Anda di halaman 1dari 8

CARA PENGUKURAN GARIS/BIDANG DAN SUDUT-SUDUT BERHUBUNGAN

DENGAN SKELETAL

(SNA0, SNB0, ANB0, NAPog0, MP:SN0, N SGn0)

PENDAHULUAN

Penggunaan pengukuran sefalometri yang paling luas adalah diagnosis ortodonsi.1 Pada saat
ini, analisis sefalometri dari pasien yang dirawat ortodontik merupakan suatu kebutuhan.
Metode analisis sefalometri radiografik antara lain dikemukakan oleh : Downs, Steiner,
Rickett, Tweed, Schwarz, McNamara dan lain-lain. Berdasarkan metode-metode tersebut
dapat diperoleh informasi mengenai morfologi dentoalveolar, skeletal dan jaringan lunak
pada tiga bidang yaitu sagital, transversal dan vertikal.3

Fotografi tidak dapat digunakan untuk melihat hubungan antara gigi-gigi, tulang rahang dan
struktur kraniofasial lain. Para ahli antropologi melakukan pengukuran tengkorak kering
untuk mengetahui lebih detail bentuk dan pola kraniofasial, akan tetapi hal ini banyak
kekurangan antara lain berhubungan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
tengkorak manusia hidup dan pengukuran intrakranial. Berdasarkan hal ini, maka Simon
memperkenalkan 2 sistem gnatostatik, yaitu metode yang mengorientasikan model studi
ortodontik pada bidang-bidang kranial untuk melihat hubungan gigi-gigi atas dan bawah
terhadap basis apikalis ditinjau dari struktur kraniofasial. Berdasar pengetahuan
antropometrik dan gnatostatik maka para ahli antropologi menyebutnya dengan kraniometrik
atau sefalometri radiografik. Sefalometri radiografik digunakan untuk mempelajari hubungan
gigi-gigi dan struktur tulang muka secara
ekstrakranial dan intrakranial.3

Gambaran sefalometri radiografik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1922 oleh Pacini.
Tahun 1931, Hofrath (Jerman) dan Broadbent (Amerika) dalam waktu bersamaan
menemukan teknik sefalometri yang telah terstandarisasi dengan menggunakan alat sinar-X
dan pemegang kepala yang dinamakan sefalostat atau sefalometer. Film yang dihasilkan dari
pemotretan kepala ini disebut sefalogram atau film kepala atau sefalometri sinar-X.
Sefalometri radiografik diperkenalkan dalam bidang ortodontik sekitar tahun 1930 an,
meskipun metode yang benar untuk aplikasi praktik ortodontik baru 20 tahun kemudian.
Beberapa tahun kemudian, metode analisis dikembangkan oleh beberapa pengarang.3
Pengukuran sefalometri secara luas digunakan dalam diagnosis dan rencana perawatan
ortodonti. Dari pengukuran sefalometri kita dapat mengetahui pertumbuhan kraniofasial,
mengetahui tipe fasial, merencanakan suatu perawatan ortodontik, dan mengevaluasi kasus-
kasus yang telah dirawat ortodontik.3 pada makalah ini akan dibahas pengukuran garis/
bidang dan sudut-sudut yang berhubungan dengan skeletal.

DIAGNOSIS SEFALOMETRIK (CEPHALOMETRIC DIAGNOSIS)


Sefalometrik adalah ilmu yang mempelajari pengukuran-pengukuran yang bersifat kuantitatif
terhadap bagian-bagian tertentu dari kepala untuk mendapatkan informasi tentang pola
kraniofasial. Alat ini digunakan untuk mempelajari pertumbuhan maksilofasial serta
perubahan bentuk wajah. Alat ini selain membantu dalam bidang orthodontik juga
membantu dalam bidang bedah mulut.1,2 Manfaat sefalometri radiografik adalah:1
1. Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial. Dengan membandingkan
sefalogram-sefalogram yang diambil dalam interval waktu yang berbeda, untuk
mengetahui arah pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial.
2. Diagnosis atau analisis kelainan kraniofasial. Untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab maloklusi (seperti ketidakseimbangan struktur tulang muka).
3. Mempelajari tipe fasial. Relasi rahang dan posisi gigi-gigi berhubungan erat dengan
tipe fasial. Ada 2 hal penting yaitu : (1) posisi maksila dalam arah antero-posterior
terhadap kranium dan (2) relasi mandibula terhadap maksila, sehingga akan
mempengaruhi bentuk profil : cembung, lurus atau cekung.
4. Merencanakan perawatan ortodontik. Analisis dan diagnosis yang didasarkan pada
perhitungan-perhitungan sefalometrik dapat diprakirakan hasil perawatan ortodontik
yang dilakukan.
5. Evaluasi kasus-kasus yang telah dirawat. Dengan membandingkan sefalogram yang
diambil sebelum, sewaktu dan sesudah perawatan ortodontik.
6. Analisis fungsional. Fungsi gerakan mandibula dapat diketahui dengan
membandingkan posisi kondilus pada sefalogram yang dibuat pada waktu mulut
terbuka dan posisi istirahat.
7. Penelitian
Diagnosis Sefalometrik (cephalometric diagnosis) adalah diagnosis mengenai oklusi gigi-
geligi yang ditetapkan berdasarkan atas data-data pemeriksaan dan pengukuran pada
sefalogram (Rontgen kepala).3
ANALISIS SEFALOMETRI
Analisis sefalometri diperlukan oleh klinisi untuk memperhitungkan hubungan fasial dan
dental dari pasien dan membandingkannya dengan morfologi fasial dan dental yang normal.
Analisis ini akan membantu klinisi dalam perawatan ortodontik ketika membuat diagnosis
dan rencana perawatan, serta melihat perubahan-perubahan selama perawatan dan setelah
perawatan ortodontik selesai.2

