AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR (BerAKHLAK)
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN XXXIV TAHUN 2022
Disusun Oleh :
Nama : RAHMAWATI, A.md.Farm
NDH : 16
NIP : 19971217 202202 2 001
Jabatan : PELAKSANA/TERAMPIL – ASISTEN APOTEKER
Instansi : UPTD PUSKESMAS LADIANTA
KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya serta hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan
laporan hasil aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pengendalian Obat Melalui
Pencatatan Kartu Stok Dan Penyusunan Obat Menggunakan Metode FEFO (First Expire First
Out) Pada Gudang Obat UPTD Puskesmas Ladianta Kabupaten Konawe Kepulauan”.
iii
8. Seluruh panitia, Binsuh yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar dengan
baik;
9. Keluarga besarku, yang terdiri dari kedua orang tua, saudari-saudariku, yang
senantiasa memberikan dukungan moril dan materil dalam menyelesaikan
seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa Latsar, teristimewa
untuk orangtua yang tak henti mendoakan dan berjuang;
10. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan II Angkatan XXXIII, XXXIV,
XXXV dan Angkatan XXXVI Tahun 2022 tanpa terkecuali yang selama ini telah
banyak berbagi bersama selama proses Latsar.
Rahmawati, A.md.Farm
iv
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ viii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................................
1.1....... Latar Belakang............................................................................................................1
1.2....... Tujuan.............................................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum....................................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................................................. 3
1.3....... Manfaat ...........................................................................................................................
1.3.1 Bagi Penulis.......................................................................................................4
1.3.2 Bagi Instansi Kerja........................................................................................... 4
1.3.3 Bagi Masyarakat............................................................................................... 4
1.4....... Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi......................................................................4
BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
v
2.3.3 Smart ASN................................................................................................26
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI....................................................................30
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Distribusi Penduduk Wilayah Puskesmas Ladianta Tahun 2022...7
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Puskesmas Ladianta.............................................11
Tabel 2.3 Daftar Obat Expire Date.................................................................... 12
Table 2.4 Profil Peserta........................................................................................ 13
Table 3.1 Identifikasi Isu.......................................................................................30
Table 3.2 Penetapan Isu dengan metode APKL.............................................. 32
Tabel 3.3 Gagasan Kreatif................................................................................... 34
Tabel 3.4 Deskripsi Kegiatan...............................................................................35
Tabel 3.5 Rancangan Kegiatan...........................................................................37
Tabel 3.6 Matrix Rekapitulasi.............................................................................. 44
Tabel 3.7 Estimasi Biaya...................................................................................... 46
Table 3.8 Jadwal Kegiatan...................................................................................47
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Batas Wilayah Kerja Puskesmas Ladianta.......................... 6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Ladianta................................... 10
Gambar 2.3 Gambar Kartu Stok Lama.............................................................. 13
Gambar 3.1 Pohon Masalah................................................................................ 31
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan Permenkes No 376/MENKES/PER/V/2009 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya,
dalam Bab IV Pasal 5 Butir 2 menjelaskan tentang rincian kegiatan Asisten
Apoteker sesuai dengan jenjang jabatan, Salah satu tugas dan fungsi
asisten apoteker adalah melakukan pengumpulan data-data dalam rangka
penyiapan rencana kerja kefarmasian. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.
51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyebutkan bahwa
pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat dan
obat tradisonal.
Pengelolaan obat pada tahap pencatatan merupakan bagian
penting dalam pengendalian obat sehingga menghindari penggunaan yang
tidak bertanggung jawab, memudahkan pengawasan, menjaga
kelangsungan persediaan, mengurangi resiko kerusakan dan kehilangan,
mengoptimalkan persediaan, serta memberikan informasi kebutuhan obat
berikutnya sehingga dapat mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai pelayanan agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan stok.
Berdasarkan data yang ada di Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO) puskesmas Ladianta pada tahun 2022 dalam
kurun waktu Januari hingga Juli, terdapat beberapa obat expired date yaitu
pada bulan Januari sebanyak 300 sediaan tablet dan 30 sediaan
suppositoria, Februari 30 ampul sediaan injeksi, Maret 100 sediaan tablet,
April 2.400 sediaan tablet, Mei 3.198 sediaan tablet, Juni sebanyak 700
sediaan tablet dan 39 sediaan suppositoria dan Juli sebanyak 2.400 sediaan
tablet dan 50 ampul sediaan injeksi. Selain itu, terjadi kekosongan beberapa
jenis obat di puskesmas pada bulan lalu sehingga kebutuhan pasien
menjadi tidak terpenuhi.
Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya tenaga kefarmasian di
Puskesmas serta pengendalian sediaan farmasi yakni pencatatan kartu stok
yang belum dimanfaatkan dengan maksimal karena belum lengkapnya
2
format atau indikator pencatatan pada kartu stok, banyaknya obat-obat dari
gudang Dinkes yang memiliki masa yang pendek dan kurang optimalnya
manajemen penyimpanan obat di gudang obat pada Puskesmas dimana
sistem penyimpanan dan penyusunan obat hanya berdasarkan bentuk
sediaannya saja namun tidak menggunakan sistem FEFO (First Expire First
Out) sehingga obat-obat yang mendekati masa expire date kurang diawasi
Akibatnya kontrol pengawasan terhadap persediaan obat yang ada dan
yang akan kadaluwarsa menjadi berkurang.
Selain itu, pada kunjungan BPOM beberapa bulan yang lalu, di
Puskesmas Ladianta, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan kami dari
hasil kunjungan tersebut, salah satunya adalah perlu dilakukannya revisi
terhadap kartu stok yang lama yang dianggap memiliki format yang kurang
lengkap, sehingga kami dihimbau untuk melengkapi format kartu stok
tersebut.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat aktualisasi dengan judul “Optimalisasi
Pengendalian Obat Melalui Pencatatan Kartu Stok dan Penyusunan
Sediaan Farmasi Menggunakan Metode FEFO (First Expire First Out)
Pada UPTD Puskesmas Ladianta Kabupaten Konawe Kepulauan”
dengan menerapkan nila-nilai dasar BerAKHLAK disetiap tahapannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN yaitu memahami nilai-
nilai dasar yang harus dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN)
dengan menerapkan nilai-nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nilai-nilai
tersebut kemudian dituangkan kedalam tugas dan fungsi sebagai
tenaga kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk tercapainya
optimalisasi pengendalian obat dengan melakukan pencatatan
3
menggunakan kartu stok dan menyusun obat dengan metode FEFO di
Gudang obat UPTD Puskesmas Ladianta.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Untuk Penulis
Manfaat untuk penulis yakni meningkatnya pemahaman
tentang nilai-nilai dasar ASN dan mampu untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ASN yang BerAKHLAK sebagai landasan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya di unit kerja.
1.3.2 Manfaat Untuk Organisasi
Manfaat bagi Puskesmas Ladianta yakni meningkatnya
pelayanan kefarmasian karena adanya peningkatan optimalisasi
pengendalian obat sehingga ketersediaan obat menjadi terjamin
dalam rangka mencapai visi misi organisasi.
1.3.3 Manfaat untuk masyarakat
Masyarakat mendapatkan kepuasan pelayanan kefarmasian
karena ketersediaan obat terjamin sehingga dapat berkonstribusi
terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.
4
3. Membuat kartu stok
4. Melakukan pencatatan obat pada kartu stok
5. Evaluasi efektifitas pencatatan obat pada kartu stok dan pelaporan
5
BAB II
6
2. Kondisi Demografi
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati
suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran
jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan
pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus
penduduk dan survey penduduk.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ladianta pada
tahun 2022 sebanyak 3588 jiwa yang tersebar di 1 wilayah kelurahan.
Adapun untuk lebih jelasnya distribusi penduduk perkelurahan, disajikan
dalam tabel berikut ini:
7
dalam wilayah kerja Puskesmas Ladianta dapat dijangkau dengan
kendaraan roda empat, kecuali pada beberapa dusun yang agak
terpencil yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua.
Wilayah Kerja Puskesmas Ladianta merupakan daerah pengembangan
yang ditandai dengan pesatnya pertambahan pemukiman ataupun
perumahan. Perkembangan ini diikuti dengan pertambahan sarana
prasarana sosial kemasyarakatan.
8
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.
Fungsi dan kegiatan pokok puskesmas tertuang dalam buku
pedoman kerja. Puskesmas memiliki tanggung jawab yang sangat besar
dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Adapun fungsi pokok puskesmas, yaitu:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
9
1) Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Ladianta
10
2.1.4 Data-Data Sumber Daya yang Dimiliki Unit dan Data-Data Terkait
Isu Yang Diangkat
1. Data-Data Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Puskesmas Ladianta
Jenjang
No. Jenis Ketenagaan Jumlah Ket.
