Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGETAHUAN TENTANG PP-PPCO

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PP-PPCO


Dosen Pengampu: Dr. Siti Nurrochmah, M.Kes

Disusun Oleh

JATI LAKSONO / 200611635748 / 15


PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengetahuan
Tentang Vitamin dan Air” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas pada mata kuliah ilmu gizi.

Tidak lupa pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Siti Nurrochmah selaku dosen mata kuliah Ilmu Gizi
yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-
hari pembaca serta menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai vitamin dan air.

Kami jauh dari kata sempurna. Kami, sebagai penyusun, merasa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................ii

BAB 1 Pendahuluan.................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Ruang Lingkup.............................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2

BAB 2 Pembahasan..................................................................................................3

A. ......................................................................................................................3
B. ......................................................................................................................4
C. ......................................................................................................................5
D. ......................................................................................................................8
E. ......................................................................................................................10
F. ......................................................................................................................11
G. ......................................................................................................................12
H. ......................................................................................................................14
I. ......................................................................................................................15
J. ......................................................................................................................15
K. ......................................................................................................................16
L. ......................................................................................................................19

Bab 3 Penutup..........................................................................................................21

Daftar Pustaka..........................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah Cedera adalah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh manusia tiba-tiba
mengalami penurunan energi dalam jumlah yang melebihi ambang batas toleransi
fisiologis atau akibat dari kurangnya satu atau lebih elemen penting seperti oksigen
(WHO, 2014). Cedera juga dapat diartikan sebagai suatu kerusakan struktur atau fungsi
tubuh karena suatu trauma atau tekanan fisik. Jika cedera terjadi maka harus segera
memerlukan tindakan pertolongan pertama. Pertolongan pertama adalah perawatan
segera yang diberikan pada orang yang mengalami cedera atau sakit mendadak. Tidak
hanya dapat menyelamatkan hidup seseorang, kualitas pertolongan pertama juga dapat
mengurangi kecacatan dan perawatan dirumah sakit. Pertolongan tersebut bukan sebagai
pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanya berupa pertolongan pertama
yang dilakukan oleh yang pertama kali melihat korban (Pfeiffer, 2012).
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ditujukan untuk memberikan
perawatan darurat bagi para korban, sebelum pertolongan yang lebih sempurna dapat
diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Kondisi kegawatdaruratan dapat
terjadi dimana saja dan kapan saja. Sudah menjadi tanggung jawab petugas kesehatan
untuk menangani masalah tersebut. Namun tidak menutup kondisi kegawatdaruratan
dapat terjadi pada daerah yang sulit dijangkau oleh petugas kesehatan. Sehingga pada
kondisi tersebut peran serta masyarakat untuk membantu korban sebelum ditangani oleh
petugas kesehatanmenjadi sangat penting (Sudiharto & Sartono, 2011). Kecelakaan dan
cedera bisa saja terjadi disekolah, pertolongan pertama juga bisa diberikan di sekolah
melalui kegiatan di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Jika cedera sudah terjadi pada
anak sekolah maka guru atau siswa PMR harus segera melakukan tindakan pertolongan
pertama pada siswa yang mengalami cedera tersebut sesuai dengan aturan penanganan
yang sudah ada (Aji, B. 2013).
Cedera olahraga, yang terjadi pada waktu seseorang melakukan aktivitas olahraga,
latihan atau pertandingan olahraga sdapat mengakibatkan seorang atlet merasa sakit.
Menurut Tylor, (5: 1991), ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu

1
trauma akut dan syndrom yang berlarut-larut. Trauma akut adalah suatu cedera berat
yang terjadi secara mendadak, seperti cedera goresan, robek pada ligamen atau patah
tulang karena terjatuh atau juga karena benturan. Syndrom ini bermula dari adanya suatu
kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau ringan, namun berlangsung secara
berulang - ulang dalam waktu tertentu. Cabang olahraga apapun yang menggunakan
fisik sebagai komponen utamanya akan mengalami cedera.
B. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini tidak semata mata hanya menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh dosen pengempu mata kuliah PP-PPCO melinkan untuk wawasan
tambahan untuk penulis dan pembaca untuk bab pertolongan pertama . cidera
olahraga :
C. Manfaat
Manfaat sebagai berikut :
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera strain ( otot tertarik / putus )
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera sprain ( keseleo )
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera memar
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera kram otot
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera sendi
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera fraktur
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera dislokasi
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera lecet
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera tusuk
 Mengetahui tantang cara pertolongan pertama cedera robek (leserasi)