Pada saat ini, analisis sefalometri dari pasien yang dirawat ortodontik merupakan suatu
kebutuhan. Metode analisis sefalometri radiografik antara lain dikemukakan oleh : Downs,
Steiner, Rickett, Tweed, Schwarz, McNamara dan lain-lain. Berdasarkan metode-metode
tersebut dapat diperoleh informasi mengenai morfologi dentoalveolar, skeletal dan jaringan
lunak pada tiga bidang yaitu sagital, transversal dan vertikal.1

Analisis sefalometri sekarang semakin dibutuhkan untuk dapat mendiagnosis maloklusi dan
keadaan dentofasial secara lebih detil dan lebih teliti tentang:
 Pertumbuhan dan perkembangan serta kelainan kraniofasial
 Tipe muka / fasial baik jaringan keras maupun jaringan lunak
 Posisi gigi-gigi terhadap rahang
 Hubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap basis kranium
Diagnosis yang ditetapkan pada setiap tahap pemeriksaan disebut diagnosis sementara
(Tentative diagnosis), setelah semua data pemeriksaan lengkap dikumpulkan kemudian dapat
ditetapkan diagnosis finalnya (Final diagnosis) yang biasa disebut sebagai diagnosis dari
pasien yang dihadapi. Kadang-kadang jika kita masih ragu-ragu menetapkan suatu diagnosis
secara pasti atas dasar data-data pemeriksaan yang ada. Bisa pula diagnosis pasien ditetapkan
dengan disertai diagnosis alternatifnya yang disebut sebagai diferensial diagnosis.3
1. Analisis Simon : dengan menarik garis tegak lurus FHP melalui titik orbital (Or)
sampai memotong permukaan labial gigi kaninus atas pada sefalogram lateral (dalil
Simon), kemudian posisi maksila dan madibula dapat ditentukan seperti tersebut di
atas.
2. Analisis kecembungan profil Subtelny :
 Profill skeletal (sudut N-A-Pog) : Klas I : 174°, Klas II 178° , Klas III : 181°
 Profil Jar Lunak (sudut N-Sn-pog) : Klas I : 159° , Klas II 163° , Klas III :
168°
 Profil total jar lunak (sudut N-No-pog) : Klas I : 133° , Klas II 133° , Klas III :
139° (N/n= Nasion, A= Subspinale, Sn = subnasale, No = puncak hidung, Pog
= Pogonion)
3. Analisis Steiner dengan mengukur besar :
 Sudut SNA (normal 82°) , >82° maksila protrusif , < 820 maksila retrusif.
 Sudut SNB (normal 80°) , > 80°mandibula protrusif, < 800 mandibula retrusif.
 Sudut ANB, bila titik A di depan titik B (normal rata-rata 20)
klas I skeletal/ortognatik, bila titik A jauh didepan titik B (>>20/ positif).
klas II skeletal/ retrognatik, bila titik A jauh di belakang titik B (<<20/negatif )
klas III skeletal/prognatik