Pendidikan
1 Kedokteran Dokter Umum 1 1 NS
2 Kesehatan S.1 Kesmas 12 3 PNS
Masyarakat 8 PHL
1 NS
3 Perawat S.1 Keperawatan 12 3 PNS
8 PHL
1 NS
D.3 Keperawatan 4 4 PHL
a) Sarana Puskesmas
11
b) Kondisi Fisik Gedung Puskesmas Ladianta
Dexametasone Injeksi 50
inj
Loperamide 2 mg Tablet 1300
(Novadium)
Total 2.450
Sumber: Data Sekunder LPLPO Puskesmas Ladianta Tahun 2022
12
b) Gambar Kartu Stok yang Lama
13
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Ladianta
Tugas dan Fungsi : Menurut PERMENKES 376 /MENKES /PER/ V/ 2009
Jabatan Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Asisten
Apoteker Dan Angka Kreditnya, uraian tugas Asisten
Apoteker Pelaksana yaitu:
a. Mengumpulkan bahan-bahan atau data-data dari
berbagai sumber acuan dalam rangka penyiapan
rencana kegiatan kefarmasian.
b. Mengumpulkan data-data dalam rangka perencanaan
perbekalan farmasi
c. Menimbang dan mengukur bahan baku dalam rangka
produksi sediaan farmasi non steril.
d. Menyiapkan ruangan peralatan dan bahan-bahan
untuk kegiatan produksi dalam rangka produksi
sediaan farmasi steril.
e. Mengemas alat-alat dalam rangka sterilisasi sentral.
f. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam
rangka penerimaan dan perbekalan farmasi
g. Menyimpan perbekalan farmasi dalam rangka
penyimpanan perbekalan farmasi.
h. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi
resep serta menghitung harga obatnya dalam rang
Dispensing Resep Individual.
14
Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif. Adapun Employer Branding yaitu Bangga Melayani Bangsa.
Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai
sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas
pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai
Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat.
1. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU No. 25
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum
dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu :
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. Keterbukaan;
i. Akuntabilitas;
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. Ketepatan waktu; dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip- prinsip
yang digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan dalam
15
penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan birokrasi. Prinsip-
prinsip tersebut adalah partisipatif, transparan, responsif, tidak
deskriminatif, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel dan berkeadilan.
Panduan perilaku dalam berorientasi pelayanan yaitu:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 10 UU ASN,
pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia.
Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur
mengenai bagaimana perilaku pelaksana pelayanan publik, termasuk
ASN, dalam menyelenggarakan pelayanan publik, yaitu:
a. Adil dan tidak diskriminatif;
b. Cermat;
c. Santun dan ramah;
d. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-
e. Profesional;
f. Tidak mempersulit; & patuh pada perintah atasan yang sah dan
wajar;
g. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi
penyelenggara;
h. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib
dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
i. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari
benturan kepentingan;
16
j. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas
pelayanan publik;
k. Tidak memberikan informast yang salah atau menyesatkan dalam
menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi
kepentingan masyarakat;
l. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan
yang dimiliki;
m. Sesuai dengan kepantasan; dan
n. Tidak menyimpang dari prosedur.
2. Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap Individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab kepadanya. Amanah
seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
d. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (bovens, 2007), yaitu:
1) Untuk menyediakan kontrol demokrasi;
2) Untuk mencegah korupsi dan penyalagunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
e. Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi dan akuntabilitas stakeholder.
3. Kompeten
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan
standar kompetensi dari International Labor Organization (ILO), memiliki
17
tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait
dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap
pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan
peran, fungsi dan Jabatan.
Panduan perilaku dalam kompeten yaitu :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerjasama antara berbagai
faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor- faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya
terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak,
maka belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu pribadi. Dapat
dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian
harmoni tidak mengikut pengretian yang pernah ada sebelumnya,
harmoni tidak lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi,
tetapi keserasian nada secara bersamaan.
18
Adapun panduan perilaku dalam harmonis yaitu :
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan
Brand) menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur
tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan
kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal
yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyamandan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah :
a. Membuat Tempat Kerja yang Berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi
menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat
kerja harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja. Tata ruang yang baik dan keberadaan ruang
terbuka sangat disarankan. Desain ruang terbuka dapat
meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan kepuasan
kerja, sekaligus optimal Mengurangi terjadinya kurangnya komunikasi.
Disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi.
b. Memberikan Keleluasaan untuk Belajar dan Memberikan Kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-
satunya orang yang menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda
sudah “mentok", ada baiknya Anda mencari ide dari orang-orang
yang berada dalam tim. Hal tersebut mampu meningkatkan
keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau
organisasi.
c. Berbagi Kebahaglaan Bersama Seluruh Anggota Organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu
motivator terbaik di lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki.
dengan membagi kebahagiaan dalam organisasi kepada seluruh
karyawan dapat meningkatkan kepemilikan dan meningkatkan
antusiasme parakaryawan.
19
5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal
berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya
paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam
Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or
showing firm and constant support or allegiance to a person or institution
(tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang
teguh dan konstankepada seseorang atau institusi)”.
