yang negative kepada orang lain. Biasanya orang seperti ini akan diterima
dengan lebih baik oleh orang lain. Allport mengatakan bahwa orang yang
memiliki wawasan diri yang kurang.Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurut Allport orang yang
sehat tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada pekerjaan. Komitmen
pada orang sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka pada
kesanggupan menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan
ego dan dorongan ketika terbenam dalam pekerjaan. Pekerjaan dan tanggung
jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan
kesehatan psikologis tidak akan tercapai tanpa melakukan aktivitas yang
penting dan melakukannya denga penuh dedikasi, komitmen, dan
keterampilan-keterampilan.
f. Filsafat Hidup yang mempersatukan
Orang yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh
tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Menurut Allport, dorongan
yang mempersatukan adalah arah (directness), dan lebih terlihat pada

9
kepribadian yang sehat daripada orang yang neurotis. Arah akan membimbing
semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan
seseorang alas an untuk hidup.
Kerangka untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai.
Menurut Allport nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu fisafah
hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah
hidup yang mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan
antara suara hati yang matang dan suara hati yang tidak matang atau neurotis.
Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan kepda orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-
nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti
suara hati kanak-kanak yang pstuh dan membudak, penuh dengan pembatasan
dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa

E. Struktur Kepribadian
Traits adalaha kunci dalam mendefinisikan struktur kepribadian menurut Allport.
Allport berpendapat bahwa pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self) dan
kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Allport
menekankan pada trait, dimana ia menyatakan bahwa intensi itu berbeda dari attitude.
Teori-teori Allport kemudian dinamakan “trait psychology”.
Disisi lain, tanggapan Allport mengenai tempramen juga berbeda dan
mendetail. Bagi Allport temperamen adalah konstitusi kejiwaan atau bagian
dari jiwa yang melalui darah dan memiliki hubungan dengan
jasmaniah/biologis dan bersifat hereditas, termasuk juga mudah tidaknya terkena
rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana hati;
gejala ini tergantung kepada factor konstitusional.
Pada akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah teorinya mengenai Trait. Ia
mengklasifikasikan beberapa trait, dan merevisinya menurut perkembangan teorinya
sendiri. Dia berhasil membedakan antara trait sebagai hal yang dimiliki setiap individu
sebagai identitas dan attitude yang dimiliki setiap individu. Sumbangsih terbesar Allport

10
adalah pengembangan dan penarikan perhatian psikolog pada kepribadian terutama dari
perspektif bagaimana individu memandang dirinya sendiri.
1. Traits (personality traits)
Traits menurut teori Allport adalah proses mental/neuropsikis yang berkapasitas
dan mampu mengarahkan stimulus yang akan menghasilkan perilaku yang adaptif
atau ekspresif.
a. Karakter Traits
Menurut Allport ada beberapa karakteristik traits:
1. Nyata dan benar-benar ada disetiap individu, bukan hanya sekedar label dan
sebutan (claim).
2. Menjadi kausal (sebab) dari suatu perilaku yang biasanya terjadi
3. Empiris (bisa di identifikasi indra)
4. Masing-masing saling berkorelasi
5. Fleksibel dan berubah sesuai situasi (versatilitas)
b. Individual Traits dan Common Traits
Berdasarkan teorinya mengenai distifikasi antara Trait dan Attitude,
Allport kemudian mengklasifikasikan traits dalam 2 bentuk:
 Individual Traits : keunikan pada seseorang dan menunjukkan karakter
mereka.
 Common Traits : perilaku yang dilakukan oleh sejumlah manusia, misalnya
sebagai bagian dari budaya.
c. Personal Dispositions
Allport merevisi beberapa teori sebelumnya (dalam terminologi). Personal
dispositions artinya dimana perilaku tidak memiliki intensitas dan signifikansi
yang sama.
 Cardinal Traits adalah sifat yang berperan besar dalam kehidupan dan trait
yang kuat.
 Central Traits adalah sifat yang lebih umum dan khas yang menonjol dari
perilaku manusia itu sendiri.

