Yaksube Aziz - B9404221070 - D1 - SITUASI AVIAN INFLUENZA GLOBAL DAN KASUS PADA MANUSIA TAHUN 2023 PDF
Yaksube Aziz - B9404221070 - D1 - SITUASI AVIAN INFLUENZA GLOBAL DAN KASUS PADA MANUSIA TAHUN 2023 PDF
Disusun Oleh:
Yaksube Aziz, S.K.H. B9404221070
Kelompok D1
PPDH Periode I Tahun 2022/2023
Dosen Pembimbing:
Dr. med. vet. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si.
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui penyakit Avian Influenza (AI) dan
tingkat penyebaran penyakit secara global. Pembuatan makalah ini juga bertujuan cara
pengendalian dan pencegahan Avian Influenza.
2
II TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran virus HPAI tipe A subtipe H5N1 muncul di Amerika Utara pada
tahun 2021, serta virus tersebut menyebar di Asia Tengah dan Amerika Selatan. Sejak
tahun 2022, tercatat terjadinya outbreak pada unggas dengan jumlah total > 11.300
ekor yang terdiri dari unggas liar, pedesaan, peternakan. Di Amerika Serikat, unggas
liar, komersial, dan di peternakan. Sejak bulan Januari 2022 sampai Maret 2023,
APHIS (Animal and Plant Health Inspection Service) melaporkan bahwa HPAI
A(H5)/A(H5N1) terdeteksi pada 6.444 ekor unggas liar di 49 negara dan tercatat 799
pada unggas komersial dan unggas di 47 negara (APHIS 2023). Situasi virus A(H5N1)
di Indonesia dilaporkan pada tahun 2005 sampai tahun 2017 sebanyak 200 kasus
dengan jumlah 168 kematian (WOAH 2023).
III PEMBAHASAN
Virus avian influenza menginfeksi manusia merupakan kasus yang jarang terjadi,
namun dapat menjadi kasus yang dapat menyebabkan kematian. Kasus yang sudah
dilaporkan menurut World Health Organisation (WHO) 2023 di mana jumlah manusia
yang terinfeksi berasal dari virus avian influenza A(H5) dari clade 2.3.4.4 dengan
jumlah yang tinggi pada manusia yang terinfeksi virus tersebut. Infeksi tersebut dapat
berasal dari kontak langsung pada unggas yang terinfeksi, virus akan berpindah ke
tangan. Tangan menyentuh bagian wajah yang terdapat virus tersebut akan
menyebabkan masuknya virus melalui bagian mata, hidung, dan mulut, selanjutnya
virus akan masuk ke dalam saluran pernapasan sampai paru-paru. Gejala yang terjadi
pada manusia berupa sakit kepala, batuk, sesak napas, demam, terdapat eksudat dan
penyumbatan pada hidung, dan nyeri pada otot. Gejala yang jarang terjadi berupa diare,
mual, muntah, dan kejang-kejang (De graaf dan Fouchier 2014).
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang
terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan seperti menggunakan
menggunakan pelindung (masker, gloves, dan goggles) bagi setiap orang yang
berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas (Bhakty et al.
2018). Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana
dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang di
sekitarnya. Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan
desinfektan. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan. Daging
ayam yang dikonsumsi harus terlebih dahulu dimasak pada suhu 80 °C selama 1 menit,
sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64 °C selama 5 menit. Tindakan
lainnya adalah melaksanakan kebersihan lingkungan dan melakukan kebersihan diri
berupa penyemprotan sanitasi, mencuci tangan, penggantian baju (Whiendrata 2015).
Pengobatan pada unggas yang terinfeksi adalah dengan pemberian terapi suportif dan
pemberian obat antiviral. Program vaksinasi AI bertujuan untuk memberikan
kekebalan pada unggas, melindungi unggas dari gejala klinis, mencegah dan menekan
kematian, serta menekan pengeluaran virus (shedding) ke lingkungan. Vaksinasi ulang
disarankan (Nachbagauer dan Palese 2020) dan vaksin kombinasi AI-newcastle disease
terbukti mampu memicu pembentukan respons imun protektif pada ayam petelur.
Vaksinasi pada manusia dapat diberikan dengan menggunakan vaksin Audenz, yaitu
vaksin adjuvanted influenza A(H5N1) monovalent yang digunakan untuk
mengaktifkan sistem imun untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus avian
influenza subtipe H5N1 (Kencana et al. 2016).
Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan kebijakan melalui Surat
Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor: 05018/Kpts/PD.610/f/12/2008
Tentang Perubahan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor:
45/Kpts/PD.610/F/06.06 Tentang Prosedur Operasional Standar Pengendalian
Penyakit Avian Influenza di Indonesia, menjelaskan bahwa dalam rangka pengendalian
wabah penyakit avian influenza di Indonesia, Departemen Pertanian telah
mencanangkan sembilan langkah strategis pengendalian meliputi: (1) penerapan
biosekuriti secara ketat, (2) depopulasi selektif di daerah tertular, (3) vaksinasi, (4)
6
pengendalian lalu lintas, (5) surveilans dan penelusuran, (6) peningkatan kesadaran
masyarakat (public awareness), (7) pengisian kembali (restocking) unggas, (8)
stamping out di daerah tertular baru dan (9) memonitor, pelaporan, dan evaluasi.
Diharapkan sembilan langkah strategis tersebut dapat diimplementasikan secara lebih
efektif, utuh, dan terpadu oleh Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan
kesehatan hewan dan masyarakat (Ditjen PKH 2008).
IV SIMPULAN
Avian influenza dapat menyebar baik dari hewan maupun dari manusia yang
terinfeksi. Penyakit tersebut dapat merugikan kesehatan unggas hingga menyebabkan
kematian. Dampak virus tersebut dapat menyebabkan penurunan ekonomi kebutuhan
masyarakat. Pengendalian dan pencegahan dapat dilakukan dengan cara pengawasan
lalu lintas pengiriman barang dan unggas, serta dapat dilakukan penjadwalan vaksinasi
untuk pencegahan virus avian influenza.
7
DAFTAR PUSTAKA
[APHIS] Animal and Plant Health Inspection Service. 2023. Detection of highly
pathogenic avian influenza in wild birds. [diakses 2023 Mar 23].
https://www.aphis.usda.gov/aphis/ourfocus/animalhealth/animal-disease-
information/avian/avian-influenza/hpai-2022/2022-hpai-wild-birds.
Bhakty ZW, Kencana GAY, Suartha IN. 2018. Titer antibodi ayam petelur
pascavaksinasi avian influenza pada peternakan komersial Di Desa Denbantas,
Kecamatan Tabanan. Indonesia Medicus Veterinus. 7(2):123‒131.
De graaf M, Fouchier RA. 2014. Role of receptor binding specificity in influenza A
virus transmission and pathogenesis. The EMBO Journal. 33(8):823-841.
[Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2008. Pedoman
Program Village Poultry Farming-VPF. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan.
Garcia-Moreno M, Järvelin AI, Castello A. 2018. Unconventional RNA binding
proteins step into the virus–host battlefront. Wiley Interdisciplinary Reviews:
RNA. 9(6):1498.
Kencana GAY, Suartha IN, Paramita NMAS, Handayani AN. 2016. Vaksin kombinasi
newcastle disease dengan avian influenza memicu imunitas protektif pada ayam
petelur terhadap penyakit tetelo dan flu burung. Jurnal Veteriner. 17(2):257‒264.
Permana JT. 2023. Penanggulangan wabah virus flu burung (avian influenza) di
Surabaya pada tahun 2006 - 2011. AVATARA, e-journal pendidikan sejarah.
1(14):1-13.
Nachbagauer R, Palese P. 2020. Is a universal influenza virus vaccine possible? Annual
Review of Medicine. 71(1):315–327.
[Permen] Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia No. 40 Tahun 2014
Tentang Pelibatan Satuan Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Tentara
Nasional Indonesia dalam Zoonosis. 2014. [diakses 2023 Mar 23].
https://www.kemhan.go.id/kuathan/wp-content/uploads/2017/02/Peraturan-
Menteri-Pertahanan-Nomor-40-Tahun-2014-tentang-Pelibatan-Satuan-
Kesehatan-Kementerian-Pertahanan-dan-Tentara-Nasional-Indonesia-dalam-
Zoonosisa.pdf.
Ramos S, MacLachlan M, Melton A. 2017. Impacts of the 2014-2015 Highly
Pathogenic Avian Influenza Outbreak on the US Poultry Sector.
Washington(US): USDA.
Rehman S, Rantam F A, Batool K, Rahman A, Effendi MH, Khan MI, Bilal M. 2022.
Prevalence of avian influenza in humans and different bird species in Indonesia:
a review. Iraqi Journal of Veterinary Sciences. 36(3): 709-718.
Shimizu K, Wulandari L, Poetranto ED, Setyoningrum RA, Yudhawati R, Sholikhah
A. 2016. Seroevidence for a high prevalence of subclinical infection with avian
influenza A (H5N1) virus among workers in a live poultry market in Indonesia.
The Journal of Infectious Diseases. 214(12):1929-1936.
Whiendrata HS. 2015. Flu Burung. Yogyakarta: Andi Publisher.
[WHO] World Health Organization. 2023. Antigenic and genetic characteristics of
zoonotic influenza A viruses and development of candidate vaccine viruses for
8