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk
bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang
akan memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat
digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara
lain:
a. Taat pada Peraturan
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk bekerja sama
e. Rasa memiliki yang tinggi
f. Hubungan antar pribadi
g. Kesukaan terhadap pekerjaan
h. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
i. Menjadi teladan bagi pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan
perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara;
serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
20
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup
untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan
atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan
kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi
juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan din
Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak
dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh
perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan
syarat penting bagiterjaminnya keberlangsungan kehidupan. Panduan
perilaku dalam Adaptif yaitu:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak proaktif
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut
Management Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika
sebuah organisasiakan mempraktekkannya, yaitu:
a. Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Demikian pula dengan organisasi pemerintah, yang
mempunyai tujuan-tujuan penyelenggaraan fungsinya yang sudah
ditetapkan oleh peraturan perundangan. Penetapan tujuan
organisasi menjadi elemen budaya adaptif pertama yang
diperlukan, di mana pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh
variabel lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta merta
mengubah tujuan organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan
cara organisasi bekerja agar pencapaian tetap dilakukan.
b. Cultural Values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya
organisasional yang sesuai dengan karakteristik tugas dan
fungsinya. Demikian pula dengan ASN sebagai individu yang
mempunyai nilai- nilaí yang tersemat dalam budaya kerjanya,
sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat
21
memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas.
c. Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam
Kerangka piker dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang
digunakan dalam organisasi.
d. Corporate Values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-
nilai korporat juga menjadi fodasi penting dalam membangun
budayaadaptif dalam organisasi.
e. Coporate Strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya
strategi- strategi yang lebih operasional untuk menjalankan tugas
dan fungsi organisasi secara terstruktur, efisien dan efektif.
f. Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif
dapat diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan
sulit budaya adaptif dapat berkembang dan tumbuh di sebuah
organisasi.
g. Problem Solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan
yang timbul dalam organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi
perubahan. Penyelesaian masalah harus menjadi tujuan besar
dari proses adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.
h. Partnership Working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif,
karena dengan partnership maka organisasi dapat belajar,
bermitra dan salingmenguatkan dalam penerapan budaya adaptif.
i. Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif
yang penting dan tidak bisa dihindari.
7. Kolaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa
definisi kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh
22
(1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi
adalah “value generated from an alliance between two or more
firmsaiming to become more competitive by developing shared
routines”. Panduan perilaku dalam kolaboratif :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses
yangharus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
a. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder
mitrakolaborasi.
b. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan
bersungguh-sungguh;
c. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan;
sharing ownership dalam proses; serta keterbukaan
terkaitkeuntungan bersama;
d. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi
bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai
bersama; dan
e. Menetapkan outcome.
23
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
b. Pelayan Publik dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan
berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD
1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan
negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dangolongan.
3. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dan dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang
diatur di Undang-undang No 5 tahun 2014 tentang ASN sebagai
berikut. Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
a. Gaji, tunjangan dan fasilitas
b. Cuti
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
24
d. Perlindungan
Pengembangan kompetensi Selain hak sebagaimana
disebutkandi atas, berdasarkan pasal 70 UU No. 5 tahun 2014 tentang
ASN disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak serta 21
kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya. Berdasarkan
pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
a. Jaminan kesehatan
b. Jaminan kecelakaan kerja
c. Jaminan kematian
d. Bantuan hukum Kewajiban ASN adalah suatu beban atau
tanggunan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban
adalah suatu yang sepatutnya diberikan. Pegawai ASN
berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
a. Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 195, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah
yang berwewenang
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran dan penuh tanggung jawab
f. Menunjukan Integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun
didalam kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang- undang
danbersedia ditempatkan diseluruh Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN
sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
25
perilaku agar pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
26
semua tingkat sekolah di Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19 justru
memberikan dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh
internet. Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat
Indonesia tidak terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN
dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk
dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat.
Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:
1. Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi
Pegawai ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma
dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan,
rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta
mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi dan bertanggung
jawab.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai
kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan
dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di
pusat maupun di daerah. Seorang PNS dituntut untuk memiliki
perilaku mencintai tanah air Indonesia (nasionalisme) dan
mengedepankan kepentinga nnasional. Nasionalisme merupakan salah
satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kepentingan kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi
27
kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan Negara
diatas segalanya.
3. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan
kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai oleh
sebuah organisasi.
4. Berwawasan Global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan
tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif
dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang
sangattinggi.
5. Mengusai IT dan Bahasa Asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi
yakni dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi–aplikasi
produk IT (informasi Teknologi) termasuk dapat dengan bijak
memanfaatkan internet yang digunakan dalam meningkatkan kualitas
tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat. Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa
Asing seperti bahasa Inggris, Mandarin dan lain sebagainya.
6. Berjiwa Hospitality (Keramahan)
Hospitality atau keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan
menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap
menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya
dalam menampilkan pelayanan prima kepada masyarakat
7. ASN Memiliki Kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan
orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan
professional maupun personal.
