Anda di halaman 1dari 3

Nama: Ruziqa Rahmad

Nim:170701142

Mata kuliah: Arsitektur Nusantara

Dosen: Markisa Rahmi, S. T., M. Ars

ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK

A. Definisi Arsitektur Tradisional Batak

Arsitektur tradisional Batak merupakan suatu arsitektur yang berkaitan dengan tradisi dan
desain arsitektural dari berbagai suku Batak di Sumatra Utara, Indonesia. Dimana, bentuk,
struktur, dan cara pembuatannya diwariskan secara turun menurun dan dapat dipakai untuk
melakukan aktivitas kehidupan dangan baik.

Arsitektur tradisional Batak mempunyai beberapa kelompok suku Batak yang berbicara
dalam bahasa tersendiri namun saling berhubungan, yaitu;

1. Angkola.

2. Mandailing di sebelah selatan.

3. Batak Toba, di sebelah utara Pakpak/Dairi.

4. Simalungun.

5. Karo.

B. Bangunan Tradisional Batak


Bangunan tradisional Batak,merupakan suatu karya yang dimana bentuk, struktur, dan
cara pembuatannya diwariskan secara turun menurun dengan berbagai perbedaan, namun saling
berhungan. Dimana, tata letak desa dari kelompok suku Batak menunjukkan berbagai perbedaan
yang signifikan. Rumah Batak Toba, misalnya, berbentuk perahu dengan atap pelana berukir
yang rumit dan tonjolan atap yang menjulang. Rumah-rumah Batak Karo berdiri dalam deretan.
Keduanya dibangun di atas tumpukan dan berasal dari model Dong-Son kuno.

Ada tiga tipe bangunan utama yang umum dalam kelompok suku Batak yang berbeda, yaitu;

1. Bale (balai pertemuan).


2. Sopo (lumbung padi).
3. Rumah Tradisional Batak, Rumah tradisional Batak merupakan sebuah rumah besar,
tempat sekelompok keluarga hidup secara bersama-sama. Pada siang hari, bagian
interiornya merupakan ruang aktivitas bersama, dan pada malam hari, kain atau tirai
tenunan memberi privasi kepada masing-masing keluarga. Kebanyakan orang Batak
sekarang tinggal di rumah-rumah modern, dan banyak rumah tradisional ditelantarkan
atau dalam kondisi perbaikan yang buruk.

C. Sejarah Arsitektur Tradisional Batak Karo

Disisni saya menunuliskan mengenai sejarah arsitektur tradisional Batak Karo dari
sebuah desa, yaitu kampung Dokan. Kampung Dokan merupakan salah satu kampung budaya
yang ada di tanah Karo. Awal mula kampung ini dibangun oleh pemimpin kampung yang
bermarga Ginting. Pembangunan kampung awal mula nya adalah masyarakat Ginting, yang
merupakan warga asli kampung ini. Dokan sendiri memiliki arti jauh, penyebutan atau penaman
kampung Dokan berasal dari masyarakat yang datang ke kempung Dokan.

Perkampungan Dokan saat ini hanya memiliki lima rumah tradisioanl yang masih berdiri
dan digunakan oleh masyarkat Dokan.

D. Analisis Elemen Pembentuk Arsitektur Tradisional Kampung Dokan

1. Rumah Tengah Elemen visual


Atap rumah tengah berbentuk trapesium dan segitiga. Berbeda pada tampak samping atap
yang gabungan antara dua bentuk trapesium berbeda. Pada dinding eksterior terbagi menjadi dua
bagian, dengan bentukan dasar kotak dan trapesium. Kemiringan dinding bagian atas 1200,
dengan bahan dinding terbuat dari Tampak depan atap memiliki bentuk dasar trapesium dan
segitiga. Dengan keseimbangan simetris. Tampak samping bangunan menunjukkan visualisasi
masyarakat Karo dalam menjalankan kepercayaan mereka.

2. Elemen Struktural Struktur

Pondasi pada rumah tengah menggunakan bahan kayu dan tidak ditanam didalam tanah.
Balok kayu disusun menumpuk berbentuk persegi, tanpa ada pengikat pada struktur pondasi.
Jumlah tumpuan untuk pondasi terdapat sembilan buah. Dengan sistem pondasi yang tidak
ditanam didalam tanah mampu menopang bangunan. Tiang kolom bangunan tengah tidak
menerus. Kolom rumah sebagai pembentuk dinding bangunan.

Tempat anak perempuan pertama

Tempat anak laki

Tempat anak laki

Tempat pemimpin rumah tinggal

Tempat anak perempuan yang

Tempat anak perempuan

Tempat anak perempuan

Tempat anak laki-laki

Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Batak

Anda mungkin juga menyukai