Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita mampu menyusun
makalah ini yang Insya Allah dapat memberikan manfaat ke semua orang.
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Baginda kita,
Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
hingga zaman terang benderang ini, tanpa beliau dan tanpa izin Allah mungkin
kita tidak mungkin akan mengetahui tentang banyaknya ilmu pengetahuan baik
bersifat umum maupun religi.
Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Kewarganegaraan; Ibu Fadhilah Arfa Hasibuan, S. PdI., M. Hum., yang telah
membimbing kami dalam menyusun makalah ini dan tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada keluarga, serta rekan-rekan yang ikut mendukung
dalam penyusunan makalah ini.
Walaupun kami telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tapi
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasa, maupun materi yang disampaikan. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang Konsep Negara ini
dapat memberikan manfaat-manfaat bagi para pembacanya.
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1.Pengertian Konstitusi..........................................................................................3
2.2. Kedudukan Konstitusi.........................................................................................4
a) Nilai Normatif....................................................................................................4
b) Nilai Nominal....................................................................................................5
c) Nilai Semantik...................................................................................................5
2.3. Tujuan dan Fungsi Konstitusi.............................................................................5
2.4.Perubahan Konstitusi...........................................................................................7
2.5 Piagam Madinah Sebagai Konstitusi Pertama Di Dunia......................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Piagam Madinah dan UUD 1945 adalah dua dokumen penting dalam
sejarah konstitusi. Piagam Madinah adalah dokumen yang dibuat oleh Nabi
Muhammad SAW pada tahun 622 Masehi untuk mengatur hubungan antara
suku-suku Arab dan kaum Muslimin di Madinah[2]. Piagam Madinah dianggap
sebagai konstitusi pertama dalam sejarah Islam dan dianggap sebagai dokumen
penting dalam sejarah konstitusi[2].
Sementara itu, UUD 1945 adalah konstitusi Indonesia saat ini. UUD
1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan telah mengalami beberapa
perubahan sejak saat itu[1][4]. UUD 1945 mengatur struktur pemerintahan, hak
asasi manusia, dan sistem hukum di Indonesia[1].
Meskipun Piagam Madinah dan UUD 1945 berasal dari konteks sejarah
dan budaya yang berbeda, ada beberapa kesamaan antara keduanya. Keduanya
mengatur hubungan antara pemerintah dan rakyat, dan keduanya menekankan
pentingnya supremasi hukum[1][2]. Pasal 23 dan 42 dalam Piagam Madinah
dan pasal 23, 24, dan 27 dalam UUD 1945 menegaskan pentingnya supremasi
hukum[1].
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian konstitusi?
2. Bagaimana keddudukan konstitusi?
3. Apa tujuan, fungsi konstitusi?
4. Apa itu perubahan konstitusi?
5. Apa itu piagam Madinah sebagai konstitusi pertama di dunia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Konstitusi
Pengertian konstitusi pada masa pemerintahan-pemerintahan kuno
(ancien regime). Kedua, pengertian yang baru yaitu pengertian konstitusi
merrut tafsiran modern yakni sejak lahirnya dokumen konstitusi yang dikenal
dengan nama Virginia Bill of rights (1776). Hemat penulis, jauh sebelum
lahirnya konstitusi ini, di dunia Islam yaitu masa Rasulullah Muhammad SAW
telah lahir konstitusi pertama di dunia yang tertulis dan dijalankan oleh
warganegeranya yaitu "Piagam Madinah" (622 M). Akan dikaji pada
pembahasan berikutnya.
1
Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 68
3
2.2. Kedudukan Konstitusi
Konstitusi yang berlaku di dunia pada umumnya merupakan dokumen
atau hasil kodifikasi (dibukukan secara sistematis), yang secara umum berisi
hal-hal yang mendasar dari suatu negara yang berupa aturan-aturan dasar atau
norma-norma dasar yang digunakan sebagai pedoman pokok Negara.2
2
Meskipun demikian, untuk negara-negara tertentu masih memiliki konstitusi
yang tidak dikodifikasikan. Meskipun tidak berupa dokumen, konstitusi
tersebut efektif dijalankan oleh penyelenggara negara tidak tertulis atau disebut
dengan konvensi (convention) misalnya adalah Inggris dan Kanada, dll.
Pada hakikatnya konstitusi itu berisi tiga hal pokok, yaitu: a) adanya
jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya, b) ditetapkan
susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental, c) adanya
pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat funda-
mental.
2
Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 70
3 Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 71
4
Berikut ulasan Loewenstein berkaitan dengan nilai yang terkandung
dalam konstitusi yang akan terbentur dalam mengimplementasikannya
(Lemhannas, 2011), yaitu:43
a) Nilai Normatif. Hal ini diperoleh segenap rakyat suatu negara dan
diterimanya. Bagi mereka, konstitusi tersebut merupakan suatu kenyataan hidup
dalam arti sepenuhnya. Diperlukan secara efektif, artinya konstitusi benar-benar
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
c) Nilai Semantik. Dalam hal ini konstitusi hanya sekedar istilah saja. Meskipun
secara hukum konstinasi tetap berlaku, tetapi dalan kerystanya pelaksana selalu
dikaitkan dengan kepentingan pihak penguasa.