28
8. ASN Memiliki Jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian,
kreativitas, inovatif, pantang menyerah, dan cerdas dalam menangkap
dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpeneurship
juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak.
Kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana
cara membantu mereka yang membutuhkan. dan dengan dimilikinya
kemampuan Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan mampu
meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya
29
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi dan Analisis Isu
3.1.1 Identifikasi dan Penetapan Isu
1. Identifikasi Isu
Penyusunan rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan
identifikasi terhadap beberapa isu yang ditemukan selama menjalankan
tugas di unit kerja UPTD Puskesmas Ladianta. Sumber isu yang
diangkat, berasal dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
376/MENKES/PER/V/2009 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya.
Rancangan aktualisasi tentu harus memiliki keterkaitan dengan
nilai-nilai dasar ASN yang biasa diakronimkan dengan BerAKHLAK,
diantaranya: (1) Berorientasi Pelayanan, (2) Akuntabel, (3) Kompoten,
(4) Harmonis, (5) Loyal, (6) Adaptif, dan (7) Kolaboratif. Berdasarkan
uraian mengenai keterkaitan isu-isu yang akan diangkat sebagai
rancangan aktualisasi di atas, maka dapat diidentifikasi isu-isu
sebagaimana dapat dilihat pada table berikut.
30
2. Penyimpanan Penandaan Lengkapnya Belum
perbekalan dan pelabelan penandaan dan optimalnya
farmasi sediaan pelabelan penandaan
farmasi belum sediaan farmasi dan
lengkap pelabelan
sediaan
farmasi
3. Menerima dan Pemahaman Meningkatnya Kurangnya
menyeleksi masyarakat pengetahuan pengetahun
persyaratan terhadap masyarakat masyarakat
administrasi penggunaan tentang tentang
resep serta antibiotik yang pentingnya pentingnya
menghitung rasional masih penggunaan penggunaan
Dispensing kurang antibiotic yang antibiotic
Resep rasional yang rasional
Individual.
2. Penetapan Isu
AKIBATNYA
ISU
Melakukan
Pencatatan Obat
31
3.1.2 Analisis Isu
Berdasarkan isu yang telah dijelaskan diatas, maka akan dilakukan
penetapan isu melalui analisis isu. Hal ini bertujuan untuk menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan
kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Kelayakan).
33
kehilang dan tidak adanya kontrol terhadap obat-obat yang mendekati
expire date.
Kekhalayakan: Jika tidak terlaksana tidak akan memberikan informasi
kebutuhan obat untuk masing-masing unit pelayanan dan memperbesar
kemungkinan kekosongan obat di Puskesmas Ladianta.
Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalah.
4. Tujuan
Gagasan Untuk mengoptimalkan pengendalian obat di
:
Pemecahan Gudang obat pada UPTD Puskesmas Ladianta
Isu
5. Kegiatan- a. Konsultasi dengan mentor mengenai
kegiatan rancangan aktualisasi yang akan
dilaksanakanuntuk meminta dukungan.
1. Menyiapkan bahan konsultasi
2. Mencatat masukan dari mentor
3. Memohon persetujuan pelaksanaan
aktualisasi
: b. Menyusun obat menggunakan metode FEFO
(First Expire First Out)
1. Berkoordinasi dengan Penanggung Jawab
Gudang Obat UPTD Puskesmas Ladianta
2. Mengambil data awal mengenai
penyusunan obat sebelum dilakukan
penyusunan dengan metode FEFO
3. Memeriksa masa expired date obat pada
34
kartu stok yang lama
4. Mengelompokkan obat berdasarkan masa
expire date nya
5. Menyusun obat berdasarkan masa expire
date nya
c. Membuat perbaikan kartu stok
1) Menyiapkan alat dan bahan untuk kartu stok
2) Merancang desain kartu stok
3) Meminta persetujuan atasan mengenai
desain kartu stok
4) Mencetak kartu stok
d. Melakukan pencatatan obat pada kartu stok
baru
1. Menyediakan kartu stok
2. Menyimpan kartu stok di setiap jenis obat
3. Melakukan pencatatan obat pada kartu stok
e. Evaluasi efektifitas pencatatan obat pada kartu
stok baru dan pelaporan
1. Mengumpulkan kartu stok