11
 Secondary Traits adalah sifat yang lebih spesifik dan tidak terlalu
mendeskripsikan kepribadian. Sifat ini berfungsi lebih terbatas, khusus pada
respons yang didasarnya serta perangsang tertentu dan tidak konsisten.
 Habit (kebiasaan) adalah respon yang tidak fleksibel dan spesifik terhadap
suatu stimuli, bisa bergabung/dikombinasikan dengan trait lain.
 Attitudes (sikap) adalah makna yang hampir sama dengan traits, kecuali
bahwa attitudes memiliki objek tertentu yang lebih spesifik, dan melibatkan
pertimbangan dan evaluasi baik positif maupun negatif (baik mendukung atau
menolak).
Perbedaan antara sifat (trait) dan sikap (attitude) termasuk sulit dalam
teori Allport. Kedua-duanya itu adalah respons dan memiliki kekhasan, selain itu
keduanya juga dapat memulai atau membimbing tingkah laku hal ini juga
dipengaruhi hasil dari faktor genetis-genetis dan belajar. Namun kalau diteliti
terdapat perbedaan antara kedua hal tersebut.
2. Intensi
Penyelidikan mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depan
lebih penting daripada kejadian di masa lalu (Allport). Istilah intensi menurut Allport
meliputi beberapa pengertian:
 Harapan-harapan
 Keinginan-keinginan
 Ambisi
 Cita-cita
 Niat untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal inilah terlihat jelas perbedaan Allport dengan ahli teori kepribadian
dewasa yang lain. Teori Allport menunjukkan, bahwa apa yang akan dicoba
dilakukan oleh seseorang merupakan kunci dan hal terpenting bagi apa yang
dikerjakannya sekarang. Jadi kalau dewasa ini, banyak ahli yang mengutamakan
masa lampau, maka pendapat Allport itu mirip sekali dengan pendapat Adler dan
Jung; walaupun tidak ada alasan untuk mengatakan adanya pengaruh dari mereka ini.

12
3. Type
Allport membedakan anatara sifat dan type. Menurut Allport, orang dapat
memiliki suatu sifat, tetapi tidak dapat memiliki sesuatu type. Type adalah konstruksi
ideal si pengamat, dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan
konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individualnya. Sifat dapat mencerminkan sifat
khas pribadi sedangkan type lebih menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type
menunjukkan perbedaan-perbedaan buatan yang tidak begitu cocok dengan kenyataan,
sedangkan sifat adalah refleksi sebenarnya daripada yang sebenar-benar ada.

F. Dinamika atau Proses Kepribadian


Allport menekankan bahwa pengaruhkeberadaan seseorang pada masa sekarang
tidak hanya ada di dalam teori kepribadiannya tetapi juga ada dalam pandangan
motivasinya. Dia juga menegaskan bahwa kehidupan masa lalu atau masa lampau tidak
lagi dapat menjelaskan prilaku seseorang kedepannya, kecuali hanyab sebagai motivasi
saja. Sehingga Allport terfokus kepada individu dimasa depan ketimbang di masa lalu.
Allport menentang teori Freud yang terfokus pada alam bawah sadar seseorang.
Menurut Allport proses kognitif seseorang juga memiliki peran penting, yang mana suatu
rencana dan tujuan seseorang dibuat secara sadar. Sehingga ia menyimpulkan bahwa
kehidupan dimasa lalu tidak ada hubungan dan sangkutpautnya dengan kehidupan
mendatang dari tiap individu, kehidupan masa lalu itu hanya sebagai motivasi/dukungan
kearah yang lebih baik.
Kemudian Allport juga menjelaskan prosas dari kepribadian itu dalam sebuah
konsepnnya, “functional autonomy”. Konsep ini menjelaskan bahwa motif kematangan,
kesehetan emosiaonal seseorang tidak terhubung secara fungsional kepada
pengalamannya di masa lalu sejak ia lahir. Dari konsep tersebut dapat diketahui bahwa
Allport berpendapat motivasi dari tia individu itu bersifat independent dan tidak terkait
atau terhubung dengan hal yang lainnya.
Konsep ini terdiri atas 2 level fungsi otonom, yaitu Perserevative functional
autonomy dan propriate functional autonomy. Perserevative functional autonomy
merupakan level yang dasar, berkaitan dengan perilaku seseorang yang sudah menjadi
kegiatan rutin seperti kecanduan/tindakan fisik yang berulang. Contohnya : perokok.