TANDA-TANDA PENTING PADA SEFALOMETRIK2


1. Titik jaringan keras
a. Sella (S): terletak di tengah dari outline fossa pituitary (sella turcica)
b. Nasion (N): terletak di bagian paling inferior dan paing anterior dari tulang frontal,
berdekatan dengan sutura frontonasalis.
c. Orbitale (Or): terletak pada titik paling inferior dari outline tulang orbital. Sering pada
gambaran radiografi terlihat outline tulang orbital kanan dan kiri. Untuk itu maka titik
orbitale dibuat di pertengahan dari titik orbitale kanan dan kiri.
d. Titik A (A): terletak pada bagian paling posterior dari bagian depan tulang maksila.
Biasanya dekat dengan apeks akar gigi insisif sentral atas.
e. Titik B (B): terletak pada titik paling posterior dari batas anterior mandibula, biasanya
dekat dengan apeks akar gigi insisif sentral bawah.
f. Pogonion (Pog): terletak pada bagian paling anterior dari dagu.
g. Gnathion (Gn): terletak pada outline dagu di pertengahan antara titik pogonion dan
menton.
h. Menton (Me): terletak bagian paling inferior dari dagu.
i. Articulare (Ar): terletak pada pertemuan batas inferior dari basis kranii dan permukaan
posterior dari kondilus mandibula.
j. Gonion (Go): terletak pada pertengahan dari sudut mandibula.
k. Porion (Po): terletak pada bagian paling superior dari ear rod (pada batas superior dari
meatus auditory external).
2. Titik jaringan lunak
a. Soft tissue glabella (G’): titik paling anterior dari bidang midsagital dari dahi.
b. Pronasale (Pr): titik paling depan dari ujung hidung.
c. Labrale superius (Ls): titik tengah di pinggir superior dari bibir atas.
d. Labrale inferius (Li): titik tengah di pinggir inferior dari bibir bawah.
e. Soft tissue pogonion (Pog’): titik paling anterior dari kontur jaringan lunak dagu.

3. Bidang-bidang sefalometrik
a. Frankfort horizontal: Po-Or
b. Sella-nasion: S-N
c. Facial: N-Pog
d. Mandibular: Go-Me
e. Ramus: diperoleh dari permukaan rata-rata dari permukaan inferior posterior ramus
mandibula, melalui titik articulare (Ar)

4. Sudut-sudut yang menggambarkan hubungan skeletal


a. SN-Pog: hubungan posisi anteroposterior dari dagu terhadap garis yang melalui basis
kranii anterior.
b. SNA: hubungan posisi anteroposterior dari basis apikal maksila terhadap garis yang
melalui basis kranii anterior.
c. SNB: hubungan posisi anteroposterior dari basis apikal mandibula terhadap garis yang
melalui basis kranii anterior.
d. ANB: hubungan posisi anteroposterior dari maksila terhadap posisi anteroposterior dari
mandibula. Maloklusi kelas II yang parah sering dihubungkan dengan nilai ANB yang
besar.
e. Sudut facial (N-Pog-FH): hubungan posisi anteroposterior dagu terhadap bidang
Frankfort horizontal.
f. FMA atau MP-FH: kemiringan sudut bidang mandibula terhadap bidang Frankfort
horizontal.
g. MP-SN: kemiringan sudut bidang mandibula terhadap bidang Frankfort horizontal.
PEMBAHASAN
Analisis sefalometri dibagi atas skeletal, dental dan komponen jaringan lunak. Pengukuran
skeletal digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara rahang dengan basis kranii.
Pengukuran dental menunjukkan hubungan satu gigi dan gigi lain dengan rahang dan kranii.
Sedangkan pengukuran profil jaringan lunak memperlihatkan keseluruhan profil jaringan
lunak, hubungan bibir, hidung, dagu dan jaringan lunak lainnya.

Pengukuran skeletal mencakup SN-Pog yaitu hubungan posisi anteroposterior dari dagu terhadap
garis yang melalui basis kranii anterior. SNAyaitu hubungan posisi anteroposterior dari basis apikal
maksila terhadap garis yang melalui basis kranii anterior. SNB yaitu hubungan posisi anteroposterior
dari basis apikal mandibula terhadap garis yang melalui basis kranii anterior. ANB yaitu hubungan
posisi anteroposterior dari maksila terhadap posisi anteroposterior dari mandibula. Maloklusi kelas II
yang parah sering dihubungkan dengan nilai ANB yang besar. Sudut facial (N-Pog-FH) yaitu
hubungan posisi anteroposterior dagu terhadap bidang Frankfort horizontal. FMA atau MP-FH yaitu
kemiringan sudut bidang mandibula terhadap bidang Frankfort horizontal. MP-SN yaitu kemiringan
sudut bidang mandibula terhadap bidang Frankfort horizontal.

Analisis sefalometri diperlukan oleh klinisi untuk memperhitungkan hubungan fasial dan dental dari
pasien dan membandingkannya dengan morfologi fasial dan dental yang normal. Analisis ini akan
membantu klinisi dalam perawatan ortodontik ketika membuat diagnosis dan rencana perawatan, serta
melihat perubahan-perubahan selama perawatan dan setelah perawatan ortodontik selesai.

DAFTAR PUSTAKA
1. Foster TD. Buku ajar ortodonsi. Alih bahasa Lilian Y. Ed 3. Jakarta: EGC, 1997: 76-
91.
2. Bishara SE. Textbook of orthodontics. Pennsylvania: W.B. Saunders Comp, 2001:
113-21.
3. Arwelli D, Hardjono S. pengukuran sudut bidang mandibula pada analisis sefalometri.
Maj ked gi 2008; 15(1): 55-60.

Anda mungkin juga menyukai