2. Melakukan pengecekan jumlah fisik obat
dengan yang ada di kartu stok
3. Melakukan evaluasi efektivitas penggunaan
kartu stok obat
4. Melaporkan kepada pimpinan mengenai
hasil evaluasi
35
6. Kegiatan- a. Konsultasi dengan mentor mengenai
kegiatan rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan
1) Menyiapkan bahan konsultasi
2) Mencatat masukan dari mentor
3) Memohon persetujuan pelaksanaan
aktualisasi
b. Menyusun obat menggunakan metode FEFO
(First Expire First Out)
1) Melakukan koordinasi dengan kepala
Gudang Obat UPTD Puskesmas Ladianta
2) Mengambil data awal penyusunan obat
sebelum dilakukan penyusunan dengan
metode FEFO
3) Memeriksa masa expired date obat pada
kartu stok lama
4) Mengelompokkan obat berdasarkan masa
expire date nya
5) Menyusun obat berdasarkan masa expire
date nya
:
c. Membuat perbaikan kartu stok
1) Menyiapkan alat dan bahan untuk kartu stok
2) Merancang desain kartu stok
3) Meminta persetujuan atasan mengenai
desain kartu stok
4) Mencetak kartu stok
d. Melakukan pencatatan obat pada kartu stok
1) Menyediakan kartu stok
2) Menyimpan kartu stok di setiap jenis obat
3) Melakukan pencatatan obat pada kartu stok
e. Evaluasi efektifitas pencatatan obat pada kartu
stok baru dan pelaporan
1) Mengumpulkan kartu stok baru
2) Melakukan pengecekan jumlah fisik obat
dengan yang ada di kartu stok baru
3) Melakukan evaluasi efektivitas penggunaan
kartu stok obat baru
4) Melaporkan kepada pimpinan mengnai hasil
evaluasi
36
3.4 Rancangan Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Output/ hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan Konstribusi terhadap Penguatan
kegiatan agenda II visi, misi dan tusi nilai
organisasi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Menyusun Melakukan Diperoleh hasil Saya akan melakukan koordinasi dengan Dengan melaksanakan
obat koordinasi pemeriksaan masa penanggung jawab gudang Obat dengan penyusunan obat maka
menggunaka dengan expire date obat ramah dan cekatan (Berorientasi Pelayanan) akan terwujud visi dan misi
n FEFO
penanggung sebelum dan Saya akan melakukan koordinasi dengan organisasi yaitu : “Menjadi
(First Expire
jawab Gudang sesudah penanggung jawab gudang dengan jujur, pusat pelayanan
First Out)
Obat UPTD melakukan bertanggung jawab dan cermat (Akuntabel) Kesehatan masyarakat
Puskesmas penyusunan obat Dalam melakukan koordinasi dengan Wawonii Timur Laut yang
Ladianta dengan metode penanggung jawab Gudang Obat saya akan Professiona, Berkualitas
FEFO antusias dan proaktif (Adaptif) dan Ramah Pasien”
37
Saya akan menunjukkan kinerja terbaik
dalam memeriksa masa expire date obat
(Kompeten)
Keterkaitan Manajemen ASN Melakukan penyusunan obat dalam rangka pengendalian sediaan obat untuk meningkatkan
substansi mata pelayanan kefarmasian yang berdampak langsung kepada masyarakat
38
pelatihan Smart ASN Melakukan penyusunan obat dengan dalam rangka pengendalian obat untuk
agenda III meningkatkan pelayanan kefarmasian
Perkiraan Hambatan Adanya kendala dalam melakukan penyusunan obat karena kurangnya ruang penyimpanan
Dampak Bila Kegiatan Tidak Jika kegiatan ini terlaksana maka pengendalian obat akan terlaksana
Terlaksana
Analisis dampak
Alternatif Solusi Menyusun sediaan farmasi yang ada di gudang obat dengan rapi
Memindahkan barang-barang yang tidak seharusnya ada di Gudang farmasi ke Gudang
puskesmas
2. Membuat Menyiapkan Alat dan bahan Saya akan jujur, bertanggung jawab, dan Dalam melaksanakan
kartu stok alat dan bahan disiplin dalam menyiapkan alat dan bahan pembuatan kartu stok,
baru untuk kartu kartu stok (Akuntabel) maka akan mewujudkan
stok Saya akan proaktif dalam menyiapkan alat visi misi organisasi yaitu :
dan bahan kartu stok (Adaptif) “menjadi pusat pelayanan
Saya akan menunjukkan kinerja terbaik Kesehatan masyarakat
dalam menyiapkan alat dan bahan kartu stok Wawonii Timur Laut yang
saya akan (Kompeten) Professional, Berkualitas
dan Ramah Pasien.