13
Propriate functional autonomy merupakan level yang lebih penting ketimbang level
perserevative functional autonomy dan penting untuk pemahaman motivasi dewasa
dihubungan pada nilai-nilai, self-image, dan gaya hidup.

Selain itu, terdapat 3 prinsip pada level propriate functional autonomy, yaitu :

a. Organizing the energy level, menjelaskan bagaimana kita memperoleh motif baru.
b. Mastery and competence, mengacu pada level yang mana akan kita pilih untuk
memuaskan motif.
c. Propriate patterning, menjelaskan pejuang atau usaha terhadap konsistensi dan
integrasi kepribadian.

G. Perkembangan Kepribadian
Menurut Allport perkembangan kepribadian manusia akan selalu berubah-ubah
seiring berjalanya waktu. 3 fase perkembangan Allport antara lain:
1. Masa anak-anak
Masa ini dimulai dari masa neonatus yang menjadi awal perkembangan dari
kepribadian anak. Pada masa perkembangan ini anak mulai bisa melakukan gerakan
refleks yang belum bisa dibedakan. Eskpresi emosi anak pada masa ini cenderung
monoton dan akan mengalami perkembangan sesuai dengan masa yang dilewatinya.
2. Masa transformasi anak-anak
Pada masa ini, perkembangan kepribadian seseorang akan terlihat dari:
a. Diferensiasi
b. Integrasi
c. Pematangan
d. Belajar
e. Kesadaran (sugesti)
f. Harga diri
g. Inferioritas ataupun kompensasi
h. Mekanisme psikoanalisis
i. Otonomi fungsional
j. Reorintasi mendadak trauma

14
k. Objektivitas
l. Insting
m. Humor
n. Pandangan hidup
3. Masa dewasa
Merupakan masa terpenting dalam perkembangan kepribadian seseorang.
Masa-masa ini sangat menentukan bentuk kepribadian seseorang melalui tingkah laku
yang ditunjukkannya. Menurut Allport, seseorang dikatakan dewasa, jika:
a. Mulai bisa memproyeksikan kebutuhannya tidak hanya untuk masa sekarang tapi
untuk masa yang akan datang (extension self).
b. Masa mengenal apa yang diinginkannya dan yang menjadi kebutuhannya serta
mengerti akan hal-hal yang bisa memberikan kesenangan pada dirinya (insight &
humor).
c. Mengerti arti dan tujuan hidup yang dijalaninya, mulai memiliki pandangan hidup
atau filsafat hidup yang terus dipertahankan.
Pada masa perkembangan kepribadian, unsur religius menjadi unsur yang
sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang.

H. Psikopatologi dan Perubahan Perilaku


Psikopatologi adalah bidang yang mempelajari patologi/kelainan dari proses
kejiwaan. Bagi Allport, pribadi yang sehat dan matang adalah orang yang terus menerus
dalam kondisi berubah (becoming), sedang pribadi yang tidak sehat adalah mereka yang
perkembangannya berhenti. Allport setuju dengan Freud bahwa perkembangan individu
dapat terpenjara sebagai akibat kesalahan hubungan dengan orang tua, khususnya dengan
ibunya pada awal masa kanak-kanak. Semua orang membutuhkan keamanan dan
perlindungan, dan kekurangan cinta dan kasih sayang dapat berdampak buruk dan
berjangka lama terhadap pertumbuhan.
Untuk mengatasi kekurangan itu, Allport berpendapat orang harus dapat merasa
“diterima dan dikehendaki oleh terapis, keluarga dan masyarakat”. Orang harus merasa
dicintai dan belajar mencintai. Menurutnya, bentuk terbaik dari terapi adalah memberi
cinta dan menerima cinta.