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pertolongan Pertama Cidera Strain dan Sprain

A. Apa itu sprain dan/atau strain?

Sprain dan/atau strain adalah dua tipe kerusakan atau cedera jaringan lunak.


Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia,  kedua istilah tersebut diterjemahkan
sebagai satu kata yang sama, yaitu ‘keseleo’ dan/atau ‘terkilir’. Tapi, sebenarnya
keduanya memiliki definisi yang berbeda. Sprain adalah cedera pada sendi yang
melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi. Sedangkan strain adalah cedera
otot atau tendon (urat).

B. Apa gejala sprain dan/atau strain?
Gejala keduanya hampir mirip, namun ada terdapat sedikit perbedaan. Berikut
gejala sprain dan strain

 Nyeri sendi
 Terdapat pembengkakan
 Gerakan sendi terbatas
 Memar sekitar sendi (untuk gejala sprain)
 Membuat otot menjadi tegang (untuk gejala strain)

C. Bagaimana cara mengatasi sprain dan/atau strain?

Untuk tindakan pertama mengatasi kondisi keduanya, dibutuhkan RICE


(Rest, Ice, Compression, Elevation) atau dalam Bahasa Indonesia adalah
Istirahat, Es Kompresi, Elevasi. Secara lengkap, cara
mengatasi sprain dan strain adalah dengan menghentikan aktivitas,
mengistirahatkan anggota tubuh yang cedera, kompres es pada area cedera

3
selama 15 menit setiap dua jam dengan menggunakan handuk di antara kulit
dengan es, kompresi atau perban secara ketat area cedera, mengarah dari bawah
ke atas, dan elevasi (angkat) anggota tubuh yang cedera agar lebih tinggi dari
posisi jantung. 

2.2 Pertolongan Pertama cidera Memar


Umumnya, luka memar/luka lebam disebabkan oleh terjadinya benturan
dengan benda keras. Untuk memberikan pertolongan pertama, hal yang paling
umum dilakukan yaitu memasang kompres dingin. Kemudian, Anda bisa
mengistirahatkan bagian tubuh Anda yang memar. Selain itu, bila diperlukan, Anda
juga bisa konsumsi obat pereda nyeri.Terjadinya luka memar yaitu karena ada
pembuluh darah kecil rusak atau pecah di bawah kulit. Kemudian, darah merembes
ke jaringan yang ada di sekitarnya, lalu membeku. Maka dari itu, ciri-ciri luka
memar di antaranya yaitu kulit terlihat kebiruan, merah, ungu atau juga hitam, serta
bengkak dan terasa nyeri.
Pertolongan Pertama untuk Luka Memar
Apabila penyebab luka memar adalah cedera ringan, maka biasanya akan hilang
setelah 2-4 minggu. Namun, jika Anda ingin mempercepat penyembuhannya,
ada pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah. Berikut cara
mengobati luka memar:
 Beristirahat yang Cukup
Jika ada bagian tubuh yang memar, maka Anda bisa mengistirahatkannya.
Istirahatkan bagian tubuh tersebut. Anda dapat mengurangi atau
menghentikan aktivitas, yang menggunakan anggota tubuh yang sedang
cedera. Jadi, biarkan bagian yang memar tersebut beristirahat lebih banyak
dan lebih lama. Ini bermanfaat untuk mengurangi bengkak, serta meredakan
rasa nyeri akibat luka memar. Dengan istirahat, maka luka memar Anda
tidak akan menjadi semakin parah.
 Memberi Kompres Es