34
Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 72
5 Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 73
5
diskriminasi, Tapi, pada nyatanya warga Negara disarankan bahkan dituntut
hanya memiliki dua orang anak saja.54
56
Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 74
6
akan melakukan berbagai cara termasuk cara-cara yang melanggar HAM demi
memperoleh, menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan.
Sehingga dari tujuan dan fungsi tersebut konstituti memiliki peran yang
sangat strategis dalam mencapai dan meraih tujuan Negara, sebagaimana
menurut Lemhannas (2011) konstusi memiliki peran strategis berupa: a)
Menjaga kredibilitas dan efektivitas berbagai lembaga politik; b) Menjamin
kehidupan demokrasi dan public angagement; c) Menumbuhkan kepercayaan
masyarakat dalam rangka akuntabilitas badan-badan publik.8
6
7 Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 75
8 Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 76
7
2.4.Perubahan Konstitusi
Perubahan konstitusi atau biasa disebut dengan istilah Amandemen
bukanlah sesuatu yang dianggap tabu atau terlarang dalam kehidupan negara
yang demokratis. Perubahan merupakan sesuatu hal kehidupan dan sejarah.
Perkembangan kebutuhan dan pemikiran manusia yang selalu berubah
menuntut penyesuaian-penyesuaian suatu undang-undang yang merupakan
produk pemikiran manusia dalam kurun tertentu. Bahkan dalam kehidupan
beragama, manusia telah banyak melakukan perubahan-perubahan penafsiran
atas kitab suci agamanya yang sakral. Perubahan penafsiran atas kitab suci itu
bukanlah tergolong atas nama hukum Tuhan. Sebaliknya merupakan tindakan
kreatif manusia dalam rangka mencari jawaban-jawaban aktual agama terhadap
tuntutan dan perkembangan zaman.79
8
maka perintah amandemen UUD 45 ditujukan pada pasal tentang lembaga
kepresidenan. Adapuan pasal-pasal yang diubah pada perubahan yang pertama
ini adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2). Pasal 14, Pasal
15, Pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. (Selengkapnya lihat lampiran bab ini).
Sedangkam perubahan selanjutnya, berdasarkan Tap.MPR No. IX/MPR/ 1999
ditugaskan kepada Badan Pekerja MPR untuk melanjutkan perubahan UUD
1945. Perubahan atau amandemen ini diharapakan selesai dan disahkan dalam
Sidang Tahunan MPR pada tanggal 7-18 Agustus 2000.810
810
Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 79
11 Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 79
12 Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 80
9
Piagam Madinah dibuat sebagai Konstitusi (aturan tertulis) di Madinah
merupakan cita-cita mulia Nabi Muhammad ketika hijrah bersama kaum
muhajirin Mekkah ke Madinah dimaksudkan untuk menciptakan sanu tatanan
masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Hal inilah yang kemudian
mendorong Nabi Muhammad untuk menyusun sebuah dokumen yang disebut
sebagai Mis alMadinah, dari sinilah kemudian dikenal nama Piagam Madinah
Pagim tersebut juga menjadi dasar hukum bagi kehidupan bermasyarakat di
Madinah, untuk itu Piagam Madinah juga terkadang disebut sebagai Konstitusi
Madinah
Kedua hal inilah membuat masyarakat Madinah pada level yang sangat
membutuhkan perdamaian, nyatanya tidak ada satupun bangsa atau golongan
lain yang ingin mendamaikan kondisi ini (Khalil, 2001). Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Maimunah (2010) bahwa konflik terjadi disebabkan oleh
10
adanya perbedaan tujuan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian nilai-nilai dan
struktur sosial. 913
Data lain yang menguatkan bahwa Piagam Madinah disusun pada tahun
pertama Hijrah atau sebelum perang Badr adalah bahwa ketika posisi Nabi dan
umat Islam sebelum perang Badr semakin kuat, kaum Yahudi mulai
menunjukkan sikap permusuhan secara diam-diam. Tetapi karena mereka telah
membuat perjanjian damai dengan Nabi dan mereka merasa terikat dengannya,
mereka tidak berani mencetuskannya.
913
Wasiyem., Purba, Hamidah., Karima, Muhammad Kaulan. (2021). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship). Vol. 3.
Medan: Merdeka Kreasi Group hal 82
11
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, M. L. (2005). Konsep Negara dalam Perspektif Piagam Madinah dan Piagam Jakarta. Al-
Mawarid Journal of Islamic Law, 13, 26029.
12