Merancang Hasil desain kartu Dalam merancang desain kartu stok saya
desain kartu stok akan melakukan inovasi dan
stok mengembangkan kreatifitas (Adaptif)
Saya akan Merancang desain kartu stok
dengan penuh tanggung jawab, jujur dan
disiplin yang tinggi (Akuntabel)
saya akan merancang desain kartu stok
dengan terus melakukan perbaikan tiada
henti agar diperoleh hasil yang baik
(Berorientasi Pelayanan)
39
stok baru masukkan yang diberikan oleh atasan dalam
melakukan konsultasi dengan atasan
(Harmonis)
Dalam melakukan Konsultasi dengan atasan
tentang kartu stok saya akan bersikap ramah
dan cekatan (Berorientasi Pelayanan)
Keterkaitan Manajemen ASN Dalam melakukan pencatatan obat dalam rangka pengendalian obat maka saya telah
substansi mata menjalankan peran saya sebagai ASN sesuai dengan tupoksi saya
pelatihan Agenda Smart ASN Memanfaatkan teknologi secara bijak dan inovatif dalam membuat kartu stok
III
Perkiraann Hambatan Adanya kendala dalam membuat desain kartu stok
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan tidak Akan memperlambat proses pencatatan obat sehingga tujuan yang diharapkan tidak tercapai
terlaksana
Alternatif Solusi Mengajak Kerjasama teman dalam mendesain agar cepat terselesaikan
3. Melakukan Menyediakan Kartu stok Saya akan antusias dalam menyediakan Dalam melakukan
pencatatan kartu stok kartu stok (Adaptif) pencatatan obat pada
obat pada kartu stok maka akan
Saya akan memberikan kontribusi terbaik
kartu stok
saya dalam menyediakan kartu stok (Loyal) mewujudkan visi dan
baru
Saya akan ramah, cekatan dan dapat organisasi yaitu :menjadi
diandalkan dalam menyediakan kartu stok pusat pelayanan
(Berorientasi Pelayanan) Kesehatan masyarakat
Wawonii Timur Laut yang
professional, berkualitas
dan ramah pasien
Menyimpan Dokumentasi Dalam menyimpan kartu stok disetiap jenis
40
kartu stok penyimpanan kartu obat saya akan bertanggung jawab,
disetiap jenis stok cermat dan disiplin (Akuntabel)
obat Saya akan proaktif dalam menyimpan kartu
stok disetiap jenis obat (Adaptif)
Saya akan memberikan kontribusi terbaik
dalam menyimpan kartu stok disetiap jenis
obat dengan (Loyal)
Saya akan menyimpan kartu stok disetiap
jenis obat dengan rapi agar tercipta
lingkungan kerja yang kondusif
(Harmonis)
Keterkaitan Manajemen ASN Melakukan pencatatan kartu stok dengan selalu memperhatikan kode etik dan kode perilaku
substansi mata ASN
pelatihan Smart ASN Melakukan pencatatan obat dengan profesional dan integritas
Agenda III
Perkiraan Hambatan Diperlukan ketelitian dalam melakukukan pencatatan obat pada kartu stok
Analisis Dampak Dampak Bila Kegiatan Tidak Pengendalian obat tidak akan terlaksana sehingga tujuan tidak tercapai
Terlaksana
Alternatif Solusi Melakukan pencatatan obat secara bertahap pada kartu stok
4. Evaluasi Mengumpulkan Dokumentasi Dalam mengumpulkan kartu stok saya akan Dalam melakukan evaluasi
efektifitas kartu stok kumpulan kartu melakukannya dengan penuh tanggung efektifitas pencatatan obat
41
pencatatan stok jawab (Akuntabel) pada kartu stok maka akan
obat pada Dalam mengumpulkan kartu stok saya akan terwujud visi dan misi
kartu stok memberikan kontribusi terbaik saya (Loyal) organisasi yaitu : “menjadi
baru
Saya akan proaktif dalam mengumpulkan pusat pelayanan
kartu stok (Adaptif) kesehatan masyarakat
Wawonii Timur Laut yang
Melakukan Hail pengecekan Dalam melakukan pengecekan jumlah fisik Profesional, Berkualitas
pengecekan jumlah obat obat dengan yang ada di kartu stok saya dan Ramah pasien”
jumlah fisik akan bersikap terbuka untuk
obat dengan menghasilkan nilai tambah (Kolaboratif)
yang ada di Saya akan bersikap jujur, cermat dan
kartu stok berintegritas tinggi dalam melakukan
pengecekan jumlah fisik obat dengan yang
ada di kartu stok (Akuntabel)
Dalam melakukan pengecekan jumlah fisik
obat dengan yang ada di kartu stok saya
akan antusias terhadapap perubahan
yang ada (Adaptif)
Keterkaitan Manajemen ASN Mengedepankan kode etika dan kode perilaku ASN dalam melakukan evaluasi efektivitas
substansi mata pencatatan obat