4
Jika luka memar baru saja muncul, maka Anda bisa memberikan kompres
dingin di bagian tersebut. Ini adalah pertolongan pertama yang baik untuk
mengatasi luka memar baru. Bisa juga menjadi cara mengobati luka memar
akibat kecelakaan. Untuk mengompres, Anda bisa menyiapkan handuk atau
kain, dan es batu.Caranya, yaitu gunakan handuk atau kain untuk
membungkus es batu. Tujuannya untuk menjadikannya kompres dingin pada
memar. Taruh handuk yang dingin tersebut sebagai kompres, pada bagian
tubuh yang memar selama 15-20 menit. Setelah itu, tunggu selama kurang
lebih 20 menit. Apabila bengkak dan nyeri Anda belum berkurang, maka
kompres lagi bagian yang memar.Memberikan kompres dingin bertujuan
untuk mempersempit pembuluh darah yang cedera. Dengan begitu, luka
memar takkan meluas. Selain itu, kompres dingin bisa digunakan untuk
mengurangi bengkak serta meredakan nyeri.
 Membebat Bagian yang Memar
Agar dapat mengobati luka memar, gunakan bebat yang berupa perban
elastis. Anda bisa menggunakan perban elastis ini untuk membebat bagian
tubuh yang memar. Akan tetapi, pastikan kalau Anda tidak membebat
dengan terlalu kencang.Membebat bagian memar ini bertujuan untuk
mencegah agar memarnya tidak semakin parah. Di samping itu, pembebatan
juga bisa mengurangi nyeri yang terjadi akibat memar. Bila perlu, Anda bisa
juga mengoleskan salep untuk luka lebam, saat bebatnya sedang dibuka.
Jadi, leba atau memar bisa lebih cepat hilang.
 Posisikan Tubuh yang Memar Lebih Tinggi
Ini adalah pertolongan pertama yang selanjutnya. Anda bisa memposisikan
bagian tubuh yang mengalami memar, lebih tinggi dari dada. Misalnya,
bagian tangan atau kaki Anda memar, maka posisikan di atas dada. Untuk
melakukannya, caranya yakni Anda dapat menggunakan bantal sebagai
pengganjal, di bagian tubuh yang mengalami luka memar.
Cara mengobati luka lebam atau memar ini, dapat membantu mengurangi

5
aliran darah Anda yang mengalir menuju area luka memar. Dengan begitu,
memar tidak akan melebar dan juga takkan terjadi bengkak.
 Mengompres Dengan Air Hangat
Kompres air hangat juga bisa menjadi cara menghilangkan luka memar.
Jadi, luka memar sebaiknya dikompres air hangat dua hari setelah Anda
melakukan kompres dingin. Untuk mengompres, Anda bisa menggunakan
handuk hangat. Jadi, beri kompres handuk hangat pada bagian tubuh yang
sedang cedera memar. Lakukan kompres ini selama sekitar 10 menit.
Cara menghilangkan luka lebam atau memar ini, bertujuan untuk membuat
aliran darah meningkat. Dengan demikian, bekuan darah bisa terserap lebih
cepat. Kemudian, warna memar akan memudar secara perlahan. Jika Anda
melakukan penanganan pertama untuk luka memar, maka yang paling
efektif adalah dengan segera mengobatinya. Kecuali, apabila Anda
memberikan kompres hangat, yang memang perlu diberikan sesudah 2 hari
berlalu.
 Pengobatan Dengan Bahan Alami
Sejumlah pengobatan alami bisa membantu meredakan memar dengan lebih
cepat. Ini termasuk cara mengobati luka memar yang cukup efektif.
Beberapa jenis obat alami yang bisa mengatasi luka memar Anda, adalah
lidah buaya dan vitamin K. Lidah buya mengandung vitamin, mineral, dan
juga enzim yang dapat menenangkan dan melembabkan kulit. Termasuk
juga meredakan efek dari memar. Maka dari itu, lidah buaya sering
digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kulit, termasuk luka memar.
Selain itu, vitamin K juga baik untuk mengatasi memar. Vitamin K1 atau
phytonadione, mampu mempercepat penyembuhan memar.
 Menggunakan Obat Pereda Nyeri dan Salep

Pertolongan pertama ini bisa Anda lakukan untuk mengurangi rasa sakit.
Jadi, Anda dapat menggunakan salep luka memar atau mengonsumsi obat-
obatan yang bisa meredakan nyeri. Misalnya, konsumsilah paracetamol.

