“FebrileSeizures: Risk,
Evalution, and Prognosis”
N 111 22 046
Fakultas : Kedokteran
Mengetahui,
LEMBAR
PENGESAHAN.......................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
I. PENDAHULUAN...............................................................................................
II. FAKTOR RESIKO............................................................................................
III. EVALUASI.........................................................................................................
IV. MANAJEMEN AKUT.......................................................................................
V. PROGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN JANGKA
PANJANG.............
VI. PENCEGAHAN..................................................................................................
VII.EDUKASI ORANGTUA..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak usia enam bulan sampai
lima tahun yang disertai demam (100,4°F atau lebih) tanpa infeksi sistem saraf
pusat. Kejang demam diklasifikasikan menjadi sederhana atau kompleks. Kejang
kompleks berlangsung 15 menit atau lebih, berhubungan dengan temuan
neurologis fokal, atau berulang dalam 24 jam. Penyebab kejang demam
kemungkinan multifaktorial. Penyakit virus, vaksinasi tertentu, dan predisposisi
genetik adalah faktor risiko umum yang dapat memengaruhi sistem saraf yang
rentan dan sedang berkembang di bawah tekanan demam. Anak-anak yang
mengalami kejang demam sederhana dan terlihat baik tidak memerlukan tes
diagnostik rutin (tes laboratorium, neuroimaging, atau elektroensefalografi),
kecuali jika diindikasikan untuk mengetahui penyebab demam. Untuk anak-anak
dengan kejang kompleks, pemeriksaan neurologis harus memandu evaluasi lebih
lanjut. Untuk kejang yang berlangsung lebih dari lima menit, benzodiazepin harus
diberikan.
Kejang demam adalah peristiwa kejang yang paling umum terjadi pada masa
kanak-kanak, terjadi pada 2% sampai 5% anak-anak.
Karakteristik kejang demam
Kejang demam sederhana/ simple Kejang demam Kompleks (salah satu
(semua poin)
dari yang berikut)
Durasi kurang dari 15 menit Durasi 15 menit atau lebih
BAB II
FAKTOR RESIKO
EVALUASI
Penyebab demam dengan atau tanpa kejang pada anak serupa. Anak-anak
dengan kejang demam sederhana tidak memiliki risiko infeksi saluran kemih,
pneumonia, bakterimia, atau meningitis bakterial yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
anak-anak dengan kejang demam sederhana yang terlihat baik tidak memerlukan
tes diagnostik rutin seperti tes laboratorium, neuro-imaging, atau
elektroensefalografi, kecuali jika diindikasikan untuk membedakan penyebab
demam. Pada pasien dengan kejang demam kompleks, pemeriksaan neurologis
dapat membantu menentukan tes laboratorium apakah yang diindikasikan. Anak-
anak yang tampak sehat dengan kejang demam kompleks memiliki risiko
hipoglikemia yang rendah, dan meskipun mereka mungkin memiliki kadar natrium
serum yang sedikit lebih rendah, kadar tersebut tidak memprediksi kekambuhan
kejang. Status mental abnormal yang terus-menerus antara atau setelah kejang
harus segera dievaluas untuk hipoglikemia dan kelainan elektrolit.
Manajemen rumah sakit dan darurat harus fokus pada stabilisasi pasien ABC
(jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi). Sebagian besar kejang demam sembuh
sendiri dan berakhir sebelum pasien tiba di rumah sakit. Namun, kejang
berlangsung lama lebih dari lima menit tidak mungkin berhenti dengan sendirinya,
dan benzodiazepin harus diberikan untuk memutus kejang. Tinjauan Cochrane
tahun 2018 menyimpulkan bahwa lorazepam (Ativan) dan diazepam intravena
memiliki tingkat yang sama dalam penghentian kejang dan depresi pernafasan. Jika
akses intravena tidak tersedia, midazolam bukal atau diazepam rektal (Diastat)
dapat digunakan. Ulasan Cochrane menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang
cukup untuk mendukung penggunaan benzodiazepin intranasal.
Masuk rumah sakit biasanya bukanlah sebuah urgensi untuk anak-anak
dengan kejang demam, namun dengan demikian ada faktor lain yang harus
dipertimbangkan seperti usia muda saat kejang, kebutuhan untuk observasi lebih
lanjut karena temuan pemeriksaan yang abnormal, atau tindak lanjut yang masih
belum berhasil.
BAB V
Tidak ada perbedaan risiko kekambuhan berdasarkan apakah kejang demam awal
sederhana atau kompleks. Berdasarkan studi kohort, anak-anak dengan kejang demam lima
kali lebih mungkin mengalami kejang tanpa provokasi dibandingkan dengan anak-anak
tanpa kejang demam. Risiko epilepsi berkisar dari 2,4% pada anak dengan kejang demam
sederhana hingga 6% sampai 8% pada anak dengan kejang kompleks. Anak-anak dengan
dua ciri kejang kompleks memiliki risiko 17% sampai 22% untuk mengalami kejang tak
beralasan, dan anak-anak dengan ketiga ciri tersebut memiliki risiko 49%.39 Tabel 3
mencantumkan faktor risiko untuk kejang tak beralasan di masa depan setelah kejang
demam.
BAB VI
PENCEGAHAN
Zink diduga berperan dalam kejang demam karena kadar seng dalam darah
dan cairan serebrospinal secara signifikan lebih rendah pada anak yang mengalami
kejang demam dibandingkan dengan kejang afebrile. Namun, tinjauan Cochrane
tidak menemukan manfaat suplemen zink sulfat terus menerus untuk mencegah
kejang demam.
BAB VII
EDUKASI ORANGTUA
risk of epilepsy and febrile seizure: a multicenter cohort study and meta-analysis. Mol
Neurobiol. 2016;53(8):5457-5467.
7. Hall CB, Long CE, Schnabel KC, et al. Human herpesvirus-6 infection in children. A
754.
20. Chamberlain JM, Gorman RL. Occult bacteremia in children with sim- ple febrile
febrile seizures are at low risk of serious bacterial illness. Acad Emerg Med.
2001;8(8):781-787.
23. Kimia AA, Capraro AJ, Hummel D, Johnston P, Harper MB. Utility of lumbar
puncture for first simple febrile seizure among children 6 to 18 months of age.
Pediatrics. 2009;123(1):6-12.
24. Rutter N, Smales OR. Role of routine investigations in children present- ing with their