15
Tetapi itu hanya satu sisi dari gambaran manusia. Ada banyak orang yang
memiliki latar belakang rasa aman dan cinta ternyata belakangan menjadi neorotik.
Walaupun latar belakang keamanan dan cinta membuat mereka bebas berkembang,
masalah lain muncul merusak. Orang mendapat tekanan untuj menyesuaikan diri dengan
masyarakat normal, dan sering penyesuaian itu menghalangi pertumbuhan yang positif.
Ini terjadi karena masyarakat sendiri seadang sakit. Kondisi masyarakat yang penuh
ketidakadilan, hipokrit (munafik), perang, perbedaan kela sosial, adalah potensi
berbenturan dengan aspirasi pribadi.
Dampaknya bisa muncul perbatasan perluasan diri, gambaran diri yang
menyimpang, lumpuhnya usaha menjadi propiate, dan sikap tidak toleran kepada
kelompok lain. Mereka juga menilai dirinya dan tujuan hidupnya berdasarkan nilai-nilai
orang lain. Tugas-tugas terapi menurut Allport adalah membantu mereka menyadari
sumber-sumber yang melencengkan tujuan hidupnya, dan membantu mereka mencapai
kematangan dan kesejahteraan.

I. Assesmen dan Riset


Asesmen dan Riset Teori Gordon Allport Setidaknya ada 11 metode yang
menurut Allport memenuhi legitimasi validasi dan reliabilitas, semuanya mengacu
kepada metode ]utama ilmu pengetahuan, yakni pengamatan diikuti dengan interpretasi.
Metode yang dimaksud adalah:
a. Diagnosis konstitusi dan fisiologi;
b. Penelitian keanggotaan, status, dan peran sosiokultural
c. Dokumen pribadi dan studi kasus;
d. Teknik menilai diri;
e. Sampling tingkahlaku;
f. Rating pengamat
g. Tes dari skala keribadian
h. Tes proyektif;
i. Analisis dalam asosiasi bebas dan analisis mimpi;
j. Pengukuran ekspresi tingkahlaku;
k. Prosedur sinaptik: mengkombinasikan berbagai teknik asesmen

16
1. Pendekatan Morfogenik
Metode-metode di atas dapat dipakai untuk melakukan penelitian
nomotetik
(menemukan hukum-hukum umum fungsi jiwa manusia), atau penelitian
idiografik (memahami keunikan atau fungsi spesifik individual). Posisi
teori Gordon Allport sangat menekankan karakteristik individual dari segi
idiografik, walaupun pendekatan nomotetik tetap dianggap berguna sebatas
membandingkan antar individu.
Metode-metode yang dipakai dalam pendekatan morfogenik murni
adalah:
a. Catatan verbatim dari; wawancara, laporan mimpi, dan pengakuan
perbuatan.
b. Buku harian dan surat-surat.
c. Kuesioner dan skala kepribadian dan tes proyeksi.
d. Dokumen ekspresi diri; karangan, lukisan, corat-coret, tanda tangan,
otobiografi.
e. Jabatan tangan, pola suara, tampang.
f. Tes standar dan skala penilaian diri dari mengungkapkan sifat atau
kepribadian, termasuk semimorfogenik kalau lebih membandingkan aspek-
aspek di dalam diri orang itu sendiri, alih-alih membandingkan dengan orang
lain.
Gabungan antara dokumen pribadi dengan data hasil wawancara dan
observasi mungkin dapat dianalisis secara impresionalistik seperti pada
hipotesa psikoanalisis, atau dianalisis memakai statistik analisis isi atau
analisis faktorial.
2. Psikoterapi
Bagi Allport, pribadi yang sehat dan matang adalah orang yang terus
menerus dalam kondisi berubah (becoming), sedang pribadi yang tidak sehat dan
tidak matang adalah mereka yang perkembangannya berhenti atau tanpa
perubahan. Allport setuju dengan Freud bahwa perkembangan individu dapat
terpenjara sebagai akibat kesalahan hubungan dengan orang tua, khususnya