6
Disarankan, Anda menggunakan obat pereda nyeri, apabila sudah
melakukan cara lainnya tapi tidak berhasil. Atau, kalau Anda mengalami
luka memar dengan disertai bengkak besar pada cedera Anda tersebut.

Demikian berbagai macam pertolongan pertama untuk mengatasi luka


memar. Secara umum, luka memar dapat sembuh dengan sendirinya. Akan
tetapi, jika Anda memberikan pertolongan pertama pada cedera memar,
maka ini bisa membantu mempercepat proses penyembuhan. Salah satu cara
termudah adalah dengan memberikan salep untuk luka memar.

Apabila Anda mengalami memar yang disertai rasa nyeri hebat, juga terjadi
pembengkakan parah, atau jika memar tak juga membaik sehabis 2-3
minggu berlalu, maka disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Dengan begitu, Anda bisa mengetahui penyebab memar, dan mendapatkan
pengobatan yang tepat untuk penyembuhannya.

2.3 Pertolongan Pertama Cidera Kram Otot


Menurut dr. Nitish Basant Adnani BMedSc dari KlikDokter, kram otot seperti
yang dialami oleh Anthony Ginting merupakan kondisi saat terjadi kontraksi pada
otot bagian tubuh tertentu yang timbul secara mendadak dan involunter. Hal ini
tentu dapat menyebabkan rasa nyeri yang mengganggu aktivitas.Jika Anda
mengalami cedera seperti kram otot yang diderita Anthony Ginting, itu bisa
diredakan dengan cara langsung melakukan peregangan dan pemijatan otot pada
lokasi di mana kram terjadi. Selain itu, menurut dr. Alvin Nursalim dari
KlikDokter, mengonsumsi pisang juga bisa meredakan kram otot. Pisang
bermanfaat untuk meredakan kram karena kandungan kalium di dalam pisang.Cara
lain yang bisa digunakan untuk meredakan kram otot adalah dengan mengompres
bagian yang kram. Kompres yang dilakukan pada bagian otot yang mengalami
kram, bisa menggunakan air hangat atau air dingin. Cara ini bisa membuat otot
sedikit meregang dan meminimalkan rasa nyeri.Selain itu, setelah Anda kram dan
ingin mencoba berdiri, pastikan rasa nyerinya sudah berkurang. Berdirilah, dan

7
gerak-gerakkan kaki Anda secara perlahan. Jika belum mampu berdiri tegak, Anda
bisa bertumpu pada dinding.Cara pencegahan lain yang tidak kalah pentingnya
adalah dengan minum air putih. Konsumsi air putih yang cukup bisa menjadi pereda
sekaligus pencegah kram yang cukup ampuh.

2.4 Pertolongan Pertama Pada Cedera Sendi

Pada umumnya, penanganan pertama untuk cedera sendi dapat dilakukan dengan
memahami konsep RICE, yakni Rest, Ice, Compression, dan Elevation.
1. Rest
Istirahatkan sendi yang mengalami nyeri. Bila seseorang mengalami nyeri sendi
akibat cedera pada persendian, sangat penting untuk mengistirahatkan persendian
tersebut selama setidaknya 48–72 jam setelah  terjadi cedera.

Hentikan aktivitas atau olahraga terlebih dahulu dan istirahatkanlah persendian


Anda. Kemudian amati adanya pembengkakan atau kemerahan pada daerah
persendian.

2. Ice
Gunakan ice pack. Persendian yang mengalami cedera dapat dikompres
menggunakan ice pack segera, selama 10–30 menit. Ice pack dapat dibuat dengan
membungkus es batu menggunakan plastik atau kain tipis. Kemudian kompreskan
pada bagian tubuh yang mengalami cedera.
3. Compression
Berikan balutan pada persendian. Bagian tubuh yang mengalami cedera dapat
dibalut menggunakan perban elastis atau perban lain yang tersedia. Hal ini
ditujukan untuk mengurangi proses pembengkakan yang dapat terjadi.