pelatihan Agenda Smart ASN Menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital dengan menghubingi pimpinan terlebih
III dahulu dengan via whatsApp dalam melakukan evaluasi efektivitas pencatatan obat
Perkiraan Hambatan pimpinan sibuk atau tidak hadir
Analisis Dampak Dampak Bila Kegiatan Tidak Maka akan memperlambat terlaksananya kegiatan aktualisasi sehingga tujuan dari
Terlaksana rancangan aktualisasi ini tidak tercapai
Alternatif Solusi Melakukan konsultasi via WhatsApp
Menyetujui Peserta
Coach
43
3.5 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Table 3.6 Matrix Rekapitulasi
Kegiatan
Core Value
No ASN Jumlah
Aktualisas
i per Core
Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Value ASN
Jml Kode Perilaku Jml Kode Perilaku Jml Kode Perilaku Jml Kode Perilaku
1. Berorientasi 2 Ramah dan 2 Perbaikan tiada henti 1 Ramah, cekatan 1 Ramah, cekatan dan 6
Pelayanan Cekatan dan dapat dapat diandalkan
Ramah dan cekatan diandalkan
Melakukan
perbaikan tiada
henti
2. Akuntabel 3 Jujur, 2 Jujur, bertanggung 1 Bertanggung 3 Melakukan dengan 9
bertannggung jawab dan disiplin jawab, cermat dan penuh tanggung
jawab dan cermat disiplin jawab
Tanggung jawab, jujur
Bertanggung dan disiplin Jujur, cermat dan
jawab, jujur dan berintegritas tinggi
transparan
Transparan
Tanggung jawab
Kinerja terbaik
4. Harmonis 1 Menciptakan 1 Menghargai 1 Menciptakan 1 Menghargai 4
lingkungan kerja lingkungan kerja
yang kondusif yang kondusif
44
5. Loyal 1 Komitmen 1 Kontribusi 2 Kontribusi 2 Kontribusi 6
Kontribusi Komitmen
6. Adaptif 5 Antusias dan 3 Proaktif 2 Antusias 3 Proaktif 13
Proaktif
Proaktif Proaktif Antusias terhadap
Antusias dan perubahan
proaktif Inovatif dan
mengembangkan Proaktif
Proaktif kreatifitas
Antusias
Menyesuaikan
diri menghadapi
perbuahan
7. Kolaboratif 2 Pemanfaatan 1 Terbuka dan 1 Bersikap terbuka 1 Terbuka untuk 5
sumberdaya Kerjasama untuk untuk menghasilkan nilai
untuk mencapai menghasilkan nilai menghasilkan nilai tambah
tujuan Bersama tambah tambah
Bekerjasama
Jumlah Aktualisasi 15 12 9 13 49
per Kegiatan
45
3.6 Esimasi Biaya
46
3.7 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Nama Peserta : Rahmawati, A.md.Farm
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Ladianta
Waktu Pelaksanaan : 02 September – 4 Oktober 2022
Tabel 3.8 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Tahapan September-Oktober Keteran
. Kegiatan gan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1. Konsultasi Menyiapkan
dengan bahan
mentor konsultasi
Melaksanaka
n konsultasi
Memohon
persetujuan
pelaksanaan
aktualisasi
2. Menyusun Memeriksa
Obat masa ED
Menggun obat
akan
Sistem
FEFO
Mengelompo
kkan obat
berdasarkan
masa ED
Menyusun
Obat
Berdasarkan
Masa ED nya
3. Membuat Menyiapkan
Kartu Stok alat dan
Bahan Kartu
Stok
Merancang
desain kartu
stok
Konsultasi
47
dengan
atasan
tentang kartu
stok
Mencetalk
kartu stok
4. Melakuka Menyediakan
n kartu stok
pencatata
n obat
Menyimpan
kartu stok
disetiap jenis
obat
Melakukan
pencatatan
obat pada
kartu stok
5. Evaluasi Mengumpulk
efektifitas an kartu stok
pencatata
n kartu
stok dan
pelaporan
Melakukan
pengecekan
jumlah fisik
obat dengan
yang ada di
kartu stok
Melakukan
evaluasi
efektifitas
penggunaan
kartu stok
obat
Melaporkan
kepada
pimpinan
mengenai
hasil evaluasi
48
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan isi maka penulis
tertarik untuk mengambil Judul “Optimalisasi Pengendalian Obat Melalui
Pencatatan Kartu Stok dan Penyusunan Obat Menggunakan Metode
FEFO (First Expire First Out) Pada Gudang Obat UPTD Puskesmas
Ladianta Kabupaten Konawe Kepulauan yang rencanya akan dilakukan
mulai tanggal 2 September – 4 Oktober 2022. Adapun kegiatan yang
akan dilaksanakan yaitu :
a. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rancangan
aktualisasi
b. Menyusun obat menggunakan metode FEFO (First Expire First Out)
c. Membuat Kartu Stok
d. Melakukan pencatatan obat pada kartu stok
e. Melakukan evaluasi efektifitas pencatatan obat pada kartu stok dan
pelaporan.
Dengan selalu menerapkan nilai-nilai Dasar BerAKHLAK
disetiap tahapannya.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
51