BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biodiesel adalah bahan bakar minyak nabati hasil konversi trigliserida menjadi Biodiesel
diproduksi dari minyak nabati melalui transesterifikasi proses trigliserida dan membentuk FAME
(Fatty Acid Methyl Esther) atau FAEE (Fatty Acid Ethyl Esther). Di proses ini, trigliserida
diubah menjadi FAME atau FAEE dan gliserin oleh alkohol dan katalis basa kuat).
Transesterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dan gliserol dari trigliserin
(lemak/minyak) dengan bio-alkohol (methanol atau ethanol).

Menurut Nurjanah 2015, selain terbarukan, jika dibandingkan dengan solar berbahan
dasar minyak bumi, biodiesel memiliki banyak keunggulan yaitu biodegradable, tidak beracun
dan memiliki profil emisi pembakaran yang lebih disukai. Selain terbarukan, dibandingkan
dengan solar berbahan dasar minyak bumi, biodiesel memiliki banyak keunggulan antara lain
biodegradable, tidak beracun, dan memiliki profil emisi pembakaran yang lebih disukai.

Biasanya minyak sayur digunakan sebagai bahan baku biodiesel berasal dari minyak
sawit. Namun, biaya produksi yang tinggi menjadi kendala dalam mengkomersialkan biodiesel.
Oleh karena itu, diperlukanlah minyak nabati yang dapat meminimalisir kendala dengan biaya
produksi yang rendah.

Ada factor-faktor yang mepengaruhi proses trans-esterifikasi adalah konsentrasi katalis

basa dan panjang transesterifikasi waktu.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah

1. Berapa persen hasil biodiesel yang terbentuk menggunakan minyak jelantah dengan
katalis NaOH?
2. Bagaimana pengaruh waktu reaksi transesterifikasi terhadap hasil biodiesel?
3. Bagaimana uji performa bahan bakar biodiesel?
1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis biodiesel dari minyak jelantah dengan katalis
NaOH dengan variasi waktu reaksi transesterifikasi dan konsentrasi katalis basa.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan data ilmiah mengenai pengaruh
waktu terhadap biodiesel dari minyak jelantah dengan katalis NaOH.