4. Elevation
Lakukan elevasi pada persendian yang terasa nyeri. Bagian persendian yang cedera
sebaiknya diposisikan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya. Salah satu caranya

8
yaitu dengan meletakkan persendian yang nyeri di atas bantal saat duduk atau
berbaring.

Agar cedera sendi dapat benar-benar pulih sampai ke sumbernya, Anda


dapat mengoleskan Voltaren Emulgel di titik nyeri. Voltaren Emulgel
dengan natrium diklofenac dapat membantu mengobati rasa nyeri sampai tuntas
tanpa menimbulkan rasa panas.

2.5 pertolongan pertama pada cedera Fraktur

Patah tulang umumnya disebut fraktur, yang digolongkan menjadi 2 macam, yaitu fraktur
tertutup dan fraktur terbuka. Pada fraktur tertutup, tulang yang patah tidak sampai keluar
melewati kulit, sedangkan pada fraktur terbuka, sebagian atau keseluruhan tulang yang
patah terlihat menembus kulit atau ada bagian luka sobek didaerah lokasi patah tulang.
Kasus seperti ini diperlukan penanganan yang cepat karena korban kemungkinan
kehilangan banyak darah dan rawan infeksi.

Penyebab patah tulang, adalah :

 Insiden traumatis seperti cedera olahraga, kecelakaan dan jatuh.


 Kondisi seperti osteoporosis dan beberapa jenis kanker yang menyebabkan tulang
patah lebih mudah, yang berarti bahkan trauma ringan dan jatuh dapat menjadi
serius.

Gejala patah tulang antara lain :

1. Korban merasa atau mendengar bunyi patahan tulang.


2. Bagian yang terluka terasa nyeri, terutama ketika disentuh atau digerakkan.
3. Gerakan bagian tubuh yang terluka tidak normal atau tidak seperti biasanya.
4. Terjadi pembekakan.

9
5. Ujung tulang terlihat (bila menembus kulit).
6. Terlihat ada perubahan bentuk.
7. Bagian tubuh yang luka terlihat membiru.

Pertolongan pertama ketika terjadi patah tulang, antara lain :

1. Berusahalah untuk tetap tenang.


2. Jangan mencoba untuk mengembalikan posisi tulang, terutama tulang yang terlihat
keluar.
3. Tutup luka secara perlahan dengan kain steril atau perban untuk menghentikan
pendarahan
4. Kemudian pasanglah papan kayu, majalah yang dilipat dengan membungkusnya
dengan kain kasa atau kain lain pada bagian yang cedera, tujuannya agar tulang
yang patah tidak bergerak.
5. Angkatlah daerah retak jika mungkin dan menerapkan kompres dingin untuk
mengurangi pembekakan dan rasa sakit.
6. Jangan memberikan korban makanan atau minuman untuk dikonsumsi.
7. Hubungilah tim medis atau bawalah korban ke rumah sakit untuk pertolongan lebih
lanjut.

2.6 Pertolongan Pertama Pada Cedera Dislokasi

Berolahraga berat dan tidak fokus akan berisiko meningkatkan potensi dislokasi.
Apalagi, jika olahraga tersebut melibatkan beban tambahan. Sebelum dibawa ke RS
untuk ditangani secara medis, ada pertolongan pertama yang bisa dilakukan.Sendi
yang mengalami dislokasi biasanya menunjukkan gejala, di antaranya sendi menjadi
bengkak, memar, serta perubahan warna menjadi merah atau kehitaman pada sendi
yang mengalami dislokasi. Kondisi ini juga menyebabkan bentuk sendi menjadi
tidak normal, terasa sakit saat sedang bergerak, serta mati rasa di sekitar area sendi.

10
Penyebab utama terjadinya dislokasi sendi adalah cedera akibat benturan keras
pada sendi.

Banyak orang yang sering salah membedakan antara dislokasi sendi dengan patah
tulang. Maka dari itu, sangat penting untuk segera melakukan pemeriksaan setelah
mengalami cedera. Pemeriksaan ke dokter akan membantu mengetahui apakah
cedera menyebabkan dislokasi sendi atau penyakit lain. Hal itu juga bisa membantu
menentukan pengobatan yang tepat, sehingga sendi bisa pulih dengan cepat.