17
dengan ibunya pada awal masa kanak-kanak. Semua orang membutuhkan
keamanan dan perlindungan, dan kekurangan cinta dan kasih sayang dapat
berdampak buruk dan berjangka lama terhadap pertumbuhan. Untuk mengatasi
kekurangan itu, Allport berpendapat orang harus dapat merasa “diterima dan
dikehendaki oleh terapis, keluarga dan masyarakatnya”. Orang harus merasa
dicintai dan belajar mencintai. Menurutnya “bentuk terbaik dari terapi adalah
memberi cinta dan menerima cinta”. Tetapi itu hanya satu sisi dari manusia. Ada
banyak orang yang memiliki latar belakang rasa aman dan cinta ternyata
belakangan menjadi neurotik. Walaupun latar belakang keamanan dan cinta
membuat mereka bebas berkembang, masalah lain muncul dan merusak. Orang
mendapat tekanan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat normal, dan
seringkali penyesuaian itu menghalangi pertumbuhan positif. Dampaknya bisa
muncul pembatasan perluasan diri, gambaran diri yang menyimpang, dan sikap
tidak toleran kepada kelompok lain. Mereka juga menilai dirinya dan tujuan
hidupnya berdasarkan nilai-nilai orang lain. Tugas terapis menurut Allport adalah
membantu mereka menyadari sumber-sumber yang melencengkan tujuan
hidupnya, dan membantu mereka mencapai kematangan dan kesejahteraan.

J. Isi-isi penting dalam Kepribadian Menurut Allport


Allport mereview 50 definisi kepribadian yang berbeda sebelum akhirnya menawarkan
definisinya sendiri “ Personality is dynamic organization with in the individual
psychophysical systems that determine his characteristic behavior and thought”.
1. Uniqueness VS Universality
Allport mendapatkan insight dan ide dari berbagai macam pendekatan untuk
membentuk teori kepribadian yang efektif dimana ia memandang individu adalah
unik dan berfungsi secara dinamis. Yang membedakan Allport dengan teoritikus
kepribadian lain adalah keunikan individu dapat dijelaskan dengan trait yang menjadi
karakter setiap individu. Kepribadian tidak bersifat universal, tapi spesifik dan unik
untuk tiap individu. Allport pecaya setiap orang memiliki keunikan. Meskipun sifat-
sifat umum mengkonotasi beberapa perilaku universalitas, ciri-ciri individu atau
disposisi pribadi menentukan dan menggambarkan alam kita lebih tepatnya.

18
2. Nature VS Nurture
Keturunan dan lingkungan adalah hal yang mempengaruhi kepribadian.
Gordon Allport memandang latar belakang genetik bertanggung jawab untuk porsi
yang signifikan dari kepribadian. Individu adalah produk dari pembentukan hereditas
dan lingkungan. Hereditas menyediakan materi mentah lalu membentuk (berkembang
atau berkurang) sesuai dengan kondisi lingkungan. Contohnya seperti kondisi fisik,
intelegensi, temperamen. Temperamen adalah irama emosi. Contohnya bagaimana
respon individu terhadap stimulasi juga fluktuasi & intensitas mood. Persediaan dasar
fisik, temperamen dan kecerdasan. Bahan-bahan baku tersebut kemudian dibentuk
oleh pengalaman dan belajar.
3. Freewill VS Determinasi
Menurut pandangan Allport tentang kepribadian, individu diberikan kebebasan
dalam memilih masa depan mereka juga mengakui bahwa banyak dari perilaku kita
ditentukan oleh sifat-sifat dan kecenderungan pribadi. Setelah ini terbentuk, mereka
sulit untuk mengubah.
4. Growth VS Eqilibrium
Allport tidak percaya teori-teori yang lebih tua untuk kepribadian yang
memperbolehkan pertumbuhan bagi seseorang. Psikoanalisis dan berbagai teori
belajar yang pada dasarnya adalah teori homeostatik, atau reaktif, karena mereka
melihat orang-orang termotivasi terutama oleh kebutuhan untuk mengurangi
ketegangan dan kembali kekeadaan keseimbangan, tetapi Allport percaya bahwa teori
kepribadian yang memadai harus memungkinkan untuk perilaku proaktif. Orang
harus dipandang sebagai sadar bertindak di lingkungan mereka dengan cara yang
memungkinkan pertumbuhan menuju kesehatan psikologis.
5. Past VS Present
Berbagai faktor yang berbeda berkontribusi terhadap motivasi individu,
penggerak sekarang, dan peristiwa masa lalu. Jika orang memiliki tujuan di satu
tempat akan berpikir, bertindak dan mencari beberapa resolusi damai dan merasa
istimewa cara sendiri. Sebagai contoh, motivatior seperti prestasi, kekuatan dan
keintiman akan memberikan motivasi individu. Motif lainnya akan menjadi
pengaktualisasian diri.

19
Allport percaya bahwa sesuatu didorong oleh pengalaman sekarang bukannya
pengalaman masa lalu. Allport juga percaya itu, karena individu memiliki waktu
dalam hidup, untuk memahami diri sendiri lebih baik dan menyadari apa yang ia
lakukan serta mengapa hal itu dilakukan. Allport dengan jelas melihat pola perilaku
yang dihasilkan dari individu menjadi reaktif dan proaktif. Ia menemukan bahwa
pencipta terjadi karena lingkungan dimana seseorang hidup.

K. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan
a. Tidak terpacu pada masa lalu
b. Memandang manusia sebagai manusia yang unik
c. Melakukan penyelidikan kualitatif dan mengutamakan dorongan sadar
d. Pemikirannya yang teliti dan sistematis sehingga dapat mempersatukan gagasan
dari beberapa tokoh
2. Kekurangan
Kekurangan Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk
banyak penelitian, gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi,
mengasumsikan adanya diskontinuitas antara hewan-manusia, masa kanak-kanak dan
dewasa, normal dan abnormal, menekankan keunikan kepribadian, memberikan
perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor situasional, serta
menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif.

20
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah
membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh
harapan. Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari
system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga
berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal
yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini yang menjadi kelebihan Allport adalah
tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa
dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam teori Allport pribadi yang matang merupakan kepribadian manusia yang
sangat efektif dalam melakukan setiap tingkah lakunya sehari-hari baik di lingkungan
keluarga maupun di lingkungan sosialnya. Dengan kepribadian yang matang pula setiap
individu akan lebih mampu dan percaya diri dengan segala permasalahan yang
dihadapinya dan lebih bertanggung jawab dalam segala tujuan dan maksud-maksudnya
(commitment) dan konsisten dalam segala tingkah lakunya.

B. Saran
Kami sadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Jadi sangat diharapkan adanya masukan berupa saran dan kritik agar tulisan
ini menjadi lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ira, Amata. (2021). Pertumbuhan, perkembangan dan kematangan individu. Society jurnal prodi
tadris IPS. 12. 15-75
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. UMMpress:Malang
Schultz, Duane dan Schultz, Sydney Allen. 2005. The Theories of Personality. Thomson
Learning:USA
Awisol. 2014. Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist, jess, Greorgory J. Feist, dan Tommi- Ann roberts. (2017). Teori kepribadian Edisi 8 –
Buku Jakarta: Salemba Humanika.
Olson, Matthew. H dan Hargenhahn, B.R. 2013. Pengantar Teori Kepribadian Edisi ke-8.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Kepribadian. Jakarta:Rajawali

22

Anda mungkin juga menyukai