Setelah mendapatkan pengobatan medis, kamu bisa melakukan beberapa perawatan


mandiri untuk membantu proses penyembuhan dislokasi bahu.

 Istirahatkan Sendi
Agar lekas sembuh, pastikan untuk mengistirahatkan sendi yang mengalami
dislokasi. Hindari terlalu banyak menggerakkan sendi yang cedera serta
jangan melakukan gerakan yang bisa memicu rasa sakit pada sendi.

 Obat Pereda Nyeri


Jika dibutuhkan, kamu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri. Ada sejumlah
jenis obat pereda nyeri yang bisa dibeli dengan bebas di apotek. Tujuan
konsumsi obat adalah mengurangi gejala dan rasa nyeri akibat dislokasi
sendi.

 Kompres Sendi yang Cedera


Salah satu pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa
nyeri akibat dislokasi sendi adalah mengompres bagian yang cedera. Kamu
bisa mengompres dengan air dingin pada awal-awal cedera terjadi serta
ketika rasa sakit dan peradangan mulai menghilang, ganti kompresan dengan
air hangat. Tujuannya untuk membantu melemaskan otot-otot yang kencang
dan sakit akibat dislokasi sendi.

11
2.7 pertolongan pertama pada cedera Lecet

Kulit adalah organ paling besar dan luas pada tubuh manusia. Kulit terdiri atas dua
lapisan utama, yakni epidermis dan dermis. Epidermis adalah lapisan permukaan
kulit yang terdiri atas berlembar-lembar sel kulit. Dermis berada di bawahnya.
Cedera lecet adalah cedera yang terjadi ketika lapisan kulit itu rusak dan terbuka
karena ada gesekan dengan permukaan benda lain yang kasar. Cedera lecet disebut
juga abrasi kulit.

Lecet adalah cedera yang sangat umum. Kulit bisa mengalami luka lecet ringan
hingga parah. Bagian tubuh yang kerap terluka lecet antara lain:

 Siku
 Lutut
 Tulang kering
 Pergelangan tangan/kaki
 Bagian atas tubuh

Sakit yang timbul akibat lecet bisa sangat terasa karena menyebabkan banyak ujung
saraf pada kulit terbuka. Namun cedera lecet jarang diikuti dengan perdarahan.
Sebagian besar luka lecet dapat ditangani di rumah karena umumnya tak seserius
luka sayat atau robek yang mirip. Sayatan atau robekan biasanya mempengaruhi
bagian kulit yang lebih dalam sehingga menyebabkan perdarahan intens dan
memerlukan perawatan medis.

Cedera lecet bisa dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat keparahannya:

 Tingkat pertama: luka lecet ringan pada epidermis, tidak ada darah yang
keluar.

12
 Tingkat kedua: lecet merusak lapisan epidermis dan dermis, mungkin ada
sedikit darah yang keluar.
 Tingkat ketiga: luka lecet parah, ditandai dengan luka terbuka yang dalam
hingga menembus dermis. Biasanya terjadi perdarahan yang lebih banyak.

Lecet yang biasanya bisa ditangani di rumah adalah tingkat pertama dan kedua.
Cedera tingkat ketiga bisa mendapat penanganan pertama di rumah, lalu dibawa ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk tindakan medis lebih lanjut.

Pertolongan Pertama Pada Cedera Lecet

Penanganan pada cedera lecet ringan di rumah bisa menggunakan peralatan


pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Berikut ini panduan penanganan
pertama pada luka lecet:

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah infeksi
 Hentikan darah yang keluar jika ada. Caranya, gunakan perban atau kain
bersih untuk menyeka dan menekan dengan lembut bagian yang luka.
 Bersihkan luka dengan air mengalir untuk mengurangi risiko infeksi. Jangan
menggunakan sabun pada area yang lecet. Singkirkan pasir atau benda lain
di sekitar luka.
 Jika ada, gunakan petroleum jelly untuk menjaga permukaan kulit tetap
kering dan membantu mencegah terbentuknya jaringan parut. Hentikan
pemakaian petroleum jelly jika muncul ruam pada kulit.
 Tutup luka dengan perban untuk menjaganya tetap bersih. Jika lukanya
cuma kecil, tak perlu ditutup.
 Ganti perban setidaknya sehari sekali atau kapan pun jika perban basah atau
kotor.
2.8 pertolongan pertama pada cedera Tertusuk

13
Pertolongan Pertama Pada Cedera Tertusuk

Penanganan pada cedera lecet ringan di rumah bisa menggunakan peralatan


pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Berikut ini panduan penanganan
pertama pada luka tertusuk:

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah infeksi
 Hentikan darah yang keluar jika ada. Caranya, gunakan perban atau kain
bersih untuk menyeka dan menekan dengan lembut bagian yang luka.
 Bersihkan luka dengan air mengalir untuk mengurangi risiko infeksi. Jangan
menggunakan sabun pada area yang lecet. Singkirkan pasir atau benda lain
di sekitar luka.
 Jika ada, gunakan petroleum jelly untuk menjaga permukaan kulit tetap
kering dan membantu mencegah terbentuknya jaringan parut. Hentikan
pemakaian petroleum jelly jika muncul ruam pada kulit.
 Tutup luka dengan perban untuk menjaganya tetap bersih. Jika lukanya
cuma kecil, tak perlu ditutup.
 Ganti perban setidaknya sehari sekali atau kapan pun jika perban basah atau
kotor.

2.9 pertolongan pertama pada cedera Robek

Pertolongan Pertama Pada Cedera Robek

Penanganan pada cedera lecet ringan di rumah bisa menggunakan peralatan


pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Berikut ini panduan penanganan
pertama pada luka robek:

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah infeksi
 Hentikan darah yang keluar jika ada. Caranya, gunakan perban atau kain
bersih untuk menyeka dan menekan dengan lembut bagian yang luka.

14
 Bersihkan luka dengan air mengalir untuk mengurangi risiko infeksi. Jangan
menggunakan sabun pada area yang lecet. Singkirkan pasir atau benda lain
di sekitar luka.
 Jika ada, gunakan petroleum jelly untuk menjaga permukaan kulit tetap
kering dan membantu mencegah terbentuknya jaringan parut. Hentikan
pemakaian petroleum jelly jika muncul ruam pada kulit.
 Tutup luka dengan perban untuk menjaganya tetap bersih. Jika lukanya
cuma kecil, tak perlu ditutup.
 Ganti perban setidaknya sehari sekali atau kapan pun jika perban basah atau
kotor.

15
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Cedera sering terjadi pada anak-anak, biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah umur, jenis kelamin, kepribadian, cuaca dan tempat. Selain itu, ada
beberapa kondisi yang menyebabkan cedera pada anak yaitu kurangnya pengawasan, bebas
melakukan kegiatan apapun, kelambanan yang disebabkan karena buruknya koordinasi otot
anak, terlalu aktif, kurangnya pengendalian emosi atau sebagai bentuk pemberontakan anak
(Susy, 2007). Setelah usia 4 tahun kecelakaan di sekolah lebih sering terjadi dibandingkan
kecelakaan dirumah. Ketika terjadi cedera di sekolah, guru adalah orang pertama yang
membantu anak dan melakukan pertolongan pertama. Praktek pertolongan pertama sangat
penting untuk mencegah kematian dan keparahan lebih lanjut dengan intervensi yang
sederhana. Oleh karena itu, guru harus mengetahui aturan dasar praktek pertolongan
pertama. (Yonca & Ersin, 2010)Pertolongan pertama di sekolah adalah upaya pertolongan
dan perawatan Pertolongan pertama dimaksudkan untuk menentramkan dan menenangkan
penderita sebelum ditangani oleh tenaga yang lebih ahli denga sarana yang lebih
memadahi. Diharapkan dengan keadaan yang lebih tenang dapat mengurangi rasa sakit
penderita

16

Anda mungkin